Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian pengadaan tanah


Pengertian pengadaaan tanah menurut Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005
tentang Pengadaan Tanh Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum adalah setiap kegiatan
untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi keapada yang melepaskan atau
menyerahkan tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda yang berkaita dengan tanah atau
dengan pencabutran Hak atas Tanah
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 yang menurut ketentuan dalam Pasal 1 pengertian
Pengadaan Tanah adalah setiap kegiatan yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan,
tanaman dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah
Perbedaan itu tampak, dimana didalam Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 disebutkan
tentang pencabutan Hak Atas Tanah, sedangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun
2006 tidak ada menyinggung mengenai Hak Atas Tanah, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tanah untuk kepentingan umum adalah suatu kegiatan yang diperbuat untuk mendapatkan tanah
melalui pelepasan atau penyerahan Hak Atas Tanah, bangunan, tanaman, aitau benda-benda yang
berkaotan dengan tanah dengan cara memberikan ganti rugi yang layak.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum, dalam Pasal 1 butir 2 menjelaskan bahwa pengadaan tanah adalah kegiatan
menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang
berhak.
Menurut Boedi Harsono, pengadaan tanah merupakan Perbuatan hukum yang berupa
melepaskan hubungan hukum yang semula ada antara pemegang hak dan tanahnya yang
diperlukan, dengan pemberian imbalan dalam bentuk uang, fasilitas atau lainnya, melalui
musyawarah utnuk mencapai kata sepakat antara empunya tanah dan pihak yang
memerlukannya.
Latar Belakang pengadaan tanah adalah meningkatnya pembangunan untuk kepentingan umum
yangg memerlukan tanah sehingga pengadaannya perlu dilakukan secara cepat dan transparan

dengan tetap memperhatikan prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah.
Pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan yang diatur dalam Keppres No: 55 tahun
1993 sudah tidak sesuai lagi sebagai landasan hukum dalam melaksanakan pembangunan untuk
kepentingan umum.
Adapun persyaratan pengadaan tanah antara lain:

Hanya dapat dilakukan apabila berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan
terlebih dahulu.

Apabila belum ditetapkan rencana tata ruang wilayah, didasarkan pada rencana ruang
wilayah atau kota yang telah ada.

Apabila tanah telah ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan pembangunan berdasarkan


surat keputusan penetapan lokasi yang ditetapkan Gubernur/ Walikota / Bupati, maka
bagi siapa saja yang akan melakukan pembelian tanah, terlebih dahulu harus memperoleh
persetujuan tertulis dari Bupati/ Wali kota atau Gubernur sesuai

2.Dasar hukum yang mengatur pengadaan tanah:


1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tantang Undang- Undang Pokok Agraria (UUPA).
2. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaaan Tanah bagi Pelaksanan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang dinyatakan tidak berlaku lagi dengan
dikeluarkanya
3. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, yang telah disempurnakan oleh Peraturan
Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36
Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 jo Nomor 36 Tahun 2006
hanya mengatur mekanisme pengadaaan tanah dan tidak digunakan untuk melakakukan
Hak Atas Tanah yang pada hakikatnya merupakan subtansi undang-undang.
4. Peraturan Menteri Agraria/Kepala BBPN Nomor 1 Tahun 1994 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993. Peraturan Menteri

Agraria/Kepala BPN Nomr 1 Tahun 1994 ini masih digunakan sebagai pediman
pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembagunan untuk kepentingan umum karena hingga
saat ini belum ada peraturan pelaksana dari Peraturan Presdien Nomor 65 Tahun 2006.
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 Tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan
Benda-Benda Yang Ada Di Atasnya
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1973 tentang Acara Penetapan Ganti Kerugian
oleh Pengadilan Tinggi Sehubungan Dengan Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan
Benda-Benda Yang Ada Diatasnya
7. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1973 tentang Pelaksanaan Pencabutan Hak-Hak Atas
Tanah dan Benda-benda yang ada diatasnya
8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
10. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah
3.Prinsip-prinsip pengadaan tanah
Implemetasi pengadaan tanah perlu memerhatikan beberapa prinsip (asas) sebagaimana tersirat
dalam peraturan perundang-undangan dan ketentuan terkait yang mengaturnya. Prinsip-prinsip
tersebut adalah
1. Penguasaan dan penggunaan tanah oleh siapa pun dan untuk keperluan apa pun harus ada
landasan haknya.
2. Semua hak atas tanah secara langsung maupun tidak langsung bersumber pada hak
bangsa
3. Cara untuk memperoleh tanah yang sudah dihaki oleh seseorang/badan hukum harus
melalui kata sepakat antarpihak yang bersangkutan
4. Dalam keadaan yang memaksa, artinya jalan lain yang ditempuh agar maka presiden
memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan hak, tanpa persetujuan subyek hak
menurut UU Nomor 20 Tahun 1961.

Penerapan prinsip-prinsip dalam pengadaan tanah, diatur dalam peraturan perundang-undangan


dalam Perpres Nomor 71 Tahun 2012, Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 4 yaitu:
1. Setiap Instansi yang memerlukan tanah bagi Pembangunan Untuk kepentingan umum
membuat rencana Pengadaan Tanah yang didasarkan pada rencana tata ruang wilayah dan
Prioritas Pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah,
Rencana Strategis dan Rencana Kerja Pemerintaj Instansi yang bersangkutan
2. Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 huruf a,
didasarkan atas Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, Kabuaten/Kota
4.Pengadaan tanah untuk kepentingan umum
Kepentingan umum adalah termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama
rakyat, dengan memperlihatkan segi-segi sosial, politik, psikologis dan hankamna atas dasar
asas-asas pembangunan nasional dengan mengindahkan ketahanan nasional serta wawasan
nusantara.
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 menyebutkan kepentingan umum berupa:
1. Jalan umum dan jalan tol, rel kereta api (di atas tanah, dir yang atas tanah ataupun di
2.
3.
4.
5.

ruang bawah tanah), saluran air minum/air bersih, saluran pembuangan air dan sanitasi
Waduk, bendungan irigasi, dan bangunan pengairan lainnya;
Pelabuhan, Bandar udara, Stasiun Kereta Api dan Terminal
Fasilitas Pembuangan Sampah
Fasilitas keselamatan umum seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar,dan

lain-lain bencana
6. Cagar alam dan cagar budaya
7. Pembangkit, transmisi, distribusi tenaga listrik
5.Pembebasan dan pelepasan hak tanah
Dalam melakukan pembebasan tanah dan pelepasan hak atas tanah demi pembangunan yang
dilakukan pemeritah yang berlandaskan atas fungsi sosial tentuya dilakukan dengan beberapa
cara. Dalam Hukum Tanah Nasional menyediakan cara memperoleh tanah dengan melihat
keadaan sebagai berikut:

1. Status tanah yang tersedia, tanahnya merupakan tanah negara atau tanah hak
2. Apabila tanah hak, apakah pemegang haknya bersedia atau tidak menyerahkan
hak atas tanahnya tersebut
3. Apabila pemegang hak bersedia menyerahkan atau memindahkan haknya, apakah
yang memerlukan tanh memenuhi syarat sebaai pemegang hak atas tanah yang
bersangkutan atau tidak memenuhi syarat
Pelepasan hak tanah adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara pemegangan hak atas
tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti rugi atas dasar musyawarah.
Cara memperoleh tanah dengan pelepasan hak atas tanah ini ditempuh apabila yang
membutuhkan tanah tidak memenihi syarat sebagai pemegang hak atas tanah
Berdasarkan Pepres Nomor 65 Tahun 2006 Pasal 1 angka 3, yaitu Pengadaan tanah adalah
setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang
mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau
menyerahkan tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.
Jadi pengadaaan tanah dilakukan dengan cara pelepasan atau penyerahaan hak atas tanah dengan
pemberian ganti rugi kepada pemegang haknya atau yang melepaskanya. Dalam UU No.2 Tahun
2012 dalam Pasal 1 angka 9 menjelaskan bahwa Pelepasan Hak adalah kegiatan pemutusan
hubungan hukum dari pihak yang berhak kepada negara melalui Lembaga Pertanahan.
Kemudian didalam Perpres Nomor 71 Tahun 2012 dalam Pasal 1 angka 9 , yaitu Pelepasan hak
adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum dari pihak yang berhak kepada negara melalui
BPN

Anda mungkin juga menyukai

  • C0ntoh PPJB
    C0ntoh PPJB
    Dokumen14 halaman
    C0ntoh PPJB
    Dianta Yudi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Contoh AJB
    Contoh AJB
    Dokumen6 halaman
    Contoh AJB
    Dianta Yudi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Contoh AJB
    Contoh AJB
    Dokumen6 halaman
    Contoh AJB
    Dianta Yudi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Perusahaan PT
    Perusahaan PT
    Dokumen10 halaman
    Perusahaan PT
    Dianta Yudi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Orek Orek Hukum Perikatan
    Orek Orek Hukum Perikatan
    Dokumen1 halaman
    Orek Orek Hukum Perikatan
    Dianta Yudi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Administrasi Rev 1
    Administrasi Rev 1
    Dokumen12 halaman
    Administrasi Rev 1
    Dianta Yudi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Administrasi Rev 1
    Administrasi Rev 1
    Dokumen12 halaman
    Administrasi Rev 1
    Dianta Yudi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Merger Dan Akuisisi
    Pengertian Merger Dan Akuisisi
    Dokumen11 halaman
    Pengertian Merger Dan Akuisisi
    Dianta Yudi Pratama
    Belum ada peringkat
  • PPJB Dan Ajb
    PPJB Dan Ajb
    Dokumen2 halaman
    PPJB Dan Ajb
    Dianta Yudi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Hukum Adat
    Hukum Adat
    Dokumen16 halaman
    Hukum Adat
    Dianta Yudi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Gender Dalam Hukum
     Gender Dalam Hukum
    Dokumen4 halaman
    Gender Dalam Hukum
    Dianta Yudi Pratama
    100% (1)
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen11 halaman
    Bab Iv
    Dianta Yudi Pratama
    Belum ada peringkat
  • 124 Trias Politica
    124 Trias Politica
    Dokumen4 halaman
    124 Trias Politica
    Rocky Marbun
    Belum ada peringkat
  • Gender Dan Permasalahannya
    Gender Dan Permasalahannya
    Dokumen14 halaman
    Gender Dan Permasalahannya
    Yonathan Andik Rosyadi
    Belum ada peringkat
  • Shelly
    Shelly
    Dokumen94 halaman
    Shelly
    dhen_raihan_69
    Belum ada peringkat