Anda di halaman 1dari 1

mekanisme pengikatan perjanjian kredit bank mulai dari APHI sampai terbilang akta Notaris

Mekanisme pengikatan kredit dimulai dari Perjanjian Kredit. Perjanjian kredit merupakan
perjanjian baku dan tidak dapat diubah formatnya. Dalam perjanjian kredit, kreditur sebagai
pihak pertama dan debitur sebagai pihak kedua dengan berisikan biodata masing-masing pihak,
dimana inti dari perjanjian kredit berupa pinjaman sejumlah uang dari kreditur untuk debitur
dengan jangka waktu tertentu, jumlah pinjaman, besar bunga, administrasi dan tanggal jatuh
tempo pembayaran setiap bulannya dengan jaminan berupa objek benda tak bergerak.
Selanjutnya dibuatkan akta pengakuan hutang dihadapan notaris dengan ditanda tangani oleh
para pihak dimana isi dari akta tersebut berupa pengakuan hutang pihak debitur berisi sejumlah
besaran kredit yang dipinjamnya sebagaimana isi dari Perjanjian kredit tersebut. Tahap
selanjutnya apabila perjanjian kredit dan pengakuan hutang sudah ditanda tangani, dilanjutkan
dengan penanda tanganan Akta Pembebanan Hak Tanggungan oleh pemilik jaminan tersebut.
Apabila debitur sendiri yang menjadi pemilik jaminan maka ditandatangani oleh debitur itu
sendiri. Jika Sertifikat yang hendak dijaminkan masih dalam proses pengurusan di Badan
Pertanahan, baik balik nama maupun peningkatan hak, maka sebelum dibuat APHT akan dibuat
SKMHT (Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan).

Anda mungkin juga menyukai