Pembimbing :
dr. Hendryk Kwandang M.Kes
dr. Benidiktus Setyo Untoro
Pendahuluan
BPH Histopatologis
70% > 60 th
Laporan Kasus
Identitas
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Agama/Suku
Alamat
Tanggal pemeriksaan
No. RM
: Tn. M
: 82 tahun.
: Laki-laki.
: Islam/Jawa.
: Tirtoyudo
: 18 Desember 2015
: 389790
Anamnesa
Autoanamnesa (18 Desember 2015) pk: 10:30 di Ruang Poli Bedah
Umum
Keluhan Utama : BAK menetes
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poli dengan keluhan
BAK menetes sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya, pada 2 bulan
terakhir ini, pasien harus menunggu dan mengedan ketika memulai
kencing, kadang-kadang pancaran kencingnya melemah tidak seperti
biasanya, dan kencingnya terputus-putus di pertengahan sewaktu
kencing. Pasien mengatakan kencingnya menetes pada waktu akhir
kencing dan merasakan kencingnya tidak tuntas. Selain itu pasien
juga mengeluhkan sulit tidur karena harus bangun untuk BAK kurang
lebih sebanyak 3-4 kali dalam semalam. Nyeri ketika kencing
disangkal.
Anamnesa
Pasien mengatakan 4 hari sebelum ke poli, keluhan dirasakan semakin
memberat sampai kencingnya hampir tidak bisa keluar, hanya menetes saja.
Akhirnya, pasien datang ke UGD di pasang selang kencing. Warna kencing
kuning pekat. Kencing tidak berwarna merah dan kencing tidak keluar batu
atau butir-butir pasir. Pasien tidak mengeluhkan badannya panas, mual -,
muntah -. Tidak merasakan nyeri pada pinggang. BAB dalam batas normal.
Pasien datang ke poli dalam keadaan terpasang selang kateter selama 4 hari.
Anamnesa
Riwayat Keluarga.
Tidak ditemukan riwayat keluarga dengan keluhan yang sama, riwayat DM
dalam keluarga disangkal, riwayat Hipertesi dalam keluarga disangkal
Riwayat Pengobatan.
Empat hari sebelum ke poli, pasien telah datang ke UGD karena tidak bisa
kecing (hanya menetes) dan di pasang kateter dan diberikan obat tetapi
pasien lupa nama obatnya, dan di arahkan untuk ke poli bedah.
Pemeriksaan Fisik
Tampak sakit sedang
GCS 456
Tax : 35,5 0C
TD=160/60 mmHg
PR = 72x/m reguler
RR = 22 x/m
Kepala
Leher
Dada
Jantung
Pulmo
Symetric
SF D=S
Perc. + |+
v|v
Rh -|-
Wh -|-
+ |+
v|v
-|-
-|-
+|+
v|v
-|-
-|-
Abdomen
flat,soefl, BU + normal , liver span 8 cm. troube space thympani, Shifting dullness -
Extremities
Status Urologis
Regio Costovertebralis
Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, tanda radang tidak ada,
hematom tidak ada, alignment tulang belakang normal, gibbus tidak
ada, tidak tampak massa tumor.
Palpasi : Tidak teraba massa tumor, ballotemen ginjal tidak teraba,
nyeri tekan (-)
Perkusi : Nyeri ketok -| Regio Suprapubic
Inspeksi : warna kulit sama dengan sekitar, tidak tampak massa ,
hematom tidak ada, edema tidak ada
Palpasi : Nyeri tekan (-) , buli-buli teraba (-).
Status Urologis
Regio Genitalia Eksterna
Inspeksi : Tampak penis tersirkumsisi, OUE pada gland penis dna
terpasang kateter, tanda radang (-), skrotum tampak normal,
hematom (-) , edema (-)
Palpasi : Pada penis tidak teraba massa tumor, tidak nyeri tekan. Pada
skrotum teraba dua buah testis, kesan normal, massa tumor tidak ada,
nyeri tekan tidak ada
Digital Rectal Examination
Tonus Sphincter Ani BCR(+) Normal
Mukosa Rectum : Licin, Massa (-)
Prostat : Prostat membesar, sulkus medianus datar, pole atas tidak
dapat teraba. Konsistensi kenyal, permukaan rata, tidak teraba nodul.
Nyeri tekan (-)
Saat Jari Dikeluarkan, pada Handschoen: Lendir (-), darah (-), Feces (-)
Kesan: pembesaran prostat, tidak terdapat nodul.
Diagnosis :
Diagnosis Kerja
: Benign Prostat Hyperplasia (BPH)
Rencana diagnosis
: USG Abdomen
Rencana Terapi : Rencana Edukasi :
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita, rencana
pemeriksaan, dan rencana terapi yang akan dilakukan.
Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
Menjelaskan kemungkinan perkembangan penyakit dan pentingnya
kerjasama pasien dalam pelaksanaan tindakan medis dan pengobatan.
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Definisi
Epidemiologi
BPH hampir tidak pernah terjadi pada usia di bawah 30 tahun,
namun 90% terjadi pada usia 80 tahun. Banyak penelitian
menggunakan metode pengukuran volume prostate dengan
menggunakan USG.
Terdapat variasi volume prostat pada beberapa studi, namun
seiring berjalannya usia peningkatan volume prostat juga ikut
meningkat secara signifikan. Pada usia 30 tahun rata-rata volume
prostat adalah 25 cm3 dan pada usia 70 tahun meningkat
menjadi 45 cm3
Etiologi
teori dihidrotestosteron
ketidakseimbangan
antara esterogen dan
testosterone
berkurangnya kematian
sel (apoptosis),
Patofisiologi
Hiperplasia Prostat
penyempitan lumen uretra posterior
Peningkatan tekanan intravesikal
Buli Buli
-Hipertrofi otot detrusor
-trabekulasi
-selula
-divertikel buli-buli
Manifestasi Klinis
LUTS
Frequency : keinginan berkemih yang sering, termasuk malam
hari (nokturia), biasanya pasien hanya berkemih sedikit-sedikit.
Urgency : perasaan tiba-tiba ingin berkemih yang tidak bisa
terkontrol
Hesitancy : perasaan sulit atau ragu untuk memulai berkemih
Incomplete emptying : merasa masih ada sisa urin yang tidak
bisa dikeluarkan
Straining : mengejan saat berkemih
Pancaran urin yang lemah
Post voiding dribbling : adanya urin yang menetes pada akhir
berkemih karena pancaran yang lemah
IPSS
Pemeriksaan Fisik
Evaluasi DRE
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Sedimen urin
Kultur urin
Faal ginjal
Gula darah
Penanda tumor PSA (prostat spesifik antigen)
Patologi Anatomi
Pemeriksaan Penunjang
Pencitraan
Foto polos
Pemeriksaan ultrasonografi transrektal (TRUS)
Sistoskopi
Ultrasonografi trans abdominal
Pemeriksaan Lain
Residual Urin
Pancaran Urin
INITIAL ASSESSMENT
Tatalaksana
Medical history
Physical Examination, DRE
Urinalysis
RFT
PSA
Voiding diary
MODERATE SEVERE
ASSOCIATED WITH
Suspicious DRE
PSA abnormal
Hematuria
Pain
Neurological abnormal
Palpable bladder
RFT abnormal
Watchfull waiting
Medical Treatment
REFER TO
UROLOGIST
Medikamentosa
Pembedahan
Invasif
Minimal
Menunggu
(Watchfull
waiting)
Penghambat
adrenergic Alfa
Penghambat
Reduktase Alfa
Prostatektomi
TUMT
terbuka
TUBD
Endourologi :
Stent
TUR P
Fitoterapi
TUIP
Hormonal
TULP
Elektrovaporasi
Uretra
TUNA
Pembahasan
Pembahasan
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis BPH. Penegakan diagnosa ini
didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari hasil anamnesis, keluhan utama BAK menetes sejak 2 minggu
yang lalu. Dua bulan terakhir ini, pasien harus menunggu dan
mengedan ketika memulai kencing, kadang-kadang pancaran
kencingnya melemah tidak seperti biasanya, dan kencingnya
terputus-putus di pertengahan sewaktu kencing. Pasien
mengatakan kencingnya menetes pada waktu akhir kencing dan
merasakan kencingnya tidak tuntas. Selain itu pasien juga
mengeluhkan sulit tidur karena harus bangun untuk BAK kurang
lebih sebanyak 3-4 kali dalam semalam. Nyeri ketika kencing
disangkal.Pasien mengatakan 4 hari sebelumnya pasien tidak bisa
kencing pasien datang ke UGD di pasang selang kencing.
Pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini dan tidak pernah
dirawat di rumah sakit sebelumnya. Tidak ditemukan riwayat
keluarga dengan keluhan yang sama.
Thank You