Anda di halaman 1dari 16

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada
manusia dan diperkirakan prevalensnya lebih dari satu miliar di seluruh dunia. Meskipun
demikian angka kejadian hipertensi pada anak belum diketahui dengan pasti. Salah satu
laporan menunjukkan bahwa prevalens hipertensi pada anak adalah 1%. Akhir akhir ini
dilaporkan bahwa prevalens hipertensi pada anak, khususnya usia sekolah, mengalami
peningkatan. Hal ini mungkin disebabkan meningkatnya prevalens obesitas pada
kelompok usia tersebut.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi atas primer (esensial) dan sekunder .
Penyebab hipertensi pada anak, terutama masa preadolesens, umumnya adalah sekunder .
Di antara penyebab sekunder tersebut, penyakit parenkim ginjal merupakan bentuk yang
paling banyak ditemukan (60-70%). Memasuki usia remaja, penyebab tersering hipertensi
adalah primer , yaitu sekitar 85-95%.
Pada umumnya hipertensi yang bersifat akut dan berat pada anak, terutama usia
sekolah, disebabkan oleh glomerulonefritis, sedangkan hipertensi kronik terutama
disebabkan oleh penyakit parenkim ginjal. Bayi muda dalam keadaan hipertensi akut
dapat menunjukkan gejala payah jantung kongestif . Setelah masa bayi, hipertensi
biasanya bersifat asimtomatik. Penderita dengan hipertensi berat dapat menunjukkan
gejala nyeri kepala, gangguan penglihatan, perdarahan hidung, dan nausea.
Hipertensi pada anak harus mendapat perhatian yang serius, karena bila tidak
ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menetap hingga dewasa. Agar hipertensi dapat
dideteksi sedini mungkin sehingga dapat ditangani secara tepat, maka pemeriksaan
tekanan darah yang cermat harus dilakukan secara berkala setiap tahun setelah anak
berusia tiga tahun.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam penulisan
ilmiah dibidang kedokteran khususnya mengenai Hipertensi pada anak.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
1. Hipertensi : Nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolik lebih dari persentil
ke 95 berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tinggi badan pada pengukuran sebanyak 3
kali atau lebih
2. Prehipertensi : nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolik antara persentil
ke 90 dan 95
2.2 Klasifikasi hipertensi
Klasifikasi hipertensi pada anak usia 1 tahun atau lebih dan usia remaja
1. Tekanan darah normal : tekanan sistolik dan diastolik dibawah persentil 90
2. Pra-hipertensi ( pre-hypertension ) : tekanan darah sistolik atau diastolik lebih tinggi
atau sama dengan persentil 90 tetapi lebih rendah daripada persentil 95 atau tekanan
darah 120/80 mmHg atau lebih rendah daripada persentil 95 atau tekanan darah
120/80 mmHg atau lebih pada remaja.
3. Hipertensi : tekanan darah sistolik atau diastolik lebih tinggi atau sama dengan
persentil 95
4. Hipertensi stadium 1: tekanan sistolik atau diastolik berada antara persentil 95 sampai
persentil 95+5 mmHg
5. Hipertensi stadium 2 : tekanan darah sistolik atau diastolik di atas persentil 99+5
mmHg
Hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Hipertensi Primer ( esensial )
a. Pada anak sekolah yang lebih tua dan remaja
b. 85-95 % memasuki usia remaja
c. Penyebab :
- Multifaktor
- Obesitas
- Riwayat keluarga hipertensi
- Tekanan darah selalu pada atau sedikit diatas persentil ke 95 terhadap usia
- Perubahan genetik pada transport calcium dan natrium
- Reaktivitas otot pembuluh darah
- Sistem reninangiotensin
- Over aktivitas / sistem syaraf simpatik
- Resisten insulin
2. Hipertensi Sekunder
a. Pada bayi dan anak-anak yang muda
b. Menunjukan adanya proses penyakit yang mendasari
c. Biasanya simptomatik dan berat
d. Penyebab :

- Kelainan ginjal
- Kelainan endokrin
- Penyakit jantung
- Kelainan sistem saraf pusat
Kelainan ginjal 90% penyebab hipertensi sekunder dengan 80% renoparenkim dan
10% renovaskuler.
Tabel 1. Penyebab Hipertensi menurut kelompok umur
Kelompok umur
Bayi

Penyebab
Penyakit renovaskular, kelainan kongenital ginjal, koarktasio aorta,

1-10 tahun
10-20 tahun

displasia bronkopulmoner
Penyakit parenkim ginjal, koarktasio aorta, penyakit renovaskular
Penyakit parenkim ginjal, penyakit renovaskular, hipertensi esensial

2.3 Evaluasi penderita hipertensi


1. Evaluasi Awal
a. Anamnesis terhadap pasien dan keluarga
b. Pemeriksaan fisik
c. Darah lengkap, elektrolit serum, asam urat, uji fungsi ginjal, lemak darah,
urinalisis / kultur, USG

2. Evaluasi Tambahan
a. Ekokardiografi
b. USG dopler pada arteri ginjal
c. Sidik nuklir ( DMSA, DTPA )
d. T3, T4, TSH serum
e. Katekolamin urin
f. Aldosteron plasma
g. Aktivitas renin plasma
h. Arteriografi ginjal

2.4 Pengobatan
1. NON Farmakologis
a. Anak dan remaja yang mengalami prehipertensi atau hipertensi tingkat 1
dianjurkan untuk mengubah gaya hidupnya
b. Tahap awal hipertensi pada anak mencakup penurunan berat badan, diet rendah
lemak dan garam, olahraga secara teratur, menghentikan rokok dan kebiasaan
minum alkohol.
c. Memperbanyak makan sayur dan buah-buahan

d. Diet rendah garam : 1,2 gr/hr pada anak usia 4-8 tahun dan 1,5 gr/hari pada anak
lebih besar
2. Farmakologis
Indikasi
a. Hipertensi simtomatik
b. Kerusakan organ target seperti retinopati, hipertrofi ventrikel kiri, proteinuria
c. Hipertensi sekunder
d. Diabetes melitus
e. Hipertensi tingkat 1 yang tidak respon dengan perubahan gaya hidup
f. Hipertensi tingkat 2
Tabel 2. Recomemended doses for selected antihypertensive for use in hyperntensive children
Jenis Obat
Aldosteron

Nama Obat
eplerenone

Dosis
25 mg/day

Reseptor antagonis
Angiotensin

spironolactone
Benazepril

1 mgkg-1day-1
O,2 mg-kg-1day-1

Converting

Captopril

0,3-0,5 mg/kg/dose

enzyme inhibitors

Enalapril

0,08 mg-kg-1day-1

Fosinopril

0,1 mg-kg-1day-1 up to 10 mg/day

Lisinopril

0,07 mg-kg-1day-1 up to 5 mg/day

Quinapril
Candesartan

5-10 mg/day
1-6 yr, 0,2 mg-kg-1day-1, 6,7 yr <50 kg 4-8

Angiotensin
receptor blockers

mg once daily >50 kg 8-16 mg


Losartan

0,75 mg-kg-1day-1 up to 50 mg/day

Olmesartan

20 to <35 kg 10 mg

Valsatran
adrenergic Atenolol

antagonis

Ca channel blocker

Central -agonist
Vasodilator

6-17 yr, 1,3 mg/kg/day up to 40 mg/day


0,5-1 mg/kg/hari. 1-2 x sehari

Propanolol

1 mg-kg/day

Bisoprolol/HCTZ

0,04 mg-kg/day up to 2,5/6,25 mg/day

Metoprolol
Amplodipin

1-2 mg/kg/day
0,06 mg-kg/day

Felodipine

2,5 mg/day

Isradipine

0,05-0,15 mg/kg/dose

Extended-release

0,25-0,5 mg-kg/day

nifedipine
clonidine
Hydralazine

5-10 g/kg/day
0,25 mg/kg/dose

minoxidil

0,1-0,2 mg/kg/day

Diuretics

Amiloride

5-10 mg/day

Chlorthalidone

0,3 mg-kg/day

Furosemide

0,5-2,0 mg/kg/dose

HCTZ

0,5-1 mg-kg/day

Tabel 3. Antihypertensive drugs for management of severe hypertension in children 1-17yr


Jenis obat
Nama obat

adrenergic Esmolol

Dosis
100-500 g/kg/min

blockers
Ca
channel Nicardipine

Bolus: 30 mcg/kg up to 2mg/dose

blocker
Direct vasodilator hydralazine

and
Labetol

Iv: 0,5-4g/kg/min
0,2-0,6 mg/kg/dose
Bolus 0,20-1,0 mg/kg/dose up to 40 mg/dose

adrenergic

Iv : 0,25-3,0 mg/kg/hr

blocker
Direct vasodilator Sodium nitroprusside

0,5-10g/kg/min

2.5 Krisis hipertensi

Krisis Hipertensi

1. Hipertensi Emergensi
2. Hipertensi urgensi

Krisis hipertensi
1. Tekanan sistolik lebih dari 180 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg,
atau tekanan yang meningkat dengan progresif
2.terdapat komplikasi susunan saraf pusat dengan nyeri kepala hebat, muntah, iritabilitas,
kesadaran menurun, kejang, edema papil, perdarahan atau eksudat retina
3. gagal jantung atau edema paru
A. Hipertensi emergensi

Peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolik yang telah atau dalam proses
mengalami kerusakan organ target yaitu otak, jantung, ginjal atau mata
Tata laksana hipertensi emergensi
1. Hitung perbedaan antara tekanan darah saat itu dengan tekanan darah persentil 95
sesuai umur, jenis kelamin dan tinggi pasien
2. Turunkan tekanan darah 25-30% dalam 6 jam pertama selanjutnya 25-30% dalam 2436 jam. Selebihnya dalam 48-72 jam
3. Dalam literatur dianjurkan labetalol, nitroprusid, nicardipin. Obat lain yang dapat
dipakai adalah diazoxid, hidralazin, klonidin, enalapril. Satu-satunya obat oral yang
dapat dipakai adalah nifedipin.
B. Hipertensi urgensi : peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolik yang belum
menyebabkan kerusakan organ target otak, jantung, ginjal atau mata. Biasanya bergejala
sakit kepala dan muntah namun dapat progresif menjadi hipertensi emergensi.
Tata laksana hipertensi urgensi
1. Tekanan darah dapat diturunkan lebih perlahan-lahan yaitu 25% dalam 12-24 jam
2. Mempergunakan obat antihipertensi oral seperti pada hipertensi emergensi
3. Perlu observasi ketat karena dapat progresif menjadi hipertensi emergensi bila tidak
diturunkan dalam 12-24 jam
Tabel 4. Obat-obat antihipertensi untuk penanggulangan krisis hipertensi
Obat

Cara

Dosis awal

Respon

Lamanya

Efek

awal

respon

samping/komenta

50 mg/l dalam segera

Selama

r
Membutuhkan

nitroprusid

D5%

infus

pengawasan terus

(5g/kg/menit

menerus,

atau

keracunan

pemberian
Sodium

Infus

Labetalol

Infus

Diazoxid

IV

0,01-0,16

ml/kg/menit
1-3 mg/kg/jam
cepat 2-5

segera

mg/kg 3-5 menit

Selama

tiosianat
Bradikardia

infus
4-24 jam

Nausea,

resiko

(1-2

dalam 30 menit

hiperglikemia,

menit)

respons

retensi natrium

(-)

Hidralazin
Klonidin

ulangi
IV atau IM 0,1-0,2 mg/kg
Infus

2-6 jam

Takikardia,

menit
0,002 mg/kg/8 segera

Beberapa

kepala, flushing
Mengantuk, mulut

jam 12 gtt/i .

jam

kering, hipertensi

dosis

10-30

bisa

sakit

rebound

ditingkatkan
Reserpin

IM

sampai 36 gtt/i
0,007
mg/kg 1,5-3 jam

2-12 jam

maks 2,5 mg

Hidung
tersumbat,
respons lambat

Secara skematis langkah-langkah pendekatan pengobatan farmakologis pada anak dengan


hipertensi :
Langkah 1.

Diuretik, mulai
dengan dosis
minimal

Atau

Penghambat adrenergik
(alpha atau beta) mulai
dengan dosis minimal

Jika diperlukan, dosis dapat dinaikkan


Sampai mencapai dosis maksimal
Tekanan Darah Tidak Turun
Langkah 2.

Tambahkan atau
ganti dengan
penghambat

Atau

Tambahkan atau ganti


dengan diuretik ( tiazid )

Lanjutkan sampai mencapai dosis maksimal

Tekanan darah tidak turun

Langkah 3

Tambahkan
golongan
vasodilator

Atau

Rujuk kepada
Sp.A(K)
nefrologi

Gambar 1. Langkah-langkah pendekatan pengobatan hipertensi

STEP 1

Begin with the recommended initial dose of


desired medication

If BP control is not achieved

STEP 2

Increase dose until desired BP target is


reached, or maximum dose is reached

If BP control is not achieved

STEP 3

Add a second medication with a


complementary mechanism of action

Proceed to highest recommended dose if necessary and desirable

If BP control is not achieved

STEP 4

Add a third
antihypertensive
drug of a
different class

OR

Consult a physician
experienced in treating
childhood and
adolescent hypertension

Gambar 2. Step down terapi antihipertensi

Lampiran 1
Persentil ke-95 tekanan darah anak dan remaja menurut usia dan jenis kelamin pada
persentil tinggi badan ke-5,50, dan 95.
Dikutip dari The fourth report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure
in children and adolescent

10

Lampiran 2
Tabel Tekanan darah anak laki laki berdasarkan usia dan persentil tinggi badan
Dikutip dari The fourth report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure
in children and adolescent

11

Lampiran 3
Tabel Tekanan darah anak perempuan berdasarkan usia dan persentil tinggi badan
Dikutip dari The fourth report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure
in children and adolescent

12

Lampiran 4
Pada bayi usia 0-12 bulan, digunakan kurva tekanan darah berdasarkan jenis kelamin
sebagai berikut:

13

Lampiran 5
Penatalaksanaan Hipertensi pada anak

14

Dikutip dari dari Luma GB, Spiotta RT

BAB 3

15

KESIMPULAN
Hipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolik lebih dari
persentil ke-95 berdasarkan jenis kelamin, usia, tinggi badan pada pengukuran sebanyak tiga
kali atau lebih. Hipertensi stadium 1 didefinisikan bila tekanan darah sistolik dan atau
diastolik lebih dari persentil ke-95 sampai persentil ke-99 ditambah 5 mmHg, sedangkan
hipertensi stadium 2 bila tekanan darah lebih persentil ke-99 ditambah 5 mmHg.

DAFTAR PUSTAKA

16

1. Kliegman, Stanton. St Geme, Schor. Nelson Texbook of Pediatri, vol-2. Edisi ke-20.
Hypertension sistemic. Philadelphia, 2015, hal: 2294
2. Sastroasmoro S, Madiyono B. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta: Ikatan Dokter
Anak Indonesia. 1994. Hal : 416
3. Noer Sjaifullah M, dkk. Kopendium Nefrologi Anak. Hipertensi Pada Anak. Jakarta.
2011. Hal : 45
4. Konsensus Tata Laksana Hipertensi Pada Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011

Anda mungkin juga menyukai