Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Logam secara alami terdapat di alam dan digunakan sebagai bahan baku berbagai
jenis industri yang memproduksi berbagai kebutuhan manusia. Benda yang berasal dari
logam banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari antara lain untuk alat perlengkapan
rumah tangga, memberi warna terang pada perkakas, sebagai pelarut emas, dan lain-lain.
Dengan meningkatnya industrialisasi dimana banyak yang menggunakan unsur
logam sebagai bahan baku, meningkatkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan yang
berdampak terhadap kesehatan baik pada manusia, hewan, tanaman. Selain itu pekerja yang
bekerja menggunakan logam atau memproduksi logam sangat berisiko terjadinya gangguan
kesehatan akibat logam tersebut.
Efek toksik dari logam berat dapat menghalangi kerja enzim yang berakibat
mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen atau
karsinogen baik bagi manusia maupun hewan. Dengan banyaknya masalah kesehatan akibat
logam ini, dokter perlu mengetahui lebih lanjut tentang gejala-gejala yang timbul akibat
logam ini dan penatalaksanaannya sehingga mengurangi kejadian kecacatan atau kematian.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyakit Akibat Pajanan Pelarut Organik

2.2 Penyakit Akibat Logam Berat


2.2.1 Pengertian
Logam berat adalah unsur kimia dengan berat jenis (BJ) lebih dari 5 kali BJ air
atau > 5g/cm3 (BJ air 1 pada suhu 40C atau 390F).
Logam berat adalah bahan-bahan alami yang berasal dan termasuk bahan
penyusun lapisan tanah bumi. Logam berat tidak dapat diurai atau dimusnahkan.
Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh mahluk hidup melalui makanan, air minum,
dan udara. Logam berat berbahaya karena cenderung terakumulasi di dalam tubuh
mahluk hidup. Laju akumulasi logam-logam berat ini di dalam tubuh pada banyak
kasus lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk membuangnya. Akibatnya
keberadaannya di dalam tubuh semakin tinggi, dan dari waktu ke waktu memberikan
dampak yang makin merusak.
2.2.2

Diagnosis Penyakit Akibat Logam Berat :


1. Aluminium (Al)
a. Pengertain
Adalah Logam ringan berwarna putih keperakan, bergumpal atau
berbutir dengan berbagai ukuran, tidak larut dalam air dan pelarut organik,
sukar larut dalam asam mineral dan asam anorganik. Masuk ke dalam tubuh
melalui inhalasi dari aerosol dan debu. Penggunaan paling banyak untuk
kaleng minuman, peralatan masak, pesawat terbang, pembungkus makanan,
perab tan rumah tangga dan lain-lain.
b. Faktor risiko
1) Pekerja pada produksi makanan / minuman kaleng

2) Pekerja pada produksi peralatan / perabot rumah tangga berbahan


dasar aluminium (panci, wajan )
3) Pekerja keramik
4) Pekerja pada produksi bahan elektronik
5) Pekerja pembuatan kembang api
6) Pekerja pembuatan aluminium foil (pembungkus makanan)
7) Pekerja pada perakitan pesawat terbang.
c. Pencegahan
1) Menggunakan alat pelindung diri seperti masker yang sesuai
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala
3) Perbaikan lingkungan kerja.
2. Arsen (As)
a. Pengertian
Arsen (As) adalah suatu metaloid berkilau seperti perak, tidak
berbau, tidak memiliki rasa, jika dipanaskan akan menyublim tanpa meleleh.
As merupakan senyawa alami sebagai bagian dari tanah, air dan batuan,
terdapat dalam biji besi dan batubara, tersebar luas dialam dalam
jumlah sedikit.
b. Faktor risiko
1) Pekerja yang merokok akan rentan terkena dampak toksisitas arsen.
2) Pekerja peleburan timah hitam, tembaga, emas, dan logam non besi
lainnya
3) Pekerja yang terpajan dengan debu dari pembakaran batubara
4) Pekerja industri pembuat pestisida, insektisida, herbisida,
5)
6)
7)
8)

rodentisida, pupuk
Petani, peternak, tukang kebun
Industri mikro elektronik
Industri gelas
Industri pengawetan kayu, dll

c. Pencegahan
1) Menggunakan APD seperti masker, sarung tangan, kecamata dan
baju pelindung
2) Mengkonsumsi makanan bergizi seperti vitamin A,B, dan C.
konsumsi buah dan sayuran segar mampu mengurangi 50 % risiko
terkena kanker karena pajanan arsen.
3) Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja meliputi pemeriksaan foto
thorax, pemeriksaan saluran hidung dan kulit

4) Pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk memeriksa uji fungsi


hati dan ginjal. Untuk pajanan lebih dari 10 tahun dilakukan foto
thorax.
5) Memperbaikin lingkungan kerja sehingga pajanan Arsen seminimal
mungkin (dibawah NAB)
6) Pada kasus keracunan akut perlu dilakukan investigasi terjadinya
kecelakaan sehingga dapat dicegah terulangnya kecelakaan yang
sama.
3. Berillium (Be)
a. Pengertian
Berillium (Be) adalah logam yang ditemukan secara alamiah di
tambang. Merupakan logam ringan berwarna abu-abu baja yang memiliki
sifat mekanik dan termal yang tahan panas, ringan, kukuh, tetapi mudah
pecah sehingga ideal digunakan dibanyak industri.
b. Faktor risiko
1) Pekerja yang merokok risiko terjadinya gangguan kesehatan lebih
besar
2) Pekerja yang mempunyai riwayat atopi
3) Pekerja dengan riwayat gangguan paru/pernafasan.
4) Pekerja penambang Berillium
5) Pekerja pada produksi peralatan pertahanan
6) Pekerja pada produksi alat telekomunikasi (alat-alat komputer)
7) Pekerja pada produksi otomotif
8) Pekerja pada produksi alat kesehatan
c. Pencegahan
1) Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain masker
2) Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan dan berkala
3) Merekomendasikan pengendalian berilium di lingkungan kerja.
4. Cadmium (Cd)
a. Pengertian
Cadmium (Cc) adalah logam lunak berwarna putih keperakan,
mengkilap, mudah dibentuk, tidak larut dalam basa. Terdapat pada kerak
bumi bersama biji seng (Zn), timbal (Pb) dan tembaga. Dalam industri
digunakan untuk memberikan sifat tahan karat pada baja, besi dan material
lain. Juga digunakan sebagai pewarna dan stabilizer plastik.
b. Faktor risiko
1) Pekerja yang merokok, perokok pasif atau mengunyah tembakau.
2) Pekerja industri baterai

3) Tukang las
4) Pekerja pertambangan Zn, Pb, Cu
5) Pekerja industri keramik
6) Pekerja penyepuhan
7) Pembuat dan pemakai pewarna (pigmen) cadmium.
c. Pencegahan
1) Menghindari pajanan Cd dengan menggunakan masker
2) Tidak merokok, makan, minum di tempat kerja
3) Mengurangi rokok, mengurangi konsumsi makanan
rentan

terkontaminasi

Cd,

antara

lain

kerang,

yang
serta

mengurangi minuman yang rentan tercemar Cd, antara lain kopi atau
teh
4) Untuk mencegah toksisitas Cd, pertahankan kecukupan Zn
dalam

tubuh

dengan

mengonsumsi

makanan

yang

mengandung Zn tinggi, antara lain biji-bijian (padi, jagung,


gandum) dan kacang-kacangan
5) Pemeriksaan kesehatan sebelum

penempatan

dan

secara

berkala.
5. Mangan (Mn)
a. Pengertian
Adalah suatu logam rapuh berwarna kelabu keputihan, yang
digunakan untuk memproduksi baja dan juga merupakan campuran dalam
pembuatan alloy (menjadi tahan suhu tinggi) dengan aluminium, tembaga,
magnesium dan besi karena kemampuannya untuk memperkeras dan
memperkuat logam-logam tersebut.
b. Faktor risiko
1) Perokok
2) Pekerjaan yang berisiko terpajan Mangan misal :
a) Pekerja tambang Mangan,
b) Pekerja pabrik baterai
c) Pekerja pabrik kimia
d) Pekerja industri elektronik
e) Pekerja peleburan baja
f) Pekerja pada industri yang memakai bahan bakar yang
mengandung

MMT

(methylcyclopentadienil

tricarbonil) sebagai anti "Knocking Agent"


g) Pekerja pengelasan (welder)
h) Pekerja yang menggunakan pestisida
c. Pencegahan

manganese

1) Pemeriksaan kesehatan prakerja


2) Riwayat medis dan pemeriksaan fisik terutama pada system saraf dan
paru
3) Pemeriksaan kesehatan berkala terutama pada gangguan perilaku dan
pemeriksaan neurologis
4) Penggunaan alat pelindung diri berupa masker yang dilengkapi dengan
cartridge yang sesuai.
6. Merkuri (Hg)
a. Pengertian
Merupakan cairan yang berwarna putih keperakan, mudah
menguap pada suhu ruangan, tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam
nitrat dan mudah larut dalam lemak. Hg mudah larut dan bersenyawa
dengan logam lain kecuali dengan besi dan platinum.
Penggunaan merkuri pada bidang medis dan industri, pada bidang
medis banyak digunakan pada peralatan medis seperti tensimeter,
thermometer, pacemakers. Di farmasi digunakan sebagai antiseptic, diuretik
dan pengobatan sifilis. Pada bagian industri digunakan pada peralatan listrik,
cat, tatto, pestisida, baterai, kembang api, pertambangan emas dan perak.
b. Faktor risiko
1) Pekerja yang mempunyai gangguan fungsi hati , ginjal dan
pernafasan.
2) Pekerja perokok.
3) Pekerja dengan inssufisiensi dari Zinc, Gluthatione, Anti oksidant,
atau selenium.
4) Gangguan Gizi/Malnutrisi
c. Pencegahan
1) Pemeriksaan prakerja
2) Pemeriksaan berkala (3-6 bulan)
3) Pemeriksaan urin rutin dan kadar merkuri urin.
7. Nikel (Ni)
a. Pengertian
Adalah logam magnetik yang keras berwarna putih keperakan
dalam
keadaan murni bersifat lembek. Bila dipadukan krom, besi dan logam
lainnya dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Digunakan terutama
dalam memproduksi stainless steel, yang digunakan dalam peralatan masak.

Nikel terdapat dalam bentuk bahan makanan teh, coklat, baking


soda dan rokok.
b. Faktor risiko
1) Pekerja mempunyai riwayat atopi.
2) Pekerja yang memproduksi stainless steel, alloy nikel
3) Pekerja penyepuhan, pembuat baterai alkalin, baterai nikel cadmium
4) Pekerja yang memproduksi produk untuk pengelasan, antara lain
elektrode nikel
5) Pekerja Industri elektronik, karena banyak komponen menggunakan
nikel dalam industri ini
6) Pembuatan uang logam.
c. Pencegahan
1) Survailans kesehatan pekerja melalui pemeriksaan kesehatan berkala
yaitu monitoring biologis, foto thorax, spirometri, sputum sitology,
patch test bila ada dermatitis
2) Menggunakan alat pelindung diri seperti masker.
8. Chrom /kromium (Cr)
a. Pengertian
Chrom (kromium) adalah suatu logam putih keras yang relatif tidak stabil
dan mudah teroksidasi, dapat dipoles menjadi mengkilap. Perpaduan
Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat.
b. Faktor risiko
1) Pekerja dengan riwayat atopi
2) Pekerja pembuatan pewarna chromium.
3) Pekerja penyamak kulit.
4) Pekerja pelapis chromium (perhiasan, velg dll)
5) Pekerja Bengkel mobil dan motor
6) Tukang cat semprot dengan pewarna chromium
7) Pekerja yang menggunakan semen
8) Teknisi fotografi
9) Pekerja laundry bagian cuci
10) Penggunaan tinta pada percetakan, dll
c. Pencegahan
1) Menggunakan alat pelindung diri seperti masker
2) Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan dan secara berkala
3) Merekomendasikan pengendalian krom di lingkungan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

El-Kahfi, Cadmium and Osteoporosis Bone, http://www.healthasia.org. (diakses: 12 Juni 2012).


Suyono, Joko. Wijaya, Caroline, Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja, Jakarta; WHO, 1995.
William Phillip L, et all, Principles of Toxicology, Enviromental and Industrial Aplications,
second edition, John wiley &son, inc,New York : 2000.
http://www.pom.go.id/katker/doc/ARSENIC_TRIOKSIDA.htm (diakses; 10 Juni 2012).

Anda mungkin juga menyukai