Diajukan Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita
http://etd.unsyiah.ac.id/ebook/index.php?id=14288
Disusun oleh :
Angkatan Vb
Silmy Salasabyla (1301030900)
Ayu Rosmayanti
Ester C Manurung
Anis Zahara
Nina herlina
Lita Padilah Septiani
Risa Virgianti (130103090075)
Anita Nurhayati
Siti Syahrozammuniro
Perdarahan Intrakranial
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dilaporkan angka berbeda-beda tentang insidensi PIN. Holt menemukan pada otopsi
bayi-bayi lahir mati dan yang meninggal dalam 2 minggu pertama, 30% PI. Menurut Saxena
13,1% kematian perinatal oleh PI. Angka kematian PI pada bayi prematur 5x lebih tinggi
daripada bayi cukup bulan. Perdarahan intrakranial pada neonatus (PIN) tidak jarang
dijumpai. PIN mempunyai arti penting karena dapat menyebabkan kematian atau cacat
jasmani dan mental. Perdarahan Intrakrania ialah perdarahan dalam rongga kranium dan
isinya pada bayi sejak lahir sampai umur 4 minggu. Sebabnya Perdarahan Intrakranial
banyak. Sering Perdarahan Intrakranial tak dikenal/dipikirkan karena gejala-gejalanya tidak
khas. Perdarahan Intrakranial meliputiPerdarahan epidural,Perdarahan subdural,Perdarahan
subaraknoid, Perdarahan intraserebral/parenkim dan intraventrikuler. Penatalaksanaan dan
penanggulangan Perdarahan Intrakranial Neontus masih kurang memuaskan. Untuk
menurunkan angka kejadian perdarahan intrakranial neonatus, usaha yang lebih penting ialah
profilaksis seperti perawatan prenatal, pertolongan persalinan dan perawatan postnatal yang
sebaik-baiknya. Pada umumnya prognosis perdarahan intrakranial neonatus tidak terlalu
menggembirakan.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mempelajari materi Perdarahan
1.2.2
Intrakranial.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
a) Dapat mengetahui tentang definisi perdarahan intrakranial.
b) Dapat mengetahui tentang penyebab perdarahan intrakranial.
c) Dapat mengetahui tentang macam-macam perdarahan intrakranial.
d) Dapat mengetahui tentang penatalaksanaan perdarahan intrakranial.
Page 2
BAB II
ISI MATERI
Perdarahan Intrakranial
Page 3
2.1 DEFINISI
Perdarahan intracranial mengacu pada perdarahan yang terjadi didalam kepala atau
tengkorak namun belum tentu didalam otak (intraserebral).1
Perdarahan Intrakrania ialah perdarahan dalam rongga kranium dan isinya pada bayi
sejak lahir sampai umur 4 minggu. Sebabnya Perdarahan Intrakranial banyak. Sering
Perdarahan Intrakranial tak dikenal/dipikirkan karena gejala-gejalanya tidak khas.(2)
Perdarahan intrakranial adalah perdarahan yang tiba-tiba dalam jaringan otak merupakan
bentuk yang menghancurkan pada stroke hemmorage dan dapat terjadi pada semua umur dan
juga akibat trauma kepala seperti kapitis, tumor otak,dll.
jadi perdarahan intrakranial adalah perdarahan dalam rongga kranium dan isinya pada
bayi sejak lahir sampai umur 4 minggu. Sebabnya Perdarahan Intrakranial banyak. Sering
Perdarahan Intrakranial tak dikenal/dipikirkan karena gejala-gejalanya tidak khas
2.2 ETIOLOGI
Penyebab utama dari perdarahan intrkranial adalah trauma. Faktro predisposisi yang dapat
meningkatkan kejadian perdarahan intracranial diantaranya;
1. Bayi premature. Bayi premature akan lebih sensitif terhadap trauma.
2. Ekstraksi pada bokong. Dimana persalinan dengan kejadian after-coming head
mendapatkan penanganan yang menyebabkan terjadinya persalinan dengan
singkat atau penuh dengan intervensi.
3. Partus presipitatus, dimana terdapat kompresi yang tiba-tiba terhadap kepala
bayi.
4. Persalinan sulit atau persalinan lama dimana terjadi molase yang begitu kuat
5.
6.
7.
8.
pada kepala.
Persalinan dengan alat.
Terdapat disproporsi cepalopelvik
Presentasi abnormal
Kekerasan terhadap bayi
Bayi yang premature dan persalinan lama menunjukan insiden perdarahan intracranial
lebih sering terjadi.
Perdarahan Intrakranial
Page 4
2.3 PATOGENESIS
Pada trauma kelahiran, perdarahan terjadi oleh kerusakan/ robekan pembuluh- pembuluh
darah intrakranial secara langsung. Pada perdarahan yang bukan karena trauma
kelahiran,faktor dasar ialah prematuritas; pada bayi-bayi tersebut, pembuluh darah otak
masih embrional dengan dinding tipis, jaringan penunjang sangat kurang dan pada beberapa
tempat tertentu jalannya berkelok-kelok, kadang-kadang membentuk huruf U. Sehingga
mudah sekali terjadi kerusakan bila ada faktor- faktor pencetus (hipoksia/iskemia). Keadaan
ini terutama terjadi pada perdarahan intraventrikuler/periventrikuler. Perdarahan epidural/
ekstradural terjadi oleh robekan arteri atau vena meningika media antara tulang tengkorak
dan duramater. Keadaan ini jarang ditemukan pada neonatus. Tetapi perdarahan subdural
merupakan jenis PIN yang banyak dijumpai pada BCB. Di sini perdarahan terjadi akibat
pecahnya vena-vena kortikal yang menghubungkan rongga subdural dengan sinus-sinus pada
duramater. Perdarahan subdural lebih sering pada Bayi Cukup Bulan daripada Bayi Kurang
Bulan sebab pada Bayi Kurang Bulan vena-vena superfisial belum berkembang baik dan
mulase tulang tengkorak sangat jarang terjadi. Perdarahan dapat berlangsung perlahan-lahan
dan membentuk hematoma subdural.
Pada robekan tentorium serebeli atau vena galena dapat terjadi hematoma retroserebeler.
Gejala-gejala dapat timbul segera dapat sampai berminggu-minggu, memberikan gejala gejala kenaikan tekanan intrakranial. Dengan kemajuan dalam bidang obstetri, insidensi
perdarahan subdural sudah sangat menurun. Pada perdarahan subaraknoid, perdarahan terjadi
di rongga subaraknoid yang biasanya ditemukan pada persalinan sulit. Adanya perdarahan
subaraknoid
dapat
dibuktikan
dengan
fungsi
likuor.
Pada
perdarahan
Page 5
Perdarahan Intrakranial
Page 6
rostrokaudal batang otak. Pada tahap kesadaran sebelun stupor atau koma, bisa
dijumpai hemiparesis atau seranagan epilepsi fokal.
Perdarahan epidural lebih sering terjadi pada bayi dimana tingginya <4
kaki dimana pusat dari gravitasi tubuhnya terdapat pada kepala dan
kecenderungan untuk jatuh dengan kepala terlebih dahulu.
3. Perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral akibat trauma kapitis yang berupa hematom
hanya berupa perdarahan kecil-kecil saja. Perdarahan semacam itu sering terdapat
di lobus frontalis dan temporalis.
Jika penderita dengan perdarahan intra serebral luput dari kematian,
perdarahannya akan direorganisasi dengan pembentukan gliosis dan kavitasi.
Keadaan ini bisa menimbulkan manifestasi neurologic sesuai dengan fungsi
bagian otak yang terkena.
4. Perdarahan periventrikuler-intraventikuler
Karena matriks germinal (daerah dengan vaskularisasi tinggi berbatasan
dengan daerah vebtrikel otak) ada sampai kehamilan 35 minggu, perdarahan
periventrikuler-intraventikuler umum terjadi pada bayi-bayi kurang bulan.
Pada saat perdarahan keluar melalu matriks germinal dan masuk ke system
ventrikulear, disebut perdarahan intraventikuler (IVH).
IVH ringan jika tidak ada pelebaran ventrikel.
IVH sedang jika ventrikel melebar.
IVH berat jika perdarahan meluas ke parenkim otak.
Perdarahan sedang dan berat disertai dengan peningkatan insidesn
kesakitan dan kematian. Banyak yang akan mengalami hidrosefalus pasca
perdarahan dalam waktu 2-3 minggu sejak perdarahan semula. Beberapa kasus
hidrosefalus akan sembuh spontan, sedangkan yang lain memerlukan tindakan
drainase. Penundaan perkembangan atau deficit neurologis atau keduanya akan
terjadi pada dua pertiga bayi dengan IVH sedang dan berat.
2.5 Gambaran Klinik
Gejala-gejala Perdarahan Intrakranial Neonatus tidak khas, dan umumnya sukar
didiagnosis jika tidak didukung, oleh riwayat persalinan yang jelas. Gejala-gejala berikut
dapat ditemukan :
Perdarahan Intrakranial
Page 7
Mata terbuka dan hanya memandang ke satu arah tanpa reaksi. Pupil melebar,
refleks cahaya lambat sampai negatif.Kadang-kadang ada perdarahan retina,
nistagmus dan eksoftal-mus.
Gejala gerakan lidah yang menjulur ke luar di sekitar bibir seperti lidah ular
(snake like flicking of the tongue) menunjukkan perdarahan yang luas dengan
kerusakan pada korteks
Tonus otot lemah atau spastis umum. Hipotonia dapat berakhir dengan kematian
bila perdarahan hebat dan luas. Jika perdarahan dan asfiksia tidak berlangsung
lama, tonus otot akan segera pulih kembali. Tetapi bila perdarahan berlangsung
lebih lama, flaksiditas akan berubah menjadi spastis yang menetap. Kelumpuhan
lokal dapat terjadi misalnya kelumpuhan otot-otot pergerakan mata, otot-otot
muka/anggota gerak (monoplegi/hemiplegi) menunjukkan perdarahan subdural/
parenkim.
Page 8
dengan
pemeriksaan
ABCDEairway,
lanjutan.
Mengenali dan mengontrol tanda syok adalah hal yang penting
Page 9
Hiperventilasi
efeknya
sementara
sedangkan
barbiturat
hipotensi.
Kortikosteroid masih digunakan oleh beberapa petugas kesehatan dimana
bertujuan menurunkan tekanan intra kranial dengan kontrol edema;
walaupun pada percobaan klinis obat ini tidak efektif dan menambah
Perdarahan Intrakranial
Page 10
2. Diuresis kurang dari 1 ml/kgBB/jam berarti perfusi ke ginjal berkurang, diuresis lebih
dari 1 ml/kgBB/jam menunjukkan fungsi ginjal baik
3. Menjaga jalan napas tetap bebas, apalagi kalau penderita dalam koma diberikan 02.
4. Bayi letak dalam posisi miring untuk mencegah aspirasi serta penyumbatan larings
oleh lidah dan kepala agak ditinggikan untuk mengurangi tekanan vena serebral.
5. Pemberian vitamin K serta transfusi darah dapat dipertimbangkan.
6. Infus untuk pemberian elektrolit dan nutrisi yang adekuat berupa larutan glukosa (5
10%) dan NaCl 0,9% 4:1 atau glukosa 510%dan Nabik 1,5% 4:1.
2.8.2
Kortikosteroid
berupa
deksametason
0,51
mg/kgBB/24
jam
yang
Perdarahan Intrakranial
Page 11
Pada
perdarahan/hematoma
subdural,
tindakan
explorative
burrhole
Page 12
BAB III
KESIMPULAN
Perdarahan Intrakranial adalah perdarahan di dalam tulang tengkorak. Perdarahan bisa terjadi
di dalam otak atau di sekeliling otak:
Perdarahan diantara tulang tengkorak dan selaput otak disebut perdarahan epidural.
Setiap perdarahan akan menimbulkan kerusakan pada sel-sel otak. Ruang di dalam tulang
tengkorak sangat terbatas, sehingga perdarahan dengan cepat akan menyebabkan bertambahnya
tekanan dan hal ini sangat berbahaya.
Perdarahan Intrakranial
Page 13
Penyebab perdarahan Intrakranial ini bisa karena cedera kepala merupakan penyebab yang
paling sering ditemukan pada penderita perdarahan intrakranial yang berusia dibawah 50 tahun.
Penyebab lainnya adalah malformasi arteriovenosa, yaitu kelainan anatomis di dalam arteri atau
vena di dalam atau di sekitar otak. Malformasi arteriovenosa merupakan kelainan bawaan, tetapi
baru diketahui keberadaannya jika telah menimbulkan gejala. Perdarahan dari malformasi
arteriovenosa bisa secara tiba-tiba menyebabkan pingsan dan kematian, dan cenderung
menyerang remaja dan dewasa muda. Kadang dinding pembuluh darah menjadi lemah dan
menonjol, yang disebut dengan aneurisma. Dinding aneurisma yang tipis bisa pecah dan
menyebabkan perdarahan. Aneurisma di dalam otak merupakan penyebab dari perdarahan
intrakranial, yang bisa menyebabkan stroke hemoragik (stroke karena perdarahan).
DAFTAR PUSTAKA
1. Garfunkel, C Lynn, et al. 2002. Mosby`s pediatric clinical advisor: instant diagnosis and
treatment. Elsevier Helath Sciences.
2. Snell R. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. 5th ed. Jakarta: EGC; 2005.
p.397
3. Ropper A, Brown R. Adams and Victors Principles of Neurology. 9th ed. USA: The
McGraw-Hill Company; 2005. p.404-8.
4.
Mealy J. Infantile Subdural Hematomas. The Ped Clinics North Am. 1975; 22: 433-5
Perdarahan Intrakranial
Page 14