Anda di halaman 1dari 13

Tugas Khusus

Research and Development

Formulasi Feminine Hygiene


Ekstrak Daun Sirih Merah dan Biji Pinang

Disusun Oleh:
Foda Faronadeges Siregar

NIM 153202259

Lanny Permata Sari Nasution

NIM 153202269

Rohandi Sahat Auliawan

NIM 153202181

Winda Hanley MatondangNIM 153202267

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

1. Nama Produk: V-Care


Feminine Hygiene
2. Studi Literatur
a. Daun sirih
Taksonomi sirih
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi
: Magnoliopsida
Ordo
: Piperales
Family
: Piperaceae
Genus
: Piper
Spesies
: Piper betle L.
Pemerian:
Berupa helaian daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, ujung runcing,
pangkal berbentuk jantung atau agak bulat, sedikit berlekuk, tepi daun rata agak
menggulung, panjang 5-18 cm, lebar 3-12 cm; warna daun hijau kecoklatan
hingga coklat, permukaan bawah kasar, kusam berwarna lebih muda dari
permukaan atas. Tulang daun permukaan atas agak tenggelam, permukaan bawah
menonjol, tangkai daun bulat,panjang 1,5-3 cm; bau khas, rasa pedas.
Kandungan kimia:
Hidroksikavikol (7,2-16,7%) dan eugenol (26,8-42,5%) berkhasiat
mengatasi keputihan. Berdasarkan penelitian, daun sirih merah dapat menghambat
pertumbuhan Tricomonas vaginalis yang merupakan salah satu penyebab
keputihan (Kusuma, dkk, 2009). Senyawa hidroksikavikol yang terkandung dalam
daun sirih merah juga mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans (Shah,
dkk, 2016; putri, dkk, 2015). Eugenol dapat berfungsi sebagai antimikroba
(Dwivedi dan Shalini, 2014). Hidroksikavikol dan eugenol larut dalam etanol dan
praktis tidak larut dalam air.

b. Biji pinang
Taksonomi pinang
Kingdom
Divisi
Sub Divisi
Kelas
Ordo
Family

: Plantae
: Magnoliophyta
: Spermatophyte
: Liliopsida
: Arecales
: Arecaceae

Genus
: Areca
Spesies
: Areca catechu L.
Pemerian:
Biji keras, utuh atau berupa irisan. Biji utuh berbentuk kerucut pendek
dengan ujung membulat, jarang berbentuk hamper setengah bulatan, bagian
pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan
luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk
menyerupai jala dengan warna yang lebih muda; pada pangkal biji sering terdapat
bagian-bagian dari kulit buah, warna putih. Pada bidang irisan biji tampak
perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan-lipatan tidak beraturan menembus
endosperm yang berwarna agak keputih-putihan.
Kandungan kimia:
Katekin; Katekin dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans
(Patil, 2009; Saito, 2013). Menurut penelitian, perbandingan aktivitas antimikroba
ekstrak etanol biji pinang dengan ekstrak air biji pinang menunjukkan bahwa
ekstrak air tidak memiliki daya hambat pertumbuhan terhadap Candida albicans.
Sebaliknya ekstrak etanol biji pinang memiliki daya hambat yang cukup baik
terhadap Candida albicans (Cyriac, dkk, 2012).
3. Pemilihan Bahan
a. Bahan baku
- Ekstrak daun sirih merah
Pemerian: serbuk kering;hijau; bau khas; rasa agak pahit dan pedas
-

Ekstrak biji pinang


Pemerian: serbuk kering; coklat kemerahan; berbau lemah; rasa kelat
b. Bahan tambahan
Biolacto active (Falagas, dkk, 2006)
Flora normal di vagina yaitu lactobacillus akan menghasilkan asam laktat
yang dapat mempertahankan pH alami vagina yaitu 3,5-4,5 pada suasana asam
tersebut Candida albicans tidak dapat tumbuh, sehingga penggunaan biolacto
active dimaksudkan untuk menjaga flora normal di vagina dan dapat
mempertahankan pH normal di vagina. Bakteri Lactobacillus berbentuk
batang, gram positif, mampu mempertahankan hidup pada kondisi pH rendah

(Hardiningsih, dkk, 2005).


Asam sitrat
Digunakan sebagai pengatur pH larutan karena pH yang diharapkan untuk
sediaan adalah 3,5-4,5.

Pemerian: berbentuk kristal putih atau bening, tidak berbau dan memiliki rasa
asam yang baik.
Kelarutan: larutan dalam 1,5 bagian etanol 95% dan kurang dari 1 bagian air;
-

sedikit larut dalam eter.


Natrium lauril sulfat
Digunakan sebagai surfaktan anion atau zat pembasah
Pemerian: kristal berwarna putih atau kuning atau serbuk halus, rasa pahit,
berbau lemah
Kelarutan: larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter
Propilen glikol
Digunaan sebagai kosolven dan pegawet
Pemerian: tidak berwarna, kental, tidak berbau, rasa manis, sedikit menyengat
seperti gliserin
Kelarutan: larut dalam 6 bagian eter, larut dalam aseton, kloroform, etanol,
gliserin dan air.

Penggunaan
Humektan
Pengawet
Soluen atau kosolven

Bentuk sediaan
Topical
Larutan, semisolid
Larutan aerosol
Larutan oral
Parenteral
Topical

Konsentrasi (%)
15
15-36
10-30
10-25
10-60
5-80

Natrium sitrat (0,3-2%)


Digunakan sebagai buffering agent
Pemerian: serbuk putih atau kristal putih atau hampir putih, tidak berbau
Kelarutan: mudah larut dalam air, lebih larut dalam air panas, praktis tidak
larut dalam etanol
Oleum rosae
Digunakan sebagai pengharum/ pewangi
Pemerian: tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai bunga mawar, rasa
khas, pada suhu 25oC kental.
Kelarutan: larut dalam 1 bagian kloroform

4. Formula Sediaan
R/ Ekstrak Piper betle
Ekstrak Areca catechu
Biolacto active 8 x 108 CFU/ml
Natrium lauril sulfat
Propilen glikol
Natrium sitrat

5%
10%
10 ml
1%
15%
0,3%

Oleum rosae
Air

ad

q.s
100 ml

5. Cara Kerja
a. Cara pembuatan ekstrak daun sirih merah dan biji pinang
Ditimbang masing-masing simplisia sebesar 150 gram
Dimaserasi dengan penambahan etanol 70% dengan perbandingan 1:10
Ditutup bagian atas beaker glass dengan plastik
Diletakkan beaker glass di atas waterbath yang sudah menyala
Dicek suhu hingga diperoleh suhu 50-60oC
Dicek TS tiap 15 menit sampai diperoleh TS stabil
Ditunggu hingga dingin dan disaring sehingga diperoleh maserat
Rotary evaporator dinyalakan dan diatur suhu
Dimasukkan sample ke dalam labu evaporasi
Vakum dihidupkan dan diatur suhu serta kecepatan putar labu
Dicek TS diperoleh TS = 21
Ekstrak kental

b. Prosedur pembuatan sediaan feminine hygiene (TIDAK DILAKUKAN)


Bahan yang dibutuhkan ditimbang dan beaker glass dikalibrasi
Dilarutkan asam sitrat, natrium lauril sulfat, natrium sitrat dengan sebagian
akuades (massa I)
Dilarutkan ekstrak Piper betle dan ekstrak Areca catechu dengan propilen glikol
(massa II)

Ditambahkan massa I ke dalam massa


II

Dihomogenkan
Ditambahkan bakteri biolacto active
Ditambahakan sisa akuades hingga mendekati garis tanda kalibrasi
Dicek pH (3,5-4,5) = pH sesuai
Ditambahkan akuades sampai garis tanda kalibrasi
Ditambahkan oleum rosae secukupnya
Sediaan dimasukkan ke dalam botol
6. Evaluasi Sediaan Feminine Hygiene
a. Organoleptik
Dilakukan pengamatan penampilan sediaan meliputi bau, warna dan
tekstur sediaan.

b. Homogenitas
Ditimbang 0,1 gram sediaan diletakkan pada object glass, kemudian
diamati di bawah mikroskop pada perbesaran 100 kali.
c. Penentuan nilai pH
Menggunakan pH meter. Alat dikalibrasi menggunakan larutan dapar pH 7
dan pH 4. Sebanyak 1 gram sediaan diencerkan dengan air hingga 10 ml.
dimasukkan pH meter ke dalam larutan uji dan ditunggu hingaa indikator pH
meter stabil dan menunjukkan nilai pH yang konstan.
d. Penentuan bobot jenis
Piknometer yang sudah bersih dan kering ditimbang. Akuades dan sediaan
uji dimasukkan dengan menggunakan pipet tetes. Piknometer ditutup, volume
cairan yang terbuang dibersihkan dengan tissue dan dimasukkan ke dalam
pendingin sampai suhunya menjadi 25oC. Piknometer didiamkan pada suhu ruang

selama 15 menit dan ditimbang bobot piknometer yang berisi air dan piknometer
yang berisi sediaan uji.
e. Pengujian aktivitas antijamur
Sebanyak 10 l media PDA dituang ke dalam cawan petri dibiarkan
mengeras, diletakkan 6 pencadang yang diatur sedemikian rupa pada permukaan
lapisan dasar sehingga terdapat daerah yang baik untuk mengamati zona hambat
yang terjadi. PDA yang mengandung 20 l suspensi Candida albicans dituang ke
dalam cawan petri di sekeliling pencadang. Dikeluarkan pencadang dari cawan
petri sehingga terbentuk sumur untuk sediaan uji dituang dan kontrol Povidone
Iodine.

7. Hasil
Simplisia yang ditimbang

150 gram

Pelarut etanol 70%

1700 ml

Lama ekstraksi
Waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu 60oC

2 jam
0,5 jam

Suhu waterbath pada saat maserasi

60oC

Suhu maserasi

60oC

TS saat ekstraksi
Micella
Suhu waterbath rotary

8
1200 ml
50oC

Tekanan vakum

123 mBar

Kecepatan rotasi

200 rpm

TS ekstrak kental

21

Berat ekstrak kental

16,23 gram

Berat oleoresin ektrak daun sirih

3,10 gram

8. Rancangan Kemasan dan Etiket


a. Rancangan etiket untuk produk feminine hygiene ekstrak daun sirih dan ekstrak
biji pinang disertai nama produk, khasiat produk, dan aturan pakai

Nama produk
Khasiat produk

Aturan pakai

: V-Care
: membantu menguragi bau dan menjaga kebersihan
daerah kewanitaan
: 2 kali sehari

Rancangan kemasan yang digunakan

Kemasan Primer

V-Care
Feminine
Hygiene

diperkaya ekstrak sirih &


biji pinang

V-Care
Feminine Hygiene
Untuk membantu mengurangi
bau dan menjaga kebersihkan
daerah kewanitaan anda
Cara pakai: tuang ke telapak
tangan, basuhkan pada daerah
kewanitaan anda lalu bilas
dengan air sampai bersih.
UNTUK PEMAKAIAN LUAR
Komposisi: Ekstrak Piper betle,
ekstrak Areca catechubiolacto
active, na lauril sulfat, propilen
glikol, na sitrat, ol. Rosae
Diproduksi oleh:
Care Farma
Medan-Indonesia

Kemasan Sekunder

@100 ml

diperkaya ekstrak sirih &


biji pinang

9. Kualitas Produk
1) Organoleptis
Larutan tidak berwarna, berbau khas mawar
2) Homogenitas

Produk homogen
3) pH
pH produk 3,5-4,5 sesuai dengan pH di daerah kewanitaan
4) Penentuan bobot jenis
Produk memiliki bobot jenis yang stabil selama penyimpanan.
5) Aktivitas antijamur
Produk V-care dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans.
6) Mikrobiologi
Agar dapat rilis di pasaran, sebuah produk harus diuji mikrobiologinya
terlebih dahulu. Pengujian mikrobiologi ditujukan agar konsumen menerima
produk yang terbebas dari bakteri dan kapang sehingga aman digunakan.
10. Pembahasan
Pemilihan simplisia daun sirih dan biji pinang pada formulasi sediaan
feminine hygiene adalah berdasarkan penggunaan tradisional oleh masyarakat
Sulawesi (BPOM RI, 2011). Berdasarkan penelitian, ekstrak daun sirih merah dan
biji pinang dapat menghambat pertumbuhan Tricomonas vaginalis dan Candida
albicans yang merupakan salah satu penyebab keputihan. Konsentrasi hambat
minimum (KHM) ekstrak daun sirih merah untuk Tricomonas vaginalis adalah
5%, sedangkan untuk Candida albicans KHMnya 5% dengan diameter zona
hambatnya 7 mm (Kusuma, dkk, 2009; Putri, dkk, 2015).
Ekstrak etanol biji pinang juga memiliki aktivitas terhadap pertumbuhan
Candida albicans dimana KHMnya sebesar 7,5% dengan diameter zona
hambatnya 7 mm dan konsentrasi bunuh minimum (KBM) adalah 10% dengan
diameter zona hambatnya 9 mm (Cyriac, dkk, 2012). Berdasarkan hal tersebut
maka dipilihlah konsentrasi ekstrak etanol daun sirih 5% dan biji pinang sebesar
10%.
Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi daun sirih merah dan biji pinang
adalah etanol 70%. Hal ini dikarenakan daun sirih merah mengandung
hidroksikavikol dan eugenol yang larut dalam etanol dan tidak larut dalam air,
sedangkan katekin pada biji pinang larut dalam air tetapi berdasarkan penelitian
Cyriac, dkk (2012) ekstrak air biji pinang tidak memiliki aktivitas terhadap
pertumbuhan Candida albicans.

Formula sediaan V-Care feminine hygiene mengacu terhadap penelitian


Muthmainnah dan Parioto (2015) yang memformulasikan sabun cair ekstrak
etanol jahe merah sebagai antikeputihan. Natrium lauril sulfat sebagai surfaktan
anion atau zat pembasah dengan konsentrasi 1-2%. Asam sitrat sebagai pengatur
pH larutan karena pH yang diharapkan untuk sediaan adalah 3,5-4,5. Propilen
glikol sebagai kosolven dan pegawet dengan konsentrasi 15%. Penggunaan
kosolven bertujuan meningkatkan kelarutan ekstrak dalam air. Natrium sitrat (0,32%) digunakan sebagai buffering agent karena sediaan ini mengandung minyak
atsiri yang dapat menurukan pH sediaan dengan proses hidrolisis yang akan
menghasilkan asam (Hermiati, dkk.,2013) sehingga membutuhkan buffering agent
untuk mempertahankan pH dalam rentang 3,5-4,5 dan Oleum rosae sebagai
pengharum/ pewangi.
Penggunaan biolacto active dimaksudkan sebagai probiotik untuk menjaga
keseimbangan flora normal di vagina sehingga produk ini dapat digunakan dalam
jangka panjang. Flora normal di vagina yaitu Lactobacillus akan menghasilkan
asam laktat yang dapat mempertahankan pH normal di vagina yaitu 3,5-4,5
sehingga pada suasana asam tersebut Candida albicans penyebab keputihan pada
vagina tidak dapat tumbuh (Falagas, dkk, 2006).

Daftar Pustaka
BPOM RI. (2011). Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia, Ramuan
Etnomedisin. Volume I. Jakarta.
Dwidevi, V., dan Shalini, T. (2014). Review Study on Potential Activity of Piper
betle. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. India.
14;3(1)9398.

Cyriac, M., Vidya, P., Ipe, V., Manjula, S., Maji, J. (2012). Antimicrobial
Properties of Areca catechu Ekstracts Against Common Oral Pathogens.
IJRAP. India. 3(1).
Falagas, M., Gregoria, I., dan Stavos, A. (2006). Probiotics for Prevention of
Recurrent Vulvovaginal Candidiasis. Journal of Antimicrobial
Chemotherapy. USA. 58, 266-272.
Hadiningsih, R., Rostiati, N., Titin, Y. (2006). Isolasi dan Uji Resistensi Beberapa
Isolate Lactobacillus pada pH Rendah. Biodiversitas. Bogor. Vol 7(1); 1517. ISSN 1412-033X.
Hermiati, Rusli, Manalu, N.Y., Sinaga, M.S. (2013). Ekstrak Daun Sirih Hijau dan
Merah sebagai Antioksidan pada Minyak Kelapa. Jurnal Teknik Kimia
USU. 2(1): 37-43.
Kusuma, S., Sri, A., Ellin, F. Ami, T. (2009). Pengembangan Sirih Merah (Piper
crocatum) Sebagai Herbal Terstandar untuk Mengatasi Keputihan
Terhadap Trichomonas vaginalis. Artikel Ilmiah. UNPAD.
Muthmainnah dan Parioto. (2015 ). Sabun Cair Ekstrak Etanol Jahe Merah
Sebagai Antikeputihan. Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik. 12(1):
26-32.
Patil, P., et al. (2009). Pharmacological Activities of Areca catechu Linn. Journal
of Pharmacy Antiveron Activity. 2(4), 683-687.
Putri, S., Aziz, D., Cimi, I. (2015). Perbandingan Daya Hambat Larutan Antiseptik
Povidone Iodine dengan Ekstrak Daun Sirih Terhadap Candida albicans
Secara In Vitro. Jurnal FK UNAND. 4(3).
Saito, H., Moneaki, T., Kuniyasu. (2013). Catechin Inhibits Candida albicans
Dimorphism by Disrupting Cek 1 Phosphorylation and cAMP Synthesis.
Vol 56; 16-20.
Shah, S., Gopal, G., Deenanath, J., Narendra, P. (2016). Piper betle:
Phytochemical, Pharmacological and Nutritional Value in Health
Management. Review Article. 34; 181-189. ISSN 0976-044X.

Anda mungkin juga menyukai