Anda di halaman 1dari 2

Tugas Pubertas Prekoks

Hubungan protein SMAD 3 terhadap perkembangan testis post natal


a.

Pendahuluan

Pada pria, perkembangan seksual dan kesuburan ditentukan oleh pertumbuhan dan
pekembangan sel sertoli. Perkembangan sel sertoli yang baik menentukan kesuburan karena
fungsinya yang krusial dalam spermatogenesis Tumbuh dan kembang sel sertoli itu sendiri
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti hormon dan faktor endokrin sepert TSH, testosteron
dan activin A. Activin A memiliki efek memperkuat proliferasi dari sel sertoli immatur dan
memicu pematangan pasca mitosis . Activin berperan dalam fosforilasi mothers against
decapentaplegic homolog 3 atau lebih dikenal dengan SMAD 3. SMAD 3 adalah protein
yang diproduksi oleh gen SMAD 3 yang berperan dalam proliferasi, diferensiasi, dan
kematian sel. Salah satu dari sel yang terpengaruh adalah sel sistem reproduksi, terutama sel
sertoli . SMAD 3 memiliki pengaruh terutama dalam proliferasi sel sertoli imatur. Pada
peninjauan jurnal yang dilakukan, akan dibahas mengenai hubungan dan mekanisme yang
dapat menjadi sebab terjadinya kelainan pubertas pada pria dengan SMAD 3.
b. Isi
1. Pubertas
Pubertas adalah masa dimana ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang dan
tercapainya kemampuan untuk bereproduksi. Keadaan hormon dan struktur sosial
menentukan bagaimana transisi dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan.
Peningkatan sekresi dari GnRH secara pulsatil dari hipotalamus meupakan hal yang
terutama memicu pubertas [1]. Berdasarkan hasil penelitian Lund et al, mekanisme
pubertas dimulai dari produksi dari differensiasi human pluripotent stem cell (hPSC)
menjadi FOXG1, EMX2 dan PAX6 yang akan mengekspresikan neural progenitor
cell (NPC) yang, oleh FGF8 dan inhibisi Notch, akan menjadi GnRH-expressing
neuron. GnRH kemudian berperan dalam produksi dari gonadotropin pituitari, yakni
follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinaizing hormone (LH) yang akan
memicu steroidogenesis dan gametogenesis.
2. Mothers against decapentaplegic homolog 3 (SMAD3)
SMAD 3 merupakan protein yang berfungsi memediasi sinyal dari ligan transforming
growth factor (TGF-) yang mengatur proliferasi, diferensiasi, dan kematian sel [2].
Gen SMAD 3 berada pada kromosom 15, tepatnya 15q22.33 [3]. Fungsi spesifik dari
SMAD3 adalah modulator transkripsional yang berfungsi mengikat TPA responsive
element (TPE) pada daerah promoter berbagai sel yang diregulasi oleh TGF- [5].
Selain itu, SMAD3 juga berfungsi menekan TGF- inhibitory elements (TIE)[6],
terutama pada gen yang menekan produksi c-myc, suatu faktor transkiptor[7][8].
Pada produksi hPSCs, SMAD3 beserta SMAD2 dapat menginhibisi neural
progenitor marker yang dapat menyebabkan perkembangan dari NPC yang memicu
pembentukan dari GnRH decapeptid[2]. Selain itu, berdasarkan studi yang dilakukan
Itman dkk pada tikus yang dimodifikasi, tikus dengan gen Smad3+/- atau Smad3-/memiliki testes postpartum 7d yang berukuran lebih kecil dan tikus dengan gen null
pematangan sel sertoli yang terlambat dan kurangnya ekspresi dari androgen receptor
(AR), androgen regulated transcripts, dan SMAD2 sementara perkembangan sel
germinal dan sel leydig tidak terpengaruh. Hal ini berbanding terbalik dengan tikus

dengan gen Smad+/- dimana terjadi maturasi sel sertoli yang meningkat dan
peningkatan ekspresi dari AR. Dari hasil ini, Itman menyimpulkan bahwa
peningkatan jumlah SMAD3 dapat menjadi alasan yang mempercepat pubertas
(pubertas prekoks), dimana tikus dengan ekspresi gen Smad3+/- mengalami percepatan
maturasi dari sel sertoli. Dari hasil ini juga didapatkan bahwa dalam kondisi gen
Smad3+/+, terjadi maturasi secara normal[9]. Peningkatan dari sel sertoli ini dapat
menyebabkan peningkatan pembentukan androgen binding protein yang dapat
meningkatkan konsentrasi testosteron, mempercepat terjadinya pubertas.
c. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengubahan SMAD3 dapat
mempengaruhi pubertas dengan dua cara. Pertama adalah dengan merubah inhibisi
dari hPSCs,dimana penurunan SMAD3 akan menyebabkan penurunan inhibisi dan
meurunkan NPC yang akhirnya menurunkan produksi GnRH, yang dapat
memperlambat pubertas. Sebaliknya, peningkatan SMAD3 akan menyebabkan
peningkatan NPC yang memacu produksi GnRH yang mempercepat pubertas. Kedua
dengan cara mengubah waktu maturasi sel sertoli. Penghambata total SMAD3 dapat
menyebabkan gangguan pematangan sel sertoli dan menurunkan produksi
testosteron, menghambat pubertas. Dilain pihak,penurunan sebagian SMAD3 justru
aka meningkatkan maturasi dari sel sertoli yang menyebabkan pubertas prekoks.

Anda mungkin juga menyukai