Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNIK PENGUKURAN

DISUSUN OLEH :
NAMA

ARKADIUS ABAN

NIM

011400371

TEMAN KERJA

BILQIS LATIFAH
CLAUDYA ASTRID LIANA WIJAYA

KELOMPOK

D2

PROGRAM STUDI :

D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR

JURUSAN

TEKNOKIMIA NUKLIR

ACARA

OSILOSCOPE

PEMBIMBING

SUYATNO,M.Eng

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2016

OSCILLOSCOPE

I.

II.

TUJUAN
1. Mampu mengoperasikan oscillocope.
2. Mampu menjelaskan fungsi oscilloscope.
3. Dapat mengukur nilai tegangan DC dengan oscilloscope.
4. Dapat mengukur frekuensi sinyal listrik.
5. Dapat mengetahui fungsi tombol-tombol pada oscilloscope.
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Oscilloscope
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk
sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar
katode Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar
katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop
menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini
menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari
2.2.

Prinsip Kerja Oscilloscope


Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda ( CRT ). Prinsip kerja tabung

sinar katoda adalah sebagai berikut: Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk
bidang gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini
berfungsi sebagai anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan
medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik
untuk mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng
kapasitor yang dipasang secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding
gambar. Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka
elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal
dengan laju tetap. Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal. Sebuah benda
bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik (super posisi) yang berfrekuensi
dan mempunyai arah getar sama akan menghasilkan satu getaran harmonik baru
berfrekuensi sama dengan amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi
setiap bagian getaran harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode penambahan
trigonometri atau lebih sederhananya lagi dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila
dua getaran harmonik super posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi
periodik.
1

Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri kekanan melalui
permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke Y atau masukan vertikal
osiloskop, menggerakkan bintik keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang
dimasukkan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar
yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan
masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai sebuah
pola yang diam pada layar. (http://planetcopas.blogspot.com/2012/08/prinsip-kerjaosciloscope.html)
2.3. Bagian bagian Oscilloscope

Keterangan gambar panel kontrol Osilokop Dual Trace diatas:


1. VERTICAL INPUT : merupakan input terminal untuk channel-A/saluran A.
2. AC-GND-DC : Penghubung input vertikal untuk saluran A.

Jika tombol pada posisi AC, sinyal input yang mengandung komponen DC akan
ditahan/di-blokir oleh sebuah kapasitor.
2

Jika tombol pada posisi GND, terminal input akan terbuka, input yang bersumber
dari penguatan internal di dalam Oscilloscope akan di-grounded.

Jika tombol pada posisi DC, input terminal akan terhubung langsung dengan penguat
yang ada di dalam Oscilloscope dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar
monitor.

3. MODE

CH-A : tampilan bentuk gelombang channel-A/saluran A.

CH-B : tampilan bentuk gelombang channel-B/saluran B.

DUAL : pada batas ukur (range) antara 0,5 sec/DIV 1 msec (milli second)/DIV,
kedua frekuensi dari kedua saluran (CH-A dan CH-B) akan saling berpotongan pada
frekuensi sekitar 200k Hz. Pada batas ukur (range) antara 0,5 msec/DIV 0,2
sec/DIV saklar jangkauan ukur kedua saluran (channel/CH) dipakai bergantian.

ADD : CH-A dan CH-B saling dijumlahkan. Dengan menekan tombol PULL
INVERT akan diperoleh SUB MODE.

4. VOLTS/DIV variabel untuk saluran (channel)/CH-A.


5. VOLTS/DIV pelemah vertikal (vertical attenuator) untuk saluran (channel)/CH-A.

Jika tombol VARIABLE diputar ke kanan (searah jarum jam), pada layar monitor
akan tergambar tergambar tegangan per DIV. Pilihan per DIV tersedia dari 5
mV/DIV 20V/DIV.

6. Pengatur posisi vertikal untuk saluran (channel)/CH-A.


7. Pengatur posisi horisontal.
8. SWEEP TIME/DIV.
9. SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10. EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11. CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak
ke puncak.
12. COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai penguji
komponen(component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di
set pada posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING LEVEL.
14. LAMPU INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang).
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.
3

18. SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector). Jika tombol
SOURCE pada posisi :

INT : sinyal dari channel A (CH-A) dan channel B (CH-B) untuk keperluan pentrigger-an/penyulutan saling dijumlahkan,

CH-A : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-A,

CH-B : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-B,

AC : bentuk gelombang AC akan sesuai dengan sumber sinyal AC itu sendiri,

EXT : sinyal yang masuk ke EXT TRIG dibelokkan/dibengkokkan disesuaikan


dengan sumber sinyal.

19. POWER ON-OFF.


20. FOCUS digunakan untuk menghasilkan tampilan bentuk gelombang yang optimal.
21. INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
22. TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar
tetap berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace
rotator ini.
23. CH-B POSITION tombol pengatur untuk penggunaaan CH-B/channel (saluran) B.
24. VOLTS/DIV pelemah vertikal untuk CH-B
25. VARIABLE.
26. VERTICAL INPUT input vertikal untuk CH-B.
27. AC-GND-DC untuk CH-B kegunaannya sama seperti penjelasan yang terdapat pada
nomor 2.
28. COMPONET TEST IN terminal untuk komponen yang akan diuji.
(http://makalah-osiloskop.blogspot.com/2013/11/osiloskop.html)
2.4. Fungsi Oscilloscope
1. Untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik.
2. Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
3. Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian elektronika
4. Dapat melihat amplitudo tegangan, periode, frekuensi dari sinyal yang tidak
diketahui
5. Untuk melihat harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun bukan
sinus
6. Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap
waktu, yang ditampilkan pada layar
4

7. Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.


8. Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input
9. Mengukur Amlitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan generator
pembangkit sinyal
10. Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi
2.5.Kesalahan Oscilloscope
1. Dapat tarjadi kebakaran pada lapisan fosfor layar jika membiarkan ada titik terang
pada layar walaupun sesaat
2. Lupa memastikan alat yang diukur dan oscilloscope ditanahkan (digroundkan).
Disamping untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensiradio
atau jala-jala.
3. Lupa memastikan probe dalam keadaan baik
4. Dapat merusak oscilloscope jika pada saat menyalakan, power saklar masih dalam
keadaan on
5. Dapat terjadi sengatan listrik jika pada saat memperbaiki atau membersihkan
Oscilloscope masih terhubung dengan jaringan listrik 220V
2.6. Keselamatan Kerja Oscilloscope
1. Sebelum di pasangkan ke sumber arus oscilloscope lalukan pengaturan baseline trace
2. Groundkan oscilloscope ke tanah agar tidak terjadi kecelakaan tersengat listrik yang
tidak diinginkan pada saat melakukan kerja
3. Tempatkan oscilloscope di tempat yang datar agar tidak jatuh
4. Matikan arus listrik pada saat membersihkan oscilloscope agar tidak tersengat arus
listrik
(http://planetcopas.blogspot.com/2012/08/prinsip-kerja-osciloscope.html)
III.

ALAT dan BAHAN


1. Oscilloscope
2. Sumber Tegangan
3. Multimeter
4. Kabel konektor

IV.

CARA KERJA

A. Tegangan Searah (DC)


5

1. Osiloskop dan sumber tegangan di rangkai sesuai petunjuk. (kabel merah


disambungkan ke kutub positif catu daya dan kabel hitam disambungkan ke kutub
2.
3.
4.
5.
6.

negative catu daya.


Kepekaan kanal diatur pada 0,5 V/Div
Sumber tegangan diatur pada tegangan 1 volt.
VDc yang ditampilkan pada osiloskop dbaca dan dicatat.
Pengukuran tegangan diulangi dengan menggunakan multimeter.
Langkah 3-5 diulangi untuk sumber teganngan yang berbeda (2 volt, 3 volt, 4 volt, 5

volt)
7. Langkah 2-6 diulangi untuk kepekaan kanal pada 1 V/Div.
B. Frekuensi dan Tegangan Arus Tukar
1. Alat (sumber tegangan AC, osiloskop) dirangkai sesuai petujuk.
2. Function generator dihidupkan dan diatur pada gelombang sinus.
3. Frekuensi pada alat diatur pada frekuensi 1 kHz.
4. Kepekaan kanal sweep time/ div diatur pada 1 ms/div
5. Bentuk gelombang pada osiloskop dicatat dan harga skala vertical (V/div) serta
horizontal (sweep time/div) dicatat.
6. Langkah 3-5 diulangi untuk frekuensi 1,5 kHz dam 2 kHz.
7. Langkah 3-6 diulangi untuk bentuk gelombang kotak dan gigi gergaji.
V.

DATA PENGAMATAN

VI.

PERHITUNGAN
A. Mengukur Tegangan DC
V = n.HSV
dimana : n = banyak skala
HSV = Harga skala vertical
Data 1 :
n

= 0.72

HSV

= 0,5 V/div

Vpp

= n.HSV

Vpp

= 0.72div . 0.5V/div = 3.6 Volt

Dengan cara yang sama maka siperoleh dari data sebagai berikut :

VII.

PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan utnuk memahami cara penggunaan osiloskop, menghitung
frekuensi dan tegangan serta memahami fungsi tombol pada osiloskop. Osiloskop adalah
alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat
dilihat dan dipelajari. Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa
tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yag ditampilkan pada layar,
untuk melihat bentuk sinyal listrik yang sedang kita amati.
Didalam percobaan ini juga dilakukan pembandingan hasil pengukuran tegangan
dengan multimeter dan osiloskop dengan tegangan sebenarnya. Dengan input berupa
tegangan AC pada percobaan ini juga dilakukan pengukuran frekuensi. Secara teoritis
dikatakan bahwa pengukuran menggunakan osiloskop lebih teliti dibandingkan dengan
menggunakan multimeter. Sebelum melakukan pengukuran, osiloskop harus dikalibrasi
terlebih dahulu dengan memperhatikan garis lurus yang ada pada layar. Intensitas, fokus,
dan posisi x dan y diatur agar menghasilkan pengukuran yang jelas dan teliti.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa hasil
pengukuran dengan menggunakan osiloskop jauh berbeda dengan tegangan input dari
sumber. Hasil ini mengakibatkan nilai error yang sangat tinggi pula. Berbeda halnya
dengan pengukuran tegangan menggunakan multimeter yang menunjukkan error 0%
pada semua pengukuran. Karena hasil dari mutimeter sangatlah kasar, hal ini disebabkan
oleh ketelitian alat yang kurang baik dan pembacaan skala analog yang tak mungkin
menghasilkan nilai dua desimal, hanya secara kasar saja. Osiloskop adalah alat ukur
besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik
yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Hal inilah
yang menyebabkan hasil pengukuran menggunakan osiloskop lebih detail dan teliti.
Seiring dengan peningkatan frekuensi, kapabilitas dari osiloskop untuk mengukur secara
akurat akan semakin menurun.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pada
pengukuran tegangan AC ada 3 jenis gelombang pada osiloskop yaitu : gelombang sinus,
geomang kotak, dan gelombang gigi gergaji. Ketiganya sama-sama diuaraikan dalam
bentuk periode, frekuensi dan amplitudo. Gelombang sinus adalah gelombang yang
9

berbentuk fungsi sinus seperti yang digunakan dalam trigonometri. Dalam elektronika,
gelombang sinus memegang peranan yang sangat besar dalam menguji dan menganalisa
rangkaian. Bila dua buah gelombang sinus mempunyai frekuensi yang sama dan terjadi
pada saat yang sama, maka kedua gelombang tersebut dikatakan sefasa (in phase).
Sebaliknya, bila kedua gelombang tersebut terjadi pada waktu yang berbeda, maka
dikatakan kedua gelombang tersebut tidak sefasa (out of phase). Bila ini terjadi,
perbedaan fasa tersebut dinyatakan dalam sudut fasa. Berikutnya, ada juga yang disebut
sebagai gelombang kotak. Gelombang kotak merupakan bentuk umum gelombang yang
lain. Pada dasarnya gelombang kotak adalah tegangan yang dihidupkan dan dimatikan
(kondisi high dan low) pada interval yang teratur. Rangkaian elektronik digital, seperti
pada komputer, TV, radio, dll, seringkali menggunakan gelombang kotak sebagai sinyal
pewaktuan (timing signals). Dan yang ketiga adaah gelombang gigi gergaji atau
gelombang segitiga. Gelombang segitiga terdiri dari gelombang ramp yang berubah-ubah
dari positif ke negatif secara bergantian. Pada gelombang segitiga, laju perubahan
tegangan dari ramp positif dan ramp negatif dalam tiap siklus sama besar, sedangkan
pada gelombang gigi gergaji tidak sama besar.

VIII.

KESIMPULAN
1. Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk
sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.
2. Sebelum dilakukan pengukuran osiloskop harus dikalbrasi agar menghasilkan data
pengukuran yang detail dan teliti.
3. Hasil pengukuran menggunakan osiloskop lebih teliti dibandingkan dengan
multimeter analog.

IX.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Fungsi osiloskop, Pengertian dan Prinsip Cara Kerjanya.
Diakses dari www.wikikomponen.com pada tanggal 2 Desember
2016.
10

Anonim. 2016. Penggunaan Osiloskop dan Multimeter. Diakses dari


http://blog.umy.ac.id pad tanggal 2 Desember 2016.
Sujatno. 2016. Praktikum alat ukur dan teknik pengukuran. STTN
BATAN: Yogyakarta.
Galatia,Rikhi. Laporan Praktikum Teknik Pengukuran : Osiloskop.
Yogyakarta : STTN-BATAN.

Pembimbing,
Suyatno, S.T, M.Eng

Yogyakarta, 04 Desember 2016


Praktikan,
Arkadius

Aban

11

Anda mungkin juga menyukai