Anda di halaman 1dari 18

Skenario

Dokter Keluarga
Ny. D, 45 tahun datang ke klinik Pratama untuk berobat penyakit darah tinggi yang sudah 5
tahun dideritanya. Ny. D datang ke klinik ini atas saran temannya. Menurut temennya, klinik
Pratama pelayanannya sangat bagus, baik cara pendekatannya maupun jenis pelayanan yang
tersedia karena dokter yang berpraktek di klinik ini adalah dokter keluarga yang agak berbeda
dengan dokter umum biasa. Masih menurut temannya dokter keluarga ini tidak hanya
mengobati pasien di klinik, tetapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah,
penyuluhan keseluruhan dan memberikan binaan kepada keluarga di sekitar klinik tersebut.

Kata Sulit
1. Dokter Keluarga
: Dokter yang memberikan pelayanan kepada komunitas baik
secara aktif atau pasif dengan holistik dan komprehensif
2. Klinik Pratama
: Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar

Pertanyaan
1. Apa perbedaan dokter umum dan dokter keluarga?
2. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki dokter keluarga?
3. Pelayanan apa saja yang diberikan klinik pratama?
4. Apa saja aspek yang dilihat dookter keluarga saat kunjungan ke rumah?
5. Apa saja prinsip dan standar dari dokter keluarga?
6. Fungsi dari klinik pratama?
7. Apa saja binaan yang diberikan keluarga sekitar klinik?
8. Apa yang membedakan klinik pratama dengan klinik utama?
9. Apa saja pelayanan yang diberikan dokter keluarga saat kunjungan keluarga?
10. Cakupan wilayah klinik pratama?
11. Apa saja penyuluhan yang diberikan saat kunjungan rumah?
12. Status kepemilikan klinik pratama?

Jawaban
1. Dokter umum : hanya mengobati dan fokus pada pasien yang datang
Dokter keluarga : mengobati secara menyeluruh (aktif dan pasif) pasien beserta
keluarga mulai dari pengobatan, pencegahan, dan rehabilitasi)
2. Ketrampilan primer : screening kesehatan, membaca EKG, ATLS, ACLS, APLS
3. Pelayanan medis dasar : rawat jalan dan kunjungan ke rumah pasien
4. Aspek sosial budaya, gaya hidup, lingkungan, dan ekonomi
5. Prinsip : dokter kontak pertama, pelayanan meyeluruh (kuratif-preventif)
Standar : harus mempunya sertifikat lulus pelatihan dokter keluarga
6. Untuk memberikan pelayanan medis dasar
7. Penyuluhan berdasarkan kasus yang didapat
8. Klinik Utama: rawat jalan, rawat inap, dan pelayanan medis dasar dan spesialis
Klinik Pratama: rawat jalan, dokter umum dan dokter gigi, boleh ada fasilitas rawat
inap jika sudah terbentuk badan usaha
9. Penyuluhan kesehatan, memberikan binaan, mengobati
10. Berdasarkan kepala keluarga
11. Berdasarkan kasus yang didapat
12. Bisa menjadi milik pemerintah atau pribadi

Hipotesis
Dokter umum atau spesialis yang mengikuti pelatihan dokter keluarga dan telah mendapatkan
sertifikat dapat disebut sebagai dokter keluarga. Dokter keluarga mempunyai prinsip dan
standar sendiri, pelayanan yang diberikan adalah secara menyeluruh. Dokter keluarga juga
dapat membuka klinik yang disebut sebagai klinik pratama. Pelayanan yang diberikan oleh
klinik ini adalah pelayanan medis dasar dengan cakupan wilayah berdasarkan kepala keluarga
dan status kepemilikan dapat menjadi milik pemerintah atau pribadi.

Sasaran Belajar
1. Memahami dan Menjelaskan Kedokteran Keluarga
2

1.1 Definisi
Definisi Dokter Keluarga menurut Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P (2000),
Dokter Keluarga adalah:
Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistem
pelayanan kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua
masalah yang mungkin dimiliki pasien.
Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya
ataupun karakter personal dan sosialnya, dan memanfaatkan semua sumber daya
yang tersedia dalam sistem pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin
kepentingan pasien.
Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan,
diagnosis, pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan
memadukan ilmu-ilmu biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis.
1.2 Terminologi / Batasan
Pada saat ini, batasan dokter keluarga banyak macamnya. Beberapa di antaranya
yang dipandang cukup penting adalah :
A. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan
komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan
mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah
seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan
kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit.
Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh individu
sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu
tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis,
dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat
mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi,
dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya
pelayanan yang komprehensif dan bersinambung bagi pasiennya (WONCA,
1991).
B. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari
unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif
mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982).
C. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan
kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang
terdapat dalam satu keluarga, dan apabila kebetulan berhadapan dengan suatu
masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi, meminta bantuan
konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (The American Board of Family
Practice, 1969).
D. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak
pertama yang merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai
kebutuhan kesehatan total pasien dan menyelenggarakan pelayanan
kedokteran perseorangan dalam satu atau beberapa cabang ilmu kedokteran
3

serta merujuk pasien ke tempat pelayanan lain yang tersedia, sementara tetap
menjaga kesinambungan pelayanan, mengembangkan tanggung jawab untuk
pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan, serta bertindak
sebagai koordinator pelayanan kesehatan, menerima tanggung jawab untuk
perawatan total pasien termasuk konsultasi sesuai dengan keadaan lingkungan
pasien, yakni keluarga atau unit sosial yang sebanding serta masyarakat (The
American Academic of General Practice, 1947).
E. Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
personal, tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada
pasiennya yang terkait dengan keluarga, komunitas serta lingkungan di mana
pasien tersebut berada (Singapore College of General Practitioners, 1987).
Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua di antaranya yang
dipandang cukup penting adalah:
A. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh
yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana
tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh
golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau
jenis penyakit tertentu saja (The American Academy of Family Physician,
1969).
B. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik
tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu
lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan
dan kandungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara
keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu
perilaku, biologi dan ilmu - ilmu klinik, dan karenanya mampu
mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam
menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan
konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang
mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The American Academy of
Family Physician, 1969).
Kedua batasan ini sekalipun dikemukakan oleh satu organisasi yang sama, yakni
The American Academy of Family Physician, rumusannya tidaklah sama.
Rumusan yang pertama, karena menunjuk pada karakteristik pelayanan, lebih
ditujukan untuk kepentingan penyelenggaraan pelayanan. Sedangkan rumusan
yang kedua, karena lebih menunjuk pada penerapan disiplin ilmu, lebih ditujukan
untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.
Pelaksana pelayanan dokter keluarga adalah dokter keluarga (family doctor,
family physician). Cabang ilmu kedokteran yang diterapkan pada pelayanan
dokter keluarga disebut dengan nama ilmu kedokteran keluarga (family medicine).

1.3 Sejarah
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah
dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter
Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama
organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun
organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter
keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi
kedokteran ataupun dari pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional,
maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang
dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of
General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota
dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia.
Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk
mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan
tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok
pelayanan kesehatan lain yakni:
A. Pendayagunaan dokter pasca PTT
B. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
C. Menghadapi era globalisasi
(http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=61)
2. Memahami dan Menjelaskan Pelayanan Dokter Keluarga
2.1 Prinsip dan Standar
Prinsip
Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti anjuran WHO
dan WONCA yang mencantumkan prinsip-prinsip ini dalam banyak terbitannya.
Prinsip prinsip ini juga merupakan simpulan untuk dapat meningkatkan kualitas
layanan dokter primer dalam melaksanakan pelayanan kedokteran. Prinsip-prinsip
pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah memberikan / mewujudkan :
1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif
2. Pelayanan yang kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungan tempat tinggalnya
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan
9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu

Dalam praktik sehari-hari dokter keluarga harus:


1. Selalu mengingat bahwa pasien adalah mahluk biopsikososial dan bukan
sekumpulan organ
2. Tetap berkiprah di ranah layanan primer sesuai dengan kewenangannya,
karena itu harus bekerjasama secara mutualistis dengan semua pihak termasuk
dokter penyelenggara layanan sekunder, pasien, dan keluarganya.
3. Sadar bahwa tugasnya memerlukan ilmu yang luas dan dalam serta
keterampilan prosedur klinis layanan primer yang prima, dengan tetap menjunjung
tinggi etika, moral, hukum, dan profesionalisme
Standar
1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)
a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama
untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan
proteksi khusus (preventive and spesific protection), pemulihan kesehatan
(curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah
sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai
dengan mediko legal etika kedokteran.
1) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan
kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan
diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter
keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat
persetujuan tempat praktik.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan
pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.
3) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien
dan keluarganya.
4) Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan
penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
5) Kuratif medik
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan
kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama,
termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan /
atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.
6) Rehabilitasi medik dan sosial
6

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala


kesempatan rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami
masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial.
7) Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi
sosial pasien dan keluarganya.
8) Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal
dan etik kedokteran.
b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.
1) Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan
pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama
pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta
memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis
2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang diagnosis
atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan
pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan
penunjang secara rasional, efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata.
3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan
beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis
holistik.
4) Prognosis
Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis
pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini
(evidence based).
5) Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik
penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling
dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada
keadaan di saat itu.
6) Konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter
lain yang dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat
dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter
spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
7) Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain
yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan
kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis,
rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
7

8) Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat
dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di
tempat pasien.
9) Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang
rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata
pertama, dan demi kepentingan pasien.
10) Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan
rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini,
demi kepentingan pasien.
11) Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik,
bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan
pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga.
c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli
bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental,
sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
1) Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai
manusia yang seutuhnya.
2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai
bagian dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat
mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.
3) Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar
kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan
keluarganya.
d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan
kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis,
juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang
menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal.
1) Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan
pasien yang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasienkeluarga, maupun bersama antar dokter pasien - dokter spesialis / rumah
sakit.
2) Mitra dokter pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter
dan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis.
8

3) Mitra lintas sektoral medik


Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan
kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.
4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
Pelayanan dokter keluarga mempedulikan dan memperhatikan kebutuhan dan
perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan
berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.
e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung,
yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terus
menerus demi kesehatan pasien.
1) Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.
2) Rekam medik bersinambung
Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang,
digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah
sesuai untuk pasien yang bersangkutan.
3) Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif
dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.
4) Pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan / atau rujukan, pelayanan dokter
keluarga menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi
kepentingan pasien.
2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)
a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)
Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk
menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan
kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna
dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.
1) Informasi memperoleh pelayanan
Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai
cara untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan.
2) Masa konsultasi
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada
pasiennya adalah cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan
keinginannya, cukup untuk dokter menjelaskan apa yang diperolehnya pada
anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta cukup untuk menumbuhkan partisipasi
pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang dipilihnya, sebisanya 10
menit untuk setiap pasien.
3) Informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai
seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal
9

pemeriksaan, konsultasi, rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya


sehingga memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan
dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.
4) Komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling
percaya.
5) Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban
dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.
b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners
relationship in practice)
Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga sebagai pimpinan
manajemen untuk mengelola klinik secara profesional.
1) Hubungan profesional dalam klinik
Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau beberapa
tenaga kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas hubungan kerja yang
profesional dalam suasana kekeluargaan.
2) Bekerja dalam tim
Pada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan derajat
kesehatan pasien dan keluarga, pelayanan dokter keluarga merupakan sebuah
tim.
3) Pemimpin klinik
Pelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga atau bila
terdiri dari beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk memimpin bidang
manajemen yang berbeda di bawah tanggung jawab pimpinan.
c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagues)
Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan,
ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga
hubungan baik secara profesional.
1) Hubungan profesional antar profesi
Pelayananan dokter keluarga melaksanakan praktik dengan mempunyai
hubungan profesional dengan profesi medik lainnya untuk kepentingan pasien.
2) Hubungan baik sesama dokter
Pelayanan dokter keluarga menghormati keputusan medik yang diambil oleh
dokter lain dan memperbaiki penatalaksanaan pasien atas kepentingan pasien
tanpa merugikan nama dokter lain.
3) Perkumpulan profesi
Dokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota
perkumpulan profesi yang sekaligus menjadi anggota Ikatan Dokter Indonesia
dan berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang ada.
d. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of knowledge
and skill development)

10

Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah


guna memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta meluaskan wawasan
pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.
1) Mengikuti kegiatan ilmiah
Pelayanan dokter keluarga memungkinkan dokter yang berpraktik untuk
secara teratur dalam lima tahun praktiknya mengikuti kegiatan - kegiatan
ilmiah seperti pelatihan, seminar, lokakarya dan pendidikan kedokteran
berkelanjutan lainnya.
2) Program jaga mutu
Pelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara mandiri dan /
atau bersama - sama dengan dokter keluarga lainnya, secara teratur ditempat
praktiknya.
3) Partisipasi dalam kegiatan pendidikan
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam pendidikan dokter
keluarga, dan berusaha untuk berpartisipasi pada pelatihan mahasiswa
kedokteran atau pelatihan dokter.
4) Penelitian dalam praktik
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam penelitian dan
berusaha untuk menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan etika
penelitian kedokteran, demi kepentingan kemajuan pengetahuan kedokteran.
5) Penulisan ilmiah
Dokter keluarga pada pelayanan dokter keluarga berpartisipasi secara aktif dan
atau pasif pada jurnal ilmiah kedokteran.
e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan (standard
as community leader)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala
kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya
pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya.
1) Menjadi anggota perkumpulan sosial
Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja dalam pelayanan
dokter keluarga, menjadi anggota perkumpulan sosial untuk mempeluas
wawasan pergaulan.
2) Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
Bila ada kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat di sekitar tempat praktiknya,
pelayanan dokter keluarga bersedia berpartisipasi aktif dalam kegiatankegiatan tersebut.
3) Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya
Bila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di sekitarnya,
pelayanan dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam penanggulangan
khususnya dalam bidang kesehatan.
3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of practice management)
a. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)

11

Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas
kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau
pelatihannya.
1) Dokter keluarga
Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter
yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat
dalam hal perilaku kesehatan.
2) Perawat
Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti
pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
3) Bidan
Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan
pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
4) Administrator klinik
Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telah
mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran
keluarga.
b. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)
Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan
profesional.
1) Pencatatan keuangan
Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara
yang umum dan bersifat transparansi.
2) Jenis sistim pembiayaan praktik
Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa
sehingga dapat mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya maupun sistim
pembiayaan fee-for service
c. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for practice)
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang
disebut klinik dengan manajemen yang profesional.
1) Pembagian kerja
Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-masing.
2) Program pelatihan
Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (job
training) terlebih dahulu.
3) Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3 (kesehatan dan
keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan kesehatan.
4) Pembahasan administrasi klinik
Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi
klinik
4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)
a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)

12

Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata


pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.
1) Fasilitas untuk praktik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan
pasien, pegawai dan dokter yang berpraktik.
2) Kerahasiaan dan privasi
Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi
pasien.
3) Bangunan dan interior
Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen
atau semi permanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis
strata pertama yang aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien.
4) Alat komunikasi
Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya.
5) Papan nama
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur
oleh organisasi profesi.
b. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas
pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer).
1) Peralatan medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal
harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia
layanan strata pertama.
2) Peralatan penunjang medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang
minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai
penyedia pelayanan strata pertama.
3) Peralatan non medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus
dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan
strata pertama.
c. Standar proses-proses penunjang praktik (Standard of clinical supports
process)
Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang
kegiatan pelayanan dokter keluarga.
1) Pengelolaan rekam medik
Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi
rekam medik dengan dasar rekam medik berorientasikan pada masalah
(problem oriented medical record).
2) Pengelolaan rantai dingin
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chain
management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.
3) Pengelolaan pencegahan infeksi
13

Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution management


yang mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.
4) Pengelolaan limbah
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan
limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah lingkungan
dan aman bagi masyarakat sekitar klinik.
5) Pengelolaan air bersih
Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah diolah
sehingga aman digunakan.
6) Pengelolaan obat
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai
prosedur yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang
kadaluwarsa.

3. Memahami dan Menjelaskan Klinik Pratama / Klinik Dokter Keluarga


3.1 Fungsi
Berdasarkan Permenkes no. 9 tahun 2014 pasal 2 tentang klinik, Klinik pratama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan Klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus.
3.2 Cakupan Wilayah
Menurut Permenkes No 9 Tahun 2014 :
(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran Klinik yang
diselenggarakan masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan
pelayanan berdasarkan rasio jumlah penduduk.
(2) Lokasi Klinik harus memenuhi ketentuan mengenai persyaratan kesehatan
lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Ketentuan mengenai persebaran Klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak berlaku untuk Klinik perusahaan atau Klinik instansi pemerintah tertentu
yang hanya melayani karyawan perusahaan, warga binaan, atau pegawai instansi
tersebut.
3.3 Status Kepemilikan
Klinik dapat dimiliki oleh Pemerintah, Pemda atau Masyarakat, untuk klinik
masyarakat bisa oleh perorangan atau badan usaha tapi khusus yang
menyelenggarakan rawat inap, harus didirikan oleh badan hukum. Menurut
Permenkes No 9 Tahun 2014 :
1. Klinik yang dimiliki oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus didirikan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Klinik yang dimiliki oleh masyarakat yang menyelenggarakan rawat jalan
dapat didirikan oleh perorangan atau badan usaha.
3. Klinik yang dimiliki oleh masyarakat yang menyelenggarakan rawat inap
harus didirikan oleh badan hukum.

14

Bangunan Klinik harus bersifat permanen dan tidak bergabung fisik


bangunannya dengan tempat tinggal perorangan, tidak termasuk apartemen, rumah
toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis. Bangunan Klinik
harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam
pemberian pelayanan serta perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi semua
orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
4. Memahami dan Menjelaskan Standar dan Kompetensi Dokter Keluarga
4.1 Syarat dan Kompetensi Dokter Keluarga dalam Pelayanan Primer
Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2006 berjudul STANDAR KOMPETENSI
DOKTER yang menjabarkan dalam 7 area kompetensi :
A. Area Komunikasi efektif : mampu menggali dan bertukar informasi secara
verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, teman
sejawat,masyarakat dan profesi lain.
B. Area Keterampilan Klinis : melakukan prosedur klinis dalam menghadapi
masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.
C. Area landasan Ilmiah Ilmu kedokteran : mengidentifikasi, menjelaskan,
dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut
ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
D. Area Pengolahan Masalah Kesehatan
: mengelola masalah kesehatan
individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif, holistik,
bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan
kesehatan primer.
E. Area Pengelolaan Informasi
: mengakses, mengelola, menilai secara
kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan
menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan
pelayanan kesehatan di tingkat primer.
F. Area Mawas diri dan Pengembangan Diri
: melakukan praktik
kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan
keterbatasannya; mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan
kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar
sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau
perkembangan profesi secara sinambung.
G. Area Etika, Moral, Medikolegal, dan Profesionalisme serta Keselamatan
Pasien
: berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta
mendukung kebijakan kesehatan; bermoral dan beretika serta memahami
isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran; menerapkan
program keselamatan pasien.
Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA WHO tahun 2003 :
A. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu( bayi baru
lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia )
B. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
Memahami epidemiologi penyakit
Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
15

Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obat


Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta
penyuluhangizi
Memahami pokok masalah perkembangan normal
Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilaku
Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila
diperlukan
Menyelenggarakan layanan paliatif
Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran
C. Mengkoordinasikan layanan kesehatan
Dengan keluarga pasien ( penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau
pasien,pembinaan dan konseling keluarga )
Dengan masyarakat ( penilaian kesehatan masyarakat dan
epidemiologi,pemeriksaan atau penilaian masyarakat, mengenali dan
memanfaatkan sumber dayamasyarakat, program pencegahan dan
pendidikan bagi masyarakat, advokasi ataupembelaan kepentingan
kesehatan masyarakat )
D. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol( kelainan alergik, anastesia
dan penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa,kelainan
kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan
salurancerna, kelainan perkemihan dan kelamin, kelainan obstetric dan
ginekologi, penyakitinfeksi, kelainan musculoskeletal, kelainan neoplastik,
kelainan neurologi, dan psikiatri)
E. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan ( menyusun dan
menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek,pemecahan
masalah konflik, peningkatan kualitas).
Merupakan profil dokter ideal yang memiliki kemampuan untuk melakukan
serangkaian pelayanan kesehatan untuk memenuhi kualitas, kebutuhan, efektifitas
biaya, dan persamaan dalam dunia kesehatan. WHO menerapkan batasan bahwa
dokter masa depan wajib memenuhi kriteria Lima Kualitas seorang dokter , yaitu :
1. Care provider
2. Decision maker
3. Communicator
4. Community leader
5. Manager
Secara garis besar, batasan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Care Provider.
Dalam memberikan pelayanan medis, seorang dokter hendaknya:
Memperlakukan pasien secara holistik
Memandang Individu sebagai bagian integral dari keluarga dan komunitas.
16

Memberikan pelayanan yang bermutu, menyeluruh, berkelanjutan dan


manusiawi.
Dilandasi hubungan jangka panjang dan saling percaya.

2. Decision Maker.
Seorang dokter diharapkan memiliki:

Kemampuan memilih teknologi


Penerapan teknologi penunjang secara etik.
Cost Effectiveness

3. Communicator.
Seorang dokter, dimanapun ia berada dan bertugas, hendaknya:

Mampu mempromosikan Gaya Hidup Sehat.


Mampu memberikan penjelasan dan edukasi yang efektif.
Mampu memberdayakan individu dan kelompok untuk dapat tetap sehat.

4. Community Leader.
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, seorang dokter hendaknya:

Dapat menempatkan dirinya sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat.


Mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama individu serta masyarakat.
Mampu melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

5. Manager.
Dalam hal manajerial, seorang dokter hendaknya:

Mampu bekerja sama secara harmonis dengan individu dan organisasi di luar
dan di dalam lingkup pelayanan kesehatan, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pasien dan komunitas.
Mampu memanfaatkan data-data kesehatan secara tepat dan berhasil guna.

17

4.2 Perbedaan Dokter Umum dan Dokter Keluarga


DOKTER PRAKTEK
UMUM

tt
:/
a
m
y
m
d
c
n
.
g
m
a
.i
/
o
t
r-

DOKTER KELUARGA

Cakupan
Pelayana
n

Terbatas

Lebih Luas

Sifat
Pelayana
n

Sesuai Keluhan

Menyeluruh, Paripurna, bukan sekedar


yang dikeluhkan

Cara
Pelayana
n

Kasus per kasus dengan


pengamatan sesaat

Kasus per kasus dengan


berkesinambungan sepanjang hayat

Jenis
Pelayana
n

Lebih kuratif hanya untuk


penyakit tertentu

Lebih kearah pencegahan, tanpa


mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi

Peran
keluarga

Kurang dipertimbangkan

Lebih diperhatikan dan dilibatkan

Promotif
dan
pencegah
an
Tidak jadi perhatian

Jadi perhatian utama

Hubunga
n dokterpasien

Dokter pasien

Dokter pasien teman sejawat dan


konsultan

Awal
pelayana
n

Secara individual

Secara individual sebagai bagian dari


keluarga komunitas dan lingkungan

h
p
/f
il
e
i
i
e
u
.
c
d
d
k
e

keluarga-dalam-sistem-kesehatan/ )

18

Anda mungkin juga menyukai