Anda di halaman 1dari 31

+

Pembimbing:
dr. Budi Martino L. Sp.OG

Hiperplasia Endometrium
Anindita Prasidha
1102012023
+ Anatomi & Fisiologi Endometrium

Uterus :
•Korpus
•Servik

Endometrium :
• kelenjar-kelenjar
endometrium
• sel-sel stroma mesenkim
• pembuluh darah
• tempat Implantasi

Sensitive  Hormone
Estrogen &
Progesterone
+ Endometrium
merupakan lapisan
paling dalam dari
rahim.

Tumbuh dan
menebal
setiap bulan
untuk
persiapan
kehamilan

Jika tidak terjadi


kehamilan, maka
akan keluar saat
menstruasi
+ Siklus Endometrium Normal
Fase Fase Pasca Fase Fase Prahaid
Menstruasi Haid Intermenstrum ( Sekresi )
(Deskuamasi) (Regenerasi) (Proliferasi)
• Berlangsung
• 3-4 hari. • Fase ini • Endometrium sejak hari
• Pelepasan berlangsung ± menebal setelah
endometrium 4 hari (hari 1-4 hingga ± 3,5 ovulasi
dari dinding siklus haid). mm. hari ke 14 -
uterus. • Regenerasi. • Berlangsung 28.
Mengandung mengganti sel selama ± 10 • Fase sekresi
sel-sel darah epitel hari dini
merah, sekret endometrium. • Fase Proliferasi • Fase sekresi
dari uterus, Dini lanjut
cervix. • Fase Proliferasi
Madya
• Fase Proliferasi
Akhir
+
Hiperplasia Endometrium
Pertumbuhan yang berlebih dari
kelenjar, dan stroma pembentukan
vaskularisasi dan infiltrasi limfosit
pada endometrium

Hiperplasia endometrium

rangsangan / stimulasi
hormon estrogen tanpa
dihambat oleh progesteron
KLASIFIKASI
+
 SIMPLE
 Peningkatan perbandingan kelenjar stroma
dengan kelenjar disekitarnya dan bentuk ireguler.
Kelenjar bisa mungkin berdilatasi atau kistik
(hyperplasia kistik) dan dibatasi oleh tipe
proliferative sel endometrium

 KOMPLEKS
 hyperplasia kompleks  peningkatan kepadatan
dengan sedikit intervensi dari stroma diantara
elemen kelenjar. Epitel pelapis berlapis dan
banyak gambaran mitotic. Sel-sel pelapis
mempertahankan polaritas normal dan tidak
menunjukkan pleomorfisme atau atipia sitologik
Arsitektur dari kelenjar lebih kompleks

+SIMPLE DENGAN ATIPIA
 Atipis ditandai dengan kehilangan
poalritas, peningkatan perbandingan
nuclear dengan sitoplasmik, nucleus yang
besar dan bentuk yang bervariasi,
penebalan membrane nucleus

 KOMPLEKS DENGAN ATIPIA


 berdesakannya kelenjar dengan
kelenjar yang saling membelakangi
dan ditandai dengan pleomorfisme,
hiperkromatisme dan pola kromatin
inti abnormal. Hiperplasia kompleks
dengan atipia menyatu dengan
adenokarsinoma in situ pada
endometrium dan menimbulkan risiko
karsinoma endometrium yang tinggi
+
FAKTOR RESIKO
1.Sekitarusia menopause
2.Didahului dengan terlambat haid atau amenorea
3.Obesitas ( konversi perifer androgen menjadi
estrogen dalam jaringan lemak )
4.Penderita Diabetes melitus
5.Pengguna estrogen dalam jangka panjang tanpa
disertai pemberian progestin pada kasus
menopause
6.PCOS – polycystic ovarian syndrome
7.Penderita tumor ovarium dari jenis granulosa theca
cell tumor5
+ Patogenesis

Hambat
Rangsangan
Stimulasi Kadar produksi
terhadap Regresi diikuti
unopposed estrogen Gonadotrpin
pertumbuhan perdarahan.
estrogen tinggi (feedback
folikel <<
mechanism).

penurunan
wanita Siklus yang produksi
perimenopause anovulatoar progesteron oleh
korpus luteum

proliferasi berlebih
stimulasi estrogen estrogen tidak
dan terjadinya
terhadap kelenjar dan diimbangi oleh
hiperplasia pada
stroma endometrium progesteron.
endometrium.
+
Gejala Klinis
• Siklus menstruasi tidak teratur
• Tidak haid dalam jangka waktu lama
(amenorrhoe)
• Menstruasi terus-menerus dan
banyak (metrorrhagia)
• Anemia
+
Diagnosa
Anamnesis
Riwayat
penyakit
dahulu, Riwayat
Identitas Keluhan ( Riwayat penggunaan Ginekologi
perdarahan ) kontrasepsi, obat, dan dan Obstetri
penyakit
keluarga.

Pemeriksan Fisik

Tanda tanda Inspeksi Palpasi Pemriksaan


Tanda Vital
anemia Vagina Uterus Bimanual
+ Pemeriksaan Penunjang
o USG
o Dilatasi dan Kuretase  PA
o Biopsi
o Histeroskopi

Diagnosis Banding
• Karsinoma endometrium,
• Abortus inkomplit
• Leiomioma
• Polip
+ Terapi
Terapi
Kuretase Histerektomi
Progestin

Hiperplasia Hiperplasia Atipikal


Hiperplasia Atipik
endometrial non atipi atau Kompleks
• Terapi cyclical progestin • Terapi continuous • Jika memang terdeteksi
(medroxyprogesterone progestin dengan ada kanker →operasi
asetat 10-20 mg/hari megestrol asetat (40 pengangkatan rahim
untuk 14 hari setiap mg/hari)
bulan) • Terapi dilanjutkan
• Terapi continuous selama 2-3 bulan dan
progestin (megestrol dilakukan biopsi
asetat 20-40 mg/hari) endometrial 3-4 minggu
setelah terapi selesai
untuk mengevaluasi
respon pengobatan.
+ Prognosis

 Penelitian terbaru menemukan bahwa pada saat


histerektomi 62,5% pasien dengan hiperplasia endometrium
atipikal yang tidak diterapi ternyata juga mengalami
karsinoma endometrial pada saat yang bersamaan.

 Sedangkan pasien dengan hiperplasia endometrial tanpa


atipi yang di histerektomi hanya 5% diantaranya yang juga
memiliki karsinoma endometrial.
+Pencegahan

Melakukan pemeriksaan USG dan / atau


pemeriksaan rahim secara rutin

Melakukan konsultasi ke dokter jika


mengalami gangguan seputar menstruasi

Menurunkan berat badan.

Penggunaan etsrogen pada masa pasca


menopause harus disertai dengan pemberian
progestin untuk mencegah ca. endometrium.

Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka


harus diberikan terapi progesteron untuk cegah
pertumbuhan endometrium berlebihan.
+
+
Identitas Pasien

 Nama : Ny. S R

 Usia : 26 tahun

 Alamat : Cawang, Jakarta Timur

 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

 Pendidikan : SMP

 Suku : Jawa

 Agama : Islam
+
Data dasar
 Keluhan Utama

Keluar darah yang dirasa semakin banyak dan disertai nyeri


perut sejak tiga hari sebelum rumah sakit.

 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dating ke IGD RS Polri dengan keluhan keluar darah


dari vagina dan disertai nyeri perut sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien mengatakan sedang haid hari ketiga namun
darah yang keluar dirasa lebih banyak dari siklus haid sebelumnya.
Pasien mengatakan sudah 3 kali ganti pembalut berukuran besar
sejak pukul 05.00 sampai dengan pukul 9.30 dan mengeluhkan
keluarnya gumpalan darah seperti ati ayam. Pasien mengaku belum
memeriksakan air kencingnya pada tes kehamilan. Pasien memiliki
riwayat siklus haid tidak teratur sejak pertama kali haid dan disaat
sedang haid, hanya 2 kali mengganti pembalut yaitu saat pagi hari
dan sore hari dan tidak disertai dengan nyeri perut dan gumpalan.
Pasien belum pernah hamil dan belum pernah keguguran.
+
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi, DM, Asma, Alergi: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Hipertensi, DM, Asma, Alergi: disangkal

Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus haid : 2 – 3 bulan / tidak teratur; Lama: 7 hari
Hari pertama haid terakhir : 31 Desember 2016

Riwayat Pernikahan
Untuk pertama kali, pasien menikah pada usia 23 tahun dengan lama pernikahan
selama 2 tahun.

Riwayat Persalinan
Belum ada

Kontrasepsi
Tidak
+
Pemeriksaan Fisik

 Antropometri : Berat badan (BB): 90 kg,

 Tinggi badan (TB) : 160 cm

 Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang

 Kesadaran : Compos mentis

 Tanda vital
 Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Frekuensi nadi : 87 kali/menit
 Frekuensi nafas : 20 kali/menit
 Suhu : 36,8 ºC
+
Status Generalisata
 Kepala : normocephal

 Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).

 Telinga : tidak ditemukan kelainan

 Hidung : tidak ditemukan kelainan

 Tenggorokkan : tidak ditemukan kelainan

 Leher : pembesaran KGB(-), pembesaran tiroid (-)

 Thoraks:
 Jantung : S1S2 reguler tunggal, murmur (-), gallop (-)
 Paru-paru : suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)

 Abdomen:
 Inspeksi : datar
 Auskultasi : bising usus (+) normal

 Ekstremitas:
 Superior : edema (-/-), akral hangat
 Inferior : edema (-/-), akral hangat, varises (-/-)
+
Pemeriksaan Penunjang

 2 Januari 2017 (13.05)

 HEMATOLOGI

 Hemoglobin : 12.3 g/dl

 Leukosit : 12.900 u/l

 Hematokrit : 39 %

 Trombosit : 271.000 /ul

 Masa perdarahan :2’30”

 Masa pembekuan :12”


+

 KIMIA KLINIK

 SGOT/AST (37 C) : 45.3 U/L

 SGPT/ALT (37 C) : 31.8 U/L

 Ureum : 19 mg/dl

 Creatinine : 0.8 mg/dl

 Glukosa Darah Sewaktu: 81 mg/dl

 Natrium : 137 mmol/l

 Kalium : 3.8 mmol/l

 Klorida : 104 mmol/l


+
 URINE LENGKAP  Nitrit :-
 Warna : Kuning Muda  Urobilinogen : 0.1
 Kejernihan : Agak keruh  Leukosit :-
 Reaksi/pH :6.0  Sedimen :
 Leukosit: 2-4 /LPB
 Berat Jenis : 1.030
 Eritrosit : BANYAK
 Protein :-  Sel Epitel: +
 Silinder : -
 Bilirubin :-
 Kristal : -
 Glukosa :-
 Tes Kehamilan: NEGATIF
 Keton :-
 Darah/Hb : ++
+

 3 Januari 2017 (06.22)

 Hemoglobin : 11.2 g/dl

 Leukosit : 9.500 u/l

 Hematokrit : 34 %

 Trombosit : 226.000 /ul


+
 3 Januari 2017 (11.45)  Darah/Hb: ++

 URINE LENGKAP  Nitrit : -

 Warna : Kuning Tua  Urobilinogen : 0.1

 Kejernihan : Keruh  Leukosit :-

 Reaksi/pH : 6.0  Sedimen :


 Leukosit: 2-4 /LPB
 Berat Jenis : 1.025
 Eritrosit : BANYAK
 Protein :-  Sel Epitel: +
 Silinder : -
 Bilirubin :-  Kristal : CA Oksalat

 Glukosa :-  Tes Kehamilan: NEGATIF


 Keton :-
+
 Diagnosis

 Hiperplasia Endometrium

 Daftar Masalah

 Perdarahan pervaginam dalam jumlah banyak


+
Perencanaan

 Rencana diagnostic: USG Fetomaternal

 Hasil : Kedua ovarium agak membesar, tampak


gambaran folikel kecil-kecil dengan stroma
dominan sesuai PCOS bilateral

 Kesimpulan : penebalan endometrium ec


suspek hyperplasia, Ovarium polikistik bilateral.

 Rencana Penatalaksanaan : Dilatasi dan Kuretase

 Pasien menolak dengan alasan pasien belum


memiliki anak
+
Prognosis

 Ad vitam : dubia ad bonam

 Ad functionam : dubia ad bonam

 Ad sanationam : dubia ad bonam


+
Teori dan Kasus
+

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai