: Reverse Osmosis
PEMBIMBING
: II
Nama
: 1. Rizwan Firzatulloh
131411049
131411052
3. Wina Septiyanti
131411056
4. Rahmi Harlen F
131411060
Kelas
: 3B
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
1.2 Tujuan Praktikum
a. memahami proses pemisahan kation dalam air baku dengan sistem reverse osmosis
b. mengukur dan menganalisis nilai TDS, DHL, pH terhadap waktu
c. menghitung persen zat terlatur yang ditolak (%reject)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Reverse Osmosis
Proses osmosis adalah perpindahan massa pelarut (solvent) melalui pori dalam filter
atau membran semi permiabel, sedangkan reverse osmosis (RO) adalah perpindahan
massa larutan (solution) melalui pori filter / membran dengan memakai driving force
berupa tekanan. Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri
tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi
itu harus bersifat selektif yang berarti bisa dilewati pelarut tapi tidak bisa dilewati zat
terlarut seperti molekul berukuran besar.Membran reverse osmosis merupakan alternatif
untuk memperoleh air minum yang bersih dan memiliki kandungan oksigen yang cukup
tinggi. Hal ini dikarenakan reverse osmosis memiliki pori-pori yang sangat kecil sehingga
dapat menghambat khlorin, bakteri, dan endapan dimana hanya air yang dapat lolos dari
membran.
2.2 Membran Reverse Osmosis
Material membran reverse osmosis yang digunakan umumnya bersifat hidrofilik,
mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap air, dan kelarutan yang sangat rendah
terhadap zat terlarut. Membran reverse osmosis terbuat dari bahan polimer permeator.
Material yang digunakan antara lain dari golongan ester selulosa seperti selulosa diasetat
dan selulosa triasetat, tetapi material ini tidak tahan terhadap zat kimia, bakteri, dan suhu
yang ekstrim. Material lainnya adalah poliamida. Poliamida memiliki selektivitas yang
tinggi terhadap garam tetapi material ini kurang begitu tahan terhadap klorin. Membran
reverse osmosis memiliki ukuran pori persepuluh ribu mikron dan dapat menghilangkan
zat organik, bakteri, pirogen, juga koloid yang tertahan oleh struktur pori yang berfungsi
sebagai penyaring.Membran reverse osmosis tidak membunuh mikroorganisme
melainkan hanya menghambat dan membuangnya. Konfigurasi modul membran RO
umumnya adalah spiral wound. Beberapa aspek yang menjadi pertimbangan pemakaian
konfigurasi modul ini antara lain tekanan operasi, kemudahan pencucian, kemudahan
pemeliharaan, kemudahan pengoperasian, dan kemungkinan penggantian membran.
Modul spiral wound terdiri dari beberapa membran seperti membran datar, spacer, dan
material berpori yang dililitkan mengelilingi suatu saluran pengumpul permeat (permeate
collecting tube). Larutan umpan mengalir aksial sepanjang modul dalam celah yang
terbentuk antara spacer dan membran atau masuk pada permukaan silindris dari elemen
dan keluar secara aksial seperti gambar.
Hasil dari reverse osmosis adalah air yang tidak mengandung ion (kation) dengan
kadar zat terlarut (TDS) atau daya hantar listrik (DHL) yang relatif sangat
rendah.Membrane reverse osmosis dipengaruhi dua hal yaitu permeabilitas
permukaan membran dan efektivitas pori membran. Proses reverse osmosis juga
disebabkan oleh flux air (aliran air atau debit air) dan konsentrasi zat terlarut.
Konsentrasi zat terlarut (TDS) dipengaruhi oleh debit dan tekanan sehingga bila
tekanan bertambah maka akan mempercepat laju alir tetapi bila laju alir ditetapkan
maka konsentrasi zat padat terlarut akan naik. Bila tekanan bertambah dan laju alir
tetap sedangkan konsentrasi zat padat terlarut turun maka disebabkan oleh membran
baru yang memiliki daya serap cukup bagus dan kualitas air yang dihasilkan
meningkat. Sebaliknya, bila laju alir ditetapkan dan tekanan bertambah sedangkan
konsentrasi zat padat terlarut naik maka terjadi penyumbatan pada membran.Untuk
mementukan keberhasilan proses, tekanan operasi (P) umumnya antara 2-80 bar.
Tekanan semakin besar, maka proses pemisahan semakin baik sehingga dihasilkan air
(H2O) semakin murni (kadar garam atau zat terlarut semakin kecil).
Faktor- faktor yang mempengaruhi proses reverse osmosis:
a) Kepadatan /kerapatan membran, semakin rapat membran maka akan semakin baik air
olahan yang dihasilkan
b) Fluks, gerakan air yang terus menerus
c) Tekanan
Tekanan mempengaruhi laju alir bahan pelarut yang melalui membran. Laju alir
permeat akan semakin meningkat dengan meningkatnya tekanan dan mutu air hasil
olahan (permeat) juga akan semakin meningkat (Heitmann, 1990).
d) Recovery factor
Dalam pengolahan air payau, semakin tinggi faktor perolehan maka akan
semakin baik konsentrasi garam yang didapat dari pengolahan air payau.
e) Ketahan membran. Membran hanya dapat bertahan sebentar apabila terlalu banyak
komponen komponen yang tidak diinginkan ikut masuk di dalam air umpan.
f) Pembersihan (cleaning)
Pembersihan pada membran tergantung dari jenis membran yang digunakan
dan proses penggunaannya.
CmCp
x 100
Cm
Keterangan :
Cm = Konsentrasi zat terlarut dalam influen (konsentrat)
Cp = Konsentrasi zat terlarut dalam permeat
Semakin besar nilai R maka proses pemisahan semakin baik, artinya permeat
semakin murni.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
s
No Nama Alat
1
Alat Reverse osmosis
2
Ember
Gelas Kimia
3
4
5
6
Volume
50 ml
2000 ml
1000 ml
-
Jumlah
1
1
2
2
2
1
1
1
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Pengamatan
Laju alir umpan
= Vpermeat + Vkonsentrat
= 69 ml + 85 ml = 154 ml = 0,154 L
TDS umpan
= 179 mg/L
DHL umpan
= 0,26 S
# Run 1
Waktu
(menit
)
Konsentrasi di Aliran
Permeat
Konsentrat
Tekanan Operasi
(psi)
TDS
(mg/L)
DHL
(S/cm
)
pH
TDS
(mg/L)
DHL
(S/cm
)
pH
12
13
12
12
11
11
11
11
11
0,019
0,018
0,017
0,018
0,016
0,018
0,018
0,017
0,017
5,9
6,5
5,7
6,3
6,1
5,9
5,7
5,7
5,8
275
277
270
271
159
271
247
267
262
0,4
0,374
0,365
0,411
0,417
0,408
0,409
0,391
0,411
6,5
6,7
6,4
6,9
6,5
6,5
6,5
6,3
6,6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
100
100
100
100
100
100
100
100
# Run 2
Waktu
Konsentrasi di Aliran
(menit
)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Permeat
Tekanan Operasi
(psi)
Konsentrat
TDS
(mg/L)
DHL
(S/cm
)
pH
TDS
(mg/L)
DHL
(S/cm
)
pH
11
11
11
11
11
11
12
13
13
0,017
0,016
0,028
0,017
0,016
0,016
0,017
0,018
0,019
5,8
5,7
6
6,5
5,8
5,6
6,9
6,6
6,5
263
265
189
261
271
267
291
257
260
0,381
0,397
0,278
0,394
0,208
0,4
0,426
0,386
0,39
6,2
6,9
6,5
5,7
6,5
6,5
7,1
6,8
6,6
98
98
98
98
98
90
85
98
98
CmCp
Cm
atau
R=
CmCp
x 100
Cm
TDS
permeat
(mg/l)
12
13
12
12
11
11
11
11
11
%R
0,956
0,953
0,956
0,956
0,931
0,959
0,955
0,959
0,958
95,636
95,307
95,556
95,572
93,082
95,941
95,547
95,880
95,802
# Run 2
TDS umpan
(mg/l)
TDS
permeat
(mg/l)
%R
263
265
189
261
271
267
291
257
260
11
11
11
11
11
11
12
13
13
0,958
0,958
0,942
0,958
0,959
0,959
0,959
0,949
0,950
95,817
95,849
94,180
95,785
95,941
95,880
95,876
94,942
95,000
4.3 Grafik Hubungan antara (DHL, TDS, pH, dan %Reject) terhadap waktu
4.3.1
Run 1
DHL Permeat
DHL Konsentrat
0.1
0
0
50
100
Waktu (menit)
TDS Permeat
150
TDS Konsentrat
100
50
0
0
50
100
Waktu (menit)
pH Permeat
pH Konsentrat
2
0
0
20
40
60
80
100
Waktu (menit)
94.000
% Reject
93.000
92.000
91.000
0
20
40
60
Waktu (menit)
80 100
4.3.2
Run 2
DHL Permeat
DHL Konsentrat
0.1
0
0
50
100
Waktu (menit)
TDS Permeat
200
TDS Konsentrat
100
0
0
50
100
Waktu (menit)
pH Permeat
pH Konsentrat
2
0
0
20
40
60
80
Waktu (menit)
100
BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Jawaban Pertanyaan
1. Hitung persen reject (%R) dan tabelkan. Jelaskan dengan singkat dan jelas
Tabel untuk nilai % reject telah tersedia pada lembar data pengamatan. Berdasarkan
teori, semakin besar nilai persen reject (%R) maka proses pemisahan akan semakin
baikdan permeat yang dihasilkan akan semakin murni. Dari percobaan yang kami
lakukan dapat dilihat nilai persen reject (%R) yang dihasilkan cukup tinggi berkisar
antara 93-94% yang berarti permeat yang dihasilkan sudah murni (kandungan TDS
dan kationnya hanya sedikit).
2. Perkirakan hubungan (korelasi) antara konsentrasi zat terlarut yang
dinyatakan DHL dan TDS (membentuk persamaan linier atau tidak linier)
Berdasarkan grafik, terlihat bahwa semakin kecil nilai TDS maka nilai DHL akan
semakin kecil pula. Hal ini dikarenakan nilai TDS menunjukkan kandungan zat
terlarut didalam air termasuk mineral. Sedangkan dalam mineral terkandung ion-ion
(kation), kandungan kation dalam air ditunjukkan oleh nilai DHL. Oleh karena itu,
semakin banyak ion yang tertahan didalam membran reverse osmosis maka
kandungan TDS dalam airpun akan semakin menurun sehingga hubungan antaranilai
TDS dengan DHL adalah berbanding lurus. Grafik TDS dan DHLakan membentuk
persamaan tidak linier.
3. Jelaskan singkat dan jelas mengapa di aliran permeat konsentrasi zat terlarut
tidak dapat atau sulit dihasilkan harga rendah atau mendekati 0
Ketidakseragaman ukuran padatan terlarut dapat menyebabkan konsentrasi zat
terlarut di aliran permeat sulit mendekati nol. Hal ini karena, ada sebagian kecil
padatan terlarut yang memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan ukuran membran
sehingga padatan tersebut masih dapat melewati membran(lolos) dan terbawa ke
aliran permeat.
4. Usaha apa agar kadar zat terlarut di aliran permeat dihasilkan TDS atau DHL
sekecil mungkin
a. Dengan memperkecil diameter membran yang digunakan
b. Dengan menggunakan tekanan yang lebih tinggi namun harus disesuaikan dengan
tekanan optimum
c. Melakukan pretreatment pada air