: SEDIMENTASI
PEMBIMBING
Oleh :
Kelompok
: II
Nama
: 1. Rizwan Firzatulloh
Kelas
131411049
131411052
3. Wina Septiyanti
131411056
4. Rahmi Harlen F
131411060
: 3B
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air merupakan salahsatu kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Air memiliki syarat dari
segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas agar dapat digunakan. Air bersih adalah air yang dapat
dimanfaatkan oleh makhluk hidup untuk melakukan aktivitas sehari-hari maupun untuk
dikonsumsi setelah dimasak.
Secara kualitatif, air yang tersedia harus memenuhi syarat kesehatan yang dapat ditinjau
dari aspek fisika, kimia, dan biologi. Persyaratan kualitatif air bersih terdapat dalam Permenkes
No.416/Menkes/PER/IX/1990, yaitu:
a)
Syarat-syarat fisik
Air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa, suhu air bersih sebaiknya
sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25 oC (apabila terjadi perbedaan maka batas yang
b)
c)
d)
Persyaratan kuantitas air bersih ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia.
Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan
kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang ada. Persyaratan kuantitas juga dapat
ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah
kebutuhan air bersih.
Persyaratan kontinuitas air bersih dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24
jam setiap hari atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air selalu tersedia.
Perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kualitas air bersih
sehingga diperlukan upaya perbaikan baik secara sederhana maupun modern.
Salah satu cara proses pengolahan air secara fisik adalah sedimentasi. Sedimentasi
merupakan salah satu cara yang ekonomis untuk memisahkan padatan dari suatu
suspensi, bubur atau slurry. Proses pemisahan ini merupakan salah satu jenis operasi
yang banyak digunakan di industri kimia dalam pengolahan air baku serta pengolahan
limbah. Sedimentasi bertujuan untuk memisahkan padatan dari cairan dengan
menggunakan gaya gravitasi untuk mengendapkan partikel suspensi. Proses flokulasi dan
koagulasi dapat dilakukan sebelum proses sedimentasi untuk mempercepat proses
pengendapan. Presipitasi secara kimia mampu memberikan efisiensi pemisahan total
padatan tersuspensi sekitar 80-90%, penghilangan BOD 40-70 %, penghilangan COD
30-60%, dan penghilangan mikroba/bakteri sebesar 80-90%.
1.2
Tujuan Praktikum
-
bak sedimentasi.
Menentukan pengaruh laju alir terhadap nilai kekeruhan.
Menentukan pengaruh laju alir terhadap efisiensi bak sedimentasi.
Menentukan pengaruh laju alir terhadap TSS.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan padatan dari cairan (slurry) menggunakan
pengendapan secara gravitasi dengan cara mengendapkan dan memisahkan partikel secara
alami berdasarkan perbedaan densitas untuk memisahkan suspended solid dari air.
Sedimentasi bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir unit sedimentasi.
Proses sedimentasi biasanya dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi yang
bertujuan untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat
mengendap dalam waktu singkat.
Koagulasi merupakan proses penambahan bahan kimia (koagulan) ke dalam cairan
yang akan diolah membentuk gumpalan (flok). Sedangkan Flokulasi merupakan proses
penggumpalan yang disertai pengadukan untuk mempercepat pembentukan flok sehingga
dapat dipisahkan dengan cara sedimentasi. Proses sedimentasi ini disebut sedimentasi
sekunder atau sedimentasi partikel flokulan, yaitu sedimentasi partikel dimana partikel
mengalami interaksi dengan partikel lainnya sehingga terjadi penggabungan antar partikel
yang mempercepat kecepatan sedimentasi.
Outlet
Inlet
Zona Pengendapan
Ruang Lumpur
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Nama
Tangki penampung air
Tangki Koagulasi + Pengaduk
Tangki Flokulasi + Pengaduk
Bak sedimentasi
Turbidity meter
pH meter
Ember
Gelas Ukur
Gelas Kimia
Gelas Kimia
Spatula
Stopwatch
Spesifikasi
500 ml
500 ml
25 ml
-
Jumlah
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
Nama
Air Keran
Bentonit
PAC
Aquaclear
Spesifikasi
1%
0.1%
Jumlah
160 L
16 gram
100 ml
40 ml
Bentonit 8 Gram
70 L
PENGADUKAN
Air baku
b) Proses Sedimentasi
Air Baku
Q = 250 mL/menit
KOAGULASI
PAC 50 mL
FLOKULASI
Aquaclear
20 mL
SEDIMENTASI
Mengambil sampel setiap 10 menit selama 80 menit
*) Percobaan diulang untuk Run 2 dengan Laju Alir 175 mL/menit = 2,917 mL/s
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN
4.1 Data Hasil Praktikum
Koagulan yang ditambahkan : PAC 1%
: 0,3724 m2
Volume alat
: 0,047 m3
Laju Alir
Kekeruhan (NTU)
Waktu (menit)
Run 1
8,28
5,82
5,6
5,17
5,02
4,83
4,56
4,29
3,52
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Run 2
8,28
5,63
5,14
4,27
4,26
4,25
4,23
3,85
3,08
Sampel
Hasil Run 1
Hasil Run 2
Kertas Saring
Kertas Saring +
TSS
Kosong (gram)
1,006
0,9822
0,9426
TSS (gram)
1,0335
0,9986
0.9535
(mg/L)
0,0275
0,0164
0,0109
BAB V
HASIL PENGAMATAN
5.1 Efisiensi Bak Sedimentasi
Efisiensi=
Tabel 5.1. Efisiensi Bak Sedimentasi Berdasarkan Nilai Kekeruhan setiap 10 menit
Waktu (menit)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kekeruhan (NTU)
Run 1
Run 2
8,28
8,28
5,82
5,63
5,6
5,14
5,17
4,27
5,02
4,26
4,83
4,25
4,56
4,23
4,29
3,85
3,52
3,08
Efisiensi (%)
Run 1
Run 2
0
0
29,710
32,005
32,370
37,923
37,560
48,430
39,372
48,551
41,667
48,671
44,928
48,913
48,188
53,502
57,488
62,802
Kekeruhan (NTU)
Run 1
Run 2
3
2
1
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Waktu (menit)
Efisiensi (%)
Run 1
Run 2
30
20
10
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Waktu (menit)
Efisiensi=
TSS (mg/L)
0,0275
0,0164
0,0109
Efisiensi (%)
0
40,364
60,364
0.03
0.03
0.02
TSS (mg/L)
Sampel awal
Hasil Run 1
0.02
Hasil Run 2
0.01
0.01
0
Gambar 5.3. Grafik nilai TSS Sampel, Hasil Run 1 dan Hasil Run 2
Efisieansi (%) 30
20
10
0
150
170
190
210
230
BAB VI
PEMBAHASAN
6.3 Oleh Wina Septiyanti (131411056)
250
270
Praktikum kali ini yaitu sedimentasi. Sedimentasi yaitu proses pemisahan padatan
yang terkandung dalam limbah cair oleh gaya gravitasi, pada umumnya proses
sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi dimana tujuannya adalah
untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam
dalam waktu lebih singkat. Pada praktikum dilakukan proses koagulasi dan flokulasi
terlebih dahulu, proses koagulasi yaitu penambahan koagulan untuk mengikat kotoran
atau memutus rantai pada ikatan senyawa zat warna sehingga membentuk gumpalan,
koagulan yang digunakan yaitu PAC dengan konsentrasi 1% sebanyak 50 ml.
Sedangkan flokulasi yaitu penambahan larutan polimer untuk memperbesar gumpalan
sehingga relatif mudah untuk diendapkan, flokulan yang dipakai yaitu aqua clean
sebanyak 20 ml. kemudian setelah itu dilakukan proses sedimentasi.
Proses sedimentasi yang dilakukan menggunakan air baku yaitu air kran 70 L
yang dicampur dengan bentonite 8gr. Sedimentasi dilakukan selama 80 menit dan
dilakukan sampling setiap 10 menit untuk diukur kekeruhannya. Pada praktikum
dilakukan pula pengukuran TSS awal dan TSS pada akhir proses dengan metode
gravimetri. Praktikum kali ini yang divariasikan yaitu laju alir masuk sebesar 250
mL/menit dan 175 mL/menit.
Dari Gambar 5.1 didapat nilai kekeruhan selama 80 menit setiap waktunya
semakin berkurang sehingga didapat nilai efisiensi semakin lama semakin meningkat
seperti terlihat pada Gambar 5.2. Hal tersebut menunjukan proses sedimentasi yang
dilakukan berhasil karena semakin lama kualitas air yang dihasilkan semakin bagus
yang berarti partikel-partikel pengotor semakin banyak terendapkan pada proses
sedimentasi. Dari Gambar 5.3 didapat hasil nilai TSS pada run 1 dan run 2 mengalami
penurunan dari nilai TSS sampel awal (umpan). Hal tersebut menunjukan bahwa proses
sedimentasi dapat menurunkan nilai TSS pada air baku. Nilai TSS pada run 2 lebih
kecil daripada run 1 dikarenakan pengaruh laju alir umpan yang berbeda, sehingga
dapat disimpulkan dengan laju alir yang lambat maka proses sedimentasi akan semakin
baik seperti terlihat pada Gambar 5.4 hubungan antara laju alir dan efisiensi berbanding
terbalik yaitu semakin besar laju alir nilai efisiensi yang didapat semakin kecil. Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin besar laju alir air baku yang melewati proses
sedimentasi akan semakin cepat sehingga partikel tidak dapat terendapkan dengan baik.
Dari hasil praktikum didapat semakin kecil laju alir umpan maka waktu tinggal semakin
lama hal tersebut menunjukan waktu pengendapan dari partikel akan semakin lama
sehingga semain banyak partikel yang akan terendapkan.
BAB VII
SIMPULAN
1) Semakin lama waktu sedimentasi, maka nilai kekeruhan semakin menurun dan
efisiensi bak sedimentasi semakin meningkat.
2) Semakin kecil laju alir umpan, maka nilai kekeruhan semakin menurun.
3) Dari grafik diperoleh bahwa semakin kecil laju alir, maka efisiensi bak sedimentasi
semakin meningkat.
4) Semakin kecil laju alir umpan, maka nilai TSS semakin menurun. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas air hasil sedimentasi semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Keputusan Menteri LH. skpd.batamkota .diakses pada tanggal 28 November 2015
Jobsheet Praktikum Pengelolaan Limbah Industri.Sedimentasi . Jurusan Teknik Kimia :
Politeknik Negeri Bandung.
Rahayu, E.S dan Soeswanto, B. 2002. Buku Ajar Pengolahan Air Industri. Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Soeswanto, Bambang. 2010. UTILITAS 1 . Bandung : Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Bandung.