Anda di halaman 1dari 16

NEISSERIA GONORRHOEAE

A. PENGERTIAN
Penyakit gonore adalah salah satu jenis penyakit menular s#ksual
(PMS) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae atau
gonococcus. bakteri ini menyerang lapisan dalam saluran kandung kemih,
uretra, rectum, bagian Serviks atau leher rahim, tenggorokan, dan bagian
mata. Penyakit ini bisa juga menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran
darah seperti menyebar pada bagian kulit luar dan persendian.
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran
kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri
panggul dan gangguan reproduksi.
Selama beberapa abad bermacam nama telah digunakan
untuk mendeskripsikan infeksi yang disebabkan oleh N gonorrhoeae ini
diantaranya;stranguryyang digunakan oleh Hipocrates. Penamaan
gonore sendiri diberikan oleh Galen (130 SM) untuk menggambarkan
eksudat uretra yang sifatnya seperti aliran air mata (flow of seed) dan M.
Neisser dikenalkan oleh Albert Neisser yang menemukan mikroorganisme
tersebut pada tahun 1879 dari pewarnaan yang diambil dari vagina,
uretra dan eksudat konjungtiva.

Di indonesia penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan penyakit kencing


nanah karena memang gejala dan ciri-ciri penyakit gonore yaitu
mengeluarkan nanah dari saluran urin.
Selain itu bahaya penyakit gonore juga bisa menular pada bayi baru
lahir sekalipun dari ibunya yang mengalami penyakit ini selama proses
kehamilan. Seorang bayi yang terkena gonore ditandai dengan adanya
pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan mengeluarkan nanah.
apabila tidak segera di tangani dan diobati hal ini bisa menyebabkan
gangguan penglihatan pada anak serta kebutaan.
Gonore paling sering menular melalui hubungan seks, seperti seks oral
atau anal, mainan seks yang terkontaminasi atau tidak dilapisi dengan
kondom baru tiap digunakan, dan berhubungan seks tanpa menggunakan
kondom. Tapi bayi juga bisa terinfeksi saat proses kelahiran jika ibunya
mengidap penyakit gonore dan umumnya menjangkiti mata bayi.
Bakteri gonore tidak bisa bertahan hidup di luar tubuh manusia untuk
waktu yang lama, itu sebabnya gonore tidak menular melalui dudukan
toilet, peralatan makan, berbagi handuk, kolam renang, berbagi gelas,
ciuman, dan pelukan.

B.

FISIOLOGI

1. Klasifikasi

2.

Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Beta Proteobacteria
Ordo : Neisseriales
Familia : Neisseriaceae
Genus : Neisseria
Spesies : Neisseria gonorrhoeae

Morfologi dan pewarnaan


Bakteri Neisseria gonorrhoeae oval dengan ukuran 0,8 m x 0,6 m, berpasangan

(kadang-kadang berupa single coccus) dan berhadapan menurut sumbu panjangnya


menyerupai biji kopi. Dari biakan murni, 25% tampak dalam bentuk berpasangan/
diplococcus, 75% tampak single coccus, tetras, 8 atau lebih.
Neisseria gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini tidak
berkapsul, kecuali pada varians yang mukoid terdapat kapsul yang dapat dilihat dengan
pewarnaan negative
Pada pewarnaan Gram, bersifat gram negative. Dapat diwarnai dengan baik dengan metilen
biru atau metilen biru + eosin. Hasil pewarnaan terbaik dalah dengan pewarnaan polikromasi,

misalnya dengan pewarnaan Pappenheim Saathoff dengan bahan methyl green-pyronine.


Deteksi terhadap Neisseria gonorrhoeae dapat pula dengan fluorescent antibody staining
(Tim Mikrobiologi, 2003).

3.

Biakan dan reaksi biokimia


Pada media sederhana sukar tumbuh dan diperlukan medium yang diperkaya. Bersifat

aerob, suhu optimal yang dubutuhkan adalah 34-37 C dengan pH 7,2-7,6. Pertumbuhan
terhenti pada suhu 30C atau lebih dari 38,5C. untuk pertumbuhannya juga memerlukan CO 2
2-10%.
Koloni yang tumbuh pada agar coklat ( CAP ) yang diinkubasikan 48 jam, berbentuk bulat,
konveks, halus, berwarna putih keabuan dengan diameter 0,5-1 mm. Pada inkubasi lebih
lanjut koloni menjadi besar, kasar permukaannya, konsistensinya lunak.

4.

Sifat pertumbuhan
Neisseria tumbuh paling baik pada kondisi aerob, tetapi beberapa akan tumbuh di

lingkungan anaerob. Bakteri ini memerlukan persyaratan yang rumit untuk dapat tumbuh.
Meningococcus dan gonococcus tumbuh paling baik pada media yang berisi substansi
organic kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, dan protein hewani serta pada
lingkungan dengan CO2 5%. Pertumbuhan bakteri ini dihambat oleh beberapa unsur toksin
medium, misalnya, asam lemak atau garam. Organisme ini dapat dengan cepat dibunuh
dengan pengeringan, sinar matahari, pemanasan lembab, dan banyak desinfektan. Organisme
ini memproduksi enzim autolitik yang menyebabkan pembengkakan dengan cepat dan lisis in
vitro pada suhu 25C dan pada pH basa (Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2007).

5.

Daya tahan
Dalam keadaan kering, bakteri mati dalm 1-2 jam, dan dengan pemanasan basah suhu

55C bakteri mati dalam 5 menit. Pada pemberian argentum nitrat 1/4000, bakteri mati dalam
2 menit, dan pada biakan pada suhu kamar mati dalam 1-2 hari, sedangkan biakan pada 37 C
mati dalam 4-6 hari.
Gonococcus sangat peka terhadap sulfonamide dan penisilin, tetapi galur yang ganas cepat
resisten terhadap sulfonamide. Gonococcus dapat mengandung plasmid yang menurunkan
sifat genetic dengan menghasilkan beta-laktamase yang menyebabkan resisten terhadap
penisilin (Tim Mikrobiologi, 2003).

6.

Struktur antigen
Neisseria gonorrhoeae

secara antigen heterogen dan mampu mengubah struktur

permukaannya in vitro dan mungkin in vivo, untuk menghindari daya tahan tubuh pejamu.
Struktur permukaannya adalah sebagai berikut :
A. Pili
Pili adalah tentakel berbentuk rambut yang dapat memanjang hingga beberapa
mikrometer dari permukaan gonoccoci. Perpanjangan tersebut menempel pada sel inang dan
resisten terhadap fagositosis. Mereka terbuat dari sekumpulan protein pilin (BM 17.00021.000). Terminal amino dari molekul pilin, yang mengandung persentase yang tinggi dari
asam amino hidrofobik tetap dipertahankan. Rangkaian asam amino yang dekat dengan
setengah porsi molekul juga dipertahankan; porsi tersebut menempel pada sel inang dan
kurang dikenal oleh respon kekebalan. Asam amino yang dekat terminal karboksil sangat
bervariasi; porsi molekul ini sangat dikenal oleh respon kekebalan. Pilin-pilin dari hampir
seluruh strain Neisseria gonorrhoeae secara antigen berbeda-beda dan setiap strain dapat
membuat bentuk pilin yang uni secara antigen.
B. Por
Por membesar hingga mencapai membran sel gonoccoci. Ini terjadi dalam trimer untuk
membentuk pori-pori pada permukaan melalui nutrisi yang masuk ke dalam sel. Berat
molekul por sangat bervariasi 34.000 hingga 37.000. Setiap strain gonoccocus hanya
menampilkan satu tipe por, tetapi por dari strain yang berbeda, berbeda pula secara antigen.
Pengklasifikasia secara serologis terhadap por dengan menggunakan reaksi aglutinasi dengan
antibodi monoklonal dapat dibedakan menjadi 18 serovar PorA dan 28 serovar PorB
(serotyping hanya dapat dilakukan berdasarkan referensi laboratorium).
C. Opa
Protein ini berfungsi dalam adhesi gonoccoci dalam koloni dan dalam penempelan
gonoccoci pada sel inang, khususnya sel-sel yang menampilkan antigen karsinoembrionik
(CD 66). Satu porsi dari molekul Opa berada di bagian terluar dari membrane gonoccoci dan
sisanya berada pada permukaan. Berat molekul Opa berkisar antara 24.000 hingga 32.000.

Setiap strain gonoccocus dapat menampilkan hingga tiga tipe Opa, dimana masing-masing
strain memiliki lebih dari 10 gen untuk Opa yang berbeda-beda.

D. Rmp
Protein ini (BM sekitar 33.000) secara antigen tersimpan di semua gonoccoci. Protein ini
mengubah berat molekulnya pada saat terjadi reduksi. Mereka bergabung dengan Por pada
saat pembentukan pori-pori pada permukaan sel.
E. Lipooligosakarida (LOS)
Berbeda dengan batang enterik gram negatif, pada gonococci LPS tidak memiliki rantai
antigen-O panjang dan disebut dengan lipooligosakarida. Berat molekulnya adalah 3000 7000. Gonococci dapat menampilkan Iebih dari satu rantai LOS yang secara antigen berbeda
secara simultan. Toksisitas pada injeksi gonococci sebagian besar disebabkan oleh efek
endotoksin dari LOS. Dalam bentuk perkembangbiakan secara molekuler, gonococci
membuat molekul LOS yang secara struktural mirip dengan membran sel manusia, yaitu
glikosfingolipid.
Gonococci LOS dan glikosingolipid manusia dengan struktur kelas yang sama, bereaksi
dengan antibodi monokloral yang sama, mengindikasikan perkembangan secara molekuler
LOS yang dipertahankan memiliki lakto-N-neotetraose glikose moietas yang sama terbagi
dalam serial paraglobosid glikosfingolipid manusia. Struktur glukosa neisseria LOS lainnya,
globosid, gangliosid dan laktosid. Tampilan permukaan gonococci yang sama denga struktur
permukaan pada sel manusia membantu gonococci untuk menghindar dari pengenalan
kekebalan (immune recognition).
F. Protein Lain
Beberapa protein gonococci yang konstan secara antigen memiliki kinerja yang kurang
jelas dalam patogenesisnya. Lip (H8) adalah protein yang terdapat pada permukaan dimana
heat- modifiable seperti Opa. Fbp (iron binding protein), yang berat molekulnya sama dengan
Por, tampak pada saat persediaan besi terbatas, misalnya infeksi pada manusia. Gonococci
mengkolaborasi IgA1 protease yang memisah dan menonaktifkan IgA1, sebagian besar
selaput lendir immunoglobulin manusia. Meningococci, Haemophilus influenzae dan
Streptococcus pneumoniae mengkolaborasi protease IgA1 yang sama.
Genetik dan Heterogenitas Antigen Gonococci telah mengembangkan mekanisme
perpindahan yang dimulai dari satu bentuk antigen (pilin, Opa atau lipopolisakarida) ke

bentuk antigen yang lain dari molekul yang sama. Perpindahan tersebut membutuhkan satu
tempat untuk setiap 10

2,5

- 10 3 gonococci, sebuah perubahan yang sangat cepat bagi bakteri.

Karena pilin, Opa dan lipopolisakacida adalah antigen yang terdapat pada permukaan
gonococci, mereka berperan penting dalam respon kekebalan terhadap infeksi. Molekulmolekul yang cepat berpindah dari satu bentuk antigen ke bentuk yang lain membantu
gonococci untuk mampu menghindar dari sistem kekebalan inang.

7. Patogenesis, Patologi dan Manifestasi klinik


Gonococci menunjukkan beberapa tipe morfologi koloni, tetapi hanya tipe 1 dan 2 yang
tampaknya virulen dan mempunyai pili yang melekat pada sel-sel epitel dan membantu
melawan fagositosis. Gonococci yang membentuk koloni opak dan menghasilkan Opa
diisolasi dari pria yang menderita uretritis simtomatik dan dari biakan serviks rahim di tengah
siklus. Gonococci yang membentuk koloni transparan sering diisolasi dari pria yang
menderita infeksi uretra asimtomatik, dari wanita yang sedang haid, dan dari gonorrhoe
bentuk invasif, termasuk salpingitis dan infeksi yang tersebar luas.
Pada wanita, tipe koloni yang dibentuk oleh satu strain gonococci akan berubah-ubah
selama siklus menstruasi. Gonococci menyerang selaput lendir saluran genitourinari, mata,
rektum, dan tenggorokan, mengakibatkan supurasi akut yang dapat menyebabkan invasi
jaringan; hal ini diikuti oleh peradangan kronis dan fibrosis.
Pada pria biasanya terdapat uretritis, dengan nanah yang berwarna krem kuning dan nyeri
waktu kencing. Proses dapat menjalar ke epididimis. Pada infeksi yang tidak diobati,
sementara supurasi mereda, terjadi fibrosis, yang kadang-kadang mengakibatkan striktur
uretra. Infeksi uretra pada pria dapat tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di
endoserviks dan meluas ke uretra dan vagina, mengakibatkan sekret mukopurulen. Infeksi
kemudian dapat menjalar ke tuba uterina dan menyebabkan salpingitis,

fibrosis, dan

obliterasi tuba. Infertilitas terjadi pada 20% wanita yang menderita salpingitis gonococci.
Servisitis kronis atau proktitis akibat gonococci sering tanpa gejala. Bakteremia gonococci
mengakibatkan lesi kulit (terutama papula hemoragik dan pustula) pada tangan, lengan
bagian bawah, kaki, dan tungkai bawah, serta tenosinovitis dan artritis supuratif, biasanya
pada lutut, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. Gonococci dapat dibiak dari darah dan
cairan sendi hanya pada 30% penderita artritis gonococci. Endokarditis gonococci tidak
umum, tetapi menyebabkan infeksi hebat. Gonococci kadang-kadang menyebabkan
meningitis dan infeksi mata pada orang dewasa; gejalanya menyerupai penyakit yang
disebabkan meningokokus.

Oftalmia neonatorum gonococci, infeksi mata pada bayi yang baru lahir, diperoleh ketika
bayi melewati jalan lahir yang terinfeksi. Konjungtivitis yang timbul dapat berkembang cepat
dan, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kebutaan. Untuk menghindari penyakit ini, di AS
diwajibkan penetesan tetrasiklin, eritromisin, atau perak nitrat ke dalam kantong konjungtiva
bayi yang baru lahir.

C. GEJALA KLINIK
Masa inkubasi penyakit bervariasi antara 1-31 hari, biasanya, selitar 4 hari atau 2-8 hari.
Gejala pada laki-laki
a) Urethritis anterior acuta
Keluhan : mula-mula rasa gatal dan panas seperti terbakar di bagian distal urethra.
Kadang-kadang terdapat pula ereksi-ereksi yang nyeri, demam dan leukositosis. Tetapi pada
10% penderita terjadi tanpa gejala sama sekali,disebut urethritis gonorrhoeica yang
asimptomatik. Kemudian, dari mulut urethra, akan keluar sekret yang mukopurulent
berwarna kuning.
Neisseria gonorrhoeae tidak bisa menyerang epitel squamous bertatah tetapi menyerang
epitel stratified columnar. Penetrasi bakteri ke dinding urethra laki-laki lewat ruang
interseluler dan mencapai jaringanbawah epitel pada hari ke 3-4. Sel PMN, limfosit, sel
plasma dan sel mast, segera muncul di tempat tersebut terutama di daerah kelenjar littre dan
salurannya, serta Lacuna morgagni. Sejumlah besar leukosit dan serum yang mengandung
gonococcus masuk ke lumen urethra menimbulkan secret yang khas disebut ecoulement.
Saluran kelenjar littre dapat tersumbat sehingga terbentuk retensi kista dan terbentuk abses.
Penyebaran bakteri (INI MEKANISME) selanjutnya melalui jaaringan bawah epitel dan
secara limfogen, menimbulkan prostatitis dan epididymitis. Keluhan prostatitis misalnya
anyang-anyangen (dull pain) di daerah perineum dan dengan rectal touching (massase
prostat) dapat dikeluarkan secret.
Pada pemeriksaan klinis : osteum urethra eksterna tampak merah bengak dan ekteropion.
b) Urethritis posterior
Biasanya, terjadi dua minggu sesudah urethritis akut. Keluhan yang timbul sama dengan
urethritis anterior, hanya tempat yang sakit di bagian proksimal urethra. Terdapat keluhankeluhan miksi, seperti dysuria, polakisuria, miksuria bahkan hematuria.

c) Pan urethritis yang menahun


Di sini, gejala hanya ringan saja, berupa tetesan-tetesan nanah atau bercak pada celana
pada pagi hari, yang disebut bonjour drops, la goutte millitaire atau good morning drops.
Penyembuhan di urethra menimbulkan striktura dimana epitel bertatah menggantikan epitel
kolumnar yang rusak. Dalam hal ini pengobatan harus membuka saluran urethra yang
tertutup itu dengan alat-alat khusus (bougie).
Gejala pada wanita
Sekitar 20-80%, gonorrhoe pada wanita bersifat asimptomatik. Pada wanita infeksinya bisa
dibagi menurut letak organ, yaitu sebagai berikut :
a) Gonorrhoe bagian bawah
Gejala tampak pada serviks dan organ di bawahnya, yaitu pada:

Kelenjar serviks terdapat sekret mukopurulent,


Kelenjar skene,
Kelenjar Bartholini, terjadi bartolinitis yang biasanya unilateral,
Rectum, timbul proktitis,
Vulva-vagina, terjadi vulvovaginitis.

b) Gonorrhoe bagian tengah


Akan menyebabkan endometritis.
c) Gonorrhoe bagian atas
Menyebabkan Pelvic Inflamatory Disease (P.I.D), juga salpingitis (pada tuba falopii)
yang biasanya bilateral dan bila kedua tuba sampai tertutup dapat menyebabkan sterilitas
pada wanita. Sekitar 40%, gonorrhoeica, karena hubungan seks melalui anus, sedang pada
alki-laki proktitis terjadi pada homoseksual.
Selain gejala-gejala di atas, baik pada laki-laki maupun wanita, sering didapati adanya
ekstragenital gonorrhoe pada farings. Hal itu dapat terjadi karena hubungan seks yang tidak
wajar (fellatio cunnilingus). Juga pada bayi baru lahir, gonococcus dapat menyerang mata
karena mata berhubungan dengan vulva dan vagina ibu yang menderita gonorrhoe.
Pencegahan dilakukan dengan tindakan crede yaitu dengan meneteskan AgNO 3 atau sekarang
bisa pula dengan salep teramisin atau salep antibiotika yang lain; namun demikian sering

gagal pada kondisi premature atau PRM. Gejala pada mata disebut conjunctivitis
gonorrhoeica atau gonoblenorrhoe dan bisa menimbulkan kebutaan.
Pada anak perempuan umur 2-8 tahun dapat terjadi vulvovaginitis karena epitel anak
perempuan adalah kolumnar. Juga dapat disebabkan karena pHvagina yang alkalis.
Komplikasi
a)

Septicemia (bacteremia), dengan gejala menggigil dan timbulnya lesi-lesi pada kulit

berupa papula hemoragik atau pustula.


b) Arthritis
Dapat terjadi oleh karena penyebaran secra hematogen. Bentuk ini sangat gans dan infeksius,
bisa menyerang satu atau dua sendi, biasanya sendi lutut, pergelangan tangan dan siku.
Namun demikian, pemeriksaan biakan dari cairan sendi seringkali negatif
c) Osteomyelitis
d) Endocarditis sub akut
e) Meningitis
f)

Perihepatitis

g) Peritonitis umum (Tim Mikrobiologi, 2003).


D. CARA PENULARAN
Gonorrhea telah menyebar ke seluruh dunia. Di Amerika Serikat,
tingkat kejadiannya meningkat secara recap dari tahun 1955 hingga akhir
1970 dengan 400 hingga 500 kasus per 100 ribu populasi. Berikutnya
berhubungan dengan epidemi AIDS dan perkembangan penerapan seks
yang aman, insiden telah menurun mendekati 100 kasus tiap 100 ribu
populasi. Di Indonesia, infeksi gonore menempati urutan yang tertinggi
dari semua jenis PMS. Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan
Bandung terhadap WPS menunjukkan bahwa prevalensi gonore berkisar
antara 7,4%--50%6,7,8,9.
Gonorrhea yang secara khusus ditularkan melalui hubungan seksual,
kebanyakan merupakan infeksi yang tanpa gejala. Tingkat infeksi dari
organisme, yang dilihat dari kemungkinan seseorang untuk mendapat
infeksi dari. pasangan seksualnya yang telah terinfeksi, mencapai 20 30% pada pria dan lebih besar lagi pada wanita. Tingkat infeksi dapat
dikurangi dengan menghindari berganti-ganti pasangan, pemberanrasan
gonorrhea dari individu yang terinfeksi (yang dapat dilakukan dengan
diagnosa dini dan pengobatan), serta temuan kasus-kasus dan kontakkontak melalui penyuluhan dan penyaringan populasi yang beresiko

tinggi. Mekanisme profilaksis (kondom) dapat menjadi perlindungan yang


parsial. Penggunaan metode chemoprophylaxis menjadi terbatas karena
meningkatnya resistensi gonococcus terhadap antibiotik.
PPNG pertama kali muncul pada tahun 1975. Strain gonococci yang
resisten terhadap penicillin ini muncul di banyak bagian dunia, dengan
kejadian tertinggi pada populasi khusus seperti 50% kasus yang terdapat
di tempat prostitusi yang ada di Filipina. Wilayah lain dengan tingkat
kejadian tinggi adalah Singapura, sebagian Gurun Sahara - Afrika, dan
Miami- Florida. Fokus dari wabah penyakit yang disebabkan oleh PPNG
telah terjadi di banyak wilayah di Amerika Serikat dan di tempat lain dan
fokus endemik sedang dikembangkan.
Gonococci menunjukkan beberapa tipe morfologi koloni (lihat di atas),
tetapi hanya tipe 1 dan 2 yang tampaknya virulen dan mempunyai pili
yang melekat pada sel-sel epitel dan membantu melawan fagositosa.
Gonococci yang membentuk koloni opak dan menghasilkan Opa diisolasi
dari pria yang menderita uretritis simtomatik dan dari biakan serviks
rahim di tengah siklus. Gonococci yang membentuk koloni transparan
sering diisolasi dari pria yang menderita infeksi uretra asimtomatik, dari
wanita yang sedang haid, dan dari gonore bentuk invasif, termasuk
salpingitis dan infeksi yang tersebar luas. Pada wanita, tipe koloni yang
dibentuk oleh satu strain gonococci akan berubah-ubah selama siklus
menstruasi.
Gonococci menyerang selaput lendir saluran genitourinari, mata,
rektum, dan tenggorokan, mengakibatkan supurasi akut yang dapat
menyebabkan invasi jaringan; hal ini diikuti oleh peradangan kronis dan
fibrosis. Pada pria biasanya terdapat uretritis, dengan nanah yang
berwarna krem kuning dan nyeri waktu kencing. Proses dapat menjalar ke
epididimis. Pada infeksi yang tidak diobati, sementara supurasi mereda,
terjadi fibrosis, yang kadang-kadang mengakibatkan striktur uretra. Infeksi
uretra pada pria dapat tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di
endoserviks dan meluas ke uretra dan vagina, mengakibatkan sekret
mukopurulen. Infeksi kemudian dapat menjalar ke tuba uterina dan
menyebabkan salpingitis, fibrosis, dan obliterasi tuba. Infertilitas terjadi
pada 20% wanita yang menderita salpingitis gonococci. Servisitis kronis
atau proktitis akibat gonococci sering tanpa gejala.
Bakteremia gonococci mengakibatkan lesi kulit (terutama papula
hemoragik dan pustula) pada tangan, lengan bagian bawah, kaki, dan
tungkai bawah, serta tenosinovitis dan artritis supuratif, biasanya pada
lutut, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. Gonococci dapat dibiak

dari darah dan cairan sendi hanya pada 30% penderita artritis gonococci.
Endokarditis gonococci tidak umum, tetapi menyebabkan infeksi hebat.
Gonococci kadang-kadang menyebabkan meningitis dan infeksi mata
pada orang dewasa; gejalanya menyerupai penyakit yang disebabkan
meningokokus.
Oftalmia neonatorum gonococci, infeksi mata pada bayi yang baru lahir,
diperoleh ketika bayi melewati jalan lahir yang terinfeksi. Konjungtivitis
yang timbul dapat berkembang cepat dan, jika tidak diobati, akan
mengakibatkan kebutaan. Untuk menghindari penyakit ini, di AS
diwajibkan penetesan tetrasiklin, eritromisin, atau perak nitrat ke dalam
kantong konjungtiva bayi yang baru lahir.
Gonococci yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap
serum tetapi relatif resisten terhadap obat antimikroba. Sebaliknya,
gonococci yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi
yang menyebar biasanya resisten terhadap serum tetapi peka terhadap
penisilin dan obat antimikroba lainnya serta berasal dari auksotipe yang
memerlukan arginin, hipoxantin, dan urasil untuk pertumbuhannya.

1. http://rockapolka.blogspot.co.id/2012/07/neisseria-gonorrhoe.html
2. http://www.idmedis.com/2014/02/Definisi-gejala-dan-cara-pencegahanpenyakit-gonorrhea-kencing-nanah.html
3.

HIDROGEN SIANIDA

A. PENGERTIAN

Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Sianida telah digunakan sejak
ribuan tahun yang lalu. Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian
dalam jangka waktu beberapa menit. Keracunan hidrogen sianida dapat menyebabkan
kematian, dan pemaparan secara sengaja dari sianida (termasuk garam sianida) dapat menjadi
alat untuk melakukan pembunuhan atau pun bunuh diri (Libertus, 2008: 24-25).
Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok cyNo C dengan atom
karbon terikat-tiga ke atom nitrogen. Kelompok CN- dapat ditemukan dalam bentuk
senyawa. Beberapa adalah gas, dan lainnya adalah padat atau cair, setiap senyawa tersebut
dapat melepaskan anion CN- yang sangat beracun. Sianida dapat berbentuk secara alami
maupun dibuat oleh manusia dan memiliki sifat racun yang sangat kuat dan bekerja dengan
cepat. Contohnya adalah HCN (hydrogen sianida) KCN (kalium sianida) (Margreth, 2009:

15).
Sianida bisa berupa gas berwarna seperti hydrogen cyanide (HCN) atau cyanogen chloride
(CNCl), dapat juga berbentuk kristal seperti sodium cyanide (NaCN) atau potassium cyanide
(KCN). Kadang-kadang sianida berbau seperti bitter almond, tapi sianida tidak selalu berbau,
dan tidak semua orang yang bias mendeteksi bau sianida.
Sianida umumnya ditemukan dalam bentuk persenyawaan dengan unsur kimia organik
maupun anorganik lain membentuk suatu senyawa. Contoh yang paling sering ditemukan
antara lain hidrogen sianida, sodium sianida dan potasium sianida. Hidrogen sianida
berbentuk gas, tak berwarna, berbau khas dan mudah sekali menguap. Potasium sianida dan
sodium sianida berbentuk padat, serbuk Kristal berwarna putih dan larut dalam air
(Sihombing, 2007: 46).

B. Bentuk-bentuk Sianida

Kimia Beracun - Senyawa Sianida

Sianida yang ditemukan memiliki beberapa bentuk, yaitu (Sugeng Purnomo, 2011:309):
1. Inorganic cyanide: Hidrogen Sianida (HCN).
2. Cyanide salts (garam sianida): Potasium Sianida (KCN), Sodium Sianida(NaCN),
Calcium Sianida (Ca(CN)2.
3. Metal cyanide (logam sianida): Potasium Silver Cyanide (C2AgN2K), Gold(I)
Cyanide (AuCN), Mercury Cyanide (Hg(CN)2), Zinc Cyanide (Zn(CN)2, Lead
Cyanide (Pb(CN)2
4. Metal cyanide salts: Sodium Cyanourite.
5. Cyanogens halides: Cyanogen Klorida (CClN), Cyanogen Bromide (CBrN)
6. Cyanogens: Cyanogen (CN)2
7. Aliphatic nitriles: Acetonitrile (C2H3N), Acrylonitrile (C3H3N), Butyronitrile
(C4H7N), Propionitrile (C3H5N).
8. Cyanogens glycosides: Amygdalin (C20H27NO11), Linamarin (C10H17NO6).

C. Efek Racun Sianida

Sodium Sianida
Efek utama dari racun sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan yang timbul secara
progresif. Gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung dari dosis sianida,
banyaknya paparan, jenis paparan dan tipe komponen dari sianida.
Sianida dianggap sebagai pencemar (polutan) karena sifatnya yang toksik (beracun) bagi
makhluk hidup yang rendah untuk waktu yang cukup lama antara lain dapat menyebabkan
gangguan pernapasan (sulit bernapas), sakit kepala dan pembesaran kelenjar tyroid,
sedangkan kontak pada konsentrasi tinggi dengan waktu yang singkat dapat menyebabkan
gangguan pada otak, jaringan syaraf bahkan dapat menyebabkan koma dan kematian
(Sihombing, 2007: 45).
Gejala yang paling cepat muncul setelah keracunan sianida adalah iritasi pada lidah dan
membran mukus serta suara desir darah yang tidak teratur. Gejala dan tanda awal yang terjadi
setelah menghirup HCN atau menelan garam sianida adalah kecemasan, sakit kepala, mual,
bingung, vertigo, dan hypernoea, yang diikuti dengan dyspnea, sianosis (kebiruan), hipotensi,
bradikardi, dan sinus atau aritmea AV nodus. Dalam keracunan stadium kedua, tampak
kecemasan berlebihan, koma, dan terjadi kejang, nafas tersengal-sengal, kolaps
kardiovaskular, kulit menjadi dingin, berkeringat, dan lembab. Nadi menjadi lemah dan lebih
cepat. Tanda terakhir dari toksisitas sianida meliputi hipotensi, aritmia kompleks, gagal
jantung, udem pada paru-paru dan kematian (Libertus, 2008: 2)
Jika sianida yang masuk ke dalam tubuh masih dalam jumlah yang kecil maka sianida akan
diubah menjadi tiosianat yang lebih aman dan diekskresikan melalui urin. Selain itu, sianida
akan berikatan dengan vitamin B12. Tetapi bila jumlah sianida yang masuk ke dalam tubuh
dalam dosis yang besar, tubuh tidak akan mampu untuk mengubah sianida menjadi tiosianat
maupun mengikatnya dengan vitamin B12.
Akibat racun sianida tergantung pada jumlah paparan dan cara masuk tubuh, lewat
pernapasan atau pencernaan. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen
sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak. Paparan dalam jumlah kecil
mengakibatkan napas cepat, gelisah, pusing, lemah, sakit kepala, mual dan muntah serta
detak jantung meningkat. Paparan dalam jumlah besar menyebabkan kejang, tekanan darah
rendah, detak jantung melambat, kehilangan kesadaran, gangguan paru serta gagal napas
hingga korban meninggal.
Setelah terpejan sianida, gejala yang paling cepat muncul adalah iritasi pada lidah dan
membran mukus serta suara desir darah yang tidak teratur. Gejala dan tanda awal yang terjadi
setelah menghirup HCN atau menelan garam sianida adalah kecemasan, sakit kepala, mual,

bingung, vertigo, dan hypernoea, yang diikuti dengan dyspnoea, sianosis, hipotensi,
bradikardi, dan sinus atau aritmea AV nodus. Onset yang terjadi secara tiba-tiba dari efek
toksik yang pendek setelah pemaparan sianida merupakan tanda awal dari keracunan sianida.
Symptomnya termasuk sakit kepala, mual, dyspnea, dan kebingungan. Syncope, koma,
respirasi agonal, dan gangguan kardiovaskular terjadi dengan cepat setelah pemaparan yang
berat.
Dalam keracunan stadium kedua, tampak kecemasan berlebihan, koma, dan terjadi konvulsi,
kejang, nafas tersengal-sengal, kolaps kardiovaskular, kulit menjadi dingin, berkeringat, dan
lembab. Nadi menjadi lemah dan lebih cepat. Tanda terakhr dari toksisitas sianida meliputi
hipotensi, aritmia kompleks, gagal jantung, udem pada paru-paru dan kematian.
Warna merah terang pada kulit atau tidak terjadinya sianosis, jarang terjadi dalam keracunan
sianida. Secara teoritis tanda ini dapat dijelaskan dengan adanya kandungan yang tinggi dari
oksihemoglobin, dalam venus return, tetapi dalam keracunan berat, gagal jantung dapat
dicegah. Kadang-kadang sianosis dapat dikenali apabila pasien memiliki bintik merah muda
terang.

D. MANFAAT SIANIDA
Namun di samping mematikannya racun ini, ternyata sianida pun
memiliki sederet kegunaan. Disadur dari Centers for Disease Control and
Prevention, keberadaan racun ini justru dibutuhkan di bidang pertanian,
fotografi dan industri logam. Bahkan 13% konsumsi sianida secara global
dilakukan pengolah pertambangan untuk memulihkan emas, tembaga,
seng dan perak.
Asam sianida pun banyak dipakai dalam penelitian laboratorium.
Terutama sianida yang berbentuk larutan dengan kadar 2%. Hydrocyanida
Acid banyak dipakai untuk berbagai reaksi proses kimia sintesis. Namun,
perdagangan jenis ini paling banyak diperdagangkan untuk membunuh
hama, kuman, tikus-tikus dalam ruangan, gudang dan juga kapal.
Bahkan bidang fotografi pun memerlukan sianida dalam bentuk garam.
Dalam dunia penyepuhan dan pewarnaan logam pun, asam sianida
digunakan untuk proses pembersihan, pengerasan dan penyepuhan
logam untuk mendapatkan emas murni dari biji-biji logam.
1. http://wowsekalii.blogspot.com/2016/08/apa-itu-sianida-danmanfaat-sianida.html
2.

Anda mungkin juga menyukai