Metabolisme dan
Identifikasi Lemak
Kelompok 2
Anisa Safanah (P17334115425), Ayu Putri Utami (P17334115430),
Farah Dina Salma (P17334115417), Sendy Fadilla Oktora
(P17334115412)
1. Pendahuluan
Lipid adalah kelompok molekul alami yang meliputi lemak, lilin, sterol,
vitamin yang larut dalam lemak (seperti vitamin A, D, E, dan K), monogliserida,
digliserida, trigliserida, fosfolipid, dan lain-lain.
Lipid dapat larut dengan baik dalam pelarut zat organik, seperti metanol,
aseton, klorofom dan benzena. Sebaliknya lipid tidak atau sukar alrut dalam air.
Kelarutannya dalam air yang kecil disebabkan karena kekurangan atom-atom yang
berpolarisasi (O, N, S, P).
Fungsi biologis utama lipid termasuk menyimpan energi, pensinyalan, dan
bertindak sebagai komponen pembangun membran sel. Lipid memiliki aplikasi dalam
industri kosmetik dan makanan serta dalam nanoteknologi.
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim untuk
lemak, lemak adalah subkelompok lipid yang disebut trigliserida. Lipid juga
mencakup molekul seperti asam lemak dan turunannya (termasuk tri-, di-,
monogliserida, dan fosfolipid), serta metabolit lainnya yang mengandung sterol
seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia lainnya menggunakan berbagai
jalur biosintesis untuk memecah dan mensintesis lipid, beberapa lipid esensial tidak
dapat dibuat dengan cara ini dan harus diperoleh dari makanan.
A. Kategori Lipid
1) Asam Lemak terbentuk dari rantai hidrokarbon yang diterminasi dengan
gugus asam karboksilat; penataan ini membuat molekul memiliki ujung
hidrofilik yang polar, dan ujung hidrofobik yang nonpolar yang tidak larut
dalam air. Struktur asam lemak adalah salah satu dari kategori paling
mendasar lipid biologis, dan banyak digunakan sebagai blok pembangun untuk
sebagian besar lipid yang lebih kompleks.
2) Gliserolipid tersusun atas gliserol tersubstitusi mono-, di-, dan tri-, yang
paling terkenal adalah triester asam lemak dari gliserol, disebut trigliserida,
Istilah "triasilgliserol" terkadang digunakan sebagai sinonim "trigliserida".
Dalam senyawa ini, tiga gugus hidroksil dari gliserol masing-masing
mengalami esterifikasi, biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Oleh karena
berfungsi sebagai cadangan energi, lipid ini terdapat dalam sebagian besar
cadangan lemak di dalam jaringan hewan.
7) Sakarolipid adalah asam lemak yang terikat langsung dengan kerangka gula
dan membentuk struktur yang sesuai dengan membran dwilapis. Pada
sakarolipid, monosakarida menggantikan kerangka gliserol pada gliserolipid
dan gliserofosfolipid. Sakarolipid yang paling dikenal adalah prekursor
glukosamina terasilasi dari komponen lipid A lipopolisakarida dalam bakteri
gram-negatif. Molekul Lipid-A yang umum adalah disakarida dari
glukosamina, yang diturunkan hingga tujuh rantai asil-lemak.
Lemak adalah ester yang tersusun dari tiga asam lemak dengan tiga gugus
alkohol dari senyawa gliserol. Bila hanya satu asam lemak yang teresterisasi dengan
gliserol, disebut monoasilgliserol (rantai asam lemak = rantai asli). Melalui esterisasi
Metabolisme dan Identifikasi Lemak
Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorbsi disimpan oleh tubuh
dalam jaringan adiposa. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari tempat penyimpanan
dalam hati diubah menjadi gliserol dan asam lemak, bentuk yang paling mudah dapat
digunakan dalam tubuh. Bila lemak terus di metabolisme dalam hati maka akan
Metabolisme dan Identifikasi Lemak
terdapat ampas berupa zat keton yang hanya terbatas penggunaanya. Jika banyak
dihasilkan di hati maka akan menjadi kalori dalam darah, dan hal ini terjadi pada saat
kelaparan karena tubuh tidak mempunyai sesuatu untuk digunakan selain dari lemak
di dalam jaringan adiposa.
Pencernaan : Lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak sehingga
lipase pankreas dan lipase usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak.
Absorbsi : Gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurkan ke duktus
dan masuk ke aliran darah, kemudian dialirkan ke deseluruh jaringan tubuh. Hati
membantu mengoksidasi lemak dan mempersiapkan untuk disimpan dalam jaringan,
lemak dioksidasi untuk memberi panas dan tenaga serta lemak yang disimpan
mengandung vitamin A dan B. Produksi buangan hasil pembakaran lemak dalam
jaringan akan diekskresikan oleh paru-paru dalam bentuk air dan karbondioksida
melalui kulit dalam bentuk keringat, ginjal dalam bentuk urine serta saluran
pencernaan dalam bentuk feases.
5. Metabolisme Lemak
Seperti proses metabolism pada umumnya, metabolisme lemak pun memiliki dua
bagian penting. Yaitu:
- Katabolisme : penguraian komponen yang lebih kecil dari komponen
bakunya. Proses ini menghasilkan energi.
- Anabolisme : sintesis atau pembentukan komponen yang lebih besar dari
komponen bakunya. Proses ini memerlukan energi.
A. Pemecahan Triasilgliserol
1. Transfer pospor
Pada tahapan ini gliserol melepaskan satu atom H+ dengan bantuan energi dari
ATP. Fosfor yang berasal dari ATP kemudian diikat oleh gugus gliserol yang
telah melepas H+. ATP berubah menjadi ADP dan seterusnya sehingga
terbentuk glycerol 3-[hosphate.
2. Reaksi dioksidasi
Glycerol 3-Phosphate melepas H+, selanjutnya atom hydrogen tersebut diikat
oleh NAD+ menjadi NADH. Glycerol 3-Phosphate mengalami reaksi oksidasi
ditandai dengan pelepasan H+ dan NAD+ mengalami reaksi reduksi dengan
menerima
Metabolisme dan Identifikasi Lemak
Metabolisme gliserol
–C – CH2 – C.
yang dikatalisis oleh karnitin asil transferase II. Akhirnya karnitin dikembalikan
ke sisi sitosol oleh translokase menggantikan masuknya asil karnitin yang
masuk.Molekul asil KoA dari sedang dan rantai pendek dapat menembus
mitokondria tanpa adanya karnitin. Kelainan pada transferase atau translokase
atau defisiensi karnitin dapat menyebabkan gangguan oksidasi asam lemak rantai
panjang, Kelainan tersebut diatas ditemukan pada kembar identik yang menderita
kejang otot disertai rasa nyeri yang dialami sejak masa kanak-kanak.. Rasa nyeri
diperberat oleh puasa, latihan fisik, atau diet tinggi lemak; oksidasi asam lemak
adalah proses penghasil energi utama pada ketiga keadaan tersebut. Enzi glikolisis
dan glikogenolisis dalam keadaan normal.
2. Asetil KoA, NADH dan FADH2 terbentuk pada setiap satu kali oksidasi.
Asil KoA jenuh dipecah melalui urutan empat reaksi yang berulang yaitu :
oksidasi oleh flavin adenin dinukleotida ( FAD ), hidrasi oleh NAD dan tiolisis
oleh KoA. Rantai asil diperpendek dengan dua atom karbon sebagai hasil dari
keepat reaksi tadi dan terjadi pembentukan FADH2, NADH dan asetil KoA.
Reaksi pertama pada tiap daur pemecahan adalah oksidasi asil KoA oleh asil KoA
dehidrogenase yang menghasilkan satu enoil KoA denganikatan rangkap trans
antara C – 2 dan C – 3.
Langkah selanjutnya adalah hidrasi ikatan ganda antara C- 2 dan C – 3 oleh enoil
KoA hidratase.
Hidrasi enoil KoA membuka jalan bagi reaksi oksidasi kedua, yang mengubah
gugus hidroksil pada C – 3 menjadi gugus keto dan menghasilkan NADH. Oksidai
ini dikatalisis oleh L – 3 – hidroksiasil KoA dehidrogenase . L – 3 – hidroksiasil
KoA + NAD ↔ 3 – ketoasil KoA + NADH + H+ Langkah akhir adalah
pemecahan 3 – ketoasil KoA oleh gugus tiol dari molrkul KoA lain, yang akan
menghasilkan asetil KoA dan suatu asil KoA rantai karbonnya dua atom karbon
lebih pendek. Reaksi ini dikatalisis oleh β – ketotiolase.
Asil KoA yang memendek selanjutnya mengalami daur oksidasi berikutnya, yang
diawali dengan reaksi yang dikatalisis oleh asil KoA dehidrogenase. Rantai asam
lemak yang mengandung 12 sampai 18 karbon dioksidasi oleh asil KoA
dehidrogenase rantai panjang. Asil KoA dehidrogenase untuk rantai sedang
mengoksidasi ranta asam lemak yang memiliki 14 sampai 4 karbon, sedangkan
Metabolisme dan Identifikasi Lemak
asil KoA dehidrogenase untuk rantai pendek hanya bekerja pada rantai 4 dan 6
karbon. Sebaliknya, β – ketotiolase, hidroksiasil dehidrogenase, dan enoil KoA
hidratase memiliki spesifitas yang luas berkenaan dengan panjangnya gugus asil.
Kita dapat menghitung energi yang dihasilkan dari oksidasi suatu asam
lemak. Pada tiap daur reaksi, asil KoA diperpendek dua karbon dan satu FADH2,
NADH dan asetil KoA terbentuk.
Cn – asil KoA + FAD + NAD + H2O + KoA → Cn-2 – asil KoA + FADH2 +
NADH + asetil KoA + H
Pemecahan palmitoil KoA ( C16 – asil KoA ) memerlukan tujuh daur reaksi. Pada
daur ketujuh, C4 – ketoasil KoA mengalami tiolisis menjadi dua molekul asetil
KoA. Dengan demikian stoikiometri oksidasi palmitoil KoA menjadi.
Palmitoil KoA + 7 FAD + 7 NAD +7 KoA + & H2O→ 8 asetil KoA + 7 FADH2
+ 7 NADH + 7 H
Dua setengah ATP akan terbentuk per NADH yang dioksidasi pada rantai
pernafasan, sedangkan 1,5 ATP akan terbentuk untuk tiap FADH2. Jika diingat
bahwa oksidasi asetil KoA oleh daur asam sitrat menghasilkan 10 ATP, maka
jumlah ATP yang terbentuk pad oksidasi palmitoil KoA adalah 10,5 dari 7
FADH2, 17,5 dari 7 NADH dan 80 dari 8 molekul asetil KoA, sehingga jumlah
keseluruhannya adalah 108. Dua ikatan fosfat energi tinggi dipakai untuk
mengaktifkan palmitat, saat ATP terpecah menjadi AMP dan 2 Pi. Jadi oksidasi
sempurna satu molekul asam palmitat menghasilkan 106 ATP.
Oksidasi asam lemak tak jenuh reaksinya sama seperti reaksi oksidasi asam
lemak jenuh. Hanya diperlukan tambahan dua enzim lagi yaitu isomerase dan
reduktase untuk memecah asam-asam lemak tak jenuh.
Oksidasi asam palmitoleat atau asam lemak C16 yang memiliki ikatan rangkap
antara C- 9 dan C –10 ini diaktifkan dan diangkut melintasi membran dalam
mitokondria dengan cara yang sama dengan asam lemak jenuh. Selanjutnya
palmitoleil KoA mengalami tiga kali pemecahan dengan enzim-enzim yang sama
seperti oksidasi asam lemak jenuh. Enoil KoA – sis - ∆³ yang terbentuk pada
ketiga kali jalur oksidasi bukanlah substrat bagi asil KoA dehidrogenase. Adanya
ikatan rangkap antara C-3 dan C-4 menghalangi pembentukan ikatan rangkap
lainnya antar C – 2 dan C – 3. Kendala ini dapat diatasi oleh suatu reaksi yang
mengubah posisi dan konfigurasi dari ikatan rangkap sis - ∆³. Suatu isomerase
mengubah ikatan rangkap ini menjadi ikatan rangkap trans - ∆². Reaksi- reaksi
Metabolisme dan Identifikasi Lemak
berikutnya mengikuti reaksi oksidasi asam lemak jenuh saat enoil KoA – trans -
∆² merupakan substrat yang reguler.
Satu enzim tambahan lagi diperlukan untuk oksidasi asam lemak tak jenuh
jamak .Misalnya asam lemak tak jenuh jamak C18 yaitu linoleat , dengan ikatan
rangkap sis - ∆9 dan sis ∆12. Ikatan rangkap sis - ∆³ yang terbentuk setelah tiga
daur oksidasi – β, diubah menjadi ikatan rangkap trans - ∆² oleh isomerase
tersebut di atas, seperti pada oksidasi palmitoleat . Ikatan rangkap sis - ∆¹² -
linoleat menghadapi masalah baru. Asil KoA yang dihasilkan oleh empat daur
oksidasi β mengandung ikatan rangkap rangkap sis - ∆4. dehidrogenase pada
spesies ini oleh asil Koa dehidrogenase menghasilkan zat antara 2,4 – dienoil yang
bukan substrat bagi enzim berikutnya pada jalur oksidasi β. Kendala ini dapat
diatasi oleh 2,4 - dienoil – KoA reduktase, suatu enzim yang menggunakan
NADH untuk mereduksi zat antara 2,4 – dienoil menjadi enoil KoA – sis - ∆³.
Isomerase tersebut di atas kemudian mengubah enoil KoA – sis -∆³ menjadi
bentuk trans, suatu zat antara yang lazim pada oksidasi – β.Jadi ikatan rangkap
yang letaknya pada atom C nomer ganjil ditangani oleh isomerase dan ikatan
rangkap yang terletak pada atom C nomor genap ditangani oleh reduktase dan
isomerase.
Asam lemak yang memiliki jumlah karbon ganjil merupakan spesies jarang.
Asam lemak ini dioksidasi dengan cara yang samaseperti oksidasi asam lemak
dengan jumlah atom karbon genap, kecuali pada daur akhir degradasi akan
terbentuk propionil KoA dan asetil KoA, bukan dua molekul asetil KoA. Unit –
tiga karbon aktif pada propionil KoA memasuki daur asam sitrat setelah diubah
menjadi suksinil KoA.
Proses Ketogenesis
Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi asam lemak akan memasuki daur
asam sitrat hanya jika pemecahan lemak dan karbohidrat terjadi secara berimbang.
Karena masuknya asetil KoA ke dalam daur asam sitrat tergantung pada
tersedianya oksaloasetat untuk pembentukan sitrat. Tetapi konsentrasi oksaloasetat
akan menurun jika karbohidrat tidak tersedia atau penggunaannya tidak
sebagaimana mestinya. Oksaloasetat dalam keadaan normal dibentuk dari piruvat.
Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk membentuk glukosa pada
jalur glukoneogenesis dan demikian tidak tersedia untuk kondensasi dengan asetil
KoA. Pada keadaan ini asetil KoA dialihkan kepembentukan asetoasetat dan D- 3-
hidroksibutirat. Asetoasetat, D- 3- hidroksibutirat dan Aseton disebut dengan zat
keton.
Metabolisme dan Identifikasi Lemak
Asetoasetat dibentuk dari asetil KoA dalam tiga tahap.Dua molekul asetil KoA
berkondensasi membentuk asetoasetil KoA. Reaksi yang dikatalisis oleh tiolase
ini merupakan kebalikan dari tahap tiolisis pada oksidasi asam lemak. Selanjutnya
astoasetil KoA bereaksi dengan asetil KoA dan air untuk menghasilkan 3 -
hidroksi – 3 – metilglutaril KoA ( HMG – KoA ) dan KoA . Kondensasi ini mirip
dengan kondensasi yang dikatalisis oleh sitrat sintase.Keseimbangan yang tidak
menguntungkan bagi pembentukan asetoasetil KoA diimbangi oleh reaksi ini,
yang keseimbangannya menguntungkan karena hidrolisis iaktan tioester . 3 –
Hidroksi – 3 – metilglutaril KoA kemudian terpecah menjadi asetil KoA dan
asetoasetat. Hasil dari keseluruhan reaksi adalah
pada metabolisme energi dan secara kwantitatif penting sebagai sumber energi
.Otot jantung dan korteks ginjal menggunakan asetoasetat sebagai sumber energi
disbanding glukosa.. glukosa merupakan bahan b akar utama bagi otak dan sel
darah merah pada orang yang mempunyai gizi baik dengan diet seimbang. Tapi
otak dapat beradaptasi dan menggunakan asetoasetat dalam keadaan kelaparan
dan diabetes. Pada kelaparan berkepanjangan, 75% bahan bakar yang diperlukan
oleh otak didapat dari asetoasetat.
Asetoasetat dapat diaktifkan melalui pemindahan KoA dari suksinil KoA
dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh suatu koA transferase spesifik. Kemudian,
asetoasetil KoA dipecah oleh tiolase menjadi dua molekul asetil KoA, yang
selanjutnya memasuki daur asam sitrat. Hati dapat membekali organ-organ lain
dengan asetoasetat karena hati tidak memiliki KoA transferase spesifik ini.
Asam lemak dilepaskan oleh jaringan adiposa dan diubah menjadi unit- unit
astil oleh hati, yang kemudian mengeluarkannya sebagai asetoasetat .Kadar
asetoasetat yang tinggi dalam darah menandakan berlimpahnya unit asetil yang
menyebabkan berkurangnya laju lipolisis di jaringan adiposa .
6. Identifikasi Lemak
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini meliputi kertas saring, pembakar
Bunsen, pipet, rak tabung reaksi, dan tabung reaksi.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini meliputi air, bahan uji larutan
(minyak dan margarin ), KOH, KHSO4, NaOH, Iodium, dan pelarut (aseton, etanol,
kloroform dan eter).
3. PROSEDUR KERJA
A. Uji Kelarutan Lemak
1) Sebanyak 10 tetes air ditambahkan dengan 1-2 tetes sampel.
2) Kemudian ditambahkan dengan 10 tetes pelarut (aseton, etanol, kloroform dan
eter) pada tiap 1-2 tetes sampel pada tabung.
3) Larutan tersebut kemudian ditotolkan pada kertas saring dan diamati nodanya.
C. Penyabunan
1) Sebanyak 4-5 tetes sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi.
2) Kemudian ditambahkan dengan aquadest sebanyak 3 mL.
3) Setelah itu ditambahkan dengan 1 mL KOH lalu dipanaskan selama 1-2 menit.
4) Diulangi percobaan dengan mengganti KOH dengan NaOH.
5) Hasilnya diamati dan dibandingkan.
D. Uji gliserol
1) KHSO4 dituangkan dalam tabung reaksi.
2) Kemudian ditambahkan dengan 5 tetes larutan uji.
3) Setelah itu dipanaskan dan dicium baunya.
4) Hasil pengamatan tersebut dicatat.
7. Kesimpulan
Metabolisme dan Identifikasi Lemak
8. DAFTAR KEPUSTAKAAN
Champe P C PhD , Harvey R A PhD. Lippincott’s Illustrated Reviews: Biochemistry
2nd .1994 , page 171 – 186.
Lehninger A, Nelson D , Cox M M .Principles of Biochemistry 2nd 1993
Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America 2000:
Stryer L .1995. Biochemistry 4th , page 603 – 623 .
http://library.usu.ac.id/download/fk/biokimia-rusdiana.pdf
https://en.wikipedia.org/wiki/Dihydroxyacetone_phosphate