Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul.
Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.
Gejala Klinis:
1. Telinga terasa ada cairan
2. Telinga keluar nanah
3. Telinga berdenging
4. Pendengaran berkurang
Gejala Klinis:
1. Dasar mulut bengkak
2. Nyeri leher
3. Nyeri tenggorokan
4. Demam
Laringitis Akut
Penyalahgunaan suara, inhalasi uap toksik, dan infeksi menimbulkan Laringitis Akut. Infeksi
biasanya bisanya tidak terbatas pada laring, namun merupakan suatu pan-infeksi yang melibatkan
sinus, telinga, lating dan bronkus. Virus influenza, adenovirus, dan steptokok merupakan
organisme penyebab yang tersering.
Gejala Klinis:
1. Nyeri saat menelan
2. Suara serak
3. Badan terasa lesu
4. Demam
5. Batuk
Laringitis Tuberkulosis
Penyakit Laringitis Tuberkulosis hampir selalu sebagai akibat tuberkulosis paru. Sering sekali
setelah diberi pengobatan, tuberkulosis parunya sembuh tetapi Laringitis Tuberkulosisnya
menetap. Hal ini terjadi karena struktur mukosa laring yang sangat lekat pada kartilago serta
vaskularisasi yang tidak sebaik paru sehingga bila infeksi sudah mengenai kartilago
pengobatannya akan menjadi lama.
Gejala Klinis:
1. Keluar keringat pada malam hari
2. Demam
3. Tenggorokan terasa tertekan, panas dan kering
4. Suara parau
5. Nyeri saat menelan
6. Batuk
7. Sukar bernafas
Sumbatan Laring
Sumbatan Laring dapat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya radang akut dan radang
kronis, benda asing, trauma akibat kecelakaan, tumor laring, atau kelumpuhan nervus rekuren
bilateral. Prinsip penaggulangan Sumbatan Laring adalah dengan menghilangkan penyumbatan
dengan cepat atau membuat jalan napas baru yang dapat menjamin ventilasi.
Gejala Klinis:
1. Suara serak
2. Sukar bernafas
3. Nafas berbunyi ketika menarik nafas
4. Ada cekungan di pangkal leher ketika menarik nafas
3. Demam
4. Nyeri kepala
Sinusitis Sfenoidalis
Sinusitis Sfenoidalis terisolasi amat jarang. Sinusitis ini dicirikan oleh nyeri kepala yang
mengarah ke verteks kranium. Namun penyakit ini lebih lazim menjadi bagian dari pansinusitis.
Gejala Klinis:
1. Nyeri di belakang bola mata
2. Demam
3. Nyeri kepala
Sinusitis Kronis
Sinusitis Kronis berbeda dari Sinusitis Akut dalam berbagai aspek, umumnya Sinusitis Kronis
sukar disembuhkan dengan Pengobatan medikamentosa saja. Harus dicari faktor penyebab dan
faktor predisposisinya. Polusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan
mukosa hidung. Perubahan mukosa hidung dapat juga disebabkan oleh alergi dan defisiensi
imunologik. Perubahan mukosa hidung akan mempermudah terjadinya infeksi dan infeksi kronis
apabila pengobatan pada Sinusitis Akut tidak sempurna.
Gejala Klinis:
1. Hidung keluar ingus
2. Tenggorokan gatal
3. Pendengaran berkurang
4. Nyeri kepala
5. Batuk
Karsinoma Nasofaring
Karsinoma Nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak yang
ditemukan di Indonesia. Hampir 60% tumor ganas kepala dan leher merupakan Karsinoma
Nasofaring. Sudah hampir dapat dipastikan bahwa penyebab Karsinoma Nsofaring adalah virus
Epstein-Barr karena pada semua pasien nasofaring didapatkan titer anti-virus EB yang cukup
tinggi. Titer ini lebih tinggi dari titer orang sehat, pasien tumor ganas leher dan kepala lainnya,
tumor organ tubuh lainnya, bahkan pada kelainan nasofaring yang lain sekalipun.
Gejala Klinis:
1. Hidung keluar darah
2. Adanya benjolan di leher
3. Hidung keluar ingus
4. Hidung tersumbat
5. Telinga berdenging
6. Telinga nyeri
Faringitis Akut
Faringitis Akut dapat menyerang semua umur. Penyebab terbanyak radang pada faring adalah
kuman golongan Streptokokus ?hemolitikus, Streptokokus viridans dan Streptokokus piogenes.
Gejala Klinis:
3. Nyeri kepala
4. Nyeri sekitar mata
5. Gangguan mencium bau
6. Sukar bernafas
Rinitis Alergi
Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pasien atopi yang
sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator
kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut. Definisi menurut WHO
ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact Asthma) tahun 2001 adalah kelainan pada hidung dengan
gejala bersin-bersin, hidung keluar ingus (rinore), rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa
hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh lg E.
Gejala Klinis:
1. Bersin-bersin
2. Hidung tersumbat
3. Hidung keluar ingus
4. Hidung terasa gatal
5. Mata gatal dan berair
Rinitis Vasomotor
Gangguan vasomotor hidung adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung
yang disebkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis. Keseimbangan vasomotor dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang berlangsung temporer seperti emosi, posisi tubuh, kelembaban udara,
perubahan suhu luar, latihan jasmani dan sebagainya. Pada pasien Rinitis Vasomotor mekanisme
pengatur ini hiperaktif dan cenderung saraf parasimpatis lebih aktif.
Gejala Klinis:
1. Hidung tersumbat pada pagi hari
2. Hidung keluar ingus