Status Revisi
Tanggal Berlaku
MM-LPMI-01
0-0
1 Desember 2010
MANUAL MUTU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Diberikan Kepada
No. Copy Dokumen
SOP yg Berhubungan
Tanggal Pemberian
Disiapkan
Ketua LPMI
1
1 Desember 2010
Diperiksa
Disahkan
Ketua LPMI
Wakil Rektor I
Rektor
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 2-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Daftar Isi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Daftar Isi
Halaman
Sejarah
Profil
Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga
Budaya Mutu
Ruang Lingkup Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Proses Pendidikan
Tujuan SPMI
Penanggung Jawab
Kebijakan Mutu
Sasaran Mutu Organisasi
Perencanaan Mutu
Tugas dan Tanggung Jawab
Interaksi Antarbagian
Tinjauan Manajemen
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Realisasi Proses Operasional
Desain dan Pengembangan
Pembelian
Proses Penyediaan Jasa
Pengukuran, Analisis, dan Perbaikan
Penutup
Catatan Revisi
Lampiran Lampiran
- Lampiran I
SK Tentang Kebijakan Standart Mutu Tata Kelola
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
- Lampiran II
Instrumen Evaluasi Diri
3
3
4
4
4
5
5
5
5
11
11
11
12
12
13
14
14
15
15
16
19
19
-
Disahkan
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 3-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
1. SEJARAH
Secara embrional Universitas Muhammadiyah Ponorogo berdiri sejak tahun 1968, dengan
diawali berdirinya Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam
Muhammadiyah Ponorogo yang berinduk ke Surakarta. Kemudian, berdasarkan SK Menteri
Agama RI No. 86 tanggal 15 Agustus 1978, jurusan tersebut mendapatkan status diakui.
Pada tahun 1975 menyusul berdiri Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Jurusan Ilmu Kesejahteraan
Sosial (S-1). Selanjutnya, pada tahun 1979 dibuka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Jurusan Pendidikan Umum/Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, yang keduanya
berstatus sebagai cabang dari Universitas Muhammadiyah Malang. Tahun Akademik 1982/1983
dengan ditandai keluarnya ketentuan passing out bagi fakultas-fakultas cabang, maka tokohtokoh Muhammadiyah Daerah Ponorogo dan didukung segenap eksponen pendidikan yang ada
merintis berdirinya Universitas Muhammadiyah Ponorogo secara mandiri dengan menambah
Fakultas baru yaitu Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik.
Dengan semangat idealisme yang tinggi dan perjuangan yang tak mengenal lelah, dengan
berawal SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0572/O/1984 tentang pemberian status
terdaftar kepada jurusan pada lingkungan Universitas Muhammadiyah di Ponorogo, akhirnya
keluarlah SK Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 0813/O/1986
tanggal 19 November 1986 yang mengesahkan berdirinya Universitas Muhammadiyah Ponorogo
dengan lima fakultas dan 7 jurusan. Masing-masing adalah Fakultas Tarbiyah dengan Jurusan
Pendidikan Agama Islam (S-1), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Jurusan Ilmu
Kesejahteraan Sosial (S-1), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan Jurusan Pendidikan
PMP & KN (S-1) dan Pendidikan Matematika (S-1), Fakultas Ekonomi dengan Jurusan
Manajemen (S-1) dan Jurusan IESP (S-1), dan Fakultas Teknik dengan Jurusan Teknik Mesin (S1).
Selanjutnya, pada tahun 1990, berdasarkan peraturan yang ada saat itu, Jurusan Manajemen
berhasil menaikkan status dari terdaftar menjadi diakui. Disusul kemudian pada tahun 1993
dibuka Jurusan Pendidikan Agam Islam. Pada tahun yang sama Universitas Muhammadiyah
Ponorogo juga berhasil membuka sejumlah jurusan baru yaitu Jurusan Ilmu Pemerintahan (S-1)
di FISIP, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (S-1) di FKIP, Jurusan Akuntansi (D-3) di Fakultas
Ekonomi. Pada tahun itu juga berdiri Akademi Keperawatan (D-3) di bawah naungan Departemen
Kesehaan RI.
Tahun-tahun berikutnya, yakni tahun 1996 dibuka jurusan Teknik Elektro (S-1) di Fakultas
Teknik; tahun 1998 dibuka Jurusan Ilmu Komunikasi (D-3) di FISIP dan Jurusan Keuangan
Perbankan (D-3) di Fakultas Ekonomi; tahun 2000 dibuka program studi AKTA IV dan D-2
PGTK/RA di Fakultas Tarbiyah; tahun 2005 dibuka Jurusan Ilmu Komunikasi (S-1) di FISIP dan
Jurusan Teknik Informatika (S-1) diFakultas Teknik.
Pada tanggal 30 Juni 2006, dengan keluarnya SK Nomor 101/D/O/2006 Program Studi D-3
Keperwatan telah berhasil mengalihkan perizinan pembinaannya dari Departemen Kesehatan ke
Departemen Pendidikan Nasional. Pengalihan pembinaan tersebut untuk memudahkan
pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan tinggi khususnya di Fakultas Ilmu Kesehatan
(FIK) Jurusan D-3 Keperawatan. Pada tahun akademik 2009/2010 Universitas Muhammadiyah
Ponorogo telah memiliki 6 fakultas dengan beberapa jurusan/program studi.
2. PROFIL
Nama Organisasi
: Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Alamat
: Jl. Budi Utomo No. 10 Ponorogo
Produk
: Jasa Pendidikan
Fasilitas Organisasi
:
2.1 Laboratorium:
1. Lab. Micro Teaching (2)
2. Lab. Bahasa Inggris (1)
3. Lab. Bahasa Arab (1)
4. Lab. Pendidikan Dasar (2)
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 4-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 5-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
6. PROSES PENDIDIKAN
Proses inti perguruan tinggi adalah sebagai berikut dibawah ini :
Wisuda
Skripsi/T.A.
KKN
KKL/PPL
Pembimbingan
OUTPUT
Yudicium
UAS
UTS
perkuliahan
Penjadwalan
PROSES
MASTAMARU
pemograman
Daftar Ulang
PMB
INPUT
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 6-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
Indikator
Rasio mata kuliah yang mengadopsi metode-metode pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa (learner centered
education) terhadap seluruh
mata kuliah yang diberikan di
UM Ponorogo
Rasio program studi Diploma (D3) dan Sarjana (S-1) yang
terkakreditasi oleh BAN PT
terhadap seluruh program studi
D-3 dan S-1 di UM Ponorogo,
dengan nilai minimal B
Rasio jumlah mahasiswa UM
Ponorogo yang berasal dari luar
Ponorogo (seluruh wilayah
Indonesia) terhadap jumlah
mahasiswa UM Ponorogo
keseluruhan
Rasio jumlah lulusan UM
Ponorogo yang bekerja di tahun
pertama (setelah kelulusan)
terhadap jumlah seluruh lulusan
pada tahun tertentu
Rasio lulusan UM
D-3
Ponorogo yang menyelesaikan studinya secara
Penanggung jawab
Warek I, Dekan, dan
Kaprodi
40%
60%
80%
20%
25%
30%
20%
25%
30%
50%
70%
90%
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 7-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
50%
60%
75%
NA
3%
5%
30%
50%
75%
30%
50%
75%
Indikator Utama
2010
16%
25%
50%
1%
2%
5%
15%
50%
75%
500
750
1.000
20 judul
20 judul
2014
Penanggung
jawab
LPPM, Dekan, dan
Pimpinan
Kelompok
Keahlian
LPPM, Dekan,
Pimpinan Pusat
Penelitian, dan
Pimpinan
Kelompok
Keahlian
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
c.
No
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 8-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
Keahlian/Keilmuwan (KK) harus memiliki akar keilmuwan serta platform Keahlian yang
jelas serta memiliki pula kontekstualitas dan prospek sesuai dengan tuntutan
perkembangan masyarakat dan budaya bangsa.
Layanan kepada Masyarakat UM Ponorogo secara bertahap akan ditingkatkan baik
mutu, jumlah, maupun intensitasnya. Melalui layanan kepada masyarakat, UM Ponorogo
meningkatkan kontribusinya dalam menyelesaikan masalah-masalah aktual yang
dihadapi masyarakat.
Indikator Utama
2014
45
5%
Penanggung
jawab
LPPM, Dekan, dan
Pimpinan
Kelompok Keahlian
75%
500
Ketua
Dekan
LPPM,
200
Pimpinan
SUK,
Direksi UUK
Indikator Utama
Penanggung jawab
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
16
17
18
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 9-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
1%
3%
10%
4%
6%
8%
NA2
80%
90%
50%
75%
19
60%
80%
100%
20
Ketercukupannya dosen
kualifikasi S-2
Rasio dosen yang bersertifikasi
80%
90%
100%
16%
50%
80%
21
Indikator Utama
2010
Indikator Mutu di Bidang Kemahasiswaan
22. Tingkat kepuasan rata-rata
NA
terhadap layanan Lembaga
Kemahasiswaan pada 1-4
3,00
Penanggung
jawab
Warek III, Dekan,
Wadek III, dan
Kaprodi
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
23
24
25
Tanggal Berlaku
Halaman
Penanggung Jawab
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 10-15
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
40%
50%
70%
0,7%
5%
10%
1%
5%
10%
Indikator Utama
2010
Indikator Mutu di Bidang Layanan Manejemen
26 Jumlah sistem
ISO
0
layanan pada unitunit kerja telah
memperoleh
Sertifikasi
0
sertifikasi, baik
Lain
berupa ISO maupun
sertifikasi lainnya.
27 Jumlah program peningkatan mutu
NA
(quality improvement program atau
QIP) sebagai upaya/langkah positif
(good practices) pada unit-unit
kerja yang berdampak pada sistem
manajemen mutu per tahun
28 Kesesuaian antara kegiatan yang diusulkan dalam RKA terhadap
sasaran mutu (indikator dan target
10
10
10
20
50%
75%
Penanggung
jawab
SPM dan pimpinan
Unit Kerja
SPM
Pimpinan
kerja
dan
Unit
WROR, Pimpinan
Unit Kerja
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 11-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
30
31
32
(Organization
Communication
Scale) UMP, baik secara internal
50%
75%
Pimpinan
Unit
Kerja dan SPM
NA
50%
70%
Pimpinan
unit
kerja dan SMP
NA
Setiap 2
minggu
Setiap 1
minggu
NA
Setiap
bulan
Setiap 2
minggu
NA
WRKK, USDI
11
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 12-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
Tugas, tanggung jawab, dan wewenang pegawai/pimpinan diatur dengan jelas dan
terdokumentasi, khususnya pegawai yang melaksanakan pekerjaan yang terkait dengan mutu
dan kepuasan pelanggan.
12.1 Setiap pegawai/pimpinan dipastikan memahami tugas, tanggung jawab, dan
wewenangnya.
12.2 Uraian tugas, tanggung jawab, dan wewenang disiapkan oleh atasan pegawai yang
bersangkutan bersama dengan bagian personalia.
12.3 Dokumen uraian tugas dipegang oleh pegawai yang bersangkutan dan copy disimpan oleh
bagian personalia.
12.4 Dokumen uraian tugas harus dikendalikan, isinya diperbarui bila terjadi perubahan
pekerjaan.
12.5 Uraian tugas dibuat berdasarkan nama-nama posisi yang ada dalam struktur organisasi
pada masing-masing unit kerja.
12.6 Penggunaan nama posisi (job title) dikoordinasikan oleh bagian personalia.
Dokumen Terkait :
Struktur Organisasi, Job Description Pegawai, Statuta.
12
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 13-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
Dokumen terkait :
1. Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen
2. Indikator Mutu Bidang Pelayanan Manajemen
13
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 14-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
4. Unit kerja bertanggung jawab untuk memastikan kecukupan dan kelengkapan sarana
kerja dan kelaikan kondisi sarana kerja pada semua unit yang ada.
Dokumen terkait:
Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan
15.4 Lingkungan kerja
1. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mendukung komitmen mutu dan
kepuasan pelanggan dan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan output
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan.
2. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan agar lingkungan kerja dijaga dan
senantiasa dalam keadaan bersih, rapi, aman, dan nyaman.
3. Karyawan dan pimpinan berkewajiban mengupayakan agar lingkungan kerjanya
terkendali.
4. Pimpinan mewajibkan semua karyawan menjalankan tata graha
5. Setiap pimpinan unit bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh karyawan
di unit kerjanya memahami dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
14
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 15-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
Dokumen Terkait :
1. Satuan Acara Perkuliahan
2. Kontrak Pembelajaran/Silabi
18. PEMBELIAN
18.1 Proses Pembelian
1. Bagian umum bertanggung jawab untuk memastikan fungsi pembelian dilaksanakan
secara terkendali.
2. Fungsi-fungsi yang terkait dengan pembelian harus memahami prosedur pembelian.
3. Pembelian dilaksanakan mengikuti prosedur pembelian yang telah ditetapkan.
4. Pemasok diseleksi secara obyektif sebelum ditunjuk sebagai rekanan.
5. Kriteria seleksi dan evaluasi ditetapkan.
6. Catatan hasil evaluasi dan tindak lanjut yang telah dilakukan dipastikan disimpan.
7. Pengendalian pemasok dan produk disesuaikan dengan akibat yang dapat ditimbulkan
oleh produk tersebut pada proses-proses berikutnya maupun terhadap produk akhir
yang akan diproduksi.
18.2 Informasi Pembelian
1. Sebelum melaksanakan pembelian, informasi persyaratan tentang berbagai
persyaratan dan spesifikasi yang diperlukan pengguna harus dibuat secara jelas untuk
menghindari ketidaksesuaian.
2. Dokumen pembelian harus dipastikan memuat penjelasan mengenai semua
persyaratan produk yang akan dibeli termasuk
a. Kejelasan mengenai jumlah barang yang dibeli.
b. Persyaratan atau spesifikasi mutu yang akan dibeli.
c. Persyaratan waktu pengiriman.
d. Persyaratan pembayaran.
e. Persyaratan personil yang terlibat.
18.3 Verifikasi Produk yang Dibeli
1. Penjamin Mutu dan Bagian Umum bertanggung jawab melakukan verifikasi terhadap
barang yang masuk.
2. Hasil verifikasi atau pemeriksaan dicatat dan disampaikan ke bagian umum.
3. Penjamin mutu memiliki kewenangan untuk memutuskan apakah barang yang datang
memenuhi persyaratan atau tidak.
4. Bilamana perlu Penjamin Mutu dapat melakukan verifikasi di lokasi pemasok sebelum
barang dikirim.
5. Penjamin Mutu dapat melakukan audit ke lokasi pemasok bila diperlukan.
Prosedur Terkait :
1. Prosedur Pengadaan Barang (PM-LPMI-01)
2. Prosedur Seleksi dan Evaluasi Pemasok (PM-LPMI-02)
19. PROSES PENYEDIAAN JASA
19.1 Pengendalian Proses Operasional
1. Proses operasional layanan dipastikan dijalankan secara terkendali.
2. Masing-masing bagian unit kerja membuat instruksi kerja untuk setiap layanan dan
proses yang dipandang kritis.
3. Instruksi kerja dibuat untuk membimbing pelaksana kegiatan agar dapat melaksanakan
layanan sesuai dengan output yang direncanakan.
4. Peralatan yang diperlukan untuk proses layanan dipastikan tersedia dan memenuhi
syarat.
5. Pemantauan dan pengukuran hasil layanan dilakukan oleh pengawas mutu dengan
sistem sampling yang telah diatur oleh penjamin mutu.
19.2 Identifikasi dan Ketelusuran
15
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 16-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
1. Semua layanan yang belum dapat diserahkan kepada pelanggan harus dipastikan
diberikan identifikasi secara jelas pada setiap tahapan kegiatan.
2. Cara identifikasi atau pelabelan harus dituangkan dalam prosedur identifikasi dan
pelabelan.
3. Identifikasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidaksesuaian yang tidak
diinginkan.
4. Cara Identifikasi diatur dalam prosedur identifikasi dan labelisasi.
19.3 Barang Milik Pelanggan
1. Barang milik pelanggan adalah barang yang bukan milik universitas yang berada di
wilayah tanggung jawab universitas.
2. Barang milik pelanggan harus ditangani secara hati-hati untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan.
3. Semua fungsi atau pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam
penggunaan, penyimpanan, pemeriksaan barang milik pelanggan harus melakukan
identifikasi, verifikasi, melindungi, dan mengamankan barang milik pelanggan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
4. Bilamana diketahui adanya kehilangan, kerusakan, atau ketidaksesuaian, harus
dipastikan dicatat dan dilaporkan kepada pemiliknya sebelum digunakan.
5. Yang termasuk barang milik pelanggan adalah misalnya ijazah yang belum diambil,
kendaraan, perlengkapan, atau benda lain yang menjadi tanggung jawab universitas.
19.4 Penyimpanan Perangkat Layanan
1. Perlengkapan atau dokumen layanan pada setiap tahapan proses dijaga kondisinya dan
dipertahankan kesesuaiannya selama penyimpanan, selama proses layanan, maupun
selama penyampaian layanan.
2. Selama layanan ditangani secara internal, perangkat layanan harus dilengkapi identitas
secara jelas.
3. Prosedur penanganan, pengemasan, penyimpanan, dan pengamanan barang selama
dalam proses harus dibuat.
16
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 17-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
17
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 18-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
Prosedur Terkait:
Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai (PM-LPMI-04)
20.7 Analisis Data
1. Data-data mengenai proses atau implementasi sistem manajemn mutu harus dikelola
dengan baik.
2. Data dianalisis dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai, misalnya teknik
statistik.
3. Analisis data dilakukan oleh setiap pimpinan unit kerja untuk mengetahui tingkat kinerja
masing-masing proses atau melihat kesenjangan-kesenjangan yang ada sehingga
dapat dilakukan perbaikan.
4. Prosedur analisis dibuat oleh unit penjaminan mutu dan menjadi acuan bagi semua
fungsi lainnya.
5. Hasil analisis data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan, dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
6. Data dianalisis antara lain untuk memantau :
a. Kepuasan pelanggan
b. Kesesuaian terhadap persyaratan layanan
c. Karakteristik dan kecenderungan proses atau produk.
d. Kinerja pemasok.
e. Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
20.8 Tindakan Koreksi dan Pencegahan.
Tindakan Perbaikan Terus Menerus
1. Seluruh karyawan dan pimpinan wajib melakukan perbaikan secara terus menerus
terhadap efektifitas sistem manajemen mutu sesuai dengan tugas tanggug jawab dan
wewenangnya.
2. Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan mutu,
sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan koreksi dan prefensi serta tinjauan
manajemen.
Prosedur Terkait:
Prosedur Tindakan Koreksi dan Pencegahan (PM-LPMI-05)
Tindakan Koreksi dan Pencegahan
1. Penyebab-penyebab terjadinya ketidaksesuaian dipastikan dieliminir atau dihilangkan
dan dicegah agar tidak terjadi lagi.
2. Tujuan dan tindakan koreksi dan tindakan prevensi adalah mencegah terulangnya
masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja universitas secara keseluruhan.
3. Upaya tindakan koreksi atau prevensi dipastikan sesuai dengan skala dampak yang
dapat ditimbulkan dari masalah tersebut.
4. Agar proses tindakan koreksi berjalan lancar dan hasilnya efektif, dipastikan prosedur
tindakan koreksi disediakan yang mencakup
a. Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan konsumen.
b. Menentukan penyebab masalah.
c. Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi.
d. Menyimpan arsip tindakan koreksi.
e. Meninjau efektivitas tindakan koreksi.
5. Pimpinan unit bertanggung jawab memastikan tindakan koreksi atau prevensi yang
telah dilaksanakan efektif.
6. Tindakan koreksi atau prevensi harus sesuai dengan dampak dari masalah.
7. Prosedur tindakan koreksi atau prevensi dipastikan dibuat.
Prosedur Terkait:
Prosedur Tindakan Koreksi dan Pencegahan (PM-LPMI-05)
18
Judul
No. Kode
No. Revisi
MANUAL
MUTU
Tanggal Berlaku
Halaman
: MANUAL MUTU
: MM-LPMI-01
: 0.0
: 1 Desember 2010
: 19-15
Penanggung Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
21. PENUTUP
Demikian manual mutu ini dibuat oleh Rektor, mudah-mudahan dapat mejadi acuan dalam
bersikap dan bertindak menjalankan sistem menajamen mutu serta menjalankan tugas, tanggung
jawab, dan wewenang masing-masing.
Selamat bekerja. Rektor mendukung sepenuhnya pelaksanaan sistem manajemen mutu ini
sebagai komitmen yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
TANGGAL MULAI
BERLAKU
ISI PERUBAHAN
1
2
3
4
5
6
7
8
19