Anda di halaman 1dari 3

AHMAD RIZQI ALFA

10116397
1KA23
BAB 9 AGAMA DAN MASYARAKAT

Kaitan agama
dengan masyarakat

dibuktikan pengetahuan
agama yang meliputi
penulisan sejarah dan
figur para Nabi dalam
mengubah kehidupan.

Agama yang diyakini merupakan sumber motivasi


tindakan individu dalam hubungan sosial.
BAB 9
AGAMA DAN
MASYARAKAT

Kehidupan sosial menyangkut hal yang


sudah tentu memiliki hubungan yang erat

Pengaruh dari cita-cita agama dan etika


agama dalam kehidupan individu dari
kelas sosial dan group sosial

1
Perseorangan, kolektivitas dan
mencakup kebiasaan dan cara semua
unsur asing agama diwarnainya.

Mempunyai seperangkat arti mencakup perilaku


sebagai pegangan individu (way of life) dengan
kepercayaan dan taat kepada agamanya.

Peraturan agama dalam masyarakat penuh dengan hidup,


menekankan pada hal-hal yang normatif atau menunjukkan
kepada hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan

Dalam pengertian lembaga sosial, maka


agama merupakan salah satu bentuk
perilaku manusia yang telah terlembaga;
Fungsi Agama

kebudayaan
Fungsi agama
dalam masyarakat

sistem sosial
kepribadian

Pengertian teori fungsional dalam melihat


kebudayaan adalah bahwa kebudayaan adalah
wujud suatu kompleks dari ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma dan peraturan.
Mempertahankan keseimbangan pribadi,
fungsi kepribadian dalam hal ini
merupakan suatu dorongan kebutuhan yang
kompleks dan kecenderungan bertindak
Aksioma teori fungsional agama adalah segala
suatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan
sendirinya, karena agama sejak dulu sampai
saat ini masalah fungsionalisme agama dapat
dianalisa lebih mudah pada komitmen agama
menurut Roland Robetson (1984)

keyakinan
praktek

pengalaman
pengetahuan
konsekuensi

A1

A1
Masyarakat industri bercirikan dinamika dan semakin
berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan,
sebagian besar penyesuaian terhadap alam pisik
Masyarakatmasyarakat
industri
sekuler

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


mempunyai konsekuensi penting bagi agama,
salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat
Pada umumnya kecenderungan sekulerisasi
mempersempit ruang gerak kepercayaan dan
pengalaman keagamaan yang terbatas
Agama yang menerima nilai-nilai institusional
baru, melainkan agama yang bersifat aliran-aliran
Agama begitu universal, permanen (langgeng) dan
mengatur dalam kehidupan, sehingga bila memahami
agama akan sukar memahami masyarakat

Pelembagaan
Agama

Menurut perkataan
(Elizabeth K.
Notinghan, 1954),

Masyarakat yang
terbelakang dan
nilai-nilai sakral
Masyarakat-masyarakat
praindustri yang sedang
berkembang

NU, semula organisasi ini tidak mempunyai


anggaran dasar (Tahun 1926), baru setelah
Tahun 1927 organisasi ini dirumuskan
Dari contoh sosial lembaga keagamaan
berkembang pola ibadah, pola ide-ide,
ketentuan (keyakinan) dan tampil sebagai
bentuk asosiasinya atau organisasinya.

Anda mungkin juga menyukai