Crossed lasegue
Bila tes lasegue pada tungkai yang tidak sakit menyebabkan rasa nyeri pada tungkai yang
sakit maka dikatakan crossed lasegue positif. Artinya ada lesi pada saraf ischiadicus atau
akar-akar saraf yang membentuk saraf ini.
Tes kernig
Sama dengan lasegue hanya dilakukan dengan lutut fleksi, setelah sendi coxa 90 derajat
dicoba untuk meluruskan sendi lutut
Obers sign
Penderita tidur miring ke satu sisi. Tungkai pada sisi tersebut dalam posisi fleksi. Tungkai
lainnya di abduksikan dan diluruskan lalu secara mendadak dilepas. Dalam keadaan normal
tungkai ini akan cepat turun atau jatuh ke bawah. Bila terdapat kontraktur dari fascia lata
pada sisi tersebut maka tungkainya akan jatuh lambat.
h
Neris sign
Penderita berdiri lurus. Bila diminta untuk membungkuk ke depan akan terjadi fleksi pada
sendi lutut sisi yang sakit.
Pemeriksaan Penunjang
1
Discografi
Tanda Vital
Pernafasan
: 20 x/menit
Tekanan darah
: 180/110 mmHg
Frekuensi Nadi
: 84 x/menit
Suhu
: 36,6 0C
Pemeriksaan Fisik
Kepala
: CA -/- SI -/-, reflek cahaya +/+, pupil isokor 3/3.
Thorax
:
Jantung` : BJ I-II murni reguler, murmur (-) gallop (-)
Paru-paru : Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronki -/Abdomen : Supel (+), Nyeri Tekan (-), H/L tidak teraba, BU (+) normal
Ekstremitas : edema -/-, hangat -/Status Neurologis
- Kepala : bentuk normal, bulat, simetris, nyeri tekan (-)
- Leher : Pergerakan (+) simetris, kaku kuduk (-)
- Nervus Cranialis
Jenis Nervus
NI
Jenis Pemeriksaan
Subjektif
Kanan
TDE
Kiri
TDE
Olfaktorius
N II
Optikus
N III
okulomotorius
N IV
Trochlearis
NV
Trigeminus
N VI
Abducens
N VII
Facialis
Objektif
Tajam Penglihatan
Lapangan pandang (tes konfrontasi)
Melihat Warna
Pergerakan bola mata
Strabismus
Nistagmus
Eksoftalmus
Refleks cahaya
Pergerakan bola mata (lateral bawah)
Melihat Kembar
Membuka mulut
Mengunyah
Menggigit
Sensibilitas wajah
Pergerakan bola mata (ke lateral)
Tidak dilakukan
TDE
TDE
TDE
TDE
TDE
TDE
normal
normal
+
+
normal
normal
TDE
+
TDE
TDE
TDE
Normal
normal
Mengerutkan dahi
TDE
Menutup mata
+
+
Sudut bibir
Tertinggal
Normal
N VIII
Suara petikan jari
TDE
TDE
Vestibulococlearis Suara detik arloji
TDE
TDE
N IX
Uvula
Letak ditengah
glossopharyngeus Perasaan lidah bagian belakang
Tidak dilakukan
NX
Bicara
Vagus
Menelan
+
N XI
Mengangkat bahu
TDE
Accesorius
Memalingkan kepala
+
N XII
Menjulurkan lidah
+
hypoglossus
Tremor lidah
Keterangan :
TDE : Tidak dapat di Evaluasi (pasien tidak dapat memahami perintah)
Badan dan Anggota Gerak
Bagian tubuh
Badan
Pemeriksaan
Sensibilitas taktil
Sensibilitas nyeri
Terapi spesifik stroke iskemik akut
Kanan
Kiri
TDE
onset stroke. Komplikasi terapi ini adalah perdarahan intraserebral (hanya ditemukan pada
6,4%pasien bila menggunakanprotokol NINDS secara ketat).
Karakteristik pasien yang dapat diterapi dengan trombolisis rt-PA intravena
i
Kriteria inklusi:
a
Usia >18tahun
Pasien dan keluarganya menyetujui tindakan tersebut dan mengerti resiko dan
keuntungannya
ii
Kriteria eksklusi:
a
Defisit neurologik ringan dan tunggal seperti ataksia atau gangguan sensorik saja,
disartria saja atau kelemahan minimal
Riwayat stroke sebelumnya atau trauma kapitis dalam waktu 3 bulan sebelumnya
Penggunaan obat antikoagulan oral atau waktu protrombin >15 detik, INR >1,7
Trombosit <100.000/mm3
Pemberian antiplatelet
Aspirin dosis awal 325mg dalam 24-48jam setelah awitan stroke iskemik akut dianjurkan
bila tidak diterapi dengan trombolitik rt-PA intravena, namun tidak boleh sebagai
pengganti rt-PA.
Klopidogrel tunggal atau kombinasi dengan aspirin tidak dianjurkan kecuali pada pasien
dengan indikasi spesifik, misalnya angina pectoris tidak stabil, non-Q-wave MI, atau
recent stenting, pengobatan harus diberikan sampai 9 bulan setelah kejadian.
Pemberian neuroprotektan
Belum menunjukkan hasil yang efektif, sehingga sampai saat ini belum dianjurkan.
Namun, citicolin sampai saat ini masih memberikan manfaat pada stroke akut. Penggunaan
citicolin pada stroke iskemik akut dengan dosis 2x1000 mg iv 3 hari dan dilanjutkan dengan oral
2x1000mg selama 3 minggu dilakukan dalam penelitian ICTUS (International Citicholine Trial
in Acute Stroke, ongoing)
Preventif
Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya perbaikan gaya hidup dan pengendalian
berbagai faktor resiko. Upaya ini ditunjukkan pada orang sehat dan kelompok risiko tinggi yang
belum pernah terserang stroke.
A Mengatur Pola Makan yang sehat
Konsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol dapat meningkatkan risaiko terkena serangan
stroke. Sebaliknya mengkonsumsi makanan rendah lemak jenuh dan kolesterol dapat
mencegah terjadinya stroke. Rekomendasi tentang makanan :
a
asupan natrium yang dianjurkan 2,3 gram/hari dan asupan kalium 4,7 gram / hari.
Meminimalkan makanan tinggi lemak jenuh dan mengurangi asupan trans fatty
acids seperti kue-kue krakers, telur, makanan yang digoreng dan mentega.
Mengutamakan makanan yang mengandung poly unsaturated fatty acids, mono
d
e
f
g
Sumber lemak hendaknya berasal dari sayuran, ikan, buah polong, dan kacang-
kacangan.
B Pemeriksaan Kesehatan Teratur
1
Faktor-faktor resiko ini dapat dikoreksi dengan pengobatan teratur, diet dan gaya hidup
sehat
Pengendalian hipertensi dilakukan dengan target tekanan darah < 140/90 mmHg. Jika
menderita diabetes mellitus atau penyakit ginjal kronik, dianjurkan tekanan darah <
130/80 mmHg.
Pengendalian kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus dengan target HbA1C
<7% .
Pengendalian kadar kolesterol pada penderita dislipidemia dengan diet dan obat penurun
lemak. Target kadar kolesterol LDL<100 mg/dl. Sedangkan pada penderita dengan risiko
stroke tinggi target kadar kolesterol LDL <70 mg/dl.