PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres
emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun,
duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk
istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit
mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan
istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam
menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai
peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini
bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan,
(Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat
yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki
sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode
tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan
Tidur secara lebih lengkap lagi pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud istirahat?
2. Dapat mengetahui apa yang dimaksud tidur ?
3. Dapat mengetahui bagaimana mekanisme tidur ?
4.
5.
6.
7.
8.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
2.1. Definisi
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas dari
kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi
empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai
pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat
begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalanjalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau
suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat beristirahat :
Merasa segala sesuatu berjalan normal ; Merasa diterima ; Merasa diri mengerti apa yang
sedang berlangsung ; Bebas dari perlukaan dan ketidak nyamanan ; Merasa puas telah
melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna ; Mengetahui bahwa mereka akan mendapat
pertolongan bila membutuhkannya.
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai peningkatan
ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur,
silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman).
Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang
terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem
tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar
yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
2.2. Mekanisme Tidur
1.
2.
3.
4.
5.
Mulai saat hilangnya Gel Alpha yang biasa terdapat pada seseorag yang sedang terjaga.
Muncul gel2 yang tidak sinkron, frekuensi bercampuran dan voltase rendah.
Merasa ingin tidur, bila banyak pikiran akan mudah dibangunkan.
Merupakan tidur paling dangkal, berlangsung selama beberapa detik beberapa menit.
Tahap II :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2. Penyakit
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea. Pada kasus
penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus tertentu dengan klien gangguan
hipertiroid.
3. Motivasi
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti menonton, main game
atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan waktu anda untuk tidur.
4. Emosi
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang tidak bisa tidur atau
mempertahankan tidur.
5. Lingkungan
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi jalan-jalan umum
atau di tempat-tempat umum yang menimbulkan kebisingan.
6. Obat obatan
penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat tertentu seperti golongan
sedative, hipnotika dan steroid.
7. Makanan dan minuman
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak, pola dan
konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll.
8. Aktivitas.
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru akan
menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.
2.7. Masalah Masalah Yang Terjadi Pada Saat Tidur
1. Insomnia, merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk memulai atau
mempertahankan keadaan tidurnya.
2. Narkolepsi, merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit mempertahankan
keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering mengantuk hingga dapat tertidur
secara tiba-tiba.
3. Somnabulisme atau disebut tidur berjalan.
Pemeriksaan fisik
Tingkat energy, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik, terlihat lesu
Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah, semangat
Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng/ sempoyongan, menggosok-gosok mata,
Gangguan harga diri terutama diatami pada klien yang mengalami enuresis.
d. Risiko cedera
Resiko cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme. Klien melakukan
aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya kecelakaan, bisa berupa jatuh dari
tempat tidur, turun tangga, atau membentur tembok.
3. Perencanaan
No
1.
Diagnosa
Gangguan pola tidur b/d perubahan siklus,
ketidakmampuan mengatasi stres yang berlebihan
1. Data subjektif
tidur insomnia
b. klien mengatakan tidurnya sering
dapat mempertahankan
Intervensi
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman, dengan:
1. Pintu kamar klien ditutup.
2. Kurangi stimulus, misalnya percakapan.
3. Tempatkan klien dengan teman yang cocok, dan lainlain
b. Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya
Pada
c.
normal 6 jam
dapat
dilakukan
dengan
Diet
1. Aniurkan klien untuk memakan makanan yang
mengandung tinggi protein, seperti susu dan keju.
2. Hindari banyak minum sebelum tidur.
anak,
yang disukainya.
anak
Kriteria hasil:
Klien menunjukkan pola
tidur dalam batas rentang
klien
2. Data objektif
a.
b.
c.
d.
e.
f.
sebelum tidur
g.
h.
4. Implementasi
Hari/tanggal
-
Diagnosa
Gangguan pola
Jam
-
1.
tidur b/d
perubahan siklus,
ketidakmampuan
2.
berdoa. Pada klien anak anak, dilakukan dengan membacakan dongeng, memegang boneka atau
mengatasi stres
yng berlebihan
Tindakan
Dilakukan modifikasi lingkungan yang nyaman, dengan:
a. Pintu kamar klien ditutup.
b. Mengurangi stimulus, misalnya percakapan.
c. Tempatkan klien dengan teman yang cocok, dan lain-lain
Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya dengan mendengarkan musik, membaca, dan
Maksudnya, usahakan psikologis klien tenang, tidak cemas, ataupun stres sebelum tidur.
6. Memberikan rasa nyaman dan rileks, dengan:
a. Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur
b. Anjurkan klien berkemih sebelum tidur
c. Tempat tidur yang bersih dan tidak boleh basah
d. Pada klien nyeri, berikan obat analgesik menit sebelum tidur
7.
8.
5.
Hari/tanggal
-
Evaluasi
Diagnosa
Gangguan pola
Jam
-
Evaluasi
S : Pasien mengatakan dapat tidur dalam jangka waktu 20-30 menit, pada waktu tidur tidak sering
tidur b/d
terbangun, jika terbangun akan mudah tidur kembali, meningkatnya waktu tidur sesuai yang
perubahan siklus,
ketidakmampuan
sesudah tidur, bebas dari kecemasan dan depresi, dapat bekerja dengan baik dan penuh
mengatasi stres
konsentrasi, Klien dan keluarga mampu menjelaskan faktor2 yang dapat meningkatkan tidur
yng berlebihan
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada tress emosional, bebas dari
kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi
empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai
pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat
begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalanjalan
4.2 SARAN
Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau
suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.