Anda di halaman 1dari 14

narera, kumpulan LP

home

Power Poin

Link 3

Link 4

t;

Minggu, 08 November 2015


LP dan Askep ca ovarium

Ca Ovarium
1. Pengertian
Kanker indung telur adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel yang tidak lazim (kanker)
pada satu atau dua bagian indung telur (Conectique.com, 2008, diakses tanggal 28 Mei 2009).
Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung
telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa
menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem
pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit di diagnosa
dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo,
1995).

2. Klasifikasi
Jenis kanker ovarium meliputi:
a. Epithelial (65% dari semua kanker ovarium).
Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium,
pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, namun jika terjadi
keganasan maka disebut epitelial ovarium carcinomas yang merupakan jenis tumor yang
paling sering dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor
epitelial secara mikrokopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker, dinamakan sebagai
tumor borderline atau tumor yang berpotensi ganas. (Ari, 2008)
Berikut adalah beberapa kanker epithelial :
1) Serosa (20%-50%, kebanyakan ganas)
2) Muscinosa (15%-25%, dapat tumbuh hingga ukuran besar, histologinya bervariasi)
3) Endometrioid (5%, sekitar 10% berhubungan dengan endometriosisi)
4) Clear cell (5%, prognosisnya sangat buruk)
5) Brenner (2%-3%, kebanyakan jinak)
b. Germ cell (25% dari semua kanker ovarium).
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum, umumnya tumor
germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal
adalah teratoma, disgermioma dan tumor sinus endodermal (Ari, 2008).
Germ cell terdiri atas :
Disgermioma
Mixed germ cell tumor
Teratoma imatur
Koriokarsinoma
Endodermal sinus tumor
Embrional karsinoma
c. Sex cord stromal (5% dari semua kanker ovarium) terdiri atas sel granulosa tumor. Tipe
lainnya adalah sertoli-leydig.
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi
hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan (Ari, 2008).
Klasifikasi stadium kanker ovarium berdasarkan FIGO (International Federation of
Gynecology and Obstetrics
Stadium I terbatas pada 1 / 2 ovarium
IA Mengenai 1 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
IB Mengenai 2 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
Kriteria I A / I B disertai 1 > lebih keadaan sbb :
Mengenai permukaan luar ovarium
IC
Kapsul rupture
Ascites (+)

Stadium II perluasan pada rongga pelvis


II A Mengenai uterus / tuba fallopi / keduanya
II B Mengenai organ pelvis lainnya
Kriteria II A / II B disertai 1 / > keadaan sbb :
Mengenai permukaan ovarium
II C
Kapsul ruptur
Ascites (+)
Stadium III kanker meluas mengenai organ pelvis dan intraperitoneal
III A Makroskopis : terbatas 1 / 2 ovarium
Mikroskopis : mengenai intraperitoneal
Makroskopis : mengenai intraperitoneal diameter < 2 cm, KGB
III B
(-)
Meluas mengenai KGB
III C
Makroskopis mengenai intraperitoneal diameter > 2 cm
Stadium IV pertumbuhan mengenai 1 / 2 ovarium dengan metastasis
jauh.
Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga
metastasis ke permukaan liver.
Derajat keganasan kanker ovarium
Derajat 1 : differensiasi baik
Derajat 2 : differensiasi sedang
Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.

3. Etiologi
Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker ovarium. Secara umum, kanker dimulai ketika
sel-sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubah sel normal menjadi sel abnormal. Sel
sehat tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang ditetapkan, akhirnya mati pada waktu
yang ditetapkan. Sel-sel kanker tumbuh dan berkembang di luar kendali, dan mereka tidak
mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker
menginvasi jaringan terdekat dan dapat pecah dari tumor awal untuk menyebar ke tempat lain
dalam tubuh (metastasis). Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker
ovarium, diantaranya:
Hipotesis incessant ovulation

Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
Hipotesis androgen

Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen.
Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal
dan sel-sel kanker ovarium.
4. Tanda dan Gejala
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
Haid tidak teratur
Ketegangan menstrual yang terus meningkat
Menoragia
Nyeri tekan pada payudara
Menopause dini
Rasa tidak nyaman pada abdomen
Dispepsia
Tekanan pada pelvis
Sering berkemih
Flatulenes
Rasa begah setelah makan makanan kecil
Lingkar abdomen yang terus meningkat.

Pada stadium dini gejala-gejala kanker ovarium tidak khas, lebih dari 70% penderita
kanker ovarium sudah dalam stadium lanjut. Gejala kanker ovarium yang sering ditemukan :
Nyeri perut
Perut buncit
Gangguan fungsi saluran cerna
Berat badan turun secara nyata
Perdarahan pervaginam yang tidak normal
Gangguan saluran kencing
Rasa tertekan pada rongga panggul
Nyeri punggung
Penderita bisa meraba sendiri tumor di bagian bawah perut
5. Faktor Resiko Tejadinya Kanker Ovarium
1. Obat kesuburan

2. Pernah menderita kanker payudara

3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium

4. Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim (menunjukkan
adanya sindroma Lynch II).

5. Wanita di atas usia 50 tahun


6. Wanita yang tidak memilki anak (nullipara)

6. Patofisiologi
Kebanyakan teori patofisiologi kanker ovarium meliputi konsep yang dimulai dengan
dedifferentiation dari sel-sel yang melapisi ovarium. Selama ovulasi, sel-sel ini dapat
dimasukkan ke dalam ovarium, di mana mereka kemudian berkembang biak. Kanker ovarium
biasanya menyebar ke permukaan peritoneum dan omentum.
Karsinoma ovarium bisa menyebar dengan ekstensi lokal, invasi limfatik, implantasi
intraperitoneal, penyebaran hematogen, dan bagian transdiaphragmatic. Penyebaran
intraperitoneal adalah karakteristik yang paling umum dan diakui dari kanker ovarium. Sel-
sel ganas dapat implan di mana saja dalam rongga peritoneal tetapi lebih cenderung untuk
menanamkan di situs statis sepanjang sirkulasi cairan peritoneum. Seperti dibahas
selanjutnya, mekanisme penyebaran mewakili pemikiran untuk melakukan pementasan
bedah, operasi debulking, dan administrasi kemoterapi intraperitoneal. Sebaliknya,
penyebaran hematogen secara klinis yang tidak biasa pada awal proses penyakit, meskipun
tidak jarang terjadi pada pasien dengan penyakit lanjut.

7. Pathway

8. Manifestasi Klinis
Gejala kanker ovarium tidak spesifik dan lebih mirip gejala-gejala umum seperti gejala
gangguan pencernaan atau kandung kemih. Seorang wanita dengan kanker ovarium dapat
didiagnosis dengan cara membandingkan dengan kondisi lain sebelum akhirnya memahami
dia menderita kanker.
Kunci utama untuk memahami kanker ovarium adalah tanda-tanda dan gejala yang terus
memburuk. Gejala tersebut meliputi gangguan pencernaan, yang cenderung untuk datang dan
hilang atau terjadi dalam situasi tertentu atau setelah makan makanan tertentu. Kanker
ovarium, biasanya fluktuatif, konstan, dan secara bertahap memburuk.
Studi terbaru menunjukkan bahwa wanita dengan kanker ovarium lebih mungkin
dibandingkan perempuan lain untuk secara konsisten mengalami gejala berikut:
1. Gejala awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah
2. Tekanan pada perut, merasa kenyang, bengkak atau kembung
3. Urinary urgensi
4. Rasa tidak nyaman atau sakit panggul
5. Mual
6. Sembelit
7. Sering buang air kecil
8. Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
9. Peningkatan ketebalan perut atau pakaian ketat pas di pinggang
10. Sakit saat hubungan seksual (dispareunia)
11. Kekurangan energi
12. Punggung sakit
13. Perubahan menstruasi
14. Panggul terasa berat
15. Perdarahan pervaginam
Ovarium yang membesar pada wanita pasca menopause bisa merupakan pertanda awal
dari kanker ovarium. Di dalam perut terkumpul cairan dan perut membesar akibat ovarium
yang membesar ataupun karena penimbunan cairan. Pada saat ini penderita mungkin akan
merasakan nyeri panggul, anemia dan berat badannya menurun. Kadang kanker ovarium
melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebih pada lapisan rahim,
pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut.

9. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
1. Pemeriksan darah lengkap
2. Pemeriksaan kimia darah
3. Serum HCG
4. Alfa fetoprotein
5. Analisa air kemih
6. Pemeriksaan saluran pencernaan
7. Laparatomi
8. CT scan atau MRI perut.
9. Pemeriksaan panggul.
10. USG menggunakan frekuensi tinggi gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari
bagian dalam tubuh.
11. Pembedahan untuk mengangkat contoh jaringan untuk pengujian
12. CA 125 tes darah. CA 125 adalah protein yang ditemukan pada permukaan sel kanker
ovarium dan beberapa jaringan sehat. Banyak wanita dengan kanker ovarium memiliki
tingkat abnormal tinggi CA 125 dalam darah mereka.

10. Penatalaksanaan
Pengobatan
Pada umumnya, pengobatan kanker ovarium dilakukan dengan tindakan operasi, lalu
dilanjutkan dengan pengobatan tambahan seperti kemoterapi, radioterapi, dan imunoterapi.
1. Operasi
Pada umumnya dilakukan:
Histerektomi total yaitu mengangkat rahim dengan organ sekitarnya
Salpingo ooporekmitomi yaitu mengangkat kedua ovarium dan kedua saluran tuba fallopii
Omentektomi yaitu mengangkat lipatan selaput pembungkus perut yang memanjang dari
lambung ke alat-alat perut
2. Radioterapi
Teleterapi pelvis dan abdomen dan penetesan isotop radioaktif pada rongga peritoneal digunakan
pada wanita dengan kanker ovarium tahap awal (stadium I dan II). Isotop radioaktik (P32)
digunakan sebagai terapi residual kanker pada rongga peritoneum. Pasien yang memiliki
residu penyakit yang terbatas, kurang dari 2cm, merupakan kandidat utama terapi P32 ini.
3. Kemoterapi
Penggunaan melphana, 5-FU, thiotepa dan siklosfosfamid secara sistematik menunjukkan
aktivitas yang baik. Altretamine, sisplastin, karboplatin, doksorubisin, ifosfamid, dan
etoposid juga menunjukkan hasil yang bervariasi dari 27% sampai 78%. Secara keseluruhan,
kombinasi terapi sistematik dengan takson, sisplatin, siklofosfamid meningkatkan respon
terapi, angka kesembuhan atau kemungkinan hidup.

11. Pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk:
1. Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah
menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama
lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai
dengan ACS.
2. Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko
mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko
kanker ovarium.
3. Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Anda diikat atau memiliki
histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi mengalami kanker ovarium dapat memilih
untuk memiliki indung telur mereka diangkat sebagai cara untuk mencegah penyakit. Operasi
ini, dikenal sebagai profilaksis ooforektomi, dianjurkan terutama bagi perempuan yang telah
dites positif untuk mutasi gen BRCA atau wanita yang mempunyai sejarah keluarga yang
kuat payudara dan kanker ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang telah
diidentifikasi.
12. Komplikasi
1. Penyebaran kanker ke organ lain
2. Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya berbagai
organ
3. Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut)
4. Intestinal Obstructions Usus Penghalang
Sel-sel dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur, termasuk rahim, kandung kemih, usus,
lapisan dinding usus (omentum) dan, lebih jarang, ke paru-paru.

KONSEP KEPERAWTAN

1. PENGKAJIAN
Data diri klien
Data biologis/fisiologis : keluhan utama, riwayat keluhan utama
Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat reproduksi : siklus haid, durasi haid
Riwayat obstetric : kehamilan, persalinan, nifas.
Data psikologis/sosiologis : reaksi emosional setelah penyakit diketahui
Aktifitas/istrahat
Gejala : Kelemahan dan/keletihan
Perubahan pada pola istrahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-faktor

yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas.


Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi, misalnya nyeri pada defekasi
Perubahan eliminasi urinarius, misalnya nyeri saat berkemih, sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi Abdomen

Nyeri/Keamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi, misalny ketidaknyamanan ringan sampai

nyeri berat.
Integritas ego
Gejala : Faktor stress ( keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi

stress (mis, merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan

religious/spiritual.
Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misalnya pembesaran pada daerah pelvis
Seksualitas
Gejala : Masalah pada seksualitas mis, dampak pada hubungan, perubahan pada

tingkat kepuasan
Makanan/Cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (mis.rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet.
Anoreksia, mual/muntah
Intoleransi terhadap makanan
Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkurangnya masa otot.
Tanda : Perubahan pada kelambanan/turgor kulit, edema

2. DIAGNOSA

1. Nyeri berhubungan dengan kompresi serabut saraf daerah pelvis.


2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah akibat penekanan

usus.
3. Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan penekanan pada daerah pelvis
4. Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan

pengobatannya.

3. INTERVENSI

1. Diagnosa 1
Nyeri berhubungan dengan kompresi serabut saraf daerah pelvis
Tujuan : nyeri dapat terkontrol
Intervensi :
Kaji derajat nyeri dalam menggunakan skala 1-10, karakter nyeri, dan lokasinya.
Rasional : pengkajian membantu dalam penepatan tindakan yang tepat.
Kaji ulang factor-faktor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri.
Rasional : dapat menunjukan factor pencetus/pemberat.
Bantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman.
Rasional : posisi yang tidak menekan abdomen menghindari terjadinya nyeri.
Ajarkan pasien teknik relaksasi/napas dalam.
Rasional : efektif untuk meminimalkan nyeri.
Jelaskan pembatasan aktivitas pada pasien.
Rasional : pemahaman pasien membantu dalam upaya untuk bekerja sama.
Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional : analgetik dapat menghilangkan nyeri.

2. Diagnosa 2
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah akibat penekanan usus
Tujuan : klien akan menunjukkan kebutuhan nutrisi yang adekuat Intervensi :
Anjurkan pemberian makanan atau nutrisi dengan porsi kecil tapi sering
Rasional : porsi kecil tapi sering akan lebih memberikan banyak kesempatan bagi pasien untuk

memenuhi kebutuhan nutrisinya


Jelaskan pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
Rasional : pendidikan kesehatan mengenai nutrisi akan mendorong pasien untuk lebih

memperhatikan pemenuhan kebutuhan nutrisinya


Timbang berat badan dengan frekuensi sering
Rasional : merupakan indikasi pemantauan adanya perkembangan asupan nutrisi
Kolaborasikan pemberian nutrisi dengan ahli gizi
Rasional : kolaborasi asupan nutrisi dapat membantu peningkatan nutrisi.

3. Diagnosa 3
Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan penekanan pada daerah pelvis
Tujuan : pola eliminasi pasien kembali normal.
Intervensi :
Kaji pola eliminasi pasien, bandingkan dengan pola eliminasi sebelumnya.
Rasional : memberikan pedoman dalam penentuan tindakan.
Kaji factor pencetus gangguan saat berkemih/BAB.
Rasional : nyeri saat tertekannya kista dapat menjadi factor penyebab kesulitan berkemih/BAB.
Anjurkan pasien untuk tidak terlalu mengedan saat berkemih/BAB.
Rasional : mengedan menimbulkan tekanan pada abdomen dan mencetus nyeri yang justru

mengganggu pola berkemih pasien.


Lakukan kateterisasi jika diinstruksikan.
Rasional : merupakan alternative pengeluaran urine yang tertahan dalam kandung kemih.
Kolaborasi tentang diet rendah serat.
Rasional : makan rendah serat tidak memperberat kerja usus.

4. Diagnosa 4
Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan

pengobatannya.
Tujuan: Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
Intervensi:
Observasi tingkah laku yang menunjukan tingkat ansietas
Rasional: ansietas ringan dapat ditunjukan dengan peka rangsang dan insomnia
Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional: rentang perhatian mgkn menjadi pendek, konsentrasi berkurang, yang membatasi

kemampuan untuk mengasimilasi informasi


Jelaskan prosedur tindakan
Rasional: Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan presepsi
Kurangi stimulasi dari luar
Rasional: Menciptakan lingkunag yang terapeutik
Daftar Pustaka
- Anonim, 2008, A-Z Kanker Indung Telur , http://www.Conetique.com diakses 28 Mei

2008
- Busmar, Boy, 2006, Kanker ovarium dalam Aziz, M. Farid, dkk., Buku Acuan Nasional

Onkologi Ginekologi, Cetakan I. Yayasan Bina Pustaka Sarwono. Jakarta.


- Hartini. 2008. Kista, Tumor, dan Kanker Ovarium Berhubungan Erat dengan Tingkat

Kesuburan yang Rendah. http://www.berbagisehat.com diakses 4 November 2015


- Ari. 2008. Karsinoma Ovarium. http://www.detak.org diakses tanggal 4 November

2015
- Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Dasar-dasar Teknik Operasi Ginekologi. Penerbit

Buku Kedokteran ECG. Jakarta


- Rasjidi, Imam, 2007, Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi Berdasarkan

Evidence Base,Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.


- Yatim, Faisal, 2008, Penyakit Kandungan, Edisi II. Pustaka Popouler Obor. Jakarta.
- Abeloff, Martin MD, dkk. 2004. Clinical Oncology ,Third Edition. Elsevier Churchill

Livingstone. United States of America.

Diposkan oleh narera hehe di 23.42


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: askep, LP askep

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

pencarian

Daftar Blog Saya


Label
Anatomi (14)

ASGA (1)

askep (20)

askep jiwa (6)

asuhan keluarga (2)

asuhan keperawatan (5)

diagnosa (1)

diagnosa keperawatan(Doenges edisi 3) (2)

etika keperawatan (4)

farmakologi (1)

ilmu bidan dan kandungan (3)

ilmu penyakit dalam (Hepatologi) (8)

ilmu penyakit dalam (Infeksi Tropik) (1)

ilmu saraf (2)

kep anak (5)

kep gerontik (4)

kep jiwa (6)


kep komunitas (2)

kep paru (1)

kesehatan umum (1)

KMB (9)

komkep (1)

LP askep (16)

makalah (11)

mikrobiologi dan parasitologi (1)

patologi klinik (2)

penyakit dalam (1)

pkdm (5)

PKM (1)

power poin (18)

power poin (mikrobiologi dan parasitologi) (5)

reproduksi (28)

SAP (1)

Mengenai Saya

Pengikut

narera hehe
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
2017 (1)
2016 (4)

2015 (1)

o November (1)

LP dan Askep ca ovarium

2014 (2)

2013 (138)

2012 (27)

thanks for visiting here. Gambar tema oleh gaffera. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai