Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENDAPAT TENTANG BIDIKMISI

CERITAKU MENGGAPAI BEASISWA


BIDIKMISI

OLEH :
YASMIN
A11116006
ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

Pengalaman saya Menggapai Bidikmisi


Nama saya Yasmin, saya berasal dari Kabupaten Muna,
Sulawesi Tenggara. Saya hidup di keluarga yang sederhana dimana
saya memiliki ibu yang bernama Wa ode Aminah dan ayah saya yang
bernama La Haana. Ibu saya bekerja sebagai pedagang sembako dan
ayah saya bekerja sebagai supir mobil. Namun, keadaan ekonomi
keluarga saya langsung turun drastis setelah ayah saya terserang
stroke pada tahun 2007. Saat itu saya masih duduk dikelas 2 sekolah
dasar. Sejak saat itu kami di hidupi oleh ibu saya yang bekerja
sebagai pedagang sembako di pasar. Sejak ayah saya sakit saya
mulai berinisiataf untuk membantu ibu saya di pasar setelah saya
pulang sekolah. Kegiatan saya ini selalu rutin saya lakukan himgga
saya mulai memasuki bangku SMP. Setelah saya memasuki bangku
SMP saya mulai jarang membantu ibu saya karena sudah banyak
sekali kegiatan saya. Namun apabila ada hari libur saya tidak pernah
absen untuk membantu ibu saya untuk berjualan di pasar.
Saya mempunyai enam saudara dan saya merupakan anak ke
enam. Sejak saya kecil kami memang dilatih untuk selalu disiplin dan
juga hemat dalam menggunakan uang. Walupun ibu saya hanya
seorang

pedagang,

mengenyam

namun

pendidikan.

berkat

Kakak

saya

kegigihannya
yang

kami

pertama

dapat

bernama

Nurwaida. merupakan lulusan akademi keperawatan di Bau-Bau,


sekarang dia telah bekerja sebagai pegawai puskesmas di kampung
dan ia telah berkeluarga. Kakak saya yang kedua bernama Nurceli. Ia
merupakan lulusan dari Universitas Indonesia Timur Makassar. Ia
sekarang sebagai karyawan swasta dan ia juga sudah berkeluarga.
Kakak saya ke tiga bernama uswan. Ia merupakan lulusan teknik
Universitas Hasanuddin. Ia dulu bekerja sebagai karyawan di salah
satu tambang di Kalimantan, namun setelah ayah saya terserang
stroke ia memutuskan untuk berhenti dan pulang ke kampung untuk
merawat ayah saya. Sekarang ia juga sudah berkeluarga. Kakak saya

yang ke empat bernama Nurwan. Ia merupakan lulusan Universitas


Muslim Indonesia. Sekarang ia bekerja sebagai karyawan swasta.
Kakak saya yang ke lima bernama Halber. Ia sekarang masih kuliah di
Lipia

Jakarta dan ia juga dapat melanjutkan pendidikannya berkat

beasiswa. Kemudian saya sebagai anak keenam. Terakhir adik saya


yang bernama Indah yang masih duduk di bangku SMA.
Pada tahun 2014 ibuku mulai sakit sakitan, dan ketika di periksa
oleh

dokter

ia

di

vonis

mengalami

gangguan

pada

tulang

selangkanya, dimana tulang dipersendiannya saling bergesekan


sehingga menimbulkan sakit yang amat sangat dan ibu saya
memutuskan untuk mengurangi kegiatannya untuk berjualan. Sejak
saat itu saya mulai pesimis untuk dapat meneruskan pendidikan saya
hingga keperguruan tinggi, karena saya merasa tidak akan ada lagi
orang yang dapat membiayai saya untuk kuliah.
Ketika saya duduk di kelas tiga SMA saya mendengar wali kelas
saya bahwa ada beasiswa bagi anak yang kurang mampu untuk
melenjutkan pendidikannya keperguruan tinggi dan namanya itu
adalah bidikmisi. Bidikmisi ini adalah salah satu program pemerintah
yang bertujuan untuk membiayai anak-anak yang kurang mampu dan
berprestasi

untuk

dapat

melanjutkan

pendidikannya

hingga

keperguruan tinggi. Mendengar informasi itu saya mulai bersemangat


karena ada kesempatan saya untuk melanjutkan pendidikan saya di
perguruan tinggi. Saya kemudian memberitahukan informasi ini
kepada orang tua dan saudara-saudara saya. Alhamdulillah mereka
mendukung saya untuk mengurus bidikmisi ini. Sebelum ujian
nasional kami mulai sibuk mengurus SNMPTN maupun BIDIKMISI.
Untuk bidikmisi,Banyak sekali berkas-berkas yang harus kami kumpul
misalnya mengumpul kartu keluarga, mengumpulkan kwitansi biaya
listrik tiga bulan terakhir, dan masih banyak lagi berkas berkas yang
harus kami kumpul. Setiap saya selesai sholat saya selalu berdoa
untuk di luluskan bidikmisi ini. Setelah ujian nasional kami sangat

lama vacum dari dunia pendidikan kurang lebih satu bulan, dan saya
sangat menentikan pengumuman SNMPTN dan bidikmisi ini. Pada
pertengahan bulan Mei akhirnya tiba saatnya pengumuman SNMPTN.
Setelah saya lihat nama nama yang ada di papan pengumuman saya
melihat namaku dan lulus di Universitas Hasanuddin. Saat itu saya
bahagia sekali dan tidak bisa saya ungkapkan dengan kata kata. Di
sekolah saya hanya dua orang lulus di Universitas Hasanuddin dan
salah satunya saya dan ini merupakan salah satu kebanggaan bagi
saya sendiri. setelah lulus SNMPTN otomatis kita di terima sebagai
calon penerima beasiswa bidikmisi namun masih banyak lagi
persyaratan yang harus di penuhi agar secara resmi di terima sebagai
penerima beasiswa bidikmisi.
Sebelum

saya

berangkat

di

makassar,

saya

mulai

mempersiapkan berkas berkas saya untuk di kumpul pada saat


registrasi tahap pertama di Baruga Andi Pettarani Universitas
Hasanuddin. Pada tanggal 27 Mei 2016 saya berangkat dari Muna ke
Makassar dengan membawa harapan besar dari orang tua dan
saudara-saudara

saya.

Perjalanan

dari

Muna

ke

Makassar

itu

mamakan waktu 15 jam apabila kita lewat kapal laut. Setelah tiba di
makassar saya tinngal sementara di rumah kakak saya yang kedua di
Gowa. Saya tinggal disana sampai awal perkuliahan di mulai. Pada
saat perkuliahan di mulai saya pindah di pondok Hisyam. Disana saya
juga mendapat pembinaan entang ilmu agama. Selama 2 bulan lebih
saya menunggu pengumuman bidikmisi dan selama itu juga saya
tidak henti hentinya selalu mamanjatkan doa kepada ALLAH SWT. Dan
saat yang saya tunggu tiba ketika pengumuman bidikmisi pada bulan
10 dan dan alhamdulillah saya lulus. Kemudian saya memberitahukan
berita ini kepada orang tua saya dan mereka juga sangat bahagia
mendengar berita ini.
Itulah cerita perjalanan singkat saya hingga menjadi mahasiswa
penerima bidikmisi. Sekian dan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai