Anda di halaman 1dari 33

PENURUNAN TEKANAN DALAM PIPA

ALIRAN FLUIDA III

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mempelajari kehilangan tekanan pada pipa Venturi dan pipa
Orifice/Diafragma (P8-P9).

II.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat yang digunakan:
Seperangkat alat dynamic of fluids.
Bahan yang digunakan:

Fluida yang digunakan air.

III.

GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

IV.

DASAR TEORI
1. Venturi Meter
Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian
tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa
pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya
tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa
bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau
diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian tengahnya. Zat cair
dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir
melalui pipa yang memiliki penampang yang lebih sempit, dengan demikian
maka akan terjadi perubahan kecepatan. Apabila kecepatan aliran yang melalui
penampang lebih besar adalah v1 dan kecepatan aliran yang melalui pipa sempit
adalah v2, maka kecepatan yang lewat pipa sempit akan memiliki laju yang lebih
besar (v1 < v2). Dengan cara demikian tekanan yang ada pada bagian pipa lebih
sempit akan menjadi lebih kecil daripada tekanan pada bagian pipa yang
berpenampang lebih besar. Lihat gambar di bawah ini.

Gambar Venturimeter
Dalam aliran seperti yang digambarkan di atas akan berlaku Hukum
Bernoulli sebagai berikut:
P1 + gh1 + v21 = P2 + gh2 + v22
pipa dalam keadaan mendatar h1 = h2
gh1 + gh2
sehingga:
P1 + v21 = P2 + v22
di sini v1 > v2 maka p2 < p1
akibatnya P1 P2 = (v22 - v21)
padahal : P1 = Pb + gha
P2 = Pb = ghb
selanjutnya didapat:
P1 P2 = g (ha - hb)
Apabila ha - hb = h yakni selisih tinggi antara permukaan zat cair bagian kiri dan
kanan, maka akan didapat:
P1 P2 = gh
Dengan mengetahui selisih tinggi permukaan zat cair pada pipa
pengendalli akan dapat diketahui perubahan tekanannya yang selanjutnya
perubahan kecepatan dapat juga diketahui. Oleh sebab itu pipa venturi ini akan
sangat berguna untuk pengaturan aliran bensin dalam sistem pengapian pada
kendaraan bermotor

2. Orifice Meter

Orifice merupakan salah satu komponen dari perangkat primer (primary


device) untuk mengukur aliran dengan menggunakan prinsip mengubah
kecepatan aliran, riilnya yaitu mengubah luasan yang dilalui aliran fluida
tersebut (orifice).
Orifice adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran
volum atau massa fluida di dalam saluran yang tertutup (pipa) berdasarkan
prinsip beda tekanan. Alat ini berupa plat tipis dengan gagang yang diapit
diantara flens pipa. Fungsi dari gagang orifice adalah untuk memudahkan dalam
proses pemasangan dan penggantian. Orifice termasuk alat ukur laju aliran
dengan metode rintangan aliran (Obstruction Device). Karena geometrinya
sederhana, biayanya rendah dan mudah dipasang atau diganti.
Orifice Plate (sebuah plat lubang) adalah pelat tipis dengan lubang di
tengah. Hal ini biasanya ditempatkan dalam pipa aliran fluida di mana ketika
cairan mencapai pelat orifice dengan lubang di tengah, cairan dipaksa untuk
berkumpul untuk pergi melalui lubang kecil, titik konvergensi maksimum
sebenarnya terjadi tak lama hilir orifice fisik, pada titik kava disebut contracta
(lihat gambar sebelah kanan). Seperti tidak demikian, kecepatan dan perubahan
tekanan. Di luar contracta vena, cairan mengembang dan kecepatan dan tekanan
perubahan sekali lagi. Dengan mengukur perbedaan tekanan fluida antara bagian
pipa normal dan di vena contracta, tingkat aliran volumetrik dan massa dapat
diperoleh dari persamaan Bernoulli.

Gambar : Plate Orifice


Perubahan kecepatan setelah melalui orifice plate tersebut berkaitan
dengan perubahan tekanan (differential pressure). Perubahan tekanan ini yang
kemudian diukur (di tapping) dan kemudian diasosiakan dengan laju aliran.

Dalam kaitannya dengan Orifice dan pengukuran aliran, umumnya yang diukur
adalah differential pressure.

Dan dalam pemasangan dengan sistem orifice dapat digambarkan sebagai


berikut:

Oriface plate terbuat dari plate tipis stainless steel, pada bagian tengahnya
dilubangi dengan ukuran yang telah dihitung besarnya, kemudian dipasang pada
pipa alir untuk memberikan beda tekanan. Orifice dapat dipakai untuk semua
fluida yang bersih dan gas, tetapi tidak umum dipakai untuk fuida yang
mengandung solid/kotoran.

Pelat Orifice yang paling sering digunakan untuk pengukuran kontinyu


cairan di dalam pipa. Pelat Orifice juga digunakan dalam beberapa sistem sungai
kecil untuk mengukur aliran sungai di mana lokasi aliran sungai melewati
gorong-gorong atau saluran. Dalam lingkungan alam pelat orifice besar
digunakan untuk mengontrol aliran bendungan banjir. dalam struktur sebuah
bendungan, pelat orifice ditempatkan di seberang sungai dan dalam operasi
normal, air mengalir melalui pelat orifice sebagai lubang substansial besar dari
aliran normal cross. Namun ketika banjir, naik laju aliran banjir keluar pelat
orifice yang kemudian hanya dapat melewati aliran yang ditentukan oleh
dimensi fisik lubang tersebut. Arus ini kemudian muncul kembali di belakang
bendungan yang rendah dalam reservoir sementara, yang perlahan dibuang
melalui mulut lubang ketika banjir reda. Perbandingan antara diameter orifice
dengan laju aliran dapat diperlihatkan dengan tabel dan grafik berikut:

Jenis-Jenis Plate Orifice:


Concentric Orifice
Concentric Orifice merupakan jenis orifice yang paling banyak
digunakan. Profil lubang orifice ini mempuyai takik (bevel) dengan kemiringan
45 pada tepi bagian downstream(lihat gambar di bawah). Hal ini akan
mengurangi jarak tempuh dari aliran tersebut mengalami perbedaan tekanan
melintang. Setelah aliran melewati orifice akan terjadi penurunan tekanan dan
kemudian mencoba kembali ke tekanan semula tetapi terjadi sedikit tekanan
yang hilang permanen (permanent pressure loss) sehingga perbedaan tekanan
upstream dan downstream tidak terlalu besar. Perbandingan diameter orifice dan
diameter dalam pipa dilambangkan dengan . Orifice jenis ini memiliki
ketentuan untuk nilai yaitu antara 0.2-0.7 karena akurasinya akan berkurang
untuk nilai diluar batas tersebut. Letak lubang penghalang konsentris dengan
penampang pipa. Digunakan untuk mengukur volume gas, liquid dan steam
dalam jumlah yang besar.
Counter Bore Orifice
Counter bore orifice pada prinsipnya sama dengan concentric Orifice.
Perbedaanya terdapat pada profil lubangnya, orifice ini tidak mempuyai takik
(bevel) tapi diameter lubangya lebih besar pada bagian downstream daripada
diameter lubang pada bagian upstream.
Eccentric Orifice
Eccentric orifice mempunyai profil lubang yang sama dengan concentric
orifice. Akan tetapi, pada eccentric orifice lubang tidak terletak tepat di tengah.
Diameter takik (bevel) bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter
dalam dari pipa (lihat gambar di bawah). Titik pusat lubang penghalang tidak
satu garis pusat dengan pusat penampang pipa. Pemasangan lubang yang tidak
konsentris ini dimaksud untuk mengurangi masalah jika fluida yang diukur
membawa berbagai benda padat (solid).

Quadrant Bore Orifice


Quadrant bore orifice digunakan untuk mengukur aliran fluida dengan
viscositas tinggi dan direkomendasikan untuk bilangan Reynold di bawah
10000. Profil dari lubang Quadrant bore orifice dapat dilihat pada gambar di
bawah. Radius R merupakan fungsi dari . Ketebalan orifice sebanding
dengan kuadran radius R.
Segmental Orifice
Segmental orifice didesain untuk fluida dengan kandungan sedimen yang
tinggi. Profil dari lubang segmental orifice dapat dilihat pada gambar di bawah.
Diameter D bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam dari
pipa. H merupakan tinggi dari lingkaran lubang. Rasio merupakan diameter
lubang D dibagi dengan diameter dalam dari pipa. Segmental orifice
merupakan jenis orifice yang paling sulit dalam proses manufaktur,diperlukan
proses finishing secara manual. Segmental orifice plates digunakan terutama
pada service yang sama dengan eccentric orifices, sehingga kelebihan dan
kekurangan adalah kurang lebih sama.
Restriction Orifice
Tujuan dari instalasi Restriction orifice adalah untuk menghasilkan
presure drop yang besar. Restriction orifice biasanya ditunjukkan dengan RO
atau FO. Restriction orifice dapat menghasilkan pressure drop sampai 50 %
untuk fluida gas. Profil lubang Restriction orifice berbeda dengan orifice yang
lain (lihat gambar di bawah). Profil lubangnya lurus sehingga tekanan yang
hilang secara pemanen cukup besar akibatnya perbedaan tekanan upstream dan
tekanan downstream cukup mencolok.
1. Needle Valve
Needle valve didasarkan atas globe valve. Konstruksi bahan biasanya
perunggu, stainless steel, kuningan dan campuran-campuran lainnya. Ujungnya
biasanya dimasukkan benang ke dalam lubang jarum.

2. Ball Valve
Ball Valve pada dasarnya adalah suatu bagian jalur dalam suatu ruang.
Posisi buka dan tutup memerlukan 90o putaran. Ada 2 jenis ball valve, fixed ball
dan Floating Ball.
Dan ada 2 jenis jalur pada ball valve, full bore dan reduced bore.
Valve adalah suatu alat yang digunakan untuk mengontrol aliran dengan cara
menghidupkan dan mematikan.
Usage ( Fungsi ) Ball Valve:
1.
2.
3.
4.

Flow control/pengendalian Aliran


Pressure control/pengendali tekanan
Shut off
Cocok untuk high pressure dan temperatures/tekanan dan suhu yang tinggi

Advantages/kelebihan ball valve:


1. A very low pressure drop/kehilangan tekanan sangat rendah
2. Low leakage/cukup jarang bocor
3. Small in size dan ball valve tidak begitu berat jika dibandingkan dengan
valve lain yang sejenis
4. Mudah dibuka dan tidak mudah terkontaminasi.

Disadvantages/kekurangan ball valve :


1. Seat bisa rusak karena adanya gesekan antara ball dengan seat;
2. Pembukaan handle yang cepat bisa menimbulkan water hammer/palu air
pada system sehingga terjadi tekanan yang besar yang bisa merusak
sistem/sambungan dan dinding pipa.

V.

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menutup katup pembuangan yang terletak di bawah tangki.
2. Mengisi air yang dalam tangki.
3. Menghubungkan steker listrik ke stop kontak.

4. Memutar pasokan listrik saklar utama dalam posisin horizontal.


5. Lampu indikator akan menyala.
6. Menghubungkan konektor ke pipa yang digunakan konektor (+) pada up
stream dan konektor (-) pada down stream.
7. Menghilangkan udara yang ada dalam selang dengan cara membuka dua
katup buangan dan kemudian tutup.
8. Untuk mendapatkan beda tekan sama dengan nol dilakukan :
a. Menutup valve yang ada di atas tangki.
b. Untuk mendapatkan beda tekan nol laju alir dibuat nol, indikator
menunjukan misal x bar, nilai ini sama dengan 0 atmosfer.
c. Harga x bar digunakan untuk faktor pengurangan setiap pengukuran.
9. Membuka valve dan menentukan laju alir yang digunakan.

VI. DATA PENGAMATAN


A. Secara Manual
Pipa Venturi
Laju Alir Volume/Debit
(liter/jam)
Kehilangan Tekanan (cmH2O)

500

1000

1500

6,9

26,9

51,3

Laju Alir Volume/Debit


(m3/detik)
Tekanan Hilang (Pa)
Kehilangan Tekanan Kuadrat

1,831x10-4

3,615x10-4

8,122 10-4

674,96
2.633,715
455.571,0016 6.936.454,70
1

5.024,092
25.241.500,4
2

Pipa Orifice
Laju Alir Volume/Debit
(liter/jam)
Kehilangan Tekanan (cmH2O)
Laju Alir Volume/Debit
(m3/detik)
Tekanan Hilang (Pa)
Kehilangan Tekanan Kuadrat

500

1000

1500

4,8
2,488x10-4

20,2
5,104x10-4

43,2
7,719x10-4

469,61
220.533,552

1.975,612
3.903.042,77
5

4.520.611
20.435.923,8
1

500

1000

1500

6
1,726x10-4

25
3,523x10-4

50
4,982x10-4

B. Secara Digital
Pipa Venturi
Laju Alir Volume/Debit
(liter/jam)
Kehilangan Tekanan (cmH2O)
Laju Alir Volume/Debit
(m3/detik)
Tekanan Hilang (Pa)
Kehilangan Tekanan Kuadrat

600,09
2.500,344
5.002,848
361.108,0081 6.251.720,118 25.028.488,11

Pipa Orifice
Laju Alir Volume/Debit
(liter/jam)
Kehilangan Tekanan (cmH2O)
Laju Alir Volume/Debit
(m3/detik)
Tekanan Hilang (Pa)
Kehilangan Tekanan Kuadrat

500

1000

1500

4
2,295x10-4

19
5,003x10-4

40
7,260x10-4

399,095
159.276,819

1.894,267
3.588.247,46
7

3.998,056
15.984.451,7
8

VII.

PERHITUNGAN
A. Secara Manual
Pipa Venturi
Dik: D = 26,7x10-3 m
d = 13,9x10-3 m
2
d
=
4

A1 =

3,14
(13,9 x 103 m)2
4

= 1,516x10-4 m2
2
D
=
4

A2 =

3,14
3
2
(26,7 x 10 m)
4

= 5,596x10-4 m2
a. Laju Alir 500 L/h
- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 6,9 cmH2O
2
10 mmH 2 O 9,789 Pa 1 Kg/m s
x
x
x
6,9 cmH2O
1 cmH 2 O 1 mmH 2O
1 Pa

= 675,441

kg/ms2
-

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
675,441 kg /m s2 (3,14)2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(13,9 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 1,831x10-4 m3/s
Q
1,831 x 1 04 m3 /s
V1 = A 1 = 1,516 x 1 04 m2

= 1,207 m/s

1,831 x 1 04 m 3 /s
5,596 x 1 04 m2

= 0,327 m/s

Q
A2

V2 =

(P) Teori =
=

1
(V 21V 22 )
2
1
1000 kg/m3 ((1,207 m/ s)2(0,327 m/s)2 )
2

= 674,96 kg/ms2
teori praktek

x 100
Kesalahan =
teori
2

674,96 kg/m s 675,441 kg /m s


x 100
2
=
674,96 kg /m s
-

= 0,07%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (674,96 kg/ms2)2
= 455.571,0016 kg2/m2s4

b. Laju Alir 1.000 L/h


- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 26,9 cmH2O
10 mmH 2 O 9,789 Pa 1 Kg/ m s2
x
x
x
26,9 cmH2O
1 cmH 2 O 1 mmH 2O
1 Pa

= 2.633,241

kg/ms2
-

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
2.633,241 kg / m s2 (3,14)2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(13,9 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 3,615x10-4 m3/s
4 3
Q
3,615 x 10 m /s
V1 = A 1 = 1,516 x 104 m2

= 2,384 m/s

3,615 x 104 m3 /s
4 2
5,596 x 10 m

= 0,645 m/s

V2 =

Q
A2

(P) Teori =
=

1
(V 21V 22 )
2
1
1000 kg/m 3 ((2,384 m/s)2(0,645 m/s)2 )
2

= 2.633,715 kg/ms2
teori praktek

x 100
Kesalahan =
teori
2

2.633,715 kg/m s 2.633,241 kg/m s


x 100
2
2.633,715 kg /m s

= 0,018%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (2.633,715 kg/ms2)2
= 6.936.454,701 kg2/m2s4

c. Laju Alir 1.500 L/h


- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 51,3 cmH2O
2
10 mmH 2 O 9,789 Pa 1 Kg/ m s
x
x
x
51,3 cmH2O
1 cmH 2 O 1 mmH 2O
1 Pa

= 5.021,757

kg/ms2
-

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
5.021,757 kg / m s2 (3,14)2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(13,9 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 4,993x10-4 m3/s
Q
4,993 x 1 04 m 3 /s
V1 = A 1 =
1,516 x 1 04 m 2
V2 =

Q
A2

(P) Teori =
=

= 0,892 m/s

1
2
2
(V 1V 2 )
2
1
3
2
2
1000 kg/m ((3,293 m/s ) (0,892m/s ) )
2

= 5.024,092 kg/ms2
teori praktek

x 100
Kesalahan =
teori
=

4,993 x 1 0 m /s
4 2
5,596 x 1 0 m

= 3,293 m/s

5.024,092kg /m s25.021,757 kg/m s 2


x 100
5.024,092 kg /ms 2

= 0,04%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (5.024,092 kg/ms2)2
= 25.241.500,42 kg2/m2s4

Pipa Orifice
Dik: D = 26,7x10-3 m
d = 17,24x10-3 m
2
d
=
4

A1 =

3,14
3
2
(17,24 x 10 m)
4

= 2,333x10-4 m2
2
D
=
4

A2 =

3,14
3
2
(26,7 x 10 m)
4

= 5,596x10-4 m2
a. Laju Alir 500 L/h
- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 4,8 cmH2O
2
10 mmH 2 O 9,789 Pa 1 Kg/m s
x
x
x
4,8 cmH2O
1 cmH 2 O 1 mmH 2O
1 Pa

= 469,872

kg/ms2
-

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
469,872 kg/ m s 2(3,14)2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(17,24 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 2,488x10-4 m3/s
4 3
Q
2,488 x 10 m / s
4 2
V1 = A 1 =
2,333 x 10 m

= 1,066 m/s

2,488 x 104 m3 / s
5,596 x 104 m2

= 0,444 m/s

Q
A2

V2 =

(P) Teori =
=

1
(V 21V 22 )
2
1
1000 kg/m 3 ((1,066 m/ s)2(0,444 m/s)2 )
2

= 469,61 kg/ms2
teori praktek

x 100
Kesalahan =
teori

469,61 kg /m s 469,872kg /m s
x 100
=
469,61 kg/m s 2
-

= 0,05%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (469,61 kg/ms2)2
= 220.533,552 kg2/m2s4

b. Laju Alir 1.000 L/h


- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 20,2 cmH2O
10 mmH 2 O 9,789 Pa 1 Kg/ m s2
20,2 cmH2O x 1 cmH 2 O x 1 mmH 2O x 1 Pa

= 1.977,378

kg/ms2
-

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
1.977,378 kg /m s2 (3,14)2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(17,24 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 5,104x10-4 m3/s
Q
5,104 x 104 m 3 /s
V1 = A 1 =
2,333 x 104 m 2

= 2,187 m/s

5,104 x 104 m3 /s
5,596 x 104 m2

= 0,912 m/s

Q
A2

V2 =

(P) Teori =
=

1
(V 21V 22 )
2
1
1000 kg/m 3 ((2,187 m/ s)2(0,912m/ s)2)
2

= 1.975,612 kg/ms2
teori praktek

x 100
Kesalahan =
teori
=

1.975,612kg /m s21.977,378kg /m s2
x 100
1.975,612 kg /m s 2

= 0,08%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (1.975,612 kg/ms2)2
= 3.903.042,775 kg2/m2s4

c. Laju Alir 1.500 L/h


- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 43,2 cmH2O
10 mmH 2 O 9,789 Pa 1 Kg/ m s2
43,2 cmH2O x 1 cmH 2 O x 1 mmH 2O x 1 Pa
kg/ms2

= 4.522,518

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
4.522,518 kg/m s 2(3,14)2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(17,24 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 7,719x10-4 m3/s
4 3
Q
7,719 x 1 0 m / s
V1 = A 1 = 2,333 x 104 m2

= 3,308 m/s

7,719 x 1 04 m3 / s
4 2
5,596 x 10 m

= 1,379 m/s

Q
A2

V2 =

(P) Teori =
=

1
(V 21V 22 )
2
1
1000 kg/m 3 ((3,308 m/ s)2(1,379 m/s )2)
2

= 4.520.611 kg/ms2
teori praktek

x 100
Kesalahan =
teori
4.520 .611 kg /ms 24.522,518 kg/m s 2
x 100
2
=
4.520 .611 kg/m s

= 0,04%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (4.520.611 kg/ms2)2
= 20.435.923,81 kg2/m2s4

B. Secara Digital
Pipa Venturi
Dik: D = 26,7x10-3 m
d = 13,9x10-3 m
2
d
=
4

A1 =

3,14
(13,9 x 103 m)2
4

= 1,516x10-4 m2
2
D
=
4

A2 =

3,14
(26,7 x 103 m)2
4

= 5,596x10-4 m2
a. Laju Alir 500 L/h
- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 6 mbar
1 Kg/m s 2

1 x
1 Pa
5
10 Pa = 600 kg/ms2

6 mbar 1
x
1000 mbar
x

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
600 kg /m s2 (3,14)2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(13,9 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 1,726x10-4 m3/s
Q
1,726 x 104 m3 / s
V1 = A 1 = 1,516 x 104 m2

= 1,138 m/s

1,726 x 104 m3 / s
5,596 x 104 m2

= 0,308 m/s

Q
A2

V2 =

(P) Teori =
=

1
(V 21V 22 )
2
1
1000 kg/m 3 ((1,138 m/s )2(0,308m/ s)2)
2

= 600,09 kg/ms2
teori praktek

x 100
Kesalahan =
teori
2

600,09 kg/m s 600 kg /ms


x 100
2
=
600,09 kg /m s
-

= 0,015%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (600,09 kg/ms2)2
= 361.108,0081 kg2/m2s4

b. Laju Alir 1.000 L/h


- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 25 mbar
1 Kg/ m s 2

1 x
1 Pa
5
10 Pa = 2.500 kg/ms2

25 mbar 1
x
1000 mbar
x

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
2.500 kg /m s2 (3,14)2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(13,9 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 3,523x10-4 m3/s
Q
3,523 x 104 m3 /s
V1 = A 1 = 1,516 x 104 m2

= 2,323 m/s

3,523 x 104 m3 /s
5,596 x 104 m2

= 0,629 m/s

Q
A2

V2 =

(P) Teori =
=

1
(V 21V 22 )
2
1
1000 kg/m 3 ((2,323 m/ s)2(0,629m/ s)2)
2

= 2.500,344 kg/ms2
teori praktek

x 100
Kesalahan =
teori
=

2.500,344 kg /ms 22.633,241 kg /ms 2


x 100
2.500,344 kg/m s2

= 0,013%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (2.500,344 kg/ms2)2
= 6.251.720,118 kg2/m2s4

c. Laju Alir 1.500 L/h


- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 50 mbar

1 Kg/ m s
1 x
1 Pa
105 Pa

50 mbar 1
x
1000 mbar
x

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
5.000 kg /m s2 (3,14)2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(13,9 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 4,982x10-4 m3/s
Q
4,982 x 104 m 3 /s
V1 = A 1 =
1,516 x 104 m 2
V2 =

Q
A2

(P) Teori =

= 0,890 m/s

1
(V 21V 22 )
2
1
3
2
2
1000 kg/m ((3,286 m/ s) (0,890 m/s) )
2

= 5.002,848 kg/ms2
teori praktek

x 100
Kesalahan =
teori
=

= 3,286 m/s

4,982 x 10 m /s
4 2
5,596 x 10 m

= 5000 kg/ms2

5.002,848 kg/m s 25.000 kg/m s 2


x 100
5.002,848 kg /m s2

= 0,05%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (5. 002,848 kg/ms2)2
= 25.028.488,11 kg2/m2s4

Pipa Orifice
Dik: D = 26,7x10-3 m
d = 17,24x10-3 m
2
d
=
4

A1 =

3,14
3
2
(17,24 x 10 m)
4

= 2,333x10-4 m2
2
D
=
4

A2 =

3,14
3
2
(26,7 x 10 m)
4

= 5,596x10-4 m2
a. Laju Alir 500 L/h
- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 4 mbar
1 Kg/m s 2
1 x
1 Pa
105 Pa = 400 kg/ms2

4 mbar 1
x
1000 mbar
x

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
400 kg/m s 2 (3,14)2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(17,24 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 2,295x10-4 m3/s
4 3
Q
2,295 x 1 0 m / s
4 2
V1 = A 1 =
2,333 x 10 m

= 0,983 m/s

2,295 x 1 04 m3 / s
4 2
5,596 x 10 m

= 0,410 m/s

Q
A2

V2 =

(P) Teori =
=

1
(V 21V 22 )
2
1
1000 kg/m3 ((0,983m/ s)2(0,410 m/s)2)
2

= 399,095 kg/ms2

Kesalahan =

=
-

teori praktek
x 100
teori
399,095 kg/m s 2400 kg /m s2
x 100
399,095 kg/m s 2

= 0,2%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (399,095 kg/ms2)2
= 159.276,819 kg2/m2s4

b. Laju Alir 1.000 L/h


- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 19 mbar
1 Kg/ m s 2

1 x
1 Pa
5
10 Pa = 1.900 kg/ms2

19 mbar 1
x
1000 mbar
x

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
1.900 kg /m s2 (3,14 )2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(17,24 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 5,003x10-4 m3/s
Q
5,003 x 104 m3 /s
V1 = A 1 = 2,333 x 104 m 2

= 2,144 m/s

5,003 x 104 m3 /s
5,596 x 104 m2

= 0,899 m/s

Q
A2

V2 =

(P) Teori =
=

1
(V 21V 22 )
2
1
1000 kg/m 3 ((2,144 m/s)2(0,899 m/s)2 )
2

= 1.894,267 kg/ms2
teori praktek

x 100
Kesalahan =
teori
=

1.894,267 kg/m s 21.900 kg /m s 2


x 100
1.894,267 kg /m s2

= 0,3%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (1.894,267kg/ms2)2
= 3.588.247,467 kg2/m2s4

c. Laju Alir 1.500 L/h


- Kehilangan Tekanan (P) Praktek = 40 mbar

1 Kg/ m s
1 x
1 Pa
105 Pa

40 mbar 1
x
1000 mbar
x

Q=

P 2
1
1
8 ( 4 4 )
d
D
4.000 kg/m s 2 (3,14)2
1
1
8.1000 kg /m3(

)
3
4
(17,24 x 10 m) (26,7 x 103 m)4

= 7,260x10-4 m3/s
Q
7,260 x 1 04 m3 / s
V1 = A 1 = 2,333 x 104 m2
V2 =

Q
A2

(P) Teori =

= 1,297 m/s

1
(V 21V 22 )
2
1
3
2
2
1000 kg/m ((3,111 m/s) (1,297 m/s) )
2

= 3.998,056 kg/ms2
teori praktek

x 100
Kesalahan =
teori
=

= 3,111 m/s

7,260 x 1 0 m / s
4 2
5,596 x 10 m

= 4000 kg/ms2

3.998,056 kg/m s 24.000 kg /m s2


x 100
3.998,056 kg/m s 2

= 0,04%
Kehilangan Tekanan Kuadrat (P)2
= (4.520.611 kg/ms2)2
= 15.984.451,78 kg2/m2s4

VIII.

ANALISIS DATA
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang Penurunan
Tekanan pada pipa Venturi dan pipa Orifice/Diafragma (P8-P9) dapat
dianalisa bahwa tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari kehilangan
tekanan dalam peralatan pengukur dan pengatur laju alir tersebut.
Kehilangan tekanan merupakan kehilangan energi (Head Losses) akibat
gesekan fluida terhadap pipa venturi dan pipa orifice/diafragma (P8-P9).
Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran kehilangan
tekanan secara digital dan manual. Secara digital menggunakan detector
valve dan mengubahnya dalam bentuk sinyal listrik lalu terbaca secara
digital nilai dari penurunan tekanannya. Kemudian pengukuran
penurunan tekanan secara manual menggunakan manometer H2O,
penurunan tekanannya dapat diketahui dengan hubungan selisih P2- P1.
Pada praktikum ini menggunakan laju alir yang bervariasi yaitu
500 liter/jam, 1000 liter/jam, dan 1500 liter/jam. Setelah melakukan
praktikum ini, dapat dianalisa bahwa kehilangan tekanan akan menjadi
semakin besar apabila laju alir/debit juga semakin besar walaupun dalam
variasi laju alir tersebut nilai koefisien geseknya sama tetapi akibat
besarnya laju alir maka penurunan tekanannya semakin besar karena
semakin besar laju alir fluida maka semakin besar gaya gesek yang
terjadi antara fluida dan venturi meter, dimana fluida melewati upstream
dengan penampang yang kecil dan keluar ke downstream dengan
penampang yang besar. Kemudian pada diafragma juga terjadi hubungan
sebanding antara laju alir dan penurunan tekanan. Nilai penurunan
tekanan yang terjadi dalam pipa venturi lebih besar dibandingkan dengan
penurunan tekanan pada pipa orifice/ diafragma (P8-P9). Hal tersebut
dikarenakan pada pipa orifice/diafragma (P8-P9) aliran fluidanya hanya
mengalir melalui piringan diafragma yang memiliki diameter yang kecil
tetapi kemudian akan mengalir seperti biasa, maka dari itu berbeda
halnya dengan pipa venturi yaitu terjadi dua kali perubahan luas
penampang yang menyebabkan naik dan turunnya tekanan sehingga
membuat kehilangan tekanan yang jauh lebih besar.

IX.

KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
Pipa venturi dapat digunakan untuk mengetahui permukaan air yang
ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan sedangkan pipa
Orifice dapat digunakan untuk mengukur aliran dengan
menggunakan prinsip mengubah kecepatan aliran, riilnya yaitu
mengubah luasan yang dilalui aliran fluida tersebut (orifice).
Kehilangan tekanan dalam suatu aliran fluida dalam pipa dapat
disebabkan oleh adanya alat ukur laju alir fluida (venturi dan
diafragma) dan alat pengatur laju alir fluida (plug valve dan needle
valve).
Semakin besar laju alir fluida/debit maka semakin besar kehilangan
tekanannya hal ini dikarenakan semakin besar laju alir fluida maka
gesekannya akan semakin besar.
Penurunan tekanan pada venturimeter lebih besar dibandingkan pada
diafragma hal ini dikarenakan adanya hambatan yang lebih banyak
pada venturimeter berupa dua kali perubahan luas penampang
sementara pada diafragma hanya terdapat sekali hambatan yang
berakibat pada besarnya gaya gesek dan berakibat pada penurunan
tekanan.

X.

DAFTAR PUSTAKA
Lestari, S.P.2014.Penuntun Praktikum Pengendalian
Proses.Palembang:Politeknik Negeri Sriwijaya.Hal.71-82
http://niarahmawati2012.blogspot.com/2013/10/laporan-mekanikafluida-major losses.html
https://id.scribd.com/doc/244993908/VENTURI-DIAFRAGMA-danVALVE

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM


INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

Disusun oleh :
Alifah Rizky H

(061540411905)

Dedek Aguspina

(061540411573)

Fatimi Umaira

(061540411576)

Lili Wijayanti

(061540411580)

Muhammad Sadikin

(061540411919)

Sarah Nurlita Sari


Yuda Pratama

(061540411588)
(061540411591)

Instruktur

: Ahmad Zikri, S.T.,M.T.

Judul Percobaan
Fluida III

: Penurunan Tekanan dalam Pipa Aliran

Kelas

: 3 EG B

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jurusan Teknik Kimia
Program Studi DIV Teknik Energi
2016

Anda mungkin juga menyukai