PENDAHULUAN
Penyakit Parkinson merupakan suatu penyakit akibat degenerasi ganglia
basalis terutama di substansia nigra pars kompakta (SNC) bersifat progresif
lambat yang dikarakteristikkan dengan bradikinesia (gangguan pergerakan),
rigiditas, instabilitas postural, diserta dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik
(badan Lewy) yang merupakan temuan patologisnya.1
Pertama kalinya ditemukan oleh seorang dokter Inggris yang bernama
James Parkinson pada tahun 1887. Penyakit Parkinson adalah salah satu penyakit
neurodegeneratif progresif yang menyerang usia lanjut dengan karakteristik
seperti tremor pada saat istirahat, bradikinesia, rigiditas, dan hilangnya
kemampuan refleks postural. Penyakit ini dapat menyulitkan seseorang untuk
beraktivitas, sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini cenderung tidak
produktif dan mengalami ketergantungan dengan orang lain.2,3
Prevalensi Parkinson sekitar 160 kasus per 100.000 orang, dan
insidensinya sekitar 20 kasus per 100.000 orang per tahun. Prevalensi dan
insidensi meningkat terkait usia. Prevalensi pada usia 70 tahun sekitar 550 kasus
per 100.000 orang, dengan perkiraan insidensi 120 kasus per 100.000 penduduk
per tahun. Onset gejala rata-rata pada usia 56 tahun, baik pada laki-laki maupun
perempuan.4,5
Gejalamotorikdaripenyakit Parkinson umumnyamemiliki onset yang
insidious dan memberat secaraperlahan, dengan tremor sebagai gejala utama yang
paling seringmuncul. Tiga gejala utama pada penyakit Parkinson antara lain:
tremor saat istirahat, rigiditas, dan bradikinesia. Gangguan keseimbangan menjadi
gejala utama keempat pada penderita dengan penyakit Parkinson. Tetapi,
gangguan keseimbangan pada penyakit Parkinson hanya ditemukan pada fase
akhir dari penyakit.1,2
Progresivitas penyakit Parkinson berlangsung lambat, dari ketidakcakapan
(disability) ringan sampai berat, dapat berlangsung 10 sampai lebih dari 25 tahun.
Kematian biasanya bukan disebabkan penyakit parkinson sendiri, tetapi oleh
karena infeksi sekunder.6
1
BAB II
STATUS PENDERITA
2
I.
IDENTIFIKASI
Nama
: Ny. DA
Tanggal Lahir
: 13 Desember 1969
Umur
: 46 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
Tanggal MRS
: 19 November 2016
No. RM
: 950829
II. ANAMNESIS
Penderita datang ke IGD RSMH karena penurunan kesadaran secara
perlahan-lahan.
Sejak 3 hari SMRS, penderita mengalami penurunan kesadaran secara
perlahan-lahan yang diawali dengan mengantuk. Bicara sedikit-sedikit, sakit
kepala tidak ada, bicara pelo tidak ada, mulut mengot tidak ada, nafsu makan
menurun, penderita hanya makan satu kali dalam sehari, kejang tidak ada,
kekakuan sesisi tubuh tidak ada. Penderita dapat memahami isi pikiran orang
lain dan dapat mengungkapkan isi pikirannya baik secara lisan, tulisan maupun
isyarat. Penderita mengalami gemetaran pada kedua lengan dan tungkai serta
kepala yang muncul saat duduk atau istirahat, berkurang saat aktivitas dan
hilang saat tidur nyenyak.
Sejak 1 tahun yang lalu, penderita mengalami gemetaran pada lengan
kanan dan kedua tungkai secara terus menerus terutama saat istirahat dan
menghilang saat tidur. Penderita juga mulai mengalami kekakuan pada lengan
kanan, gemetar pada kedua lengan dan tungkai dirasa semakin memberat, akan
tetapi penderita masih dapat berjalan dan aktivitas sehari-hari seperti makan
dan mandi sudah mulai terganggu. Sejak 7 bulan yang lalu penderita mulai
mengalami kesulitan saat berjalan dan saat akan bangun dari kursi, gerakan
kedua lengan dan tungkai semakin lambat dengan langkah kecil-kecil disertai
kekakuan yang semakin memberat. Pada saat berjalan penderita seperti mau
jatuh ke depan. Mulut mengot tidak ada, bicara pelo tidak ada, sering lupa
tidak ada, dan kelemahan sesisi tubuh tidak ada.
Penderita tidak pernah mengalami demam yang diikuti gerakan yang
cepat, terpatah-patah dan terus menerus pada keempat ekstremitas. Penderita
tidak pernah mengalami gerakan lambat, terus-menerus, melentik-lentik seperti
penari. Penderita juga tidak pernah mengalami gerakan seperti melempar
cakram. Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga disangkal. Riwayat darah
tinggi tidak ada. Riwayat kencing manis tidak ada. Riwayat penyakit jantung
tidak ada. Riwayat stroke tidak ada. Riwayat dinyatakan sirosis hepatis sejak
1,5 tahun yang lalu. Riwayat trauma tidak ada. Riwayat penggunaan obatobatan antipsikotik jangka panjang dan alkohol tidak ada. Riwayat dinyatakan
parkinson ada sejak 7 bulan yang lalu oleh Sp.S dan mengkonsumsi obat
madopar 2x1 tablet dan stalevo 2x1 tablet.
Penyakit seperti ini diderita untuk pertama kalinya.
III.
PEMERIKSAAN
Status Internus
Kesadaran
: GCS = 15 (E4M6V5)
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Nadi
Suhu Badan
: 36,6 C
Pernapasan
: 20 kali/menit
BB
: 50 kg
TB
: 160 cm
IMT
Kepala
Leher
Thorax
Cor
:I
: I
Abdomen
Ekstremitas
Kulit
pernafasan= 20x/menit
P : Stem fremitus kiri = kanan
P : Sonor
A : Vesikuler (+) normal, wheezing (-), ronki (-)
: I : Datar
P : Lemas
P : Timpani
A : Bising usus (+) normal
: Akral pucat (+/+), edema pretibial (-)
: Turgor > 2
Status Psikiatrikus
Sikap
: kooperatif
Perhatian : ada
Ekspresi Muka
: berkurang
Kontak Psikik
: ada
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk
: Normochepali
Deformitas
: tidak ada
Ukuran
: normal
Fraktur
: tidak ada
Simetris
: simetris
Nyeri fraktur
: tidak ada
Hematom
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
Pulsasi
: tidak ada
: lurus
Deformitas
: tidak ada
LEHER
Sikap
Torticolis
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius
Penciuman
Kanan
Tidak ada kelainan
Kiri
Tidak ada kelainan
Anosmia
tidak ada
tidak ada
Hiposmia
tidak ada
tidak ada
Parosmia
tidak ada
tidak ada
N. Optikus
Visus
Kanan
5/6 ph 6/6
Kiri
5/6 ph 6/6
Campus visi
V.O.D
V.O.S
Anopsia
tidak ada
tidak ada
Hemianopsia
tidak ada
tidak ada
FundusOculi
tidak ada
tidak ada
Papil edema
Papil atrofi
Perdarahan retina
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
Kanan
Kiri
Diplopia
tidak ada
tidak ada
Celah mata
tidak ada
tidak ada
Ptosis
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
Strabismus
(-)
Exophtalmus
(-)
tidak ada
tidak ada
Baik ke segala
Baik ke segala
arah
arah
Bulat
Bulat
3 mm
3 mm
Pupil
Isokor
Isokor
Enophtalmus
(-)
Deviation conjugae
Bentuk
Diameter
Isokor/anisokor
Midriasis/miosis
Refleks cahaya
Langsung
Konsensuil
Akomodasi
- Argyl Robertson
N. Trigeminus
Motorik
-
Menggigit
Trismus
Refleks kornea
Sensorik
-
Dahi
Pipi
Dagu
N. Fasialis
Motorik
-
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Menunjukkan gigi
Lipatan nasolabialis
Bentuk muka
Sensorik
-
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Simetris
Simetris
Otonom
Salivasi
Lakrimasi
Chvosteks sign
N. Cochlearis
Suara bisikan
Kanan
Kiri
Tidak ada kelainan
Detik arloji
Tes Weber
Tes Rinne
N. Olfaktorius
Penciuman
Kanan
Tidak ada kelainan
Kiri
Tidak ada kelainan
Anosmia
tidak ada
tidak ada
Hiposmia
tidak ada
tidak ada
Parosmia
tidak ada
tidak ada
N. Vestibularis
Nistagmus
Kanan
tidak ada
Kiri
tidak ada
Vertigo
tidak ada
tidak ada
Kanan
Kiri
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Gangguan menelan
tidak ada
Suara serak/sengau
tidak ada
Denyut jantung
Refleks
-
Muntah
Batuk
Okulokardiak
Sinus karotikus
Sensorik
N. Accessorius
Mengangkat bahu
Kanan
Memutar kepala
N. Hypoglossus
Menjulurkan lidah
Kiri
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Kanan
Kiri
Simetris
Fasikulasi
Atrofi papil
Disatria
MOTORIK
LENGAN
Gerakan
Kanan
Cukup
Kiri
Cukup
Kekuatan
Meningkat
Meningkat
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Kanan
Kiri
Tonus
Refleks fisiologis
-
Biceps
Triceps
Radius
Ulnaris
Refleks patologis
-
Hoffman Tromner
Leri
Meyer
Trofi
TUNGKAI
Gerakan
Cukup
Cukup
Kekuatan
Meningkat
Meningkat
Normal
Normal
Normal
Normal
Tonus
Klonus
-
Paha
Kaki
Refleks fisiologis
-
KPR
APR
Refleks patologis
-
Babinsky
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Rossolimo
- Tengah
- Bawah
Refleks cremaster
Trofik
SENSORIK
10
FUNGSIVEGETATIF
Miksi
Defekasi
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis
: tidak ada
Lordosis
: tidak ada
Gibbus
: tidak ada
Deformitas
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
Meningocele
:tidak ada
Hematoma
: tidak ada
Nyeri ketok
: tidak ada
: (-)
Kerniq
: (-)
Lasseque
: (-)
11
Brudzinsky
-
Neck
: (-)
Cheek
: (-)
Symphisis
: (-)
Leg I
Leg II
: (-)
: (-)
Ataxia
Romberg
Hemiplegic
Dysmetri
Scissor
- jari-jari
Propulsion
- jari hidung
Histeric
- tumit-tumit
Limping
Steppage
GERAKAN ABNORMAL
Tremor
: Resting Tremor(+)
Rigiditas
: (+)
Bradikinesia
: (+)
Chorea
: (-)
Athetosis
: (-)
Ballismus
: (-)
Dystoni
: (-)
Myocloni
: (-)
FUNGSI LUHUR
Afasiamotorik
: (-)
Afasiasensorik
: (-)
12
Apraksia
: (-)
Agrafia
: (-)
Alexia
: (-)
Afasia nominal
: (-)
LABORATORIUM
DARAH
Hb
: 10,4 g/dL
6
Total Kolesterol
: tidak diperiksa
Eritrosit
: 4,07 x 10 /mm
Kolesterol HDL
: tidak diperiksa
Leukosit
: 8 x 103/mm3
Kolesterol LDL
: tidak diperiksa
Diff Count
: 0/2/66/23/7 %
Trombosit
: 47 x 103/L
Hematokrit
: 32%
BSS
: 101
HATI
Bilirubin Total
: 4,33 mg/dL
Biliribin Direk
: 1,92 mg/dL
Bilirubin Indirek
: 2,41 mg/dL
SGOT
: 75 U/L
SGPT
: 41 U/L
URINE
Warna
: tidak diperiksa
Sedimen :
Reaksi
: tidak diperiksa
- Eritrosit
: tidak diperiksa
Protein
: tidak diperiksa
- Leukosit
: tidak diperiksa
Reduksi
: tidak diperiksa
- Thorak
: tidak diperiksa
Urobilin
: tIdak diperiksa
- Sel Epitel
: tidak diperiksa
Bilirubin
: tidak diperiksa
- Bakteri
: tidak diperiksa
Konsistensi
: tidak diperiksa
Eritrosit
: tidak diperiksa
Lendir
: tidak diperiksa
Leukosit
: tidak diperiksa
FESES
13
Darah
: tidak diperiksa
Amuba coli/
: tidak diperiksa
Histolitika
: tidak diperiksa
Telur cacing
: tidak diperiksa
LIQUOR CEREBROSPINALIS
Warna
: tidak diperiksa
Protein
: tidak diperiksa
Kejernihan
: tidak diperiksa
Glukosa
: tidak diperiksa
Tekanan
: tidak diperiksa
NaCl
: tidak diperiksa
Sel
: tidak diperiksa
Queckensted
: tidak diperiksa
Nonne
: tidak diperiksa
Celloidal
: tidak diperiksa
Pandy
: tidak diperiksa
Culture
: tidak diperiksa
PEMERIKSAAN KHUSUS
Rontgen thoraks PA : tidak diperiksa
CT Scan Kepala
IV.
: tidak diperiksa
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinik
Diagnosis Topik
: Ganglia Basalis
Diagnosis Etiologi
: Penyakit Parkinson
Diagnosis Tambahan
: Sirosis Hepatis
Dehidration Low Intake
V. DIAGNOSIS BANDING
1. Parkinson sekunder
2. Tremor esensial
3. Hipertiroid
VI.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorim
2. CT Scan
3. MRI
14
VII.
PENATALAKSANAAN
A. Norfarmakologis
- Edukasi
1. Menginformasikan kepada penderita dan keluarga penderita
tentang penyakit yang dideritanya
2. Menginformasikan kepada penderita dan keluarga penderita
tentang keteraturan minum obat dan kontrol teratur
3. Pemberian nutrisi peroral sesuai kebutuhan kalori pasien.
B. Farmakologis
- Rehidrasi (IVFD Ringer Laktat 1900 ml drip cepat) lanjut
-
VIII. PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: dubia ad bonam
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Terdapat dua istilah yang perlu dibedakan yaitu penyakit Parkinson dan
parkinsonism. Parkinonism adalah suatu sindrom yang ditandai oleh tremor waktu
istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan hilangnya refleks postural akibat penurunan
kadar dopamine dengan berbagai macam sebab.Sindrom ini sering disebut sebagai
Sindrom Parkinson.5
Penyakit Parkinson diakibatkan oleh degenerasi ganglia basalis bersifat
progresif lambat yang dikarakteristikkan dengan bradikinesia (gangguan
pergerakan), rigiditas, instabilitas postural, yang mana badan Lewy merupakan
temuan patologisnya.1
Penyakit Parkinson atau sindrom Parkinson (Parkinsonisme) merupakan
suatu penyakit neurodegeneratif atau sindrom karena gangguan pada ganglia
basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia
nigra ke globus palidus atau neostriatum (striatal dopamine deficiency).7
Penyakit neurodegeneratif progresif ini berkaitan erat dengan usia. Secara
patologis penyakit Parkinson ditandai oleh degenerasi neuron-neuron berpigmen
neuromelamin, terutama di pars kompakta substansia nigra yang disertai inklusi
sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies), atau disebut juga Parkinsonisme idiopatik
atau primer.1,2,8
2.2 Epidemiologi
Penyakit Parkinson adalah salah satu penyakit neurodegeneratif yang
paling banyak dialami pada umur lanjut dan jarang dibawah umur 30 tahun.
Biasanya mulai timbul pada usia 40-70 tahun dan mencapai puncak pada dekade
keenam.1,8,9Penyakit Parkinson yang mulai sebelum umur 20 tahun disebut sebagai
Juvenile Paekinsonism.10
Prevalensi Parkinson sekitar 160 kasus per 100.000 orang, dan
insidensinya sekitar 20 kasus per 100.000 orang per tahun. Prevalensi dan
16
insidensi meningkat terkait usia. Prevalensi pada usia 70 tahun sekitar 550 kasus
per 100.000 orang, dengan perkiraan insidensi 120 kasus per 100.000 penduduk
per tahun. Onset gejala rata-rata pada usia 56 tahun, baik pada laki-laki maupun
perempuan.4
Prevalensi penyakit parkinson di Amerika Serikat berkisar 1% dari jumlah
penduduk, meningkat dari 0,6% pada usia 60-64 tahun menjadi 3,5% pada usia
85-89 tahun. Penyakit parkinson mengenai semua usia, tapi lebih sering pada usia
lanjut.5
Penyakit Parkinson lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding
perempuan pada usia yang sama dengan perbandingan 3:2.10 Masih belum
diketahui dengan pasti, tetapi beberapa penelitian terhadap anak kembar
monozigot menunjukkan bahwa terdapat faktor generik yang mendasari terjadinya
penyakit parkinson.5Beberapa faktor lain yang terlibat meliputi riwayat keluarga,
cedera kepala, terpapar zat pestisida dan tinggal di area rural dan beberapa faktor
yang dapat menurunkan insiden penyakit Parkinson yaitu kopi, merokok,
penggunaan obat anti inflamasi non steroid dan estrogen replacement pada wanita
menopause.4,5
2.3 Etiologi
Etiologi Parkinson primer masih belum diketahui. Terdapat beberapa
dugaan, di antaranya ialah : infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum
diketahui), reaksi abnormal terhadap virus yang sudah umum, pemaparan
terhadap zat toksik yang belum diketahui, terjadinya penuaan yang prematur atau
dipercepat.1,5,8
Terdapat berbagai faktor yang diduga menyebabkan terjadinya Penyakit
Parkinson :
a. Usia (Proses Menua)
Tidak semua orang tua akan menderita Penyakit Parkinson, tetapi dugaan
adanya peranan proses menua terhadapa terjadinya Penyakit Parkinson
didasarkan pada penelitian-penelitian epidemiologis tentang kejadian Penyakit
Parkinson (evidence based).5Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk
17
pada usia 50 sampai 200 dari 10.000 penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini
berkaitan dengan reaksi mikrogilial pada neuron yang rusak dan tanda ini
tidak terdapat pada proses menua yang normal.1,5,8
b. Genetik
Ditemukan 3 gen yang menjadi penyebab gangguan degradasi protein dan
mengakibatkan protein beracun tak dapat didegradasi di ubiquitinproteasomal pathway.5
Kegagalan degradasi ini menyebabkan peningkatan apoptosis di sel-sel
substansi nigra pars compacta sehingga meningkatkan kematian sel neuron di
sel-sel substansi nigra pars compacta. Inilah yang mendasari terjadinya
Penyakit Parkinson sporadik yang bersifat familial. Pada penelitian didapatkan
kadar sub unit alfa pada proteasome 20S menurun secara bermakna pada sel
neuron substansi nigra pars compacta pada penderita Penyakit Parkinson
dibandingkan dengan orang normal.5
Peranan faktor genetik juga ditemukan dari hasil penelitian terhadap
kembar monozigot dan dizigot dimana angka intrapair concordance pada
monozigot jauh lebih tinggi dibanding dizigot.5
c. Faktor Lingkungan
Saat ini yang paling diterima sebagai etiologi penyakit Parkinson adalah
proses stres oksidatif yang terjadi di ganglia basalis, apapun penyebabnya.
Berbagai penelitian telah dilakukan antara lain peranan xenobiotik (MPTP),
pestisida/herbisida, terpapar pekerjaan terutama zat kimia seperti bahan-bahan
cat dan logam, kafein, alkohol, diet tinggi protein, merokok, trauma kepala
dan stres.5
d. Ras
Angka kejadian Parkinson lebih tinggi pada orang kulit putih
dibandingkan kulit berwarna.1,5,8
e. Cedera Kranioserebral
Prosesnya masih belum jelas. Trauma kepala, infeksi, dan tumor di otak
lebih berhubungan dengan Sindrom Parkinson dibanding Penyakit Parkinson.5
18
f. Stress Emosional
Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala
motorik. Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit Parkinson karena
pada stress dan depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang
memacu stress oksidatif.1,5,8
2.4 Klasifikasi
Penyakit Parkinson dapat dibagi atas beberapa kategori, yaitu :
1. Parkinson primer/idiopatik/paralysis agitans
Sering dijumpai dalam praktek sehari-hari dan kronis, tetapi penyebabnya
belum jelas. Kira-kira 7 dari 8 kasus Parkinson termasuk jenis ini. 6Diduga
terdapat peran faktor genetik.5
a. Penyakit Parkinson
Sering dijumpai dalam
praktek
sehari-hari
dan
kronis,
tetapi
1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-tetrahydropyridine
19
kortikobasal
ganglionik,
Sindrom
demensia,
hidrosefalus
diduga
20
Hipotesis
neuron di sel substansia nigra pars compacta adalah stres oksidatif. Stres oksidatif
menyebabkan terbentuknya formasi oksiradikal, seperti dopamin quinon yang
dapat bereaksi dengan alfa sinuklein (disebut protofibrils). Formasi ini
menumpuk, tidak dapat di degradasi oleh ubiquitin-proteasomal pathway,
sehingga menyebabkan kematian sel-sel di sel substansia nigra pars compacta.
Mekanisme patogenik lain yang perlu dipertimbangkan antara lain:5
a. Efek lain dari stres oksidatif adalah terjadinya reaksi antara oksiradikal
dengan nitric oxide (NO) yang menghasilkan peroxynitric radical
b. Kerusakan mitokondria sebagai akibat penurnan produksi adenosin trifosfat
(ATP) dan akumulasi elektron-elektron yang memperburuk stres oksidatif,
akhirnya menghasilkan peningkatan apoptosis dan kematian sel.
c. Perubahan akibat proses inflamasi di sel nigra, memproduksi sitokin yang
memicu apoptosis sel-sel di sel substansia nigra pars compacta.
Ga
mbar 1. Jalur tidak langsung Ganglia Basalis11,12,13
21
Gejala Motorik5,8,11
22
1. Tremor
Resting tremor biasanya sering terjadi dan mudah dikenali pada gejala
penyakit Parkinson. Tremor unilateral dan frekuensi tremor berkisar antara 4-7
gerakan per detik, dan kebanyakan selalu didahului pada ekstremitas bagian
distal. Tremor pada tangan digambarkan supinasi dan pronasi (pill-rolling)
yang bisa menyebar dari satu tangan ke tangan lainnya. Rest tremor pada
penderita dengan penyakit Parkinson dapat juga melibatkan bibir, dagu,
rahang, dan kaki, namun tremor esensial jarang melibatkan leher/kepala
ataupun suara. Penderita yang mengalami tremor pada kepala kebanyakan
memiliki tremor esensial, dystonia servikal ataupun keduanya daripada
penyakit Parkinson. Yang khas adalah rest tremor hilang ketika penderita
berktivitas atau selama penderita tidur, dan akan bertambah pada keadaan
emosi. Beberapa penderita juga melaporkan getaran internal yang tidak
berhubingan dengan tremor yang bisa dilihat.10,12
2. Rigiditas
Rigiditas ditandai dengan peningkatan tahanan, biasanya dinamakan
dengan fenomena cog-wheel, terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda
yang bergigi sehingga gerakannya menjadi terpatah-patah/putus-putus.
23
Penelitian
neuroimaging
fungsional
juga
menunjukan
24
ke
depan,
punggung
melengkung
bila
berjalan.5,8,9,11
Membungkuk, berjalan dengan kaki diseret, cara berjalan yang cepat; tidak
mampu untuk berbalik dengan cepat, berbalik badan dengan secara bersamaan
(en bloc).13
7. Bicara monoton
Rigiditas dan bradikinesia otot pernafasan, pita suara, otot faring,
lidah, dan bibir mengakibatkan pengucapan kata-kata yang monoton dengan
volume kecil. Pada beberapa kasus, suara mengurang sampai berbentuk
bisikan yang dalam.5,9,12 Selain itu juga didapatkan penderita berbicara tanpa
ekspresi.13
8. Demensia
Penderita
perubahan
status
Penyakit
mental
Parkinson
selama
idiopatik
perjalanan
banyak
menunjukkan
penyakitnya.
Disfungsi
25
26
Diagnosis4,5,9,10,12
Diagnosis penyakit Parkinson berdasarkan klinis dengan ditemukannya
gejala motorik utama antara lain tremor pada waktu istirahat, rigiditas,
bradikinesia dan hilangnya refleks postural. Selain itu, diagnosis penyakit
Parkinson dapat ditegakkan berdasarkan kriteria:
Kriteria Diagnosis Klinis
menggenggam.
Diagnosis Propable (kemungkinan besar) : kombinasi dari dua gejala
tersebut diatas (termasuk gangguan refleks postural), salah satu dari
27
Kriteria Koller
tahun pertama
Halusinasi (tidak ada hubungan dengan pengobatan) dalam 3
tahun pertama
Demensia sebelum gejala motorik pada tahun pertama.
Diagnosis possible : terdapat paling sedikit 2 dari gejala kelompok
A dimana salah satu diantaranya adalah tremor atau bradikinesia dan
tak terdapat gejala kelompok B, lama gejala kurang dari 3 tahun
dopamine agonis.
Diagnosis pasti : memenuhi semua kriteria probable dan
pemeriksaan histopatologis yang positif.
28
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
29
dalam
patofisiologi
penyakit
Parkinson.Penurunan
jaringan
mesensefalon
fetus.Namun
PET
tidak
dapat
30
2.9
Diagnosis Banding
Berikut mengenai perbandingan penyakit Parkinson dengan diagnosis lain.
31
Penatalaksanaan4,5,8,10,11
32
obat-obatan
neuroprotektif
untuk
menghambat
brain
grafting
(bertujuan
untuk
memperbaiki
atau
Hal ini mengingat bahwa efektifitas Levodopa berkaitan dengan lama waktu
pemakaiannya. Levodopa melintasi sawar-darah-otak dan memasuki susunan
saraf pusat dan mengalami perubahan ensimatik menjadi dopamin. Dopamin
menghambat aktifitas neuron di ganglia basal.
Efek samping Levodopa dapat berupa:Mual, muntah, dizziness, distress
abdominal, hipotensi postural, konstipasi, aritmia jantung, diskinesia.Obat ini
juga mempunyai efek samping jangka lama yaitu munculnya diskinesia
(gerakan involunter yang tidak dikehendaki seperti korea, mioklonus, distonia
akatisia). Oleh sebab itu, pemakaian obat ini harus dipantau dengan baik.
b. Agonis Dopamin (Bromocriptine, Pergolide, Pramipexole, Ropinirol)
Merupakan obat yang mempunyai efek serupa dengan dopamin pada
reseptor D1 maupun D2. Di dalam tubuh tidak akan mengalami konversi,
sehingga dapat digunakan sebagai obat tunggal pengganti levodopa. Biasanya
dipakai sebagai kombinasi utama dengan levodopa-carbidopa agar dapat
menurunkan dosis levodopa, sehingga dapat menghindaru terjadinya
diskinesia.
Efek samping obat ini adalah halusinasi, psikosis, eritromelalgia, edema
kaki, mual dan muntah.Sayangnya obat ini tidak dapat menghambat
progesivitas Penyakit Parkinson.
c. Antikolinergik (Benzotropin, Triheksifenidil, Biperiden)
Obat ini menghambat aksi neurotransmiter otak yang disebut asetilkolin.
Obat ini membantu mengkoreksi keseimbangan antara dopamin dan
asetilkilon, sehingga dapat mengurangi gejala tremor.
Efek samping obat ini antara lain mulut kering, dan mata kabur. Sebaiknya
obat ini tidak diberikan pada penderita Penyakit Parkinson yang berusia diatas
70 tahun karena dapat menyebabkan penurunan daya ingat dan retensio urin
pada laki-laki.
d. Penghambat Monoamin oxidase/MAO Inhibitor (Selegiline)
34
Peranan obat ini adalah untuk mencegah degradasi dopamin menjadi 3-4
dihydroxyphenilacetic di otak. Karena MAO dihambat maka umur dopamin
menjadi lebih panjang. Biasa dipakai sebagai kombinasi dengan gabungan
levodopa-carbidopa. Selain itu, obat ini bisa berfungsi sebagai antidepresi
ringan (merupakan obat pilihan pada Penyakit Parkinson dengan gejala depresi
menonjol).Efek sampingnya adalah insomnia, penurunan tekanan darah dan
aritmia.
e. Amantadin
Berperan sebagai pengganti dopamine, tetapi bekerja di bagian lain
otak.Obat ini diketahui dapat menghilangkan gejala penyakit Parkinson yaitu
menurunkan gejala tremor, bradikinesia, dan
fatigue
35
36
37
a. Edukasi
Penderita serta keluarga diberikan pemahaman mengenai penyakitnya,
misalnya
pentingnya
meminum
obat
teratur
dan
menghindari
38
Strategi gerak, seperti bila akan berbelok saat berjalan gunakan tikungan
yang agak lebar, jarak kedua kaki harus agak lebar bila ingin memungut
sesuatu dari lantai.
2.11. Prognosis
Penyakit parkinson adalah neurodegeneratif yang berlangsung lambat.
Prognosis dipengaruhi oleh umur, onset penyakit parkinson, gaya hidup dan terapi
medik. Meskipun tidak ada bukti yang menyimpulkan bahwa terapi medik
memperlambat progresivitas penyakit, mortalitas menurun 50% dengan
penggunaan levodopa.4,9
Sangat tergantung dari etiologi dan adanya Parkinson sekunder, gejala
akan berkurang apabila penyakit primer dapat diatasi. Sebaliknya pada Parkinson
primer/idiopatik keadaan bersifat progresif, sesuai dengan tingkat hilangnya selsel pembentuk dopamin. Tugas kira adalah untuk mempertahankan agar
perjalanan penyakit Parkinson tidak terlalu progresif dan fungsi motorik lainnya
dipelihara secara optimal.10
BAB IV
39
ANALISIS KASUS
Penderita, laki-laki berumur 61 tahun, datang ke IGD RSMH dikarenakan
sukar berjalan yang disebabkan kedua lengan dan kedua tungkai gemetar disertai
kekakuan yang terjadi secara perlahan-lahan.
Berdasarkan keluhan utama, dapat disimpulkan bahwa gejala yang dialami
penderita yaitu tremor danrigiditas yang terjadi secara perlahan-lahan.Usia
penderita yang menginjak 61 tahun (usia tua) merupakan salah satu faktor risiko
penyakit parkinsondimana insiden meningkat dari 20 kasus per 100.000 populasi
kurang dari 70 tahun menjadi 120 kasus per 100.000 pertahun pada populasi
diatas 70 tahun. Selain itu, laki-laki memiliki risiko menderita penyakit Parkinson
lebih tinggi daripada perempuan pada usia yang sama, yaitu 3:2.
Dari anamnesis, kronologis gejala yang dialami penderita yaitu: sejak 1
tahun SMRS, penderita mengalami gemetar pada lengan kanan terutama saat
istirahat dan berkurang saat aktivitas. Penderita juga mulai merasakan kekakuan
di lengan kanan. 8 bulan SMRS, gemetar pada lengan kanan semakin parah,
gemetar juga terjadi pada lengan kiri dan kedua tungkai. Penderita masih dapat
berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari. 6 bulan SMRS, gemetar pada
kedua lengan dan kedua tungkai semakin parah, gerakan kedua tangan dan kedua
tungkai menjadi lambat dengan langkah kecil-kecil, disertai kekakuan sehingga
penderita sukar berjalan karena saat berjalan seperti mau jatuh ke depan. Mulut
mengot tidak ada, bicara pelo tidak ada, sering lupa tidak ada, dan kelemahan
sesisi tubuh tidak ada. 1 minggu SMRS, penderita tidak mau makan dan sedikit
minum, gangguan BAB dan BAK tidak ada.
Berdasarkan kronologis, pada awal onset penyakit penderita mengalami
resting tremor unilateral pada lengan kanan, selain itu penderita juga mengalami
kekakuan/rigiditas pada lengan kanan. Gejala ini mengalami progresivitas seiring
dengan berjalannya waktu. Progresivitas ditandai dengan tremor yang juga terjadi
padalengan kiri, dan kedua tungkai. Tremor terasa pada lengan kanan juga
semakin parah. Tanda-tanda bradikinesia juga ada, yang didapat dari gerakan
kedua tangan dan tungkai yang menjadi lambat, gangguan gait dengan langkah
40
41
Berdasarkan
kriteria
Hughes
(1992), Diagnosis
Parkinson dapat
42
Pada penderita ini, karena telah mengalami efek wearing off, sehingga
dapat diberikan Levodopa dikombinasikan dengan Benserazide dan ditambah
dengan obat agonis dopamin (Bromokriptin).
Prognosis penderita ini untuk quo ad vitam adalah dubia ad bonam. Hal ini
dikarenakan penyakit Parkinson tidaklah mengancam jiwa dan apabila
ditatalaksana dengan tepat progresivitas gejala pada Parkinson dapat berlangsung
20 tahun atau lebih. Prognosis penderita untuk quo ad functionam adalah dubia ad
bonam. Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang progresif dan respon
terhadap terapi pada penderitamenurut penelitian berkisar antara 70-100%.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
EL.
2003.
Penyakit
Parkinson
Sebagai
SatuEtiologiTerjadinyaSialorroe.SkripsiFakultasKedokteran
Salah
Universitas
LI,
et
al.
2010.
Parkinsons
Disease
Handbook.
The