PENDAHULUAN
Parkinson disease merupakan suatu penyakit syaraf yang disebabkan oleh
degenerasi sel saraf pada ganglia basalis dan sel-sel tertentu di substansia nigra
batang otak yang menghasilkan dopamin. Dopamin berfungsi dalam mengatur
gerakan normal.
Penyakit ini sering terjadi pada usia di atas 60 tahun, dan dapat terjadi pada pria
dan wanita.
penyakit ini akan memberikan gejala klinis seperti kaku, lambat, sulit berjalan, dan
lain sebagainya. Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti sampai sekarang.
Di Indonesia sendiri tidak terdapat data mengenai prevalensi penyakit tersebut.
Data prevalensi parkinson di Indonesia belum ada, namun populasi di Amerika,
hampir 60 ribu dari 1 juta orang didiagnosa parkinson setiap tahunnya. Parkinson
merupakan penyebab kematian ke 14 di Amerika, walaupun penyakit ini tidak fatal.
Kurang dari 15% penderita di bawah 50 tahun, rata-rata penderita parkinson berusia
lebih dari 69 tahun.
Saat ini penyakit parkinson lebih jarang ditemui, namun penyakit ini harus dapat
dikenali karena memiliki gambaran yang khas, dan penatalaksanaan secara adekuat
diperlukan untuk mempertahankan kualitas hidup penderitanya. Oleh karena itu
referat ini dibuat untuk menggambarkan secara singkat mengenai penyakit tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bahkan pada manusia, ekstremitas yang mengalami parsis spastik masih dapat
terlihat melakukan gerakan involunter, yang disebut gerakan terasosiasi, yang
ditimbulkan oleh pusat motorik yang lebih tua (Baehr M, Frotscher M, 2007).
2. Komponen Ganglia Basalis dan Hubungan-hubungannya
a) Nuklei
Ganglia basalis meliputi semua nukleus yang berkaitan secara
fungsional di dalam substansia alba telensefali yang terletak dalam dan
secara embriologis berasal dari eminensia ganglionika (pars anterior
vesikulae telensefali). Nuklei utama ganglia basalis adalah nukleus
kaudatus, putamen dan sebagian globus palidus, nuklei lain yang
dianggap sebagai bagian ganglia basalis berdasarkan latar belakang
embriologis adalah klaustrum dan amigdala. Amigdala berhubungan
dengan sistem limbik yang mengontrol emosi seseorang. Fungsi
kalustrum sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun seperti
amigdalah bagian ini tidak memiliki hubungan langsung dengan
ganglia basalis lainnya.
Nukleus kaudatus membentuk bagian dinding ventrikel lateral,
berbentuk
melengkung
akibat
rotasi
telensefalon
pada
masa
hingga
subtalamikus.
b. Jaras Eferen
Jaras eferen korpus striatum, proyeksi utama korpus striatum
berjalan ke segmen intena dan eksterna globus palidus. Serabut eferern
lain berjalan ke pars kompakta dan pars retikulata substansia nigra.
Sel-sel tempat asal serabut aferen striatal merupakan neuron yang
bersifat GABAergik, jenis terbanyak di striatum.
Jaras eferen globus palidus. Sekumpulan besar serabut eferen
berjalan ke talamus yang kemudian berproyeksi ke korteks serebri,
melengkapi lengkung umpan balik.
Parkinson di tandai oleh degenerasi neuron dopaminergik di
substansia nigra yang berproyeksi ke striatum (Baehr M, Frotscher M,
2007).
4. Peran Ganglia Basalis pada sirkuit Regulatoris
Ganglia basalis dan hubungan aferen dan eferennya merupakan bagian
integral kompleks sirkuit regulatoris yang mengeksitasi dan menginhibisi
neuron korteks motorik. Transmisi neural di dalam sirkuit ini disebut menurut
istilah
anatomi
yang
dilewati
sepanjang
perjalanan
impuls,
serta
neurotransmitter dan reseptor tertentu yang terlibat pada setiap sinaps. Salah
satu sirkuit penting yang menghantarkan impuls di sepanjang dua jaras yang
berbeda dari korteks, melalui korpus striatum , ke globus palidus dan
kemudian ke talamus dan kembali ke korteks.
Jaras kortiko-striato-palido-talamo-kortikalis, korteks motorik dan
sensorik mengirimkan proyeksi yang terorganisasi ke striatum yang
menggunakan neurotransmiter eksitatorik, glutamat. Setelah striatum, ganglia
basalis dibagi menjadi dua, dikenal sebagai jaras langsung dan jaras tidak
langsung.
Jaras langsung bersifat GABAergik dan berjalan dari striatum ke globus
palidus medialis. Dari palidum jaras tersebut berlanjut ke neuron
glutamatergik talamus selanjutnya kembali ke korteks serebri.
Jaras tidak langsung menggunakan neurotransmitter GABA dan enkefalin,
berjalan dari striatum ke globus palidus lateralis. Dari tempat ini berlanjut ke
6
atetosis, balismus).
Abnormalitas tonus otot umumnya menyertai abnormalitas kedua tipe di
atas tetapi dapat juga menjadi manifestasi tunggal atau dominan pada
untuk
seperti
bila
tersandung
kedepan
dan
mencoba
untuk
cepat
Tremor pada penderita parkinson terutama terjadi saat istirahat, ketika otot
menegang untuk melakukan tindakan bertujuan biasanya tremor berhenti.
Tremor yang melibatkan tangan disebut pill rolling dan mengakibatkan
gerakan ritmis ibu jari, beberapa jari lainnya. Tremor diakibatkan oleh
kontraksi bergantian reguler pada otot yang berlawanan. Degenerasi ganglia
basalis
menyebabkan
hilangnya
dopamin
sebagai
penghambat
dan
meningkatkan timbal balik berbagai sirkuit yang yang dapat berakibat dalam
osilasi. Tremor biasanya diperburuk oleh emosi, stres, dan lelah.
Pasien dapat mengalami akinesia, yaitu penurunan gerakan spontan dan
kesulitan dalam memulai gerakan yang baru dan spontan. Bradikinesia
ditandai dengan gerakan yang melambat secara abnormal, misalnya lambat
dalam mengenakan pakaian, berbicara, mengikat tali sepatu dan lain-lain.
Gejala ini snagat jelas terlihat ketika paseien berjalan, berbicara atau menulis.
Gejala lain yang juga dapat terlihat adalah mikrografia, yaitu tulisan tangan
yang semakin lama semakin kecil dan tidak dapat diartikan. Bradikinesia juga
menyebabkan kurangnya ekspresi atau mimik muka dan kedipan kelopak
mata sehingga muka menjadi seperti topeng, disamping kulit muka menjaadi
berminyal. Pengucapan kata-kata menjadi monoton dengan volume suara
yang kecil bahkan sampai berbisik disebabkan pita suara, otot-otot faring,
lidah, dan bibir ikut mengalami kekakuan. Nafas yang pendek pada penderita
disebabkan otot-otot pernapasan pada dinding dada tidak bisa mengembang
seperti normalnya (Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,2007).
11
tremor, rigiditas,
bradikinesia
dan
ketidakstabilan postural.
Kriteria Koller
a. Didapati 2 dari 3 tanda cardinal gangguan motorik : tremor saat
istirahat atau gangguan refleks postural, rigiditas, bradikinesia yang
berlangsung 1 tahun atau lebih.
b. Respons terhadap terapi levodopa yang diberikan sampai perbaikan
sedang (minimal 1.000 mg/hari selama 1 bulan) dan lama perbaikan
Resting tremor
Bradikinesia
Rigiditas
Permulaan asimetris
13
F. Diagnosis Banding
1 Atrofi sistem multiple (multiple system atrophy, MSA)
Gambaran ekstrapiramidal bersama dengan satu atau lebih gejala berikut :
- Kegagalan otonom (sindrom Shy Drager)
- Disfungsi serebelar
- Gambaran pyramidal
Jika parkinsonisme lebih dominan, maka sindrom ini disebut MSA-P,
sebaliknya bila gambaran serebelar lebih dominan maka disebut MSA-C.
2
14
terjadi
orofacial
diskinesia
dan
hilangnya
kemanjuran
15
gerak
(bradikinesia),
kelambatan
bicara
dan
berpikir
16
Pada
penyakit
parkinson,
berkurangnya
dopamin
striatal
menyebabkan
pasien
mempertahankan
posisinya
seperti
membungkuk dengan tangan dan kaki yang menekuk. Hal tersebut juga
menyebabkan ekspresi wajah yang kaku (rigid), monoton dan percakapan
yang tidak jelas. Beberapa gejala lain muncul berupa peningkatan salivasi,
depresi dan demensia yang disebabkan oleh lesi tambahan (kematian neuron
pada median raphe, locus coeruleus dan nervus vagus).
17
Efek lain dari stres oksidatif adalah terjadinya reaksi antara oksiradikal
dengan nitric-oxide (NO) yang menghasilkan peroxynitric-radical.
18
19
fungsi
normal
UPS.
Inhibisi
terhadap
UPS
akan
21
dosis
oral;
sedangkan
60%
atau
lebih
mengalami
22
kadar
HVA dalam
cairan
serebrospinal
(CSS).
levodopa
menjadi
DA membutuhkan
adanya
23
75%
50%.
pasien
Hasil
Parkinsonisme
pengobatan
pada
berkurang
gejalanya
orang-orang
tertentu
dan
gerakan
spontan
abnormal,
psikis,
sistem
24
Dosis
Frekuensi pemberian
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu ke 4
Minggu ke 5
Minggu ke 6
Minggu ke 7
Minggu ke 8
125 mg
125 mg
250 mg
500 mg
500 mg
500 mg
1g
1g
2 x sehari
4 x sehari
4 x sehari
3 x sehari
4 x sehari
5 x sehari
3 x sehari
3 x sehari + 500 mg di
malam hari
Selanjutnya bila diperlukan dosis harian dapat ditambah 500 mg setiap
minggu.
Dalam hal ini dosis permulaan ialah 3-4 kali 250 mg sehari, bila
pasien bersifat toleran, tiap pemberian dapat dijadikan 500 mg ; dan
dosis selanjutnya ditingkatkan dengan 125-250 mg setiap 2-3 hari.
Tiap pemberian tidak melebihi 1,5-2 g dan diberikan setelah makan.
Dosis dinaikkan sampai mendapat efek terapi yang dikehendaki atau
sampai terjadi efek samping yang membatasi peningkatan dosis lebih
lanjut. Dosis optimal kira-kira 3-4 g yang tercapai pada minggu ke 6,
tetapi variasi dosis efektif ialah 2-10 g sehari.
b. Agonis Dopamin
Beberapa zat kimia memiliki sifat dopaminergik, dengan
mekanisme kerja merangsang reseptor dopaminergik sentral. Obat
yang termasuk golongan ini ialah : apomorfin, piribedil, bromokriptin
dan pergolin.
Bromokriptin
25
c. Antikolinergik
Antikolinergik
merupakan
obat
alternatif
levodopa
dalam
26
atropin,
triheksifenidil
memperlihatkan
potensi
27
28
penyakit,
jenis
penyakit
dan
pengobatan
tertentu.
kecil
sekali,
tetapi
bila
dikombinasi
dengan
29
yang terutama
Aturan Pemakaian
Merupakan pengobatan utama
Keterangan
Setelah beberapa
(dikombinasikan
untuk Parkinson
tahun digunakan,
dengan
efektivitasnya bisa
karbidopa)
berkurang
Jarang diberikan
30
atau pergolid
sendiri
Bisa meningkatkan
aktivitas levodopa di
Obat
levodopa
Pada stadium awal penyakit bisa
otak
Bisa menimbulkan
antikolinergik
(benztropin &
triheksifenidil),
Selegilin
tertentu,
antihistamin
(difenhidramin)
Amantadin
efektif setelah
beberapa bulan
digunakan sendiri
mengurangi
rigiditas,
bradikinesia
dan
31
BAB III
KESIMPULAN
Parkinson merupakan penyakit yang disebabkan oleh degenerasi sel syaraf pada
ganglia basalis di substansia nigra yang menghasilkan dopamin . Ganglia basalis
32
DAFTAR PUSTAKA
American Parkinson Disease Assocoation. 2010. Parkinsons Disease Handbook A
Guide for Patients and Their Family.
33
MS.
Gangguan
Neurologis
dengan
Simtomatologi
Generalisata.
34