Anda di halaman 1dari 7

Kisi-kisi UAS 2 Sejarah Indonesia

1. Nama-nama Sultan Termasyur di Samudera Pasai

a. Sultan Malik as-Saleh


b. Sultan Muhammad yang bergelar Malik Al-Tahir (1297-1326)
c. Sultan Akhmad yang bergelar Malik Az Zahir (1326-1348)
d. Zainal Abidin.

2. Kondisi Kesultanan Masyarakat di Kesultanan Samudera Pasai


a. Perekonomian

Pasai merupakan kota dagang, mengandalkan lada sebagai komoditi andalannya,


dalam catatan Ma Huan disebutkan 100 kati lada dijual dengan harga perak 1 tahil.
Dalam perdagangan Kesultanan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi
pada masyarakatnya, mata uang ini disebut Deureuham (dirham) yang dibuat 70%
emas murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm, mutu 17 karat.
Sementara masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi di ladang, yang
dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan
rumah penduduknya memiliki tinggi rata-rata 2.5 meter yang disekat menjadi
beberapa bilik, dengan lantai terbuat dari bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang
yang disusun dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau pandan.
b. Agama dan budaya

Islam merupakan agama yang dianut oleh masyarakat Pasai, walau pengaruh Hindu
dan Buddha juga turut mewarnai masyarakat ini. Dari catatan Ma Huan dan Tom
Pires, telah membandingkan dan menyebutkan bahwa sosial budaya masyarakat Pasai
mirip dengan Malaka, seperti bahasa, maupun tradisi pada upacara kelahiran,
perkawinan dan kematian. Kemungkinan kesamaan ini memudahkan penerimaan
Islam di Malaka dan hubungan yang akrab ini dipererat oleh adanya pernikahan
antara putri Pasai dengan raja Malaka sebagaimana diceritakan dalam Sulalatus
Salatin.

3. Sumber Sejarah Yang Menyebutkan Keberadaan Samudera Pasai


a. Hikayat Raja-raja Pasai
b. kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah
(13041368)
c. musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345
d. sarjana-sarjana Barat khususnya para sarjana Belanda sebelum perang
seperti Snouck Hurgronye, J.P. Moquette, J.L. Moens, J. Hushoff Poll, G.P.
Rouffaer, H.K.J. Cowan, dan lain-lain
e. peninggalan-peninggalan dan penemuan-penemuan dari hasil penggalian dan yang dilakukan
oleh Dinas Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dapat
diketahui bahwa lokasi kerajaan ini di daerah yang dewasa ini dikenal dengan nama Pasai.
Yaitu suatu daerah di pantai Timur Laut Pulau Sumatera yang terletak antara dearah
Peusangan dengan Sungai Jambo Aye di kabupaten Aceh Utara, Propinsi Daerah Istimewa
Aceh. G.P. Rouffaer, salah seorang sarjana Belanda yang menyelidiki tentang kerajaan ini
menyatakan bahwa Pasai mula-mula terletak di sebelah kanan Sungai Pasai, sedangkan

Samudera berada di sebelah kirinya, tetapi lama kelamaan Samudera dan Pasai ini menjadi
satu dan disebut Kerajaan Samudera Pasai
f. Makam raja-raja Pasai di Kampung Geudong, Aceh Utara.
g. Penemuan Koin Emas dan Perak bertuliskan nama-nama raja

4. Silsilah Sultan di Kesultanan Malaka


a. Pai-li-mi-sul-la* Parameswara* Raja Iskandar Syah**Paramicura**** (1405b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

1414)
Mu-kan-sa-yu-ti-er-sha*Megat Iskandar Syah*Raja Kecil Besar**Raja Besar
Muda***Chaquem Daraxa**** (1414-1424)
Hsi-li-ma-ha-la-che*Sri Maharaja*Sultan Muhammad Syah**Raja Tengah***
(1424-1444)
Hsi-li-pa-mi-hsi-wa-er-tiu-pa-sha*Sri Parameswara Dewa Syah*Sultan Abu
Syahid**Sultan Muhammad Syah*** (1444-1445)
Su-lu-t'an-wu-ta-fo-na-sha*Sultan Mudzaffar Syah**Sultan Modafaixa****
(1446-1459)
Sultan Mansur Syah (1459-1477)
Sultan Alauddin Riayat Syah (1477-1488)
Sultan Mahmud Syah (1488-1511)

5. Latar Belakang Runtuhnya Kesultanan Malaka


Faktor yang menyebabkan runtuhnya kota Malaka pada saat itu.
Orang-orang Portugis mempunyai semangat perjuangan yang sangat tinggi,
memiliki perlengkapan senjata yang lebih sempurna, dan terlatih dalam
peperangan. Kemenangan-kemenangan yang mereka peroleh dalam
peperangan di pantai barat India melawan orang-orang Gujarat, Kalikut,
Persia dan Mesir mempertebal semangat perjuangan dan keyakinan mereka,
bahwa orang-orang portugis mempunyai kemampuan untuk menghadapi
lawan manapun juga. Semangat yang demikian tidak dimiliki oleh tentara
Malaka dalam mempertahankan negaranya. Sikap mundur sambil menunggu
saat yang baik untuk mengadakan serangan balasan, pada hakikatnya,
langkah yang salah dalam ilmu strategi, karena tindakan itu memberikan
kesempatan kepada lawan untuk menduduki tempat yang harus mereka
pertahankan. Untuk merebutnya kembali, tidaklah mudah.
Sultan Mahmud Syah menyingkir ke Pahang, kemudian ke Bintan, dan
akhirnya ke Kampar, setelah yakin bahwa ia tidak mampu membebaskan
kembali Malaka dari kekuasaan orang Portugis. Malaka sepenuhnya jatuh ke
dalam kekuasaan asing, ke tangan orang Portugis. Pemerintahan nasional
bertukar dengan pemerintahan kolonial. Juga melalui Bandar Malaka,
kekuasaan kolonial itu melebarkan sayapnya kejurusan timur menuju wilayah
Indonesia, ke jurusan utara menuju negara-negara di sepanjang laut cina
selatan.

6. Kronologi Berdirinya Kesultanan Demak

Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun
1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri Champa dari Tiongkok.
Raden Patah secara diam-diam pergi ke Jawa yang tepatnya di Surabaya dan berguru kepada Sunan
Ampel. Kemudian Sunan Ampel memerintahkan kepada Raden Patah supaya pindah ke Jawa tengah
untuk membuka hutan Glagah Wangi atau Bintara lalu mendirikan pesantren. Lambat laun, banyak
yang menjadi santri di pesantren tersebut dan pada akhirnya, Demak berkembang pesat. Raden Patah
dikukuhkan menjadi Adipati Demak oleh ayahnya, Brawijaya V dan mengganti nama Demak menjadi
Bintara yang akhirnya disebut Demak Bintara.
Suatu ketika, Majapahit mengalami kelemahan dengan adanya pemberontakan dan perebutan
kekuasaan antar keluarga kerajaan. Melihat situasi tersebut, Raden Patah justru memanfaatkannya
untuk melepaskan diri dari Kerajaan Majapahit. Dibantu para Bupati, Raden Patah akhirnya
menyerang Majapahit pada pemerintahanBrawijaya VI. Kemudian berdirilah Kerajaan Demak sebagai
kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dibawah kepemimpinan Raden Patah sebagai raja pertama.

7. Kronologi Berdirinya Kesultanan Pajang


Awal mula berdirinya Kerajaan Pajang, diawali oleh pertempuran antara Aryo Penangsang dengan
Joko Tingkir(Adipati Pajang), yang merupakan menantu Sultan Trenggono. Pertempuran itu sendiri
dimenangkan oleh Joko Tingkir. Kemenangan ini juga atas bantuan dari Ki Ageng Pemanahan dan
Ki Ageng Penjawi. Kemenangan ini membuat Joko Tingkir memimpin Demak dengan gelar Sultan
Hadiwijaya, gelar tersebut diperoleh dari Sunan Giri dan mendapat pengakuan dari kerajaan-kerajaan
yang menjadi bawahan Demak. Sultan Hadiwijaya kemudian memindahkan pusat kerajaan dari
Demak menuju Pajang. Dengan demikian resmilah sudah Kerajaan Pajang. Atas jasa-jasa Ki Ageng
Pemanahan dan Ki Ageng Penjawi, keduanya diberi hadiah berupa tanah diwilayah Mataram untuk
Ki Ageng Pemanahan dan tanah didaerah Pati untuk Ki Ageng Penjawi. Dan beliau berdua diangkat
menjadi adipati diwilayah tersebut.

8. Silsilah Sultan di Kesultanan Demak

9. Prestasi-prestasi yang pernah dicapai oleh Sultan Agung


a) Memperluas daerah kekuasaannya hingga meliputi Jawa-Madura kecuali Banten dan Batavia.

b) Mengatur dan mengawasi wilayahnya yang luas itu langsung dari pemerintah pusatnya (Kota
Gede).
c) Melakukan kegiatan ekonomi yang bercorak agraris dan maritim. Maritim adalah pengekspor .
Maritim adalah pengekspor beras terbesar pada masa itu.
d) Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran sehingga mampu menundukkan daerahdaerah sepanjang pantai utara Jawa dan mampu menyerang Belanda di Batavia sampai dua kali.
e) Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun islam (Hijriah) yang
berdasarkan peredaran bulan (sejak tahun 1633).
f) Menyusun karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Sastra Gending.
g) Menyusun kitab undang-undang baru yang merupakan perpaduan dari hukum islam dengan
adat-istiadat Jawa yang disebut Surya Alam.

10. Isi Perjanjian Gianti dan Salatiga di Kesultanan Mataram Islam


a. Isi perjanjian Gianti: Kerajaan Mataram dibagi 2 bagian yaitu Yogyakarta dan
Surakarta
b. Isi perjanjian Salatiga: Surakarta dibagi menjadi 2 yaitu Kasunan dan Mangkunegara

11. Kronologi Runtuhnya Kesultanan Demak


a.Berpindahnya pusat pemerintahan dari demak ke Pajang sehingga memunculkan
kerajaanAgraris
b.Di Indonesia tidak ada lagi kerajaan maritim
c.Terjadi perebutan tahta kerajaan setelah wafatnya Sultan Trenggana
d.Kekacauan di demak sehingga banyak bangsawan demak yang pindah ke Jepara
e.Kelemahan sistem pemerintahan yang diterapkan oleh kerajaan Demak.
f.Banyak wilayah taklukan Demak melepaskan diri.

12. Kronologi Runtuhnya Kesultanan Pajang


Sepeninggal Hadiwijaya, kerajaan ini mengalami huru-hara besar akibat adanya perebutan
kekuasaan antara Pangeran Benawa putra Sultan Hadiwijaya dengan Arya Pangiri putra
Pangeran Prawoto yang merasa lebih berhak untuk menduduki tahta. Namun huru-hara besar
tersebut akhirnya dapat dikendalikan oleh Sutawijaya yang sebelumnya telah menjadi
pendukung keluarga Jaka Tingkir. Arya Pangiri pun dapat dikalahkan dan menghantarkan
Pangeran Benawa menjadi raja. Namun, karena Pangeran Benawa merasa dirinya tidak pantas
menduduki tahta raja, ia menyerahkan tahta pada Sutawijaya. Sutawijaya pun naik tahta dan ibu
kota kerajaan dipindahkan ke Mataram. Peristiwa ini menandai berakhirnya pemerintahan
Kerajaan Pajang dan dimulainya Kerajaan Mataram yang bercorak Islam.

13. Kronologi Runtuhnya Kesultanan Banten


Karena terjadinya perang saudara antara sultan haji yang mendapatkan bantuan dari belanda
dengan sultan ageng , maka sultan ageng terkalahkan
kemenangan sultan haji tersebut merupakan awal keruntuhan kerajaan demak

14. Kronologi Runtuhnya Kesultanan Mataram Islam


Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan
menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak
terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang. hubungan sultan agung dan voc
adalah karena ia ingin menyatukan seluruh pulau jawa dibawah kekuasaan mataram. sultan
agung pun dua kali melakukan penyerangan ke VOC di batavia tetapi mengalami kegagalan
karena jarak yang jauh,banyak prajurit yang terkena penyakit,dan kehabisan bahan makanan.

15. Faktor Utama Banten menjadi Bandar perdagangan Internasional


a. . Kerajaan Banten terletak di Teluk Banten dan pelabuhannya memilki syarat menjadi pelabuhan
yang baik. Dengan pelabuhan yang memadai itu, kerajaan Banten dapat di datangi oleh pedagangpedagang dari luar, seperti pedagang dari China, India, Gujarat, Persia dan Arab yang setelah
berlabuh di Aceh, banyak yang melanjutkan pelayarannya melalui pantai Barat Sumatra menuju
Banten. Selain pedagang dari luar, ada juga pedagang yang dating dari kerajaan-kerajaan tetangga,
seperti dari Kalimantan, Makasar, Nusa Tenggara, dan Maluku.
b. Kedudukan kerajaan Banten yang sangat strategis di tepi Selat Sunda, karena aktivitas pelayaran
perdagangan dari pedagang Islam makin ramai sejak bangsa Portugis berkuasa di Malaka.

16. Kesultanan Gowa-Tallo


Gowa dan Tallo adalah dua kerajaan yang berdiri di daerah Sulawesi Selatan. Tahun 1605, raja
Gowa yang bernama Daeng Manrabia dan raja Tallo yang bernama Karaeng Matoaya memeluk
agama Islam. Kemudian keduanya menyatukan wilayah kedua kerajaan mereka dengan Daeng
Manrabia sebagai rajanya. Sementara, Karaeng Matoaya menjabat sebagai perdana menteri.
Daeng Manrabia mengganti namanya menjadi Sultan Alauddin dan Karaeng Matoaya
mengganti namanya menjadi Sultan Abdullah. Sebagai penganut Islam, kedua penguasa
kerajaan tersebut dimusuhi oleh himpunan pedagang Belanda di Hindia Timur (Vereenigde
Oost Indische Compagnie = VOC) yang ingin
menguasai perdagangan di kawasan tersebut. Hingga wafatnya
pada tahun 1639, Sultan Alauddin tidak pernah mau menerima kapal-kapal Belanda di
pelabuhan-pelabuhan milik GowaTallo. Sepeninggal Alauddin, tahta raja diduduki oleh Sultan
Muhammad Said. Seperti halnya ayahnya, Sultan Muhammad Said tidak pernah mau berdamai
dengan Belanda yang menurutnya licik dan suka memaksa. Tahun 1653, Sultan Muhammad
Said digantikan oleh putranya yang bernama Hasanuddin. Pada masa pemerintahan Sultan
Hasanuddin inilah perseteruan dengan VOC semakin memuncak. Kondisi ini diperparah oleh
terjadinya pemberontakan seorang bangsawan Bone yang bernama Aru Palaka pada tahun
1660. VOC yang membenci Sultan Hasanuddin memberikan bantuan pada Aru Palaka.Sultan

Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian yang mengakui monopoli VOC di wilayah


kerajaannya. Isi perjanjian Bongaya adalah sebagai berikut. a. VOC memperoleh hak monopoli
dagang di Makassar.
b. Belanda mendirikan benteng di pusat Kerajaan Makassar
yang bernama Rotterdam.
c. Makassar melepas Bone dan pulau di luar wilayah Makassar.
d. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone. Walaupun Sultan Hasanuddin mengalami kekalahan,
VOC mengakui keberaniannya dalam peperangan tersebut. VOC menyebut Sultan Hasanuddin
dengan de Haan Van de Oosten
(Ayam Jantan dari Timur). Sepeninggal Hasanuddin, GowaTallo dipimpin oleh putranya yang
baru berusia 13 tahun, yakni Mappasomba. Dalam sebuah pertempuran, VOC mengalahkan
Mappasomba dan menghapuskan Kerajaan GowaTallo. Setelah itu, selain memonopoli
perdagangan, VOC juga menjalankan pemerintahan langsung di Gowa dan Tallo.
17. Kesultanan Tidore
18. Tujuan Koloni melakukan kolonisasi di wilayah Indonesia
19. Tradisi lokal dalam menempatkan bangunan-bangunan mengikuti 4 arah mata angin
21. Warisan budaya Kesultanan Mataram Islam
a. Segara Wana dan Syuh Brata
b. Puing puing / candi- candi Siwa dan Budha di daerah aliran Sungai Opak dan
Progo yang bermuara di Laut Selatan
c. Batu Datar di Lipura yang tidak jauh di barat daya Yogyakarta
d. Baju keramat Kiai Gundil atau Kiai Antakusuma

e. Masjid Agung Negara


f. Masjid Jami Pakuncen
g. Gerbang Makam Kota Gede
h. Masjid Makam Kota Gede
i. Bangsal Duda
j. Rumah Kalang
k. Makam Raja- Raja Mataram di Imogiri

23. Isi Perjanjian Bongaya:


1. VOC menguasai monopoli perdagangan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
2. Makasar harus melepas seluruh daerah bawahannya, seperti Sopeng, Luwu, Wajo, dan Bone.
3. Aru Palaka dikukuhkan sebagai Raja Bone.
4. Makasar harus menyerahkan seluruh benteng-bentengnya.
5. Makasar harus membayar biaya perang dalam bentuk hasil bumi kepada VOC setiap tahun.

24. Isi Perjanjian Saragossa:

a. Pedagang Portugis menguasai daerah perdagangan dari Maluku sampai ke Tanjung Harapan.
b. Pedagang Spanyol menguasai daerah perdagangan di Filipina.

Anda mungkin juga menyukai