Poin Penting
1. Teks eksposisi (expose) berisi penjelasan/pembeberan/pembuktian suatu permasalahan yang
dikembangkan berdasarkan sudut pandang penulis.
2. Struktur teks eksposisi terbagi atas tiga hal:
a. Tesis (pernyataan awal)
b. Argumentasi (pembuktian)
c. Penegasan ulang (simpulan)
3. Ciri teks eksposisi
a. Penunjukan sikap penulis melalui penggunaan pronomina dan kata bernada saran
b. Adanya hubungan yang sistematis antara satu fakta dan fakta yang lain melalui penggunaan kata
hubung.
penjelasan dengan cara mengembangkan gagasan dengan harapan pembaca benar-benar mengetahui informasi
atau penjelasan yang disampaikan itu.
3. Berdasarkan fakta: teks eksposisi menggunakan fakta-fakta untuk membuat rumusan dan kaidah yang
dikemukakan itu lebih konkret.
4. Tidak memengaruhi: teks eksposisi tidak berusaha untuk memengaruhi pendapat orang lain, tetapi berusaha
menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan
seseorang setelah membaca uraiannya.
5. Sering menggunakan kata pronomina (kita atau saya).
6. Menggunakan istilah.
7. Menggunakan bahasa baku.
8. Akhir teks berupa penegasan: bagian akhir dari teks eksposisi berupa penguatan kembali atau penegasan
terhadap pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta.Cirinya berupa kesimpulan bahwa apa yang diuraikan
itu penting.
Perhatikan!
Contoh :
Salah satu cara menyejahterakan kehidupan masyarakat desa adalah dengan menggerakkan agrobisnis yang
berbasis bahan baku apa yang tersedia di kawasan tersebut. Basis bahan baku tersedia ini sangat penting agar
proses terakhir jatuhnya tidak mahal. Misalnya, agroindustri kelapa. Di negeri kita ini , kelapa merupakan
produk yang ada di setiap daerah pedesaan, baik di padalaman maupun di pesisir. Seluruh penduduk negara
kita mengonsumsi kelapa. Budidaya buah kelapa dengan segala hasil olahannya dapat dijadikan sandaran
hidup masyarakat pedesaan. Dengan demikian, kelapa memberi manfaat ekonomi yang penting bagi
kesejahteraan penduduk di pedesaan.
berdasarkan fakta
bersifat objektif
Cara atau metode yang biasa digunakan untuk mengembangkan tulisan eksposisi ialah identifikasi,
perbandingan, definisi, proses, klasifikasi, ilustrasi, dan laporan.
Pehatikan contoh-contoh di bawah ini.
a. Perbandingan
Dalam metode ini dapat ditunjukkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara dua hal yang
mempunyai kedudukan sama. Ada dua cara membandingkan.
1. Pola AB+AB
Dengan pola AB+AB, rincian tentang A dan B disajikan dalam paragraf yang sama, jadi cukup satu paragraf.
Pola ini juga dikenal dengan pola sebagian-sebagian
Contoh:
Bandung berbenah. Tampak perubahan nyata di berbagai sudut kota Bandung. Hal ini terlihat dari adanya
taman-taman bertema yang membuat penduduk Kota Bandung memiliki kesempatan untuk berekreasi bersama
keluarga atau teman di taman-taman tersebut. Demikian halnya dengan Jakarta, kota inipun berbenah. Terlihat
pengerukan sampah di sungai-sungai. Hal ini menjadikan Kota Jakarta tampak lebih bersih.
2. Pola A+B
A dan B adalah dua hal yang dibandingkan. Dengan pola A+B, A dan B diuraikan secara terpisah sehingga
memerlukan minimal dua paragraf. Paragraf pertama menguraikan A, paragraf kedua menguraikan B.
Contoh:
Dalam buku Emha Ainun Najib, *Sedang Tuhan pun Cemburu*, digambarkan priyayi adalah yang duduk di
kursi, kakinya tak menyentuh tanah dan kepalanya dilindungi payung. Kaki tak memijak tanah berarti
perjuangan elitisasi pribadi, dan kepala dilindungi payung berarti pengabdian dan kesetiaan terhadap pusatpusat kekuasaan. Dalam buku Umar kayam, *Sugih Tanpa
Banda*, bertutur tentang seorang priyayi agung bernama Pak Ageng beserta pembantunya, Mister Rigen dan
anak istrinya. Pak Ageng digambarkan sebagai juru kisah yang menceritakan kehidupannya dengan segala
interaksi dalam bergaul dengan pembantu dan sahabat-sahabatnya.
Contoh perbandingan yang pertama memberi informasi kepada pembaca bahwa ada perbedaan antara
Anisa dan Andri. Jadi, dalam perbandingan itu sekaligus ada perbedaan. Contoh perbandingan yang kedua
berisi perbedaan konsep priyayi antara Emha Ainun Najib dan Sugih Tanpa Banda yang ditulis Umar Khayam.
b. Laporan
Poin Penting
Interpretasi teks eksposisi dilakukan untuk mengambil informasi yang bermanfaat dari teks tersebut.
Pada materi-materi sebelumnya kalian sudah belajar mengetahui struktur dan isi teks eksposisi. Pada kali ini
kalian akan belajar membandingkan teks eksposisi berdasarkan struktur isi dan ciri bahasa dari dua teks
eksposisi.
Perhatikan contoh!
Teks I
Saat ini, kenakalan remaja tidak hanya terbatas pada masalah tawuran saja. Kenakalan remaja ini kini menjadi
lebih meluas pada hal-hal seperti narkoba dan seks bebas. Saat ini kasus aborsi akibat dari seks bebas di
kalangan remaja bertambah setiap tahunnya sekitar 30% hingga 40%. Kondisi seperti ini sungguh
menyedihkan mengingat kualitas pendidikan di negara ini masih begitu-begitu saja.
Solusi yang dirasa paling tepat adalah dengan memberikan pendidikan agama serta menciptakan kondisi
lingkungan keluarga yang kondusif. Dengan begitu, remaja bisa terperhatikan dan terjaga dari kenakalan
remaja.
Teks II
Siapa yang tak ingin memiliki nilai akademis yang bagus? Setiap pelajar tentu menginginkannya. Namun,
bagaimana cara agar mendapatkan nilai akademis yang bagus? Berikut ini beberapa cara untuk meningkatkan
nilai akademis di sekolah.
Pertama, ulas kembali materi pelajaran di sekolah setelah pulang sekolah. Kedua, sempatkan belajar pada
malam harinya. Ketiga, ikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah agar mendapatkan berbagai pengalaman serta
wawasan yang lebih. Keempat, berdoalah selalu agar diberi kemudahan dalam segala hal.
Dengan langkah-langkah seperti ini, diharapkan nilai akademis seseorang di sekolah bisa meningkat.
Meskipun hal ini akan kembali lagi pada pribadi masing-masing yang menjalankannya.
Mari bandingkan!
Coba perhatikan kedua teks eksposisi di atas. Bandingkan struktur kedua teks tersebut. Apakah sama? Dalam
teks pertama, penulis langsung menjelaskan tentang kenakalan remaja. Ini termasuk pada inti atau pernyataan
khusus. Jelas dalam teks ini tidak terdapat kalimat pembuka yang berisi pernyataan umum misalnya dengan
kalimat Masalah kenakalan remaja masih menjadi masalah yang menghantui para orang tua dan pendidik.
Dalam teks ini juga terdapat kesimpulan yang ada pada paragraf terakhir.
Teks pertama ini bisa dikatakan merupakan teks yang tidak lengkap karena tidak mengandung salah satu
struktur teks eksposisi yaitu adanya pernyataan umum. Adapun bahasa yang digunakan penulis dalam teks
pertama ini yaitu bahasa Indonesia ragam baku yang baik dan benar, kalimat cukup efektif, struktur kalimat
lengkap, paragraf yang padu dan mudah dipahami.
Dalam teks kedua, bisa dilihat jelas penulis langsung memberikan penyataan umum di awal paragraf. Dalam
paragraf selanjutnya, penulis baru menuliskan pernyataan khusus yang menjelaskan bagaimana cara untuk
meningkatkan nilai akademis di sekolah. Kemudian di paragraf akhir, penulis mengemukakan kesimpulan dari
isi teks tersebut.
Dengan demikian, teks ini bisa disebut teks eksposisi yang lengkap karena mengandung seluruh struktur teks
eksposisi. Mengenai bahasa yang digunakan, dalam teks ini pun digunakan bahasa Indonesia yang baku dan
benar, struktur kalimat lengkap, serta paragraf yang padu. Bahasanya juga cukup informatif dan mudah
dipahami sekalipun oleh pelajar.
Poin Penting
Struktur teks eksposisi antara lain pernyataan umum, pernyataan khusus, dan kesimpulan.
Ciri bahasa eksposisi yaitu informatif, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak bermaksud
mempengaruhi atau mengajak pembacanya.
d. Homograf -- Dua kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda.
Contoh: mental terjatuh
mental kekuatan batin/jiwa
e. Homofon Dua kata yang ucapannya sama, tetapi ejaan dan maknanya berbeda.
Contoh: sangsi raguragu
sanksi hukuman
f. Polisemi -- satu kata yang memiliki banyak makna karena pengaruh lingkungan yang dimasukinya.
Contoh: - Bunga cengkeh itu harum sekali .
- Srintil dikenal sebagai bunga desa di Dawuhan.
g. Hipernim dan Hiponim
Hiponim -- kata yang menjadi bagian kata yang lebih luas cakupan maknanya.
Contoh : Pohon kelapa adalah bagian dari kelompok tumbuhan palma.
Hipernim -- kata yang maknanya mencakup banyak kata lain.
Contoh: Yang termasuk tumbuhan palma adalah, kelapa, enau, palem merah, palem botoh, palem sikas.
B. ISTILAH
Menurut Pedoman Umum Pembentukan Istilah, istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah dibagi menjadi
istilah khusus dan istilah umum. Istilah khusus adalah istilah yang pemakaian atau maknanya terbatas dalam
bidang tertentu. Sedang istilah umum adalah istilah yang berlaku di lingkup lebih luas atau umum. Contoh,
kata garam merupakan istilah umum. Istilah khusus untuk kata garam adalah NaCl, berlaku dalam bidang ilmu
kimia.
Pebentukan istilahistilah bersumber dari:
a. Kosa kata bahasa Indonesia
- pramusiwi sebagai pengganti kata pengasuh anak
b. Kosa kata bahasa serumpun
- nyeri ( bahasa Sunda) - timbel ( bahasa Jawa)
c. Bahasa asing dengan syarat istilah itu lebih cocok karena konotasinya lebih baik, lebih singkat
- smash = pukulan cepat, tajam, menukik
C. UNGKAPAN
Ungkapan merupakan gabungan dua kata yang maknanya menyatu/khusus. Makna dua kata pembentuknya
berbeda dengan makna gabungannya. Kata besar dan mulut berbeda maknanya, tetapi setelah digabung
menjadi besar mulut artinya sombong. Jenis ungkapan bermacam-macam tergantung unsur pembentuknya.
Contoh: berdarah biru artinya bangsawan
kopi pahit artinya teguran
kuda tunggang artinya alat/kendaraan untuk mencapai tujuan
Ungkapan digunakan sesuai dengan situasi yang ada. Teks eksposisi dalam bentuk artikel dengan tujuan
mempertegas makna.
Contoh: Sebagai penyanyi yang sedang naik daun Karlina dipuja pengemarnya.
Tujuan
1. Siswa mengerti langkah-langkah membuat teks eksposisi
2. Siswa memahami dan mampu mempraktekkan langkah-langkah penulisan teks eksposisi sesuai
dengan struktur isi dan ciri bahasanya.
Langkah-Langkah Penulisan Teks Eksposisi
Langkah-langkah dalam membuat teks eksposisi adalah penentuan judul, penulisan klasifikasi umum,
penulisan deskripsi atau penjelasan, dan penegasan.
Teks eksposisi memiliki struktur isi dan ciri bahasa yang dapat dibedakan dengan teks lainnya. Oleh sebab itu,
dalam menulis teks eksposisi kita harus memperhatikan struktur isi berikut ini.
1.Tesis atau pendapat penulis
2. Argumen yang berisi fakta-fakta ilmiah
3. Penegasan ulang pendapat penulis
Selain struktur isi, teks eksposisi juga memiliki ciri ciri bahasa sebagai berikut.
1. Terdapat banyak istilah
2. Sering menampilkan pronomina
3. Bahasa baku dan ilmiah
4. Adanya penegasan mengenai keberpihakan penulis dalam hal yang dibahas
5. Banyak menggunakan konjungsi sebagai penghubung antara fakta-fakta yang disampaikan.
Perhatikan!
Contoh teks eksposisi singkat
Kondisi dunia memang sedang krisis,tapi ternyata pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan
positif. Dalam sebuah data disebutkan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan 6,4 persen. Hal itu
dibandingkan dengan nilai pertumbuhan tahun lalu.
Salamuddin Daeng, seorang pengamat ekonomi Indonesia for Global Justice, menyebutkan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong anomali. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang tidak
diikuti oleh peningkatan kesejahteraan rakyat.
Ada beberapa faktor yang membuat simpulan tersebut. pertama, utang luar negeri Indonesia yang terus naik
sebagai penggerak pertumbuhan.Lalu, daya dorong konsumtif dari masyarakat yang berasal dari kenaikan
harga sandang dan pangan. Terakhir adalah perilaku eksport bahan mentah yang tidak menciptakan lapangan
pekerjaan.
Oleh sebab itu, lazimlah jika saya katakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah anomali. Kita dapat
melihat fakta bahwa nilai pertumbuhan ekonomi naik tetapi kesejahteraan masyarakat menurun dan utang luar
negeri terus menanjak.
Pada teks tersebut strukturnya adalah sebagai berikut:
1. Paragraf 1 menyatakan tesis atau pendapat penulis yang berpihak bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan
ekonomi yang anomali
2. Paragraf 2 dan 3 merupakan fakta-fakta yang diungkapkan penulis dalam menjelaskan topik yang dibahas.
3, paragraf penutup adalah penegasan penulis akan pendapatnya yang disampaikan pada paragraf pertama.
Adapun ciri-ciri bahasa eksposisi yang terdapat dalam teks tersebut adalah:
1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku
2. Menggunakan pronomina saya dan kita
3. Banyak menggunakan konjungsi seperti lalu dan oleh sebab itu.
Perhatikan
Perhatikan!
(1) Sampah tergolong dalam kategori barang yang tidak disukai banyak orang. (2) Selain sampah dapat
mencemari lingkungan, sampah juga dapat menimbulkan beberapa penyakit. (3) Namun, tahukah kalian kalau
ternyata sampah dapat memberikan keuntungan yang sangat besar? (4) Jika diolah dengan baik ,sampah akan
berubah menjadi barang yang bermanfaat. (5) Dengan demikian, sampah tidak akan tergolong barang yang
dijauhi lagi. (6) Malahan sebaliknya, sampah dapat meraup rupiah yang sangat besar.
Marilah kita bahas struktur teks di atas. Struktur teks di atas terdiri dari pembukaan, isi, dan penegasan ulang.
Kalimat (1) merupakan pembukaan paragraf karena berisi tentang pengenalan terhadap isi paragraf. Ketika
membaca kalimat 1, pembaca tahu kalau paragraf tersebut akan membahas tentang sampah. Kalimat 2, 3, dan
4 merupakan isi paragraf. Ketiga kalimat tersebut berisi penjelasan tentang sampah. Kalimat berupa penegasan
ulang terdapat pada kalimat 5 dan 6. Kalimat tersebut menegaskan kembali tentang kalimat 1.
Untuk dapat menulis paragraf eksposisi yang baik, ada lima langkah yang harus kalian ikuti. Pertama, tentukan
topik terlebih dahulu. Kedua, tentukan tujuan yang akan dicapai. Ketiga, pilih data yang sesuai dengan topik.
Keempat, buatlah kerangka sesuai dengan topik. Kelima, perluas kerangka menjadi karangan.
Poin Penting
Pedoman yang dipakai dalam menyunting teks eksposisi berdasarkan struktur isinya adalah keterpaduan
kalimat dalam setiap paragraf .Teks eksposisi harus memiliki tesis, penjelasan, dan penegas ulang dengan baik
dan benar.
Tujuan
Siswa dapat menyunting sebuah teks eksposisi baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan
Sebelumnya, kita belajar menyunting teks eksposisi dari segi struktur isi teks eksposisi saja. Sekarang kita
akan belajar menyunting teks eksposisi dari segi struktur dan bahasa teks eksposisi.
Proses menyunting bisa diartikan sebagai proses memperbaiki tulisan. Dalam hal ini, teks yang akan diperbaiki
atau disunting adalah teks eksposisi. Setelah kalian membuat sebuah teks eksposisi, kalian tentu harus
melakukan penyuntingan terhadap tulisan tersebut. Tujuannya adalah untuk menyempurnakan tulisan tersebut.
Penyuntingan teks eksposisi ini harus dilakukan dengan melihat apakah teks eksposisi tersebut sudah sesuai
dengan struktur dan kaidah teks eksposisi atau belum. Dengan demikian, hal pertama yang harus dipahami
adalah struktur teks eksposisi. Seperti apa struktur dan kaidah teks eksposisi ini? Perhatikan materinya berikut
ini.
Struktur dari sebuah teks eksposisi mencakup:
Tesis/pernyataan umum
Di bagian ini penulis akan mengemukakan pernyataan umum atau pernyataan pembuka tentang sesuatu.
Contohnya : Pendidikan di Indonesia rasanya sudah semakin mengkhawatirkan.
Penjelasan
Di bagian ini penulis akan membeberkan berbagai keterangan yang berupa fakta atau data sebagai pembahasan
lanjutan dari pembahasan umum tadi. Contoh Masalah bangunan sekolah yang roboh salah satu contoh bukti
nyata masalah pendidikan di Indonesia.
Penegasan pendapat atau simpulan
Di bagian ini, penulis mengulas data-data yang dapat menguatkan pendapatnya. Penguatan ini ditunjang oleh
fakta-fakta yang mendukung. Contohnya, Dengan kondisi pendidikan yang seperti ini, tak heran jika mutu
pendidikan juga menjadi semakin menurun dari tahun ke tahun.
Penyuntingan juga dilakukan dalam hal ejaan dan tata bahasa sebagai berikut.
Penggunaan kata baku. Kata baku harus digunakan dalam penulisan teks apapun, termasuk teks eksposisi.
Kata baku merupakan kata bahasa Indonesia yang resmi dan sesuai dengan ketetapan bahasa Indonesia.
Contohnya, kualitas, standar, sistem, dan sebagainya, napas, dan sebagainya.
Penggunaan tanda baca. Penggunaan tanda baca juga harus diperhatikan seperti tanda titik (.), koma (,), titik
koma (;), penggunaan huruf kapital, dan sebagainya.
Keterpaduan paragraf. Keterpaduan paragraf diperlukan agar tulisan menjadi runtut dan mudah dipahami.
Paragraf yang padu harus memiliki setidaknya 2 kriteria yaitu memiliki satu ide pokok dan beberapa pikiran
penjelas, dan adanya tautan/koherensi antarkalimatnya. Agar terjadi keterpaduan antarparagraf, penulis
biasanya menggunakan kata hubung/konjungsi antarparagraf seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
dan sebagainya.
Keefektifan kalimat. Kalimat yang digunakan juga diusahakan seefektif mungkin. Misalnya, kalimat
Masakan ibu sudah matang lebih efektif dibanding Masakan yang dimasak ibu sudah matang.
Dalam sebuah teks eksposisi penulis juga biasanya mengemukakan pendapat atau argumentasinya yang
bersifat satu sisi. Artinya, penulis bisa mendukung atau setuju akan sesuatu yang dijelaskan dalam informasi
tersebut atau malah menolaknya. Penulis akan mengemukakan pendapatnya ini dengan menggunakan
Perhatikan!
Penyuntingan sendiri dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
Membaca teks secara keseluruhan
Menandai kata atau kalimat yang tidak sesuai.
Memeriksa keterpaduan paragraf yang satu dengan paragraf lainnya.
Melakukan perbaikan dengan mengubah atau mengganti kata, kalimat, atau paragraf yang tidak sesuai.
Poin Penting
Struktur teks eksposisi mencakup tesis atau pernyataan umum, keterangan atau pembahasan lanjutan, dan
kesimpulan yang berisi penegasan pendapat.
Kaidah kebahasaan diperlukan dalam proses penyuntingan teks eksposisi.
Argumentasi satu sisi adalah keberpihakan penulis dalam tulisannya. Mendukung atau setuju atau menolak.
Langkah-langkah menyunting teks eksposisi antara lain:
1. Membaca teks eksposisi secara keseluruhan
2. Menandai bagian yang tidak sesuai
3. Memperbaiki teks eksposisi dengan mengubah atau mengganti bagian yang tidak sesuai.
Teks eksposisi selain ada dalam bentuk tulisan juga sering digunakan dalam bentuk lisan. Jika kalian
mendengarkan penjelasan tentang cara untuk menyelamatkan diri saat gempa atau banjir misalnya. Pembicara
tentu akan memaparkan secara gamblang bagaimana cara untuk menyelamatkan diri. Hanya saja bentuknya
lisan. Contoh eksposisi secara lisan lainnya adalah ketika guru menjelaskan sebuah materi atau informasi.
Poin Penting
Teks eksposisi merupakan teks yang memaparkan sesuatu.
Ciri teks eksposisi antara lain objektif, runtut, memaparkan, dan ilmiah.
Struktur teks eksposisi antara lain pernyataan pembuka atau pendapat, keterangan atau pembahasan lanjutan,
serta kesimpulan atau saran.
Perhatikan teks!
Setiap wanita tentu ingin memiliki kulit yang halus dan lembut. Ada banyak cara yang dilakukan untuk
memiliki kulit yang halus. Misalnya saja dengan melakukan perawatan secara rutin di salon kecantikan.
Perawatan ini tentu akan memakan biaya yang cukup banyak.
Tapi, tahukah Anda bahwa ada cara alami untuk membuat kulit menjadi halus dan lembut? Cara alami untuk
menghaluskan kulit yaitu dengan membuat masker kulit dari bahan-bahan alami seperti alpukat atau jambu
biji. Alpukat dan jambu biji termasuk buah-buahan yang banyak dimanfaatkan. Selain untuk kesehatan, kedua
buah ini juga memiliki manfaat untuk kecantikan. Salah satu manfaatnya adalah untuk menghaluskan kulit.
Kandungan vitamin C pada jambu biji dipercaya bisa membuat kulit menjadi tampak lebih cerah, sedangkan
biji pada jambu biji bisa dijadikan sebagai scrub alami untuk mengangkat sel kulit mati. Dengan terangkatnya
sel kulit mati, kulit akan menjadi lebih halus. Belum lagi kandungan antioksidan yang bisa menunda penuaan
dini pada kulit. Lalu bagaimana dengan alpukat? Alpukat mengandung banyak vitamin E yang sangat bagus
untuk kesehatan kulit. Alpukat juga mengandung minyak esensial yang dapat melembabkan kulit. Dengan
penggunaan yang teratur, akan diperoleh kulit yang halus dan lembut.
Memiliki kulit yang halus dan cantik memang tidak perlu dengan cara yang mahal. Buktinya, dengan cara
yang mudah dan murah seseorang tetap bisa memiliki kulit yang halus dan lembut.
Poin Penting
Mengabstraksi teks adalah suatu proses penulisan kembali teks secara umum.
Langkah-langkah mengabstraksi, antara lain:
1. Membaca teks eksposisi
2. Menentukan ide pokok
3. Menentukan kalimat utama
4. Menentukan kata kunci
5. Membuat kalimat berdasarkan kata kunci
6. Menyusun teks menjadi sebuah abstraksi
sesuatunya termasuk undang-undang IT. Undang-undang IT inilah yang mengatur masalah-masalah yang
berkaitan dengan sistem informasi. Salah satunya yang berhubungan dengan internet.
Salah satu kasus yang kini sedang marak terjadi adalah kasus FS yang mengemukakan kemarahan di akun
facebook miliknya. Dalam akunnya tersebut, FS memaki masyarakat Yogya sehingga menimbulkan kemarahan
masyarakat Yogya. Hal ini juga membuat mahasiswa S2 fakultas hukum ini terjerat hukum dan harus
menjalani persidangan kode etik di kampusnya, UGM.
Oleh karena itu, bijaklah dalam menggunakan media sosial seperti facebook. Jika tidak, mungkin Anda bisa
mengalami apa yang kini dialami FS.
Poin Penting
Evaluasi teks eksposisi dilakukan dengan mengevaluasi struktur dan isi dan bahasa dalam teks eksposisi.
Sebelumnya, kita sudah bisa mengevaluasi struktur isi dan bahasa teks eksposisi. Pada topik ini kalian akan
mempelajari bagaimana sebuah teks eksposisi dikonversi menjadi sebuah teks monolog.
Definisi Singkat Teks Eksposisi dan Teks Monolog
Teks eksposisi merupakan sebuah teks yang berisi tentang informasi yang bermanfaat untuk pembaca dengan
mengetengahkan pendapat pribadi penulis. Teks eksposisi sendiri terdiri dari tiga struktur pendukungnya. Di
antaranya sebagai berikut.
1. Tesis atau pernyataan pendapat. Isi pada bagian ini adalah pendapat dari penulis mengenai sebuah
permasalahan berdasarkan fakta yang ada.
2. Argumentasi. Argumentasi dalam hal ini berisi berbagai jenis fakta yang mendukung pendapat atau prediksi
dari penulis.
3. Adanya penegasan ulang dari pendapat yang sudah dikemukakan. Penegasan ulang ini berada di paragraf
terakhir yang merupakan penguatan terhadap argumentasi yang sudah disampaikan.
Teks eksposisi merupakan jenis teks yang menggunakan konjungsi seperti pada kenyataannya, pronomina
seperti saya, kita, dan argumentasi satu sisi apakah argumentasi yang menolak atau argumentasi yang
mendukung.
Sedangkan teks monolog merupakan sebuah teks drama atau seni peran yang dalam penyajiannya akan
dibawakan hanya oleh satu pemeran saja di atas panggung. Teks monolog bisa diciptakan secara langsung,
berdasarkan novel atau cerpen, juga bisa berasal dari konversi teks lain seperti teks eksposisi.
Langkah-Langkah Konversi Teks Eksposisi Menjadi Teks Monolog
Untuk membuatkan konversi teks eksposisi menjadi teks monolog, ada langkah-langkah yang perlu
diperhatikan. Langkah-langkah tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Memilih teks eksposisi.
2. Pilihlah teks yang menarik dan padat. Teks eksposisi yang menarik akan memberikan ruang pada penulis
untuk mengekspresikan diri saat melakukan konversi menjadi teks monolog.
3. Setelah memilih teks eksposisi, ubahlah isi teks menjadi sebuah teks monolog.
4. Teks monolog hasil konversi akan menarik jika penulis bisa mengolah kata sebaik mungkin.
5. Teks monolog selesai dan siap untuk dipentaskan.
Perhatikan!
Contoh Konversi Teks Eksposisi Menjadi Teks Monolog
Contoh teks eksposisi.
Membuka Usaha, Mari!
Memutuskan untuk membuka sebuah usaha sendiri merupakan sebuah pilihan yang bisa dikatakan tidak
mudah. Tidak semua orang memiliki ketertarikan atau bahkan keberanian untuk membuka sebuah usaha. Akan
tetapi, di era globalisasi ini, kita dituntut untuk lebih kreatif dan lebih maju baik dari segi pendidikan maupun
dari segi ekonomi. Salah satu cara untuk meningkatkan taraf ekonomi adalah dengan mulai membuka usaha
sendiri.
Dunia industri kreatif saat ini sedang mendapatkan perhatian lebih. Semakin banyak orang mulai tertarik
dengan dunia usaha. Ditambah lagi dengan semakin terbukanya dunia luar, dalam arti batas ruang dan waktu
antara satu negara dengan negara lainnya semakin menipis. Di era globalisasi ini, pengaruh asing semakin kuat
masuk ke dalam negeri. Salah satunya adalah pengaruh dalam bidang ekonomi. Masyarakat negeri ini sudah
seharusnya mempersiapkan diri menghadapi pasar bebas yang semakin dekat.
Salah satu cara untuk menghadapi pasar bebas di era globalisasi ini adalah dengan memiliki sebuah usaha
walaupun kecil tetapi kuat. Membangun usaha memang tidak mudah, akan tetapi membangun sebuah usaha
akan memberikan kekuatan kepada seseorang untuk tidak terus-menerus bergantung pada gaji dari perusahaan.
Seorang pengusaha juga bisa ikut serta dalam persaingan pasar bebas. Selain itu, pengusaha juga memiliki
kesempatan untuk membuat produk buatannya dikenal dan dibeli oleh konsumen asing.
Membuka sebuah usaha tidak hanya untuk kepentingan pribadi. Ketika usaha yang dibangun semakin besar,
maka akan membutuhkan karyawan untuk menjalankan usaha tersebut. Perekrutan karyawan ini akan
membantu mengurangi tingkat pengangguran di negeri ini. Akan lebih baik jika mengutamakan perekrutan
karyawan dari masyarakat sekitar tempat usaha. Hal tersebut juga akan meningkatkan taraf ekonomi
masyarakat setempat serta mengurangi tingkat pengangguran di lingkungan masyarakat tersebut. Membuka
sebuah usaha selain menciptakan sebuah produk baru, menabung untuk masa depan, juga bisa membantu
orang lain yang memang sedang membutuhkan pekerjaan.
Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat yang berpikiran maju dan kreatif, tidak ada salahnya mulai untuk
melirik dan membuka sebuah usaha. Kegigihan, kejujuran, serta pengetahuan yang luas mengenai dunia usaha
bisa menjadi modal besar bagi seseorang untuk maju. Tentunya masalah modal berupa uang pun tidak bisa
dikesampingkan, akan tetapi modal lain seperti tekad, keinginan, kreativitas, dan kejujuran juga penting untuk
dimiliki.
Contoh teks monolog hasil konversi teks eksposisi.
Membuka Usaha, Mari!
Seorang laki-laki muda tengah duduk di depan teras. Di sampingnya ada secangkir teh hitam, sepiring pisang
goreng, dan koran. Ia duduk bersila, mereguk teh hitam dalam cangkir, kemudian memandang ke depan.
Aaaah... apa harus terus hidup seperti ini. Ketika hari libur seperti ini tiba, aku hanya duduk-duduk santai
tidak jelas di depan teras sambil ditemani air kopi hitam pahit dan pisang goreng saja. Ada libur dua hari.
Laki-laki muda itu mengubah posisi duduknya, agak menyamping. Aaah... aku mungkin tidak bisa selamanya
bekerja di sana. Gajinya pun hanya cukup untuk sehari-hari saja. Laki-laki itu mulai melirik koran di
sampingnya, kemudian ia mengambil koran tersebut dan membaca sebuah artikel yang terpampang di halaman
paling depan.
ERA PASAR BEBAS, SIAPKAH ANDA? Hmmmm.... hmmm... hmmm.. sang laki-laki terus membaca
artikel tersebut sampai habis.
Wah, pasar bebas memang sudah mulai terasa sekarang, bagaimana tahun 2015 nanti? Wah wah, apa aku akan
terus seperti ini? Ah iya, kawanku semasa sekolah dulu sekarang sudah mempunyai usaha kreasi rotan dan
bahkan penjualannya sudah sampai ke luar negeri. Apa aku membuat usaha saja? Kebetulan aku punya
tabungan yang... (berpikir) aku rasa cukup untuk modal awal. Aku juga punya keahlian di bidang kreasi rotan.
Mungkin aku tidak akan membuat kreasi rotan biasa, tetapi yang lebih unik lagi. Selain itu, bukankah warga di
sekitar rumahku juga ada yang belum bekerja. Ya, ya aku bisa mengajak mereka untuk membuka sebuah usaha
kreasi rotan. Kreasi rotan khas Indonesia. Aaah, baiklah. Aku harus bisa menjadi seseorang yang siap bersaing
di era pasar bebas ini dan mengenalkan kreasi rotan indah dari Indonesia. Aku juga bisa mengajak mereka
yang menganggur untuk bekerja.
Kemudian sang laki-laki berdiri, melipat koran di tangannya. Ya! Sudah aku putuskan, aku akan mulai
membuka sebuah usaha kreasi rotan khas Indonesia! Semangat! Sang laki-laki kemudian mengambil cangkir
kopi dan piring pisang goreng, lalu masuk ke dalam rumahnya.
Perhatikan
Contoh Konversi Teks Eksposisi Menjadi Teks Drama Pendek
Contoh teks eksposisi
Kondisi Memprihatinkan Sekolah Dasar X Pendidikan merupakan hal yang penting untuk ditempuh oleh
seseorang. Terutama untuk anak-anak dengan rentang usia 5 sampai 18 tahun. Pendidikan menjadi salah satu
modal untuk anak-anak bangsa bisa berkarya dan memajukan bangsanya. Akan tetapi pada kenyataannya,
peningkatan fasilitas sekolah tersebut tidak merata di seluruh daerah. Ada sebuah sekolah dasar di daerah X
yang ternyata bangunan sekolahnya sudah hampir rubuh. Para siswa pun harus menerima kondisi lantai
sekolah yang sudah rusak dan juga bangku serta meja yang sebenarnya sudah tidak begitu layak untuk
digunakan. Sekolah dasar X tersebut seolah tidak tersentuh oleh bantuan dana dari pemerintah. Selain fasilitas
bangunan sekolah yang mengkhawatirkan, ketersediaan tenaga pengajar pun ternyata sedikit. Sebaiknya setiap
tingkatan kelas memiliki minimal satu pengajar, di sekolah ini hanya terdapat dua pengajar saja yang harus
pintar-pintar membagi waktu mereka untuk bisa mengajar di enam tingkatan kelas. Kedua pengajar tersebut
pun merupakan pengajar yang sudah lama mengabdi di sekolah tersebut. Salah satu pengajar ternyata adalah
kepala sekolah. Bisa disimpulkan bahwa sekolah X tersebut hanya memiliki satu pengajar saja.
Sang kepala sekolah sebenarnya sudah mengusahakan semaksimal mungkin untuk perbaikan fasilitas sekolah
dan juga tambahan tenaga pengajar di sekolahnya. Akan tetapi, usahanya selalu menemui jalan buntu. Untuk
masalah dana perbaikan sekolah, ia pada akhirnya hanya menerima janji-janji tanpa bukti cairnya dana
perbaikan sekolah.
Melihat situasi yang terjadi pada situasi sekolah X tersebut, masihkah kita merasa bahwa kemajuan pendidikan
bangsa ini sudah merata? Saya yakin bahwa kondisi menyedihkan dari sebuah sekolah negeri tidak hanya
terjadi pada sekolah X ini saja, masih ada banyak sekolah-sekolah lainnya yang berada pada kondisi
mengkhawatirkan tetapi seolah tidak terlihat sama sekali. Tidak ada bantuan dana sedikit pun yang mengalir.
Kondisi memprihatinkan ini memang harus segera ditangani dengan baik. Bila tidak, kita tidak akan tahu apa
yang akan terjadi selanjutnya pada sekolah seperti sekolah dasar X tersebut di kemudian hari.
Contoh teks drama pendek dari konversi teks eksposisi di atas
Lokasi berada di sebuah sekolah dasar dengan fasilitas sekolah yang memprihatinkan.
Ibu kepala sekolah : Beginilah Pak kondisi sekolah kami.
Bapak paruh baya : Sudah berapa lama ini berlangsung, Bu?
Ibu kepala sekolah : Sudah hampir sepuluh tahun.
Bapak paruh baya : Sepuluh tahun? Apa Ibu sudah meminta bantuan dari pihak tertentu?
Ibu kepala sekolah : Saya sudah berusaha Pak. Sudah cukup sering juga saya bolak-balik. Tapi apa daya, saya
hanya menerima janji ini dan janji itu saja.
Bapak paruh baya : Jadi selama sepuluh tahun ini tidak ada dana untuk perbaikan sekolah?
Ibu kepala sekolah : Tidak ada Pak. Hanya kebaikan hati para orang tua dengan kemampuan terbatas saja.
Sekolah ini sedikit demi sediki diperbaiki, walau pada akhirnya tetap kembali rusak.
Bapak paruh baya : Ooo... (mengangguk-anggukan kepala)
Ibu kepala sekolah : Kami juga kekurangan tenaga pengajar Pak. Hanya ada saya dan Pak Karto yang
mengajar anak-anak mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.
Bapak paruh baya : Mengapa bisa seperti itu, Bu?, Apa harapan ibu untuk masa depan sekolah ini?
Mungkin saya bisa sedikit membantu dengan menyebarkan informasi kondisi sekolah ini.
Ibu kepala sekolah : Saya hanya berharap ada pihak yang terketuk hatinya untuk membantu sekolah ini.
Minimal untuk memperbaiki bangunan sekolahnya dulu. Supaya anak-anak nyaman belajarnya."
*mobil *mewah
3. Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkar yang tepat untuk nomina adalah bukan
Contoh:
Ini bukan batu, melainkan kayu.
4. Nomina berpotensi didahului dengan kata depan di, pada, atau dari.
Contoh:
di rumah
pada tanggal
dari kertas
Jenis-Jenis Nomina
1. Nomina Dasar
Nomina dasar adalah kata benda yang dasar katanya sudah menunjukkan sebuah benda. Nomina jenis ini
tidak bisa diuraikan lagi ke dalam bentuk lain.
Contoh:
rumah
meja
bunga
awan
2. Nomina Turunan
Nomina turunan adalah kata benda yang merupakan hasil pemberian imbuhan (afiksasi).
Contoh:
PRONOMINA
Pronomina atau yang lebih dikenal dengan kata ganti merupakan kata yang dipakai untuk mengacu kepada
nomina lain. Dilihat dari fungsinya, pronomina biasanya menempati posisi yang diisi oleh nomina.
Jenis-Jenis Pronomina
A. Pronomina Persona (Kata Ganti Orang)
Pronomina persona adalah kata ganti yang dipakai untuk mengacu kepada orang. Ada tiga jenis promonima
persona, yaitu sebagai berikut.
1. Pronomina Orang Pertama
Promonima orang pertama adalah kata ganti yang mengacu kepada diri sendiri atau pihak yang sedang
berbicara.
Contoh:
mereka (jamak)
B. Pronomina Penunjuk
Pronomina penunjuk merupakan kata ganti yang mengacu kepada nomina yang bukan orang. Pronomina
ini bisa merujuk kepada benda, konsep, atau pengertian. Ada dua jenis pronomina penunjuk, yaitu sebagai
berikut.
1. Pronomina Penunjuk Umum
Pronomina penunjuk umum yang terdapat dalam bahasa Indonesia adalah kata ini *dan *itu. Kata ini
*mengacu pada acuan yang yang dekat dengan pembicara atau pada informasi yang akan disampaikan.
Untuk acuan yang jauh dari pembicara atau informasi yang sudah disampaikan, kata ganti yang digunakan
adalah kata *itu.
2. Pronomina Penunjuk Tempat
Pronomina penunjuk tempat yang terdapat dalam bahasa Indonesia adalah kata sini, situ, dan sana. Kata
ganti penunjuk tempat digunakan untuk merujuk kepada letak/lokasi. Kata *sini *merujuk lokasi yang dekat
dengat dengan pembicara, kata *situ *merujuk kepada lokasi yang agak jauh, sedangkan *sana *merujuk
kepada lokasi yang jauh.
C. Pronomina Penanya
Pronomina penanya adalah kata ganti yang dipakai sebagai penanda pertanyaan. Ada tiga bentuk
pronomina penanya secara umum. Pertama, pronomina penanya orang, yaitu siapa. Kedua, pronomina
penanya barang, yaitu apa. Ketiga, pronomina penanya pilihan, yaitu mana.
Poin Penting
Nomina atau yang lebih dikenal dengan kata benda adalah kata yang megacu kepada benda, manusia,
konsep, atau pengertian.
Pronomina atau yang lebih dikenal dengan kata ganti merupakan kata yang dipakai untuk mengacu
kepada nomina lain.
baik
jahat
pandai
indah
cantik
2. Adjektiva Turunan
Adjektiva turunan adalah kata sifat yang memiliki imbuhan atau berupa kata ulang.
Contoh :
terhormat
kekanak-kanakan
ilmiah
mencekam
NUMERALIA
Numeralia adalah kata yang menunjukkan bilangan, kuantitas, jumlah, atau urutan yang mengacu kepada
nomina (kata benda).
** Jenis-Jenis Numeralia**
1. Numeralia (Kata Bilangan) Utama
Numeralia utama adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah benda. Kata bilangan ini merupakan
bentuk dasar bagi pembentukan kata bilangan jenis lain. Contohnya satu, dua, tiga, dan empat.
2. Numeralia (Kata Bilangan) Tingkat
Numeralia tingkat adalah kata bilangan yang menjelaskan urutan atau tingkatan. Contoh pertama, kedua,
ketiga, dan terakhir.
3. Numeralia (Kata Bilangan) Kumpulan
Numeralia kumpulan adalah kata bilangan yang menjelaskan suatu himpunan. Secara sepintas, kata
bilangan ini memiliki kesamaan dengan kata bilangan urutan. Namun, perbedaannya dapat terlihat dari konteks
kalimatnya. Contoh : *Kelima *buku itu milik saya.
4. Numeralia (Kata Bilangan) Tidak Tentu
tidak tentu dalah kata bilangan yang menjelaskan jumlah barang dalam satu himpunan yang tidak tentu.
Contoh beberapa *dan *semua
Poin Penting
Adjektiva atau yang sering dikenal dengan kata sifat adalah kata yang digunakan untuk menjelaskan
atau mengungkapkan sifat/keadaan makhluk hidup ataupun benda mati.
Numeralia adalah kata yang menunjukkan bilangan, kuantitas, jumlah, atau urutan yang mengacu
kepada nomina (kata benda).