Anda di halaman 1dari 27

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

CHECK LIST KEMAJUAN PENYUSUNAN RAD PROVINSI


OUTLINE

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
1.1.1 Gambaran umum wilayah
a. Data wilayah administratif (Tabel Luas wilayah, Jumlah Penduduk dan Proyeksi Penduduk sampai tahun 2019) dan
Peta Administrasi Provinsi
b. Data Penggunaan Lahan (Tabel luas dan Peta skala Provinsi)
c. Peta Rencana Pola Ruang Provinsi dan deskripsi singkat
d. Peta Struktur Ruang Provinsi dan deskripsi singkat
e. Peta Kawasan Strategis Provinsi dan deskripsi singkat
1.1.2 Penyediaan Air Minum
a. Data Jumlah Penduduk Terlayani Sistem Perpipaan dan Non Perpipaan & Total Jumlah Penduduk Terlayani AirMinum
(dalam jiwa & %)
b. Data Capaian Pelayanan Air Minum (data terbaru atau 2-3 tahun terakhir untuk melihat peningkatannya)
c. Data Pelayanan PDAM Kabupaten/Kota (cakupan pelayanan (%), kapasitas terpasang, kapasitasproduksi, kapasitas
distribusi, kapasitas air terjual, kapasitas belum terpakat, tingkat kebocoran (%), jumlah SR, tarif air, biayaproduksi,
kondisi PDAM (sehat/tidak sehat))
d. Data Desa/Kelurahan Rawan Air
e. Rencana Pengembangan PDAM (jumlah dan lokasi pengembangan untuk mencari pelanggan potensial)
f. Data Realisasi Pembiayaan 3 Tahun Terakhir
1.1.3 Permukiman / Kawasan Kumuh
a. Data Luasan Kawasan Kumuh (berdasarkan SK kumuh Kab/Kota) dan Peta Kawasan Kumuh di Provinsi
b. Data Penanganan Kawasan Kumuh(luas, lokasi)
c. Deskripsi /Tabel Faktor Penyebab Kekumuhan di Kab/Kota
d. Data Pembiayaan untuk Penanganan Kawasan Kumuh 5 Tahun Terakhir.
1.1.4 Penyehatan Lingkungan dan Permukiman
A. Air limbah
a. Data Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik Tahun 2015 (sistem terpusat, sistem komunal, sistem setempat, total
jumlah pelayanan sanitasi layak (dalam jiwa dan %).
b. Data masing2 IPAL (bila ada) : nama IPAL, lokasi, tahun pembangunan, daerah pelayanan, kapasitas SR, kapasitas
IPAL, kapasitas belum terpakai,
c. Proyeksi Air Limbah sampai Tahun 2019 (untuk melihat kebutuhan berdasarkan pertumbuhan penduduk)
d. Rencana Pembangunan IPAL dan readiness criterianya
e. Data Pembiayaan untuk penanganan air limbah selama 5 tahun terakhir
B. Sampah
a. Data Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan Tahun 2015 (terlayani 3R, terlayani TPA, total terlayani sistem
dalam jiwa dan %)
b. Data TPA (luas, sampah terkelola (m3/hari), cakupan pelayanan (jiwa), sistem (sanitary landfill), tahun operasi, dll)
c. data Kondisi Pelayanan TPST 3R (nama dan lokasi IPST, kapasitas pelayanan (m3/hari), cakupan pelayanan (KK dan
jiwa), tahun operasional)
d. Proyeksi Timbulan Sampah, kondisi peralatan, penyediaan alat angkut dsb
e. Rencana Pembangunan TPS 3R/ TPST sampai 2019 (untuk melihat kebutuhan berdasarkan pertumbuhan penduduk )
f. Rencana Pembangunan TPA menggunakan control and sanitary landfill/open dumping sampai 2019, termasuk
readiness criterianya
g. Data Pembiayaan untuk pengelolaan sampah selama 5 tahun terakhir
1.2 Potensi dan Permasalahan
1

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

OUTLINE

a. Potensi PenyediaanAir Minum (sekurang-kurangnya meliputi Sumber Air Baku Eksisting yang Masih Bisa
Dikembangkan (potensi debit, debit yang sudah dimanfaatkan, sisa dalam l/dt), Peta Lokasi Potensi Sumber Air
Baku)
b. Permasalahan PenyediaanAir Minum (sekurang-kurangnya meliputi kapasitas pelayanan,kapasitas PDAM,
kapasitas sumber daya air, daerah rawan kekeringan, sumber pencemaran air)
c. Potensi Penanganan Kawasan Kumuh (sekurang-kurangnya meliputi adanya/pelaksanaan rencana penanganan
kawasan kumuh)
d. Permasalahan Penanganan Kawasan Kumuh (sekurang-kurangnya meliputi gambaran keterbatasan terhadap
akses sanitasi dan air minum, kondisi/kepadatan bangunan, kondisi jalan, jaringan drainase).
e. Potensi Penyediaan Sanitasi(sekurang-kurangnya meliputi adanya/pelaksanaan rencana peningkatan sanitasi)
f. Permasalahan Penyediaan Sanitasi (Air Limbah Domestik) (sekurang-kurangnya meliputi data dan peta wilayah
beresiko air limbah domestik, data & peta wilayah beresiko persampahan)
g. Potensi dan Permasalahan(dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya), dapat dibuat
dalam tabel untuk tiap kab/kota dan untuk tiap sektor
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1
VisiuntukBidang CK terkait 100-0-100 (sesuai dengan Renstra CK, Renstra Kementerian PUPR dan RPJMD
Provinsi)
2.2 Misi ( upaya-upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi)
2.3 Tujuan dan Sasaran StrategisBidang CK terkait 100-0-100 (tujuan : penjabaran lebih terperinci dari visi; sasaran
strategis : penjabaran dari tujuan yang telah dilengkapi dengan ukuran kinerja. Sasaran strategis diarahkan pada
pencapaian gerakan nasional 100-0-100)
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional (sekurang-kurangnya meliputi uraian RPJMN, RTRWN yang terkait
dengan pengembangan infrastruktur permukiman, Rentra PUPR dan Cipta Karya yang terkait dengan gerakan
menuju 100-0-100)
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Cipta Karya di Provinsi (RPJMD, RTRWP, Rencana
Strategis SKPD terkait). Amanat RPJMD Provinsi bidang Cipta Karya yang bersifat strategis untuk mendukung
pencapaian Gerakan 100-0-100 kepada SKPD terkait)
3.3 Arah Pengembangan Kabupaten/Kota(sekurang-kurangnya meliputi (RTRW Kab/Kota bagian Kawasan Strategis
Kab/Kota, Rencana Pembangunan Infrastruktur terkait pencapaian Gerakan 100-0-100)
3.4 Kerangka Regulasi (rencana penyusunan regulasi dalam mencapai sasaran strategis). Penyusunan kerangka
regulasi didasarkan atas hasil identifikasi permasalahan yang membutuhkan regulasi dalam mencapai sasaran
strategis (dalam RPJMD Prov/kab/kota) seperti:
Jenis regulasi yang dibutuhkan, instansi penanggung jawab, dan target penyelesaian
3.5

Kerangka Kelembagaan, memuat penjelasan mengenai kebutuhan lembaga apa saya yang perlu di perkuat/di
restrukturisasi/di tingkatkan/kerjasama antar lembaga untuk menuju pencapaian sasaran strategis, seperti
penguatan :
(i) Pokja di lingkup Cipta Karya,
(ii) Struktur organisasi SKPD terkait Bidang Cipta Karya, misalnya : Bappeda dan Dinas PU dalam penanganan PLP
atau AM
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKAPENDANAAN
4.1 Target Kinerja, paparan rencana kinerja pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, berupa:
4.1.1 Target Kinerja Penyediaan Air Minum
a. Indikator Sasaran Strategis meliputi cakupan pelayanan air minum (% terlayani tahun 2019)
b. Indikator Kinerja Program (SR yang terlayani)
c. Indikator Kinerja Kegiatan Provinsi meliputi cakupan pelayanan per jiwa (% penduduk)
2

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

OUTLINE

4.1.2 Target Kinerja Penyediaan Sanitasi


a. Indikator Sasaran Strategis meliputi sasaran penyediaan sanitasi (% terlayani tahun 2019)
b. Indikator Kinerja Program meliputi penambahan cakupan pelayanan sanitasi (% pengurangan sampah
perkotaan, pengoperasian TPA regional, % penduduk terlayani sistem air limbah)
c. Indikator Kinerja Kegiatan meliputi cakupan pelayanan per jiwa (% penduduk))
4.1.3 Target Kinerja Penanganan Kawasan Kumuh 0% Tahun 2019
a. Indikator Sasaran Strategis meliputi sasaran luas kawasan kumuh perkotaan (% luas kumuh 2019)
b. Indikator Kinerja Program meliputi pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan (Ha)
c. Indikator Kinerja Kegiatan meliputi luasan penanganan permukiman kumuh perkotaan (Ha)
4.2 Kerangka Pendanaan Bidang CK terkait 100-0-100, memuat :
4.2.1 Perkembangan investasi pembangunan bidang CK selama 5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN
(termasuk DAK), APBD Provinsi, APBD Kab/kota (termasuk DDUB), sumber-sumber pendanaan lain seperti
masyarakat, swasta (CSR), PPP (KPS)
4.2.2 Kebutuhan pendanaan untuk mencapai Sasaran strategis menggunakann proyeksi sampai tahun 2019 yang
bersumber dari APBN (termasuk DAK), APBD Provinsi, APBD Kab/kota (termasuk DDUB), sumber-sumber
pendanaan alternatif seperti masyarakat, swasta (csr), PPP (KPS)
BAB V PENUTUP
Kesimpulan singkat mengenai dokumen Renstra Provinsi sebagai bentuk penguatan Renstra Ditjen CK dan memberikan
arahan substansi dalam penyusunan RPIJM Kab/Kota.
Penjelasan mengenai mekanisme evaluasi sebagai arahan pelaksanaan evaluasi tahunan terhadap capaian Renstra
Provinsi bidang Cipta Karya.

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Kondisi Umum
1.1.1

Gambaran Umum Wilayah


3

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Provinsi Gorontalo terletak antara 19 0 57 Lintang Utara dan 12123 125


14 Bujur Timur. Wilayah provinsi ini berbatasan langsung dengan dua provinsi
lain, diantaranya Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi
Utara di sebelah Timur. Sedangkan di sebelah Utara berhadapan langsung
dengan Laut Sulawesi dan di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini.Luas
Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah 12.435 km.
Apabila dibandingkan dengan wilayah Indonesia, luas wilayah provinsi ini hanya
sebesar 0,63 persen. Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 (lima) kabupaten dan 1
(satu) kota,
yaitu Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten
Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kota
Gorontalo. Kabupaten Pohuwato merupakan wilayah terluas di Provinsi Gorontalo
dengan luas area sebesar 35,83 persen, sedangkan Kota Gorontalo memiliki
wilayah terkecil di Provinsi Gorontalo sebesar 0,53 persen. Permukaan tanah di
Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan.
Oleh karenanya, provinsi ini mempunyai banyak gunung dengan ketinggian yang
berbeda-beda.Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan
gunung yang tertinggi di Provinsi Gorontalo.Sedangkan Gunung Litu-Litu yang
terletak di Kabupaten Gorontalo merupakan Gunung terendah.Disamping
memiliki banyak gunung, provinsi ini juga dilintasi banyak sungai. Sungai
terpanjang adalah Sungai Paguyaman yang terletakdi Kabupaten Boalemo
dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai
Bolontio dengan panjang aliran 5,3 km yang terletak di Kabupaten Gorontalo
Utara.

Gambar 1.1 Persentase Luas Wilayah menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Gorontalo, 2015

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Tabel 1.1 Luas Wilayah Provinsi Gorontalo menurut


Kabupaten/Kota, 2015

A.
Kondisi Kependudukan
5

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Berdasarkan
angka
proyeksi penduduk 2015, jumlah penduduk Provinsi
Gorontalo sebanyak 1.133.237 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 0,02
persen dari tahun 2014. Rasio jenis kelamin penduduk Provinsi Gorontalo sebesar
100,38 dengan jumlah laki-laki sebanyak 567.695 jiwa dan perempuan sebanyak
565.542 jiwa.

Tabel 1.2 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


.

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, 2016

Kepadatan penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2015 sebesar 91 jiwa/km2


dengan kepadatan terbesar berada di Kota Gorontalo sebesar 3.066 jiwa/km dan
kepadatan terkecil berada di Kabupaten Pohuwato sebesar 33 jiwa/km2.

Tabel 1.3 Kepadatann Penduduk

7
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, 2016

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Berdasarkan piramida penduduk, Provinsi Gorontalo kebanyakan dihuni oleh


penduduk berumur 0-24 tahun dengan rata-rata jumlahnya di atas 100.000 jiwa.
Jumlah
penduduk
terbanyak menurut kelompok umur dan status kawin
adalah pada umur 25-49 dengan presentasi laki laki sebesar 86,36 persen
dan perempuan sebesar 88,30 persen dari jumlah penduduk Provinsi Gorontalo.
Angka cerai hidup terbesar pada laki-laki berada pada kelompok umur 25-49
sebesar 2,39 persen dan pada
perempuan
berada
pada kelompok umur
50 tahun ke atassebesar 4,29 persen.
B. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk menggunakan teknik analisis bunga berganda sampai
dengan tahun 2020.Jumlah penduduk provinsi Gorontalo pada tahun 2019
sebanyak 1.214.670 jiwa. Selengkapnya dapat dilihat pada table berikut

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Tabel 1.4 Proyeksi Penduduk Provinsi Gorontalo


Kabupaten/Kota
(1)
1. Boalemo
2. Gorontalo
3. Pohuwato
4. Bone Bolango
5. Gorontalo Utara
6. Kota Gorontalo
Provinsi Gorontalo

TAHUN
2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

133,633

137,476

141,547

145,580

149,832

360,400

363,146

365,781

368,149

370,441

132,897

136,324

139,675

143,338

146,896

144,695

146,773

148,971

151,094

153,166

105,759

107,092

108,324

109,502

110,700

185,177

189,476

193,692

197,970

202,202

1,062,561

1,080,287

1,097,990

1,115,633

1,133,237

152,454

155,122

157,837

160,599

163,409

376,924

383,520

390,231

397,061

404,009

149,467

152,082

154,744

157,452

160,207

155,846

158,574

161,349

164,172

167,045

112,637

114,608

116,614

118,655

120,731

205,741

209,341

213,004

216,732

220,525

1,153,069

1,173,247

1,193,779

1,214,670

1,235,927

Sumber: Hasil Analisis, 2016

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Gambar 1.2 Peta Administrasi Provinsi Gorontalo

Sumber :RTRW Provinsi Gorontalo 2010-2030

10

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

C. Data Penggunaan Lahan


a. Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan. Sumber daya alam hutan dapat dibedakan berdasarkan
fungsinya yaitu ; hutan konservasi (HSA/KPA), hutan lindung (HL), hutan produksi
tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT). Adapun luas arealnya adalah sebagai
berikut : HSA/KPA seluas 196.345 Ha, HL seluas 203.026 Ha, HP seluas 90.518
Ha, HPT seluas 254.988 Ha, HK seluas 79.791 Ha, sehingga total luas sumber
daya alam hutan adalah 824.668 Ha, dengan luasan APL (areal penggunaan lain)
sebesar 391.304 Ha dan Tubuh Air sebesar 5.573 Ha. Hal ini dapat dlihat pada
tabel 1.5.

Tabel 1.5 Luas Kawasan Hutan dan APL


Luasa
n

Fungsi Kawasan (Ha)


N

Kabupate

o.

n/Kota

(Ha)
HSA/K

Tub
HL

HP

HPT

HK

24.19
1

13.12
7

17.7
83

41.04
5

2.37
7

Air
118.8 2.91 220.32
92
2
6

11.53
2

29.78
5

14.7
83

46.25
1

4.80
0

83.04
2

957

191.14
9

39.70
5

136.0
24

41.5
72

82.88
3

67.0
38

67.65
7

100
9

435.88
7

104.7
44

15.71
0

824

19.08
6

48.33
2

392

189.08
7

7.953

15.5
56

65.72
4

5.57
6

63.76
5

213

Gorontalo

16.17
3

174.95
9

Utara
Kota

427

9.619

90

10.136

79.
791

391.
304

5.5
73

1.221.
545

PA
1.

Kab.

2.

Gorontalo
Kab.

3.

Boalemo
Kab.

4.

Pohuwato
Kab. Bone

5.

Bolango
Kab.

6.

Total

Gorontalo
Total

196.3 203. 90. 254.


45
026 518 988
Sumber : BPKH Wilayah XV Gorontalo, Diolah

APL

uh

11

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

b. Kawasan Budidaya
Penetapan kawasan ini dititik beratkan pada usaha untuk memberikan arahan
pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumber daya
yang ada dengan memperhatikan optimasi pemanfaatannya. Adapun kawasan
budidaya yang telah dikembangkan di Provinsi Gorontalo sesuai dengan potensi
yang ada adalah sebagai berikut :
(1) Kawasan Budidaya Pertanian, mencakup:
Kawasan Pertanian Lahan Basah;
Sesuai angka tetap BPS, Luas panen padi sawah di Provinsi Gorontalo
tahun 2011 adalah 52.811 hektar yang terbagi dalam 2 kali musim tanam,
dengan total produksi 273.921 ton. Luas panen terbesar di dominasi oleh
wilayah di Kabupaten Gorontalo seluas 23.277 hektar, hal ini sesuai
dengan luasan wilayah fungsi pertanian lahan basah pada wilayah ini
terbesar di bandingkan wilayah kabupaten lain.

Kawasan Pertanian Lahan Kering;


Komoditi yang dibudidayakan dan mendominasi pertanian lahan kering
untuk wilayah Provinsi Gorontalo adalah komoditi jagung. Luas panen
jagung di Provinsi Gorontalo berdasarkan angka tetap BPS tahun 2011
adalah 135.754 hektar dengan total produksi 605.781 ton. Luas panen
terbesar berada di Kabupaten Pohuwato seluas 63.806 hektar.

Kawasan Perkebunan;
Berdasarkan data yang ada pada tahun 2011, hasil tanaman perkebunan
yang paling dominan adalah tanaman kelapa luas panen 68.248 hektar
dengan produksi sebesar 62.338 ton,kakao luas panen 12.483 hektar
dengan produksi sebesar 4.543 ton,cengkeh luas panen 8.280 hektar
dengan produksi sebesar 901 ton dan tebu luas panen 7,818 hektar
dengan produksi sebesar 29.926 ton.

Kawasan Hutan Produksi;


Luas hutan produksi Provinsi Gorontalo adalah 423.408 hektar yang terdiri
dari hutan produksi terbatas 251.097 hektar, hutan produksi tetap 89.879
hektar dan hutan produksi konversi 82.431 hektar. Produksi hasil hutan
masih memberikan andil yang cukup signifikan terhadap PDRB Provinsi
Gorontalo dengan kontribusi rata-rata sebesar 3,76 % pertahun. Pada
tahun 2011 jumlah produksi Kayu Gergajian mencapai 2.077,14 m3, dan
Non kayu dengan produksi 3.785,59 ton.
Produksi hasil hutan baik kayu dan non kayu sampai saat ini masih
dihasilkan lebih besar dari hutan alam dan diharapkan kedepan partisipasi
masyarakat dalam penanaman kayu-kayuan terus ditingkatkan pada lahan
milik masyarakat maupun perizinan yang diberikan kepada masyarakat
antara lain berupa IUPHHK HTR, Hutan Desa dan Hutan Kemasyarakatan.
Produksi kayu bulat (kayu log)
saat ini adalah 5.523.58 m3 dan
12

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

diperkirakan akan meningkat pada tahun 2012 hingga 2017 hal ini
disebabkan adanya Izin pemanfaatan kawasan hutan (IPKH) untuk
perkebunan kelapa sawit secara bertahap khususnya di Kabupaten
Pohuwato yang mengakibatkan adanya pemanfaatan hasil hutan baik
kayu maupun non kayu pada areal tersebut yang perlu diselamatkan
sebagai asset Negara berupa penerimaan Negara bukan pajak (PNBP)
berupa PSDH-DR dan GR.
(2) Kawasan Budidaya Bukan Pertanian, mencakup:
Kawasan Permukiman;
Kawasan permukiman adalah kawasan di luar kawasan lindung yang
diperlukan sebagailingkungan tempat tinggal atau tempat tinggal yang
berada di daerah perkotaan dan perdesaan.
Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk menyediakan tempat
permukiman yang sehat dan aman dari bencana alam serta memberikan
lingkungan yang sesuai untuk pengembangan masyarakat, dan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan. Pengembangan permukiman
sedapat mungkin tidak terlalu jauh dari tempat usaha dan pusat
pertumbuhan selama tidak mengakibatkan degradasi lingkungan.
Pengembangan
kawasan
permukiman
sejauh
mungkin
tidak
menggunakan daerah pertanian lahan basah atau lahan yang beririgasi.

Kawasan Industri;
Kawasan industri di Provinsi Gorontalo merupakan kawasan budidaya
peruntukan industri yang terletak di Kecamatan Anggrek Kab. Gorontalo
Utara untuk skala besar, untuk skala menengah terdapat di Kecamatan
Marisa Kab. Pohuwato dan untuk skala kecil tersebar di kabupaten/kota
lainnya, sebagaimana penetapan dalam dokumen RTRW Provinsi
Gorontalo.

Kawasan Pertambangan;
Berdasarkan izin usaha pertambangan yang diterbitkan oleh Pemda
Kab/Kota dan Provinsi terdiri atas 39 IUP dan 2 KK yang diterbitkan oleh
Pemerintah Pusat.
Perbandingan antara luas wilayah Provinsi Gorontalo (12.215,45 km2)
dengan jumlah luas wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebanyak
260.793,373 Ha.

Kawasan Pariwisata.
Dilihat dari sebaran potensi pariwisata, terdapat beberapa kawasan wisata
di Provinsi Gorontalo yang telah dikembangkan oleh pemerintah
kabupaten/kota. Beberapa kawasan wisata tersebut dapat dilihat pada
tabel

Tabel 1.6 Kawasan Pariwisata


13

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

No
.
1.

Kawasan
Wisata

Lokasi

Kab/Kota

Benteng Otanaha

Kota Gorontalo

Benteng Orange

Kab. Gorontalo

Wisata

Taman Laut Olele,

Utara
Kab. Bone Bolango

Bahari

Pantai Botutonuo
Pulau Saronde

Kab. Gorontalo

Pantai Lahilote
Pulau Bitila,

Utara
Kota Gorontalo
Kabupaten

Pantai Bolihutuo
Pentadio Resort

Boalemo/Pohuwato
Kab. Gorontalo

Air

Kab. Bone Bolango

budaya

2.

3.

Wisata
Rekreasi
Keluarga

Terjun/Pemandian
Air

Panas

Lombongo
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata

Kawasan Perikanan;
Pengembangan kawasan perikanan di Provinsi Gorontalo secara umum
adalah untuk mengembangkan zona/kawasan perikanan yang tersebar di
kabupaten/kota yang didukung dengan prasarana penunjangnya. Jumlah
RTP (Rumah Tangga Perikanan) di Proviinsi Gorontalo tahun 2011 sebanyak
18.137 atau meningkat 8,19% dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah
16.652. Kawasan budidaya perikanan juga mencakup kawasan budidaya
tambak yang berlokasi di pesisir selatan Kabupaten Pohuwato, Boalemo,
serta pesisir utara Kabupaten Gorontalo utara dengan jumlah luasan
potensi tambak sebesar 10.900 Ha. Hal ini dapat dilihat pada tabel

Tabel 1.7 Potensi Perikanan Budidaya Di Provinsi Gorontalo


Berdasarkan Komoditi Per Kab/Kota
Potensi Budidaya (Ha)
Air
Air
Air Laut
Ikan
Rump
Total
N
Kab/Kota
Taw Paya
ut
o.
ar
u
Laut
1. Kota Gorontalo
210
50
50
14

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

2.
3.
4.

Kab. Gorontalo
Kab. Boalemo
Kab. Pohuwato

5.

Kab. Bone
Bolango
Kab. Gorontalo
Utara
Total

6.

310
35
200
70 10.12
4
375
-

850
2.700
4.840

350
2.300
6.600

1.200
5.000
11.440

10

100

110

2.350

4.900

7.250

1.00 10.9 10.75 14.30


0
00
0
0
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, 2012

25.050

576

15

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Gambar 1.3 Peta Pola Ruang

16

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

1. Rencana pola ruang wilayah Provinsi Gorontalo terdiri atas :


Kawasan lindung nasional dan provinsi;
Kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis.
2. Rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait
dengan wilayah provinsi merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah
nasional, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi lindung maupun
budidaya yang bersifat strategis nasional, yang ditinjau dari berbagai sudut
pandang akan lebih berdaya guna dan berhasil untuk mendukung pencapaian
tujuan pembangunan nasional.
3. Rencana pola ruang wilayah provinsi merupakan gambaran pemanfaatan
ruang wilayah provinsi, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi
lindung maupun budidaya yang pengelolaannya memperhatikan pola
ruangdalam RTRW Nasional.

Rencana Pengembangan Kawasan Lindung di Wilayah Provinsi


17

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

1. Kawasan lindung nasional yaitu kawasan yang tidak diperkenankan dan atau
dibatasi pemanfaatan ruangnya dengan fungsi utama untuk melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan buatan.
a. Cagar Alam (CA) Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato;
b. Cagar Alam (CA) Panua di Kabupaten Pohuwato;
c. Taman Nasional (TN) Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bone Bolango;
d. Taman Nasional Promosi (TNP) Nantu Boliohuto di Kabupaten Gorontalo
Utara, Gorontalo dan Boalemo;
e. Kawasan Teluk Tomini
2. Kawasan lindung provinsi yaitu kawasan lindung yang secara ekologis
merupakan satu ekosistem yang terletak lebih dari satu wilayah
kabupaten/kota atau bernilai strategis provinsi pada beberapa kawasan
lindung.
a. Kawasan Hutan Lindung (HL) di kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara,
Bone Bolango, Boalemo, Pohuwato dan Kota Gorontalo;
b. Cagar Alam (CA) Mas Popaya Raja di Kabupaten Gorontalo Utara;
c. Cagar Alam (CA) Tangale di Kabupaten Gorontalo;
d. Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)Desa Olele di Kabupaten Bone
Bolango dan Pulau Mondull di Kabupaten Boalemo.

Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai


Strategis
1. Kawasan budidaya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait
dengan wilayah Provinsi Gorontalo;
a. Kawasan Andalan Gorontalo dengan sektor unggulan Pertanian,
Perkebunan, Perikanan dan Pertambangan;
b. Kawasan Andalan marisa dengan sektor unggulan Pertanian, Perkebunan
dan Perikanan;
c. Kawasan Andalanm Teluk Tomini dan sekitarnya dengan sektor unggulan
Perikanan dan Pariwisata.
2. Rencana pengembangan kawasan budidaya Provinsi Gorontalo;
a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi;
b. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat;
c. Kawasan peruntukan Pertanian;
d. Kawasan Peruntukan Perikanan;
e. Kawasan Peruntukan Pertambangan;
f. Kawasan Peruntukan Industri;
g. Kawasan Peruntukan Pariwisata;
h. Kawasan Peruntukan Permukiman;
i. Kawasan Peruntukan Lainnya.
3. Merupakan kawasan budidaya yang dipandang sangat penting bagi uapaya
pencapaian Visi Pembangunan Provinsi Gorontalo yaitu Gorontalo Maju dan
Mandiri;

18

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

4. Menurut
Peraturan
dan
Perundanga-Undangan,
perizinan
pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah
Gorontalo.

dan
/
Provinsi

19

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Gambar 1.4 Peta Struktur Ruang

20

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi terdiri atas :


Sistem perkotaan;
Sistem jaringan transportasi;
Sistem Jaringan energi;
Sistem pengelolaan Sumber Daya Air;
Sistem jaringan telekomunikasi;
Sistem jaringan prasarana persampahan, limbah cair dan IPAL.
2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana tergambar pada Peta
Struktur Ruang dengan tingkat ketelitian skala 1 : 250.000.
3. Rencana pola ruang wilayah provinsi merupakan gambaran pemanfaatan
ruang wilayah provinsi, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi
lindung maupun budidaya yang pengelolaannya memperhatikan pola
ruangdalam RTRW Nasional.

Sistem Perkotaan di provinsi berhiriearki, yang terdiri :


21

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

a. PKN yaitu Kota Gorontalo


b. PKW yaitu Isimu, Kwandang dan Tilamuta, dan PKWp marisa dan PKWp
Suwawa
c. PKL yaitu Limboto, Suwawa, Paguyaman, Paguat dan Popayato.

Sistem Jaringan Transportasi meliputi :


a. Sistem jaringan trransportasi darat;
b. Sistem jaringan transportasi perkereta apian;
c. Sistem jaringan transportasi laut;
d. Sistem jaringan transportasi udara.

Sistem Jaringan Energi meliputi :


a. Pembangkit Tenaga Listrik di wilayah provinsi meliputi : PLTD-PLTD Telaga,
Tilamuta, Marisa, Boroko, Lemito, Sumalata, Tolinggula, Siwa Marisa,
Pemda Pohuwato, Siwa Isimu (bahan bakar MFO), mikrohidro (PLTM)
Mongango dan Taludaa, PLTU Anggrek, Molotabu, Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi
b. Jaringan Transmisi Tenaga Listrik di wilayah provinsi meliputi : jaringan
transmisi tenaga listrik 275 Kv dan 150 Kv yang terdiri jaringan :
1) Batas Provini Sulawesi tengah Molosipat Popayato Lemito
Motolohu Marisa Bumbulan Tilamuta Pentadu Tangkobu Isimu
Limboto Gorontalo Suwawa Tulabolo;
2) Isimu Molingkapoto Kwandang Atinggola Perbatasan Provinsi
Sulawesi Utara.
c. Jaringan Migas di wilayah provinsi meliputi : depo BBM dan migas
Gorontalo serta depo BBM dan migas Kwandang yang distribusi
menggunakan angkutan darat.

Sistem Pengelolaan Sumber Daya Air, meliputi :


a. Pengelolaan SDA WS terdiri dari :
1) WS Strategis Nsional yaitu WS Paguyaman;
2) WS Lintas Provinsi meliputi : WS Limboto Bolango Bone dan WS
Randangan dan sebagian kecil WS Dumoga Sangkub.
b. Pengembangan dan pengelolaan daerah irigasi;
c. Penyediaan dan pengelolaan air baku, baik air permukaan maupun air
tanah;
d. Pengendalian banjir;
e. Penanganan pantai.

Sistem jaringan Telekomunikasi, meliputi :


a. Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi provinsi terdiri
atas sistem jaringan telekomunikasi tetap, jaringan telekomunikasi
khusus, jaringan stasiun televisi lokal dan jaringan statsiun radio lokal.
b. jaringan mikro digital di wilayah provinsi tersebar di seluruh wilayah
provinsi.
22

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

c. Sistem jaringan telekomunikasi tetap adalah sistem jaringan tetap lokal


wireline cakupan provinsi yang terdiri atas jaringan saluran tetap lokal,
statsiun telepon otomat (STO) lokal meliputi : STO-STO Gorontalo, Telaga,
Limboto, Isimu, Kwandang dan Marisa.

Sistem Jaringan Prasarana Persampahan, Limbah Cair dan IPAL


a. Rencana sistem jaringan prasarana persampahan, limbah cair dan IPAL
wilayah provinsi meiputi lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional
Talumelito di Telaga Biru Kabupaten Gorontalo yang diarahkan untuk
melayani Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone
Bolango.
b. Fungsi TPA Regional sebagai tempat pengolahan sampah dan industri daur
ulang.

23

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Gambar 1.5 Peta Kawasan Strategis Provinsi

24

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

D. Kawasan Strategis Provinsi Gorontalo

Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo

Berdasarkan kriteria kawasan strategis dan potensi wilayah, maka ada beberapa
kawasan strategis di Provinsi Gorontalo sebagai berikut:

Kawasan pengembangan kawasan ekonomi terpadu (Kapet) GorontaloPaguyaman-Kwandang dengan sektor unggulan agrobisnis dan agroindustri.
Pengembangan kawasan pertanian berkelanjutan yang dipaduselaraskan dengan
pengembangan irigasi teknis berupa KSP Randangan dan sekitarnya, KSP
Wonosari dan sekitarnya;
Kota Gorontalo sebagai Ibukota provinsi dan juga merupakan KSP Gorontalo
mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perputaran ekonomi di

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Provinsi Gorontalo. Kota Gorontalo dan sekitarnya diarahkan sebagi pusat


pemerintahan dan jasa perdagangan di Provinsi Gorontalo, demikian juga halnya
dengan KSP Marisa dan sekitarnya.
Kota Limboto diarahkan sebagai kawasan strategis untuk pertumbuhan jasa dan
perdagangan. Untuk itu perlu pengembangan: kawasan terpadu industri,
perdagangan dan simpul transportasi darat, udara dan kereta api berupa KSP
Isimu; Bandara pengumpul Djalaluddin menjadi Bandar Kargo dan Embarkasi
Antara; pengembangan Kawasan Industri Pengolahan Sampah Terpadu (KIPAST)
di Talumelito Telaga Biru.
Pengembangan Kawasan terpadu pelabuhan, petikemas dan pergudangan KSP
Anggrek;
Kawasan Strategis Kepentingan Sosial Budaya

Kawasan strategis untuk pengembangan kepentingan sosial budaya terdapat di


setiap kabupaten.Suku-suku yang bermukim di Kabupaten Boalemo, terdiri dari
Suku Gorontalo, Jawa, Sunda, Madura, Bali, NTB.Selain itu terdapat suku Bajo yang
hidup berkelompok di suatu perkampungan di Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta dan
Desa Torisiaje, Kecamatan Popayato.Mereka tinggal di laut dengan mendiami
bangunan rumah di atas air.Di Desa Karengetan Kecamatan Paguat dan Desa
Londoun Kecamatan Popayato terdapat perkampungan Suku Sangihe Talaud.Suku
Minahasa dapat ditemukan di Desa Kaarwuyan, Kecamatan Paguat.
Objek budaya dan peninggalan sejarah yang perlu dilindungi juga terdapat di
Provinsi Gorontalo, (dalam hal ini cagar budaya) antara lain adalah:
1) Benteng Otanaha, Kelurahan Dembe, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo
2) Telapak kaki Lahilote, Kelurahan Pohe, Kecamatan Kota Selatan, Kota
Gorontalo
3) Taman Makam Du Panggola, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo
4) Monumen Nani Wartabone, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo
5) Rumah adat Gorontalo, Kecamatan Limboto,. Kabupaten Gorontalo
6) Benteng Orange, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara
7) Perkampungan Suku Bajo di Desa Torisiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten
Pohuwato.
Berbagai potensi sosial yang disebutkan di atas tidak semuanya memiliki nilai
strategis dalam konteks wilayah provinsi. Terdapat beberapa bagian yang memiliki
nilai strategis Provinsi kepentingan sosial budaya sebagai berikut;
1) Kota pendidikan Gorontalo, Kawasan pendidikan Kabila-Suwawa di Kabupaten
Bone Bolango dan kawasan pendidikan Limboto di Kabupaten Gorontalo
2) Kawasan wisata terpadu tirta, sejarah dan kerajinan tangan serta seni dan
budaya Telaga-Gorontalo-Tapa.

Laporan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD 100-0-100)


Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo

Kawasan Strategis Kepentingan Sumber Daya Alam (SDA)


Keberlanjutan ragam hayati darat maupun laut diarahkan untuk dilindungi oleh
kawasan-kawasan lindung strategisnya.Pemanfaatan SDA yang tak terbarukan
diarahkan agar menghasilkan sumber pendapatan baru yang setara dan
mengembalikan kualitas lingkungan hidup pasca eksploitasi.Kawasan Strategis
Provinsi Kepentingan Sumber Daya Alam adalah Blok tambang emas Pohuwato, Blok
tambang emas Pohuwato-Boalemo, Blok tambang emas Boalemo-Gorontalo, Blok
tambang emas Gorontalo dan Blok tambang emas Bone Bolango.

Kawasan Strategis Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung

untuk Kawasan strategis Provinsi Kepentingan Daya Dukung Lingkungan, meliputi:


1) Kawasan strategis Danau Limboto
2) Suaka Margasatwa Nantu di Desa Mohiolo dan Desa Pangea, Kabupaten
Gorontalo.
3) Cagar Alam Panua di Kelurahan Libuo Kecamatan Paguat, Kabupaten
Pohuwatu.
4) Cagar Alam Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato
5) Taman Nasional Bogani Nani Wartabone di Desa Lombongo Kecamatan
Suwawa, Kabupaten Bone Bolango.

Anda mungkin juga menyukai