BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
1.1.1 Gambaran umum wilayah
a. Data wilayah administratif (Tabel Luas wilayah, Jumlah Penduduk dan Proyeksi Penduduk sampai tahun 2019) dan
Peta Administrasi Provinsi
b. Data Penggunaan Lahan (Tabel luas dan Peta skala Provinsi)
c. Peta Rencana Pola Ruang Provinsi dan deskripsi singkat
d. Peta Struktur Ruang Provinsi dan deskripsi singkat
e. Peta Kawasan Strategis Provinsi dan deskripsi singkat
1.1.2 Penyediaan Air Minum
a. Data Jumlah Penduduk Terlayani Sistem Perpipaan dan Non Perpipaan & Total Jumlah Penduduk Terlayani AirMinum
(dalam jiwa & %)
b. Data Capaian Pelayanan Air Minum (data terbaru atau 2-3 tahun terakhir untuk melihat peningkatannya)
c. Data Pelayanan PDAM Kabupaten/Kota (cakupan pelayanan (%), kapasitas terpasang, kapasitasproduksi, kapasitas
distribusi, kapasitas air terjual, kapasitas belum terpakat, tingkat kebocoran (%), jumlah SR, tarif air, biayaproduksi,
kondisi PDAM (sehat/tidak sehat))
d. Data Desa/Kelurahan Rawan Air
e. Rencana Pengembangan PDAM (jumlah dan lokasi pengembangan untuk mencari pelanggan potensial)
f. Data Realisasi Pembiayaan 3 Tahun Terakhir
1.1.3 Permukiman / Kawasan Kumuh
a. Data Luasan Kawasan Kumuh (berdasarkan SK kumuh Kab/Kota) dan Peta Kawasan Kumuh di Provinsi
b. Data Penanganan Kawasan Kumuh(luas, lokasi)
c. Deskripsi /Tabel Faktor Penyebab Kekumuhan di Kab/Kota
d. Data Pembiayaan untuk Penanganan Kawasan Kumuh 5 Tahun Terakhir.
1.1.4 Penyehatan Lingkungan dan Permukiman
A. Air limbah
a. Data Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik Tahun 2015 (sistem terpusat, sistem komunal, sistem setempat, total
jumlah pelayanan sanitasi layak (dalam jiwa dan %).
b. Data masing2 IPAL (bila ada) : nama IPAL, lokasi, tahun pembangunan, daerah pelayanan, kapasitas SR, kapasitas
IPAL, kapasitas belum terpakai,
c. Proyeksi Air Limbah sampai Tahun 2019 (untuk melihat kebutuhan berdasarkan pertumbuhan penduduk)
d. Rencana Pembangunan IPAL dan readiness criterianya
e. Data Pembiayaan untuk penanganan air limbah selama 5 tahun terakhir
B. Sampah
a. Data Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan Tahun 2015 (terlayani 3R, terlayani TPA, total terlayani sistem
dalam jiwa dan %)
b. Data TPA (luas, sampah terkelola (m3/hari), cakupan pelayanan (jiwa), sistem (sanitary landfill), tahun operasi, dll)
c. data Kondisi Pelayanan TPST 3R (nama dan lokasi IPST, kapasitas pelayanan (m3/hari), cakupan pelayanan (KK dan
jiwa), tahun operasional)
d. Proyeksi Timbulan Sampah, kondisi peralatan, penyediaan alat angkut dsb
e. Rencana Pembangunan TPS 3R/ TPST sampai 2019 (untuk melihat kebutuhan berdasarkan pertumbuhan penduduk )
f. Rencana Pembangunan TPA menggunakan control and sanitary landfill/open dumping sampai 2019, termasuk
readiness criterianya
g. Data Pembiayaan untuk pengelolaan sampah selama 5 tahun terakhir
1.2 Potensi dan Permasalahan
1
Laporan
OUTLINE
a. Potensi PenyediaanAir Minum (sekurang-kurangnya meliputi Sumber Air Baku Eksisting yang Masih Bisa
Dikembangkan (potensi debit, debit yang sudah dimanfaatkan, sisa dalam l/dt), Peta Lokasi Potensi Sumber Air
Baku)
b. Permasalahan PenyediaanAir Minum (sekurang-kurangnya meliputi kapasitas pelayanan,kapasitas PDAM,
kapasitas sumber daya air, daerah rawan kekeringan, sumber pencemaran air)
c. Potensi Penanganan Kawasan Kumuh (sekurang-kurangnya meliputi adanya/pelaksanaan rencana penanganan
kawasan kumuh)
d. Permasalahan Penanganan Kawasan Kumuh (sekurang-kurangnya meliputi gambaran keterbatasan terhadap
akses sanitasi dan air minum, kondisi/kepadatan bangunan, kondisi jalan, jaringan drainase).
e. Potensi Penyediaan Sanitasi(sekurang-kurangnya meliputi adanya/pelaksanaan rencana peningkatan sanitasi)
f. Permasalahan Penyediaan Sanitasi (Air Limbah Domestik) (sekurang-kurangnya meliputi data dan peta wilayah
beresiko air limbah domestik, data & peta wilayah beresiko persampahan)
g. Potensi dan Permasalahan(dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya), dapat dibuat
dalam tabel untuk tiap kab/kota dan untuk tiap sektor
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1
VisiuntukBidang CK terkait 100-0-100 (sesuai dengan Renstra CK, Renstra Kementerian PUPR dan RPJMD
Provinsi)
2.2 Misi ( upaya-upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi)
2.3 Tujuan dan Sasaran StrategisBidang CK terkait 100-0-100 (tujuan : penjabaran lebih terperinci dari visi; sasaran
strategis : penjabaran dari tujuan yang telah dilengkapi dengan ukuran kinerja. Sasaran strategis diarahkan pada
pencapaian gerakan nasional 100-0-100)
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional (sekurang-kurangnya meliputi uraian RPJMN, RTRWN yang terkait
dengan pengembangan infrastruktur permukiman, Rentra PUPR dan Cipta Karya yang terkait dengan gerakan
menuju 100-0-100)
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Cipta Karya di Provinsi (RPJMD, RTRWP, Rencana
Strategis SKPD terkait). Amanat RPJMD Provinsi bidang Cipta Karya yang bersifat strategis untuk mendukung
pencapaian Gerakan 100-0-100 kepada SKPD terkait)
3.3 Arah Pengembangan Kabupaten/Kota(sekurang-kurangnya meliputi (RTRW Kab/Kota bagian Kawasan Strategis
Kab/Kota, Rencana Pembangunan Infrastruktur terkait pencapaian Gerakan 100-0-100)
3.4 Kerangka Regulasi (rencana penyusunan regulasi dalam mencapai sasaran strategis). Penyusunan kerangka
regulasi didasarkan atas hasil identifikasi permasalahan yang membutuhkan regulasi dalam mencapai sasaran
strategis (dalam RPJMD Prov/kab/kota) seperti:
Jenis regulasi yang dibutuhkan, instansi penanggung jawab, dan target penyelesaian
3.5
Kerangka Kelembagaan, memuat penjelasan mengenai kebutuhan lembaga apa saya yang perlu di perkuat/di
restrukturisasi/di tingkatkan/kerjasama antar lembaga untuk menuju pencapaian sasaran strategis, seperti
penguatan :
(i) Pokja di lingkup Cipta Karya,
(ii) Struktur organisasi SKPD terkait Bidang Cipta Karya, misalnya : Bappeda dan Dinas PU dalam penanganan PLP
atau AM
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKAPENDANAAN
4.1 Target Kinerja, paparan rencana kinerja pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, berupa:
4.1.1 Target Kinerja Penyediaan Air Minum
a. Indikator Sasaran Strategis meliputi cakupan pelayanan air minum (% terlayani tahun 2019)
b. Indikator Kinerja Program (SR yang terlayani)
c. Indikator Kinerja Kegiatan Provinsi meliputi cakupan pelayanan per jiwa (% penduduk)
2
Laporan
OUTLINE
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Kondisi Umum
1.1.1
Laporan
Laporan
A.
Kondisi Kependudukan
5
Laporan
Berdasarkan
angka
proyeksi penduduk 2015, jumlah penduduk Provinsi
Gorontalo sebanyak 1.133.237 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 0,02
persen dari tahun 2014. Rasio jenis kelamin penduduk Provinsi Gorontalo sebesar
100,38 dengan jumlah laki-laki sebanyak 567.695 jiwa dan perempuan sebanyak
565.542 jiwa.
Laporan
7
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, 2016
Laporan
Laporan
TAHUN
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
133,633
137,476
141,547
145,580
149,832
360,400
363,146
365,781
368,149
370,441
132,897
136,324
139,675
143,338
146,896
144,695
146,773
148,971
151,094
153,166
105,759
107,092
108,324
109,502
110,700
185,177
189,476
193,692
197,970
202,202
1,062,561
1,080,287
1,097,990
1,115,633
1,133,237
152,454
155,122
157,837
160,599
163,409
376,924
383,520
390,231
397,061
404,009
149,467
152,082
154,744
157,452
160,207
155,846
158,574
161,349
164,172
167,045
112,637
114,608
116,614
118,655
120,731
205,741
209,341
213,004
216,732
220,525
1,153,069
1,173,247
1,193,779
1,214,670
1,235,927
Laporan
10
Laporan
Kabupate
o.
n/Kota
(Ha)
HSA/K
Tub
HL
HP
HPT
HK
24.19
1
13.12
7
17.7
83
41.04
5
2.37
7
Air
118.8 2.91 220.32
92
2
6
11.53
2
29.78
5
14.7
83
46.25
1
4.80
0
83.04
2
957
191.14
9
39.70
5
136.0
24
41.5
72
82.88
3
67.0
38
67.65
7
100
9
435.88
7
104.7
44
15.71
0
824
19.08
6
48.33
2
392
189.08
7
7.953
15.5
56
65.72
4
5.57
6
63.76
5
213
Gorontalo
16.17
3
174.95
9
Utara
Kota
427
9.619
90
10.136
79.
791
391.
304
5.5
73
1.221.
545
PA
1.
Kab.
2.
Gorontalo
Kab.
3.
Boalemo
Kab.
4.
Pohuwato
Kab. Bone
5.
Bolango
Kab.
6.
Total
Gorontalo
Total
APL
uh
11
Laporan
b. Kawasan Budidaya
Penetapan kawasan ini dititik beratkan pada usaha untuk memberikan arahan
pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumber daya
yang ada dengan memperhatikan optimasi pemanfaatannya. Adapun kawasan
budidaya yang telah dikembangkan di Provinsi Gorontalo sesuai dengan potensi
yang ada adalah sebagai berikut :
(1) Kawasan Budidaya Pertanian, mencakup:
Kawasan Pertanian Lahan Basah;
Sesuai angka tetap BPS, Luas panen padi sawah di Provinsi Gorontalo
tahun 2011 adalah 52.811 hektar yang terbagi dalam 2 kali musim tanam,
dengan total produksi 273.921 ton. Luas panen terbesar di dominasi oleh
wilayah di Kabupaten Gorontalo seluas 23.277 hektar, hal ini sesuai
dengan luasan wilayah fungsi pertanian lahan basah pada wilayah ini
terbesar di bandingkan wilayah kabupaten lain.
Kawasan Perkebunan;
Berdasarkan data yang ada pada tahun 2011, hasil tanaman perkebunan
yang paling dominan adalah tanaman kelapa luas panen 68.248 hektar
dengan produksi sebesar 62.338 ton,kakao luas panen 12.483 hektar
dengan produksi sebesar 4.543 ton,cengkeh luas panen 8.280 hektar
dengan produksi sebesar 901 ton dan tebu luas panen 7,818 hektar
dengan produksi sebesar 29.926 ton.
Laporan
diperkirakan akan meningkat pada tahun 2012 hingga 2017 hal ini
disebabkan adanya Izin pemanfaatan kawasan hutan (IPKH) untuk
perkebunan kelapa sawit secara bertahap khususnya di Kabupaten
Pohuwato yang mengakibatkan adanya pemanfaatan hasil hutan baik
kayu maupun non kayu pada areal tersebut yang perlu diselamatkan
sebagai asset Negara berupa penerimaan Negara bukan pajak (PNBP)
berupa PSDH-DR dan GR.
(2) Kawasan Budidaya Bukan Pertanian, mencakup:
Kawasan Permukiman;
Kawasan permukiman adalah kawasan di luar kawasan lindung yang
diperlukan sebagailingkungan tempat tinggal atau tempat tinggal yang
berada di daerah perkotaan dan perdesaan.
Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk menyediakan tempat
permukiman yang sehat dan aman dari bencana alam serta memberikan
lingkungan yang sesuai untuk pengembangan masyarakat, dan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan. Pengembangan permukiman
sedapat mungkin tidak terlalu jauh dari tempat usaha dan pusat
pertumbuhan selama tidak mengakibatkan degradasi lingkungan.
Pengembangan
kawasan
permukiman
sejauh
mungkin
tidak
menggunakan daerah pertanian lahan basah atau lahan yang beririgasi.
Kawasan Industri;
Kawasan industri di Provinsi Gorontalo merupakan kawasan budidaya
peruntukan industri yang terletak di Kecamatan Anggrek Kab. Gorontalo
Utara untuk skala besar, untuk skala menengah terdapat di Kecamatan
Marisa Kab. Pohuwato dan untuk skala kecil tersebar di kabupaten/kota
lainnya, sebagaimana penetapan dalam dokumen RTRW Provinsi
Gorontalo.
Kawasan Pertambangan;
Berdasarkan izin usaha pertambangan yang diterbitkan oleh Pemda
Kab/Kota dan Provinsi terdiri atas 39 IUP dan 2 KK yang diterbitkan oleh
Pemerintah Pusat.
Perbandingan antara luas wilayah Provinsi Gorontalo (12.215,45 km2)
dengan jumlah luas wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebanyak
260.793,373 Ha.
Kawasan Pariwisata.
Dilihat dari sebaran potensi pariwisata, terdapat beberapa kawasan wisata
di Provinsi Gorontalo yang telah dikembangkan oleh pemerintah
kabupaten/kota. Beberapa kawasan wisata tersebut dapat dilihat pada
tabel
Laporan
No
.
1.
Kawasan
Wisata
Lokasi
Kab/Kota
Benteng Otanaha
Kota Gorontalo
Benteng Orange
Kab. Gorontalo
Wisata
Utara
Kab. Bone Bolango
Bahari
Pantai Botutonuo
Pulau Saronde
Kab. Gorontalo
Pantai Lahilote
Pulau Bitila,
Utara
Kota Gorontalo
Kabupaten
Pantai Bolihutuo
Pentadio Resort
Boalemo/Pohuwato
Kab. Gorontalo
Air
budaya
2.
3.
Wisata
Rekreasi
Keluarga
Terjun/Pemandian
Air
Panas
Lombongo
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata
Kawasan Perikanan;
Pengembangan kawasan perikanan di Provinsi Gorontalo secara umum
adalah untuk mengembangkan zona/kawasan perikanan yang tersebar di
kabupaten/kota yang didukung dengan prasarana penunjangnya. Jumlah
RTP (Rumah Tangga Perikanan) di Proviinsi Gorontalo tahun 2011 sebanyak
18.137 atau meningkat 8,19% dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah
16.652. Kawasan budidaya perikanan juga mencakup kawasan budidaya
tambak yang berlokasi di pesisir selatan Kabupaten Pohuwato, Boalemo,
serta pesisir utara Kabupaten Gorontalo utara dengan jumlah luasan
potensi tambak sebesar 10.900 Ha. Hal ini dapat dilihat pada tabel
Laporan
2.
3.
4.
Kab. Gorontalo
Kab. Boalemo
Kab. Pohuwato
5.
Kab. Bone
Bolango
Kab. Gorontalo
Utara
Total
6.
310
35
200
70 10.12
4
375
-
850
2.700
4.840
350
2.300
6.600
1.200
5.000
11.440
10
100
110
2.350
4.900
7.250
25.050
576
15
Laporan
16
Laporan
Laporan
1. Kawasan lindung nasional yaitu kawasan yang tidak diperkenankan dan atau
dibatasi pemanfaatan ruangnya dengan fungsi utama untuk melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan buatan.
a. Cagar Alam (CA) Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato;
b. Cagar Alam (CA) Panua di Kabupaten Pohuwato;
c. Taman Nasional (TN) Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bone Bolango;
d. Taman Nasional Promosi (TNP) Nantu Boliohuto di Kabupaten Gorontalo
Utara, Gorontalo dan Boalemo;
e. Kawasan Teluk Tomini
2. Kawasan lindung provinsi yaitu kawasan lindung yang secara ekologis
merupakan satu ekosistem yang terletak lebih dari satu wilayah
kabupaten/kota atau bernilai strategis provinsi pada beberapa kawasan
lindung.
a. Kawasan Hutan Lindung (HL) di kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara,
Bone Bolango, Boalemo, Pohuwato dan Kota Gorontalo;
b. Cagar Alam (CA) Mas Popaya Raja di Kabupaten Gorontalo Utara;
c. Cagar Alam (CA) Tangale di Kabupaten Gorontalo;
d. Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)Desa Olele di Kabupaten Bone
Bolango dan Pulau Mondull di Kabupaten Boalemo.
18
Laporan
4. Menurut
Peraturan
dan
Perundanga-Undangan,
perizinan
pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah
Gorontalo.
dan
/
Provinsi
19
Laporan
20
Laporan
Laporan
Laporan
23
Laporan
24
Laporan
Berdasarkan kriteria kawasan strategis dan potensi wilayah, maka ada beberapa
kawasan strategis di Provinsi Gorontalo sebagai berikut:
Kawasan pengembangan kawasan ekonomi terpadu (Kapet) GorontaloPaguyaman-Kwandang dengan sektor unggulan agrobisnis dan agroindustri.
Pengembangan kawasan pertanian berkelanjutan yang dipaduselaraskan dengan
pengembangan irigasi teknis berupa KSP Randangan dan sekitarnya, KSP
Wonosari dan sekitarnya;
Kota Gorontalo sebagai Ibukota provinsi dan juga merupakan KSP Gorontalo
mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perputaran ekonomi di
Laporan
Laporan