Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


SATUAN KERJA PENGEMBANGAN LALU LINTAS DAN PENINGKATAN
ANGKUTAN KERETA API

KERANGKA ACUAN KERJA

Penilaian Asset Tanah dan Bangunan pada Stasiun Depok Baru Dalam Rangka Rencana
Pengembangan Kawasan Stasiun Depok Baru

TAHUN ANGGARAN 2015

KERANGKA ACUAN KERJA


Kementerian Negara/ Lembaga
Unit Eselon I
Program

:
:
:

Hasil

Unit Eselon II/ Satker


Kegiatan

:
:

Indikator Kinerja Kegiatan

Satuan Ukur/ Jenis Keluaran

Volume

Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Pengembangan
pola
dan
mekanisme
pembiayaan/investasi melalui pola Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Perkeretaapian
Tersedianya kajian Penilaian Asset Tanah dan
Bangunan pada Stasiun Depok Baru
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
Penilaian Asset Tanah dan Bangunan pada Stasiun
Depok
Baru
Dalam
Rangka
Rencana
Pengembangan Kawasan Stasiun Depok Baru
Tersusunnya kajian teknis dalam rangka
mendukung pengambilan kebijakan terkait
penentuan nilai investasi pada pemanfaatan
prasarana dan sarana perkeretaapian
Dokumen Petunjuk Pelaksanaan/ Kebijakan
Bidang Pemanfaatan Prasarana dan Sarana
Perkeretaapian
1 (satu)

A. Latar Belakang
1. Peraturan Pemerintah 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara;
2. Peraturan Menteri Keuangan No. 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemanfaatan Barang Milik Negara;
3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan, yaitu Pasal 539 yang menyatakan bahwa Direktorat Lalu Lintas
dan Angkutan Kereta Api mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,
norma, standar, pedoman, kriteria dan prosedur, serta bimbingan teknis, evaluasi dan
pelaporan di bidang jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta investasi di bidang
perkeretaapian. Pada Pasal 555, dinyatakan bahwa terkait dengan investasi di bidang
perkeretaapian, terdapat tugas pokok dan fungsi dalam hal penyiapan bahan pelaksanaan
penetapan, pemantauan dan evaluasi nilai investasi pemanfaatan prasarana dan sarana
perkeretaapian.

B. Gambaran Umum
2

Bisnis perkeretaapian masa kini dan mendatang tidak bisa lagi bertahan pada bisnis inti jasa
angkutan KA, tetapi perlu adanya kreasi, inovasi dan mencari peluang usaha baru di luar bisnis
inti, antara lain bisnis properti, baik yang terkait secara langsung dengan bisnis inti, maupun
tidak. Pemerintah sebagai pemilik prasarana eksisting mempunyai kewenangan dalam membuat
regulasi yang tujuannya untuk memperbaiki iklim usaha di bidang perkeretaapian yang bertujuan
untuk meningkatkan peran serta badan usaha/swasta dalam bidang perkeretaapian.
Pembinaan pemerintah dalam meningkatkan peran swasta di bidang perkeretaapian bertujuan
mengoptimalkan aset/sarana/fasilitas/prasarana kereta api yang ada dalam rangka
mengoptimalkan peningkatan jasa transportasi. Peran swasta tersebut dapat diwujudkan dalam hal
pengelolaan kawasan bisnis perkeretaapian yang dalam pelaksanaannya dapat menciptakan
persaingan usaha yang kondusif yang pada gilirannya dapat mengurangi beban usaha
perkeretaapian sekaligus meningkatkan perekonomian secara mikro.
Pengembangan kawasan bisnis perkeretaapian merupakan suatu strategi terobosan untuk siap
dikerjasamakan dan merupakan investasi yang menjanjikan untuk para investor untuk
mengembangkan bisnisnya di area kawasan bisnis perkeretaapian. Ketersediaan kawasan bisnis
dalam perkeretaapian adalah faktor yang mendukung dalam pergerakkan pertumbuhan dan
perkembangan perkeretaapian khususnya area stasiun yang menjadi sentral pemanfaatan sentral
bisnis.
Stasiun Depok Baru merupakan salah satu simpul transportasi di lintas pelayanan angkutan kereta
api Jakarta menuju Bogor dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi. Terkait dengan hal
tersebut, terdapat potensi pengembangan stasiun berkaitan dengan adanya ketersediaan lahan
yang dimiliki oleh Kementerian Perhubungan seluas 4 Hektar yang berada di antara Stasiun
Depok Baru dan Terminal Depok. Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pengembangan
stasiun tersebut adalah sebagai pengembangan kawasan bisnis terpadu dengan adanya integrasi
antara fungsi terminal dan stasiun dengan tetap memprioritaskan aspek pelayanan transportasi
kepada masyarakat.
Sebelum dilakukannya optimalisasi Stasiun
Depok Baru terlebih dahulu diperlukan penilaian terhadap asset tanah dan bangunan eksisting
Stasiun Depok Baru, sebagai langkah awal dalam menentukan nilai investasi. Nilai/ potensi
optimal dari rencana pengembangan Stasiun Depok Baru tersebut, diperlukan adanya kegiatan
penilaian aset tanah dan bangunan pada lokasi pengembangan dimaksud dilihat dari segi legalitas,
fisik lahan, kelayakan finansial serta nilai produktivitas. Kegiatan ini diharapkan dapat
memberikan justifikasi nilai investasi yang dapat memberikan nilai optimal pada PNBP
3

Kementerian Perhubungan serta dapat dijadikan dasar dalam pemilihan mitra kerjasama dan
penyusunan perjanjian kerjasama.

C. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah:
1. Kementerian Perhubungan
Menentukan nilai investasi terbaik dalam kerjasama pengembangan prasarana perkeretaapian
yang dapat memberikan besaran PNBP yang optimal dilihat dari segi legalitas, fisik lahan,
kelayakan finansial serta nilai produktivitas.
2. Stakeholder terkait
Sebagai bahan pertimbangan dalam rencana investasi pemanfaatan tanah milik Negara di
kawasan Stasiun Depok Baru.

D. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan penyusunan dokumen analisis oleh
tenaga konsultan individu dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan pendataan terhadap Asset Stasiun Depok Baru yang terdaftar resmi dan
memiliki ketetapan administrasi resmi dengan rincian jumlah, volume dan nilai neracanya;
b. Inventarisasi dan pemetaan permasalahan yang ada dan kemungkinan akan timbul
berkaitan dengan rencana Optimalisasi lahan Stasiun Depok Baru.
c. Melakukan Penilaian Aset Stasiun Depok Baru berdasarkan peraturan yang berlaku.
2. Tahap dan Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan untuk penyelesaian pekerjaan ini maksimal 30 (tiga puluh) hari
kalender, terhitung sejak dikeluarkannya Surat Keputusan oleh Pemberi Tugas. Di dalam
jangka waktu tersebut Konsultan atau Lembaga yang ditunjuk harus menyerahkan semua hasil
pekerjaan sebagaimana diuraikan di dalam Kerangka Acuan Kerja ini.

No
1

URAIAN KEGIATAN

Hari Kalender
30

Persiapan dan perencanaan, serta inventarisasi data awal


4

No

Hari Kalender

URAIAN KEGIATAN

30

Survey lokasi dan pengumpulan data

Penilaian Asset Tanah dan Bangunan pada Stasiun Depok Baru


Dalam Rangka Rencana Pengembangan Kawasan Stasiun Depok
Baru

LAPORAN AKHIR

3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan dilaksanakan di Jakarta dan Depok, dengan lokasi survai/ pengumpulan data
meliputi kantor Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan instansi terkait.

E. Kualifikasi dan Sistem Pelaporan

Tim konsultan yang melaksanakan studi ini merupakan tenaga ahli yang berpengalaman dalam
kegiatan penilaian aset tanah dan bangunan dengan sistem pelaporan studi berupa laporan akhir
yang memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Uraian secara umum mengenai latar belakang, maksud, dan tujuan, lokasi, waktu
pelaksanaan termasuk gambaran lingkup pekerjaan;
b. Inventarisasi peraturan perundang-undangan terkait;
c. Data Asset Stasiun Depok Baru yang terdaftar resmi dan memiliki ketetapan administrasi
resmi dengan rincian jumlah, volume dan nilai neracanya;
d. Inventarisasi dan pemetaan permasalahan yang ada dan kemungkinan akan timbul berkaitan
dengan rencana Optimalisasi lahan Stasiun Depok Baru.
e. Penilaian Aset Stasiun Depok Baru berdasarkan peraturan yang berlaku
f. Usulan rekomendasi dan tindak lanjut.
F. Pencapaian Keluaran
Keluaran dari kegiatan ini adalah dokumen hasil kajian/ analisis, berisikan hasil kajian/ analisis
terkait dengan Penilaian Asset Tanah dan Bangunan pada Stasiun Depok Baru Dalam Rangka
Rencana Pengembangan Kawasan Stasiun Depok Baru. Keluaran dari hasil kegiatan penyusunan
pedoman tersebut dicapai pada Tahun Anggaran 2015.

G. Kebutuhan Tenaga Ahli


1

TENAGA AHLI
Tenaga Ahli Utama

Kualifikasi Pengalaman
Ahli
5 Tahun

Pendidikan Minimal
S1 Teknik Sipil
5

2
3

Tenaga Ahli Madya


Tenaga Ahli Pratama

Kepala
Ahli
Ahli

2 Tahun
2 Tahun

S1 Teknik Sipil
S1 Teknik Sipil

H. Biaya yang Dibutuhkan


Biaya yang dibutuhkan terkait pelaksanaan kegiatan ini adalah . sebagaimana
rencana anggaran biaya terlampir.

Demikian kerangka acuan kerja dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Jakarta,

2015

DIREKTUR
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

SUGIADI WALUYO
Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19571119 198603 1 009

Anda mungkin juga menyukai