Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Sebagai sumber energi utama saat ini, energi fossil (Minyak dan Gas Bumi)
memiliki kekurangan yaitu jumlahnya yang terbatas dan dampak negatif
penggunannya terhadap lingkungan yang menjadi salah satu faktor penyebab
terbesar perusakan lingkungan. Namun masalah terbesar yang dihadapi dunia, dan
Indonesia tentunya, adalah terbatasnya jumlah cadangan energi fossil dunia dan
meningkatnya kebutuhan sehingga menyebabkan defisit kebutuhan energi.
Berdasarkan data World Energy Outlook (H. Gupta, 2007), kebutuhan energi
fossil, yang masih menjadi komoditas utama dalam pemenuhan kebutuhan energi
dunia semakin meningkat seiringberjalannya waktu dan pertumbuhaan total
populasi di dunia. Hal ini diprediksi akan semakin meningkat untuk waktu
kedepan. Hal ini yang menjadi permasalahn utama dunia Karena energi fossil
adalah jenis energi yang tidak terbarukan, yang mana akan semakin sedikit jumlah
cadangannya bila terus-menerus dikonsumsi tanpa adanya penemua cadangan
baru.
Di Indonesia sendiri, kebutuhan energi fossil, terutama untuk kebutuhan
pembangkitan listrik kian hari kian meningkat. Menurut prediksi EBTKE,
Indonesia akan menjadi negara net-importing country pada 2019 jika hanya
mengandalakan ketersedian sumber daya energi fossil dalam memenuhi
kebutuhan energi nasional. Berkaca pada kondisi ini, pemerintah menggalakan
target unutk mengembangkan sector energi baru dan terbarukan (renewable)
mengingat energi fossil yang selama ini yang menjadi tulang punggung
pemenuhan energi tidak bersifat renewable dan kian hari jumlah cadangannya
semakin sedikit.

Gambar 1.1 Hubungan antara kebutuhan energi fossil dunia seiring pertambahan
populasi manusia serta scenario kebutuhan energi fossil di massa depan, Energi
dalam Tons of Coal Equivalent (TCE) (Sumber: Gupta, Roy, 2007)
Energi panasbumi sendiri adalah jenis komoditi energi baru yang
memanfaatkan panas alami untuk mengubah air menjadi fluida bertekanan. Uap
bertekanan tersebut akan digunakan untuk memutar turbin yang akan
dikonversikan menjadi energi listrik. Energi panasbumi bersifat terbarukan
Karena uap/fluida yang telah diambil dari bawah permukaan melalui sumur
produksi, setelah digunakan untuk memutar turbin, dapat disirkulasikan kembali
kebawah permukaan melalui sumur injeksi. Penggunaan energi panas bumi
sebagai sumber energi dimulai awal abad ke-20, ketika listrik pertama
kalidihasilkan dari uap panas bumi di Larderello, Italia pada tahun 1904 (H.
Gupta, 2007). Di tahun 1913, pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan daya
12.5 MW telah dioperasikan secara terus menerus didaerah tersebut. Penyebaran
penggunaan teknologi panas bumi di belahan dunia lain berjalan lambat. Baru
pada tahun 1958 eksplorasi panas bumi mulai berkembang dengan dibangunna
listrik di Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Jepang. Di Indonesia sendiri,

eksplorasi panas bumi dilakukan pada tahun 1970-an oleh PT. Pertamina di Pulau
Jawa dan Bali.
Menurut data yang dirilis oleh Pusat Survey dan Sumber daya Geologi,
Indonesia memiliki potensi panasbumi hingga mencapai 4000 Mwe yang
terdistribusikan pada 256 area di seluruh Indonesia. Sebuah potensi yang luar
biasa besar manfaatnya jika dapat dimanfaatkan secara baik. Di Jawa Barat
sendiri, yang menjadi lokasi daerah penelitian kali ini, terdapat 14 lokasi yang
dapat diklasifikasikan sebagai lapangan panasbumi (M. P. Hochstein, 2012).
Adapun daerah potensi geothermal di Indonesia, baik yang berasosiasi dengan
aktifitas vulkanik maupun non-vulkanik dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut.

Gambar 1.2 Peta sebaran lapangan panas bumi Indonesia, baik yang berasosiasi
dengan aktifitas vulknaik maupun non-vulkanik (Sumber: Anonim)

Energi panasbumi merupakan jenis komoditi energi yang merupakan


sebuah produk dari kondisi geologi yang unik. Keterbentukan sumber panas yang
dekat dengan permukaan dan keberadaan fluida hydrothermal, serta jalur bagi
fluida hydrothermal. Tersebut agar dapat naik ke permukaan dan dimanfaatkan.
Faktor-faktor tersebut dikontrol oleh tatanan geologi yang khusus. Sehingga
dalam proses eksplorasi lokasi efektif untuk mengekstraksi fluida hydrothermal
yang akan dikonversi menjadi energi, perlu pemahaman mendalam tentang

kondisi geologi yang mengontrol lapangan yang memiliki potensi panasbumi


tersebut.
Dalam proses eksplorasi sumber energi panas bumi, metode geofisika
memiliki peranan vital. Metode geofisika dimanfaatkan untuk menentukan
konfigurasi struktur geologi, terutama struktur geologi bawah permukaan melalui
parameter fisika. Metode Geofisika Gaya Berat dan Magnetik, berperan dalam
memetakan besaran fisika batuan bawah permukaan bumi. Di dukung oleh data
geologi permukaan, stratigrafi dan struktur geologi, dapat dibuat suatu model
bawah permukaan yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi ada atau
tidaknya potensi sumberdaya panasbumi di suatu daerah.
Penelitian menggunakan metode Geofisika Gaya Berat dan Magnetik
dilakukan di Komplek Gunungapi Sawal, Tasikmalaya-Ciamis, Jawa Barat.
Eksplorasi Geofisika ini didukung oleh studi geologi permukaan untuk membantu
proses intepretasi model bawah permukaan sebagai dasar penentuan keterdapatan
potensi panasbumi di daerah penelitian.
1.2

Batasan dan Identifikasi Masalah


Permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah kemungkinan

keterdapatan

panasbumi

di

daerah

penelitian.

Peneliti

menilai

untuk

mengidentfikasi hal tersebut diperlukan metode yang disesuaikna dengan target


penelitian. Fokus penelitian ini adalah untuk menentukan apakah ada
kemungkinan keterdapatan panas bumi pada daerah Komplek Gunung Sawal.
Fokus penelitian ini dikaji melalui intepretasi karakteristik geologi permukaan dan
bawah permukaan.
Agar penelitian ini dapat terfokuskan, peneliti merumuskan batasn
masalah dalam pengerjaan, pembahasan dan penulisan Tugas Akhir ini sebagai
berikut:
1. Pengidentifikasian karakteristik geologi bawah permukaan berdasarkan
pengamatan geologi dan geofisika.

2. Pembuatan model yang representative terhadap keadaan geologi yang


sebenernya berdasarkan data hasil pengamatan
3. Analisa dan Intepretasi kemungkinan keterdapatan potensi panas bumi
berdasarkan kondisi geologi daerah Komplek Gunung Sawal.
Berdasarkan batasn-batasn diatas dan ketersediaan data yang ada, maka masalah
mendasar yang diteliti adalah:
1. Bagaimana karakteristik geologi permukaan dan bawah permukaan daerah
penelitian berdasarkan data geologi dan geofisika?
2. Bagaimana model geologi daerah penelitian berdasarkan data hasil
pengamatan?
3. Apakah ada kemungkinan keterdapatan panasbumi di Komplek Gunung
Sawal?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman
peneliti terhadap kondisi geologi dan kaitannya dengan kemungkinan sumberdaya
panasbumi di daerah penelitian. Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini
antara lain:
1. Mengidentifikasi karakteristik geologi bawah permukaan daerah penelitian
2. Membuat suatu model geologi yang merepresentasikan kondisi geologi
daerah penelitian
3. Mengidentifikasi ada/tidaknya kemungkinan potensi panasbumi di Komplek
Gunung Sawal.
1.4 Waktu dan Lokasi Daerah Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan untuk analisis laboratorium.
Akuisisi data lapangan dilakukan oleh Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat pada
bulan Maret 2014.
Secara geografis daerah penelitian terletak diantara koordinat 108o 10
12.76-108o 2453.93 BT dan 7o2151.09 7o716.95 LS dengan luas daerah
penelitiak 729 km2. Secara administrative termasuk kedalam Kabupaten
Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis. Untuk mencapai daerah penelitian dilakukan
5

dengan menggunakan mobil dari Jatinangor dan dibutuhkan waktu 3 jam


perjalanan.

Daerah Penelitian

Gambar 1.3 Lokasi daerah penelitian

1.5 Sistematika Penyajian Laporan


BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan latar belakang, maksud dan tujuan penelitian,
batasan masalah, metodologi penelitian, waktu dan lokasi daerah penelitian, dan
sistematik penyajian laporan penelitian
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dibahas mengenai teori dasar dalam pengolahan, analisa, dan
intepretasi data. Selain itu pada bab ini juga dibahas mengenai konsep dasar
system panas bumi dan konsep dasar pendekatan geologi dan geofisika yang
digunakan dalam penelitian.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN


Pada bab ini dibahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian
mulai dari pengolahan data struktur geologi, pengolahan data geofisika, hingga
pemodelan bawah permukaan.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas mengenai hasil penelitian meliputi hasil survey
lapangan, hasil pengolahan data, serta analisis terhadap data akhir penelitian. Pada
bab ini juga akan dipaparkan capaian dari tujuan tujuan penelitian.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dituliskan kesimpulan dan saran serta rekomendasi yang
diambil dari pelaksanaan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai