Anda di halaman 1dari 19

LIPOMA

A. Definisi
Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit
yang terdiri dari lemak. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke
permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma berlokasi di kepala, leher,
bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis yang lain adalah yang letaknya
lebih dalam dari kulit seperti dalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon.
B. Etiologi
Penyebab lipoma belum diketahui dengan pasti, kadang lipoma
terdeteksi setelah ada luka. Tapi belum diketahui apakah lipoma disebabkan
oleh trauma atau mungkin pendeteksinya hanya kebetulan saat kulit terluka,
lipoma juga cenderung terjadi pada satu keluarga, sehingga diyakini faktor
genetik memiliki peran penting dalam memicu terjadinya tumor lemak.
Lipoma juga merupakan syndrome hereditary multiple lipomatosis, yakni
seorang bisa punya lipoma lebih dari satu bagian-bagian tubuhnya.
C. Gambaran Klinis
Lipoma berbentuk seperti benjolan dengan diameter 2-10 cm, terasa
kenyal dan lembut. Serta bergerak bebas di kulit (free mobility of overlying
skin), namun overlying skin ini secara khas normal. Sering terdapat pada
leher, lengan dan dada. Tetapi bisa muncul di bagian tubuh manapun. Pada
umumnya orang-orang tidak menyadari jika mereka mengidap lipoma sampai
benjolannya tumbuh besar dan terlihat.
Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri.
Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma
kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga mencapai lebih
dari diameter 6 cm. Memiliki batas dengan jaringan yang tidak nyata. Kapsul
yang membungkus merupakan pseudokapsul yang berasal dari jaringan
normal yang terdesak oleh pertumbuhan jaringan tumor. Oleh karena berasal
dari jaringan

lemak yang tidak rata maka akan muncul gambaran

pseudolobulated pada palpasi. Oleh karena sifat sel lemak yang lunak seperti
cairan maka sering dikatakan sebagai pseudokistik.

D. Diagnosis
Walaupun lipoma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan klinis, namun
untuk menegakkan diagnosis secara pasti dibutuhkan biopsi dan pemeriksaan
histopatologi. CT Scan, MRI juga bisa dilakukan untuk mengetahui tentang
lipoma. Kadar kolesterol umumnya normal, walaupun lipoma seharusnya
menjadi tumor dari jaringan lemak.
E. Penatalaksanaan
Untuk suatu lipoma, sebenarnya tidak ada perawatan pada umumnya.
Namun jika lipoma tersebut sudah mengganggu, menyakitkan atau bertambah
besar, penatalaksanaan dapat berupa :
a. Steroid Injection
Perawatan ini mengecilkan lipoma tetapi tidak dengan sepenuhnya
menghilangkan tumor itu. Tetapi ini mungkin tidak berguna untuk lipoma
yang sudah berukuran besar.
b. Liposuction
Perawatan ini menggunakan suatu jarum dan suatu semprotan besar untuk
lipoma yang besar. Tindakan ini dilakukan dalam keadaan pasien terbius
lokal. Liposuction biasa dilakukan untuk menghindari suatu jaringan parut
yang besar. Namun masih tetap sukar untuk memindahkan keseluruhan
lipoma dengan menggunakan tehnik ini.
c. Surgical Removal
Perawatan ini dilakukan dengan operasi lebih besar yaitu lipoma
dipindahkan dengan memotong lipoma tersebut. Pasien yang menjalani
tehnik ini dilakukan pembiusan secara local maupun general anesthesia.
Dan biasanya lipoma hilang setelah pembedahan.
Indikasi pembedahan pada lipoma antara lain :

1. Alasan kosmetik
2. Untuk mengevaluasi histologi (adakah keganasan pada jaringan)
sehingga dapat menyingkirkan kemungkinan liposarkoma.
3. Jika menimbulkan gejala yang mengganggu
4. Jika berkembang menjadi lebih dari 5 cm.

NEUROFIBROMA
A. Definisi
Neurofibroma adalah tumor jinak selubung saraf dalam system saraf
perifer. Biasanya ditemukan pada individu dengan neurofibromatosis tipe I
(NF1), sebuah autosomal dominan penyakit genetic yang diturunkan.
Neurofibroma muncul dari non-myelin jenis sel Schwann yang menunjukkan
inaktivasi bialelic dari gen NF1 yang kode untuk protein neurofibromin.
Berbeda dengan Schwannomas, jenis lain dari tumor yang timbul dari sel
Schwann, neurofibroma menggabungkan jenis tambahan sel dan elemen
struktur selain sel-sel Schwann, sehinggga sulit untuk mengidentifikasi dan
memahami semua mekanisme sel berasal dan berkembang.
B. Etiologi
Pada NF1,gen yang bermutasi ada di kromosom 17, sedangkan pada NF2 di
kromosom 22.
C. Klasifikasi

Neurofibroma dibagi
yaitu

dermal

Neurofibroma

dan
kulit

menjadi

tipe

plexiform.
berhubungan

dengan saraf tepi tunggal, sementara plexiform Neurofibroma berhubungan


dengan berkas saraf ganda. Plexiform neurofibroma lebih sulit untuk diobati
dan bisa berubah menjadi tumor ganas. Neurofibroma Dermal tidak menjadi
ganas.
Neurofibroma Dermal
Neurofibroma dermal (kadang-kadang disebut sebagai Neurofibroma kulit)
berasal dari saraf di kulit . Tiga jenis yang dibedakan:

Diskrit kulit Neurofibroma : massa Sessile atau pedunkulata pada kulit,


yang berdaging dan tidak nyeri tekan, dan dapat bervariasi dalam
ukuran.

Diskrit subkutan Neurofibroma : Lie di bawah ini dan terlihat seperti


benjolan pada kulit, yang terkadang bisa menjadi lunak.

Jauh nodular Neurofibroma : Melibatkan jaringan dan organ di bawah


dermis, tetapi sebaliknya menyerupai kulit dan subkutan neurofibroma.

Neurofibroma Plexiform
Neurofibroma plexiform dapat tumbuh dari saraf di kulit atau dari lebih
berkas saraf internal, dan bisa sangat besar. Internal plexiform
Neurofibroma sangat sulit untuk menyembuhkannya karena tumor tersebut
dapat bertambah besar melalui lapisan jaringan dan dapat merusak
jaringan sehat atau organ sekitarnya.

D. Diagnosis
Biopsi ditemukan sel spindle, hiposeluler area dan sel mast.
E. Penatalaksanaan
Dengan radioterapi dan kemoterapi, namun lebih disarankan dengan
menggunakan kemoterapi karena akan ditakutkan tumor semakin
menyebar dan berubah ganas bila dilakukan pengobatan dengan
redioterapi.
Dengan menggunakan obat-obatan(Pirfenidone, Tipifarnib, Erlotinib
(Tarceva) dengan Sirolimus, imatinib (Gleevec), Pegylated Interferon
(Peg-Intron), Peginterferon alfa-2b, Sirolimus (Rapamycin), Sirolimus,
Sorafenib (Nexavar), Tranilast (Rizaben) ro, In vitro, tranilast.

KISTA GANGGLION
A. Definisi
Kista Ganglion atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yang
terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendon. Kista merupakan
tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan. Ganglion
biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan
atau melekat pada suatu sendi; namun ada pula yang tidak memiliki hubungan
dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki. Ukuran kista
bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil seiring berjalannya waktu
dan bahkan menghilang. Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika
teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan
tinggi cairan yang mengisi kista sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan
tulang. Ganglion timbul pada tempat-tempat berikut ini
Pergelangan tangan punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"), pada
telapak tangan ("volar wrist ganglion"), atau kadang pada daerah ibu jari.
Kista ini berasal dari salah satu sendi pergelangan tangan, dan kadang

diperberat oleh cedera pada pergelangan tangan.


Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst"). Kista ini
berasal dari saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, dan kadang

terjadi akibat iritasi pada tendon - tendinitis.


Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak di sebelah dasar
kuku. Kista ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi
terinfeksi dan menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini
biasanya disebabkan arthritis atau taji tulang pada sendi.

B. Etiologi
Penjelasan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan
pembentukan kista hingga degenerasi mukoid dari kolagen dan jaringan ikat.
Teori ini menunjukkan bahwa sebuah ganglion mewakili struktur degeneratif
yang melingkupi perubahan miksoid dari jaringan ikat. Teori yang lebih baru,
yang dipostulasikan oleh Angelides pada 1999, menjelaskan bahwa kista
terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi struktur sendi yang menstimulasi
produksi asam hialuronik. Proses ini bermula di pertemuan sinovial-kapsular.
Musin yang terbentuk membelah sepanjang ligamentum sendi serta kapsul
yang melekat untuk kemudian membentuk duktus kapsular dan kista utama.
Duktus pada akhirnya akan bergabung menjadi kista ganglion soliter yang
besar. Seperti yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak sepenuhnya
diketahui, namun ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada
ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat
cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak diketahui
sebelumnya.
C. Gejala dan Tanda
Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul
dapat berupa keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. Kista ganglion
umumnya soliter, dan jarang berdiameter di atas 2 cm. Dapat melibatkan
hampir semua sendi pada tangan dan pergelangan tangan. Dorsal wrist, volar
wrist, volar retinakular dan distal interfalangeal merupakan kista ganglion
yang paling sering ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Ganglion

terbesar terletak di belakang lutut dan biasa disebut Kista Baker. Ahli bedah
tangan yang berpengalaman juga dapat mengenali ganglion dorsal okulta
(tersembunyi), yang dapat timbul dengan tekanan lembut pada regio fossa
scapholunate. Nyeri terjadi dengan gerakan pergelangan tangan yang ekstrim.
Temuan

radiografik

biasanya

normal,

dan

MRI

berguna

dalam

mengkonfirmasi diagnosis. Eksisi bedah pada ganglion okulta dapat


menghilangkan nyeri dan gejala pada sebagian besar kasus. Sebagian pasien
mengeluhkan benjolan di bawah kulit yang sebagian besar terletak pada
bagian belakang pergelangan tangan, sisi telapak pada pergelangan tangan, di
atas tendon pada dasar jari pada sisi telapak tangan, atau pada sendi jari
terdekat ke ujung jari. Ganglion umumnya tidak nyeri; namun dapat
menyebabkan nyeri ketika digerakkan atau menyebabkan masalah mekanis
(terbatasnya ruang gerak) tergantung dari lokasi ganglion tersebut. Kista
ganglion

memiliki

kecenderungan

untuk

membesar

dan

mengecil,

kemungkinan karena cairan yang terdapat dalam kista terserap kembali ke


dalam sendi atau tendon untuk kemudian diproduksi kembali. Masalah
terbesar dengan ganglion adalah ketakutan pasien bahwa benjolan tersebut
merupakan sesuatu yang gawat. Diagnosis didasarkan atas riwayat penyakit,
pemeriksaan fisis, dan kemungkinan foto sinar x polos atau USG. Kista dapat
dibedakan dari tumor padat melalui transiluminasi (berkas sinar akan
melewati cairan yang memenuhi ganglion, tapi tidak jika merupakan massa
tumor yang padat). Pencitraan USG juga telah digunakan untuk membedakan
massa padat dan kistik di tangan.
D. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis dan
kadang melalui pemeriksaan radiologik. Dari anamesis bisa didapatkan
benjolan yang tidak bergejala namun kadang ditemukan nyeri serta riwayat
penggunaan lengan yang berlebihan. Pada pemeriksaan fisis ditemukan
benjolan lunak yang tidak nyeri tekan. Melalui transiluminasi diketahui
bahwa isi benjolan bukan merupakan massa padat tapi merupakan cairan.
Pada aspirasi diperoleh cairan dengan viskositas yang tinggi dan jernih.

Sering juga ditemukan adanya gangguan pergerakan dan parestesia dan


kelemahan pada pergelangan tangan ataupun lengan.
E. Penatalaksanaan
Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion. Pertama,
membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun.
Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien diyakinkan bahwa massa tersebut
bukanlah kanker atau hal lain yang memerlukan pengobatan segera, pasien
diminta untuk membiarkan dan menunggu saja. Jika ganglion menimbulkan
gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis, terdapat dua pilihan
penatalaksanaan: aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan
jarum) dan pengangkatan kista secara bedah. Aspirasi melibatkan pemasukan
jarum ke dalam kista dan mengeluarkan isinya setelah mematirasakan daerah
sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena diperkirakan bahwa inflamasi
berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di dalam kista, obat anti
inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai usaha untuk
mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi kembali oleh cairan
kista. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menggunakan substansi lain
seperti hialuronidase bersama dengan steroid setelah aspirasi meningkatkan
angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan
substansi tambahan. Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis
dan komplikasi saraf (hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan
ganglion pada saraf) atau timbul kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah
dianjurkan. Hal ini melibatkan insisi di atas kista, identifikasi kista, dan
mengangkatnya bersama dengan sebagian selubung tendo atau kapsul sendi
dari mana kista tersebut berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari.
Eksisi kista ini biasanya merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit
tergantung pada lokasi kista dan apakah kista tersebut melekat pada struktur
lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon.
CLAVUS
A. Definisi

Klavus adalah penebalan kulit berbatas tajam yang timbul pada tonjolan
tulang, sering pada tangan dan kaki, disertai rasa nyeri. Penyebabnya adalah
gaya gesek atau tekanan berlebihan yang menyebabkan terjadinya
hiperkeratosis, manifestasi klinis dan perubahan histologis. Penebalan luas
kulit dalam klavus bisa menyebabkan nyeri yang kronis, khususnya di kaki
depan, dalam situasi tertentu, penebalan ini dapat menghasilkan pembentukan
ulkus. Kata klavus memiliki banyak sinonim dan istilah vernakular tak
terhitung banyaknya,, istilah-istilah ini menggambarkan kegiatan terkait yang
telah mendorong pembentukan klavus.
Sinonim untuk klavus termasuk belulang, , klavus , katimumul, heloma, atau
lesi hiperkeratosis. Klavus terbagi dua jenis, yaitu keras (yaitu, durum
heloma) atau lunak (yaitu, heloma molle), dan akan terasa seperti kalus, atau
lesi hiperkeratotik difus

B. Etiologi
Klavus atau katimumul biasanya merupakan sebab dari deformitas yang
sudah ada atau berhubungan dengan perubahan dinamik pada fungsi kaki dan
akan menjadi lebih buruk dengan penggunaan alas kaki yang tidak sesuai.
Terdapat 2 jenis klavus; klavus keras yang timbul pada bagian dorsum ibu jari
dan akan berkurang dengan adaya maserasi dari keringat. Pada klavus keras,
permukaan terlihat mengkilap dan licin, dan saat lapisan paling atas
dikelupas, pada inti akan tampak bagian yang paling tebal dari lesi tersebut.
Inti inilah yang menyebabkan rasa tebal/baal atau nyeri yang menusuk/terasa

tajam karena menekan saraf sensorik yang ada disekitarnya. Klavus timbul
pada lokasi yang terkena gesekan atau tekanan, dan bila faktor penyebab
tersebut dihilangkan, klavus dapat hilang secara spontan. Biasanya tonjolan
tulang atau eksostosis ditemukan pada dasar klavus keras atau lunak yang
terjadi dalam durasi lama. Eksostosis ini harus diangkat agar penyembuhan
dapat terjadi. Klavus lunak pada sela jari biasanya timbul pada sela jari ke-4.
Eksostosis seringnya ditemukan pada sendi metatarsal-phalang yang
menyebabkan tekanan pada ibu
C. Gambaran Klinis
Klavus memiliki gejala nyeri yang sering dideskripsikan seperti rasa
terbakar khususnya pada area yang dimana sepatu dipakai atau yang menahan
beban. Rasa tidak nyaman ini diperkirakan disebabkan oleh robekan mikro
pada pada penebalan atau kulit yang tidak fleksibel.
Klavus (clavi atau helomata) secara jelas akan tampak papul keratotik
dan plak yang timbul pada area yang menahan gerakan mekanik berlebih atau
gerakan gesek. Klinis, semua varian lesi klavus terlihat seperti kulit
hiperkeratosis atau tebal; maserasi dan infeksi jamur atau bakteri sekunder
adalah fitur umum dalam Molle heloma dan diabetes. Helomas plantar
cenderung memiliki plug keratin pusat, yang bila dikupas, tampak dengan
jelas, inti sentral. Lokasi yang paling umum untuk formasi klavus adalah
kaki, khususnya aspek dorsolateral dari kaki kelima untuk durum heloma, di
web interdigital keempat kaki untuk Molle heloma, dan di bawah kepala
metatarsal untuk kapalan.
Lesi akan timbul pada pada lokasi pijakan yang sudah diketahui,
berhubungan dengan deformitas struktural dan kelainan biomekanik. Lekukan
pada bagian bawah jari kaki menyebabkan adanya tonjolan ke arah proksimal
dan/atau sendi interphalangeal distal. Sehingga keratosis dalam hal ini dapat
terbentuk baik di bagian dorsal dari sendi tersebut, disela jari kaki, pada
bagian ujung distal jari kaki atau pada aspek lateral dari jari kaki kelima
dan/atau kuku jari kaki (klavus lateral kuku jari kaki, juga disebut durlacher's
corn). Klavus sela jari akan lebih keras jika berbatasan dengan sendi-sendi
interphalangeal atau lunak jika timbul pada sela jari keempat bagian dalam.

Klavus yang akhirnya menjadi lunak disebabkan oleh keringat yang


terperangkap yang akan mengakibatkan terjadinya maserasi pada jaringan
keratotik.
Jenis lain klavus adalah heloma miliare, atau seed corn yang berasal
dari penampakan klinisnya: gutata keratosis yang multipel yang mudah
dilepas. Saat tren mode kaus kaki dengan bahan nilon, hal ini diperkirakan
merupakan faktor kausatif terjadinya klavus jenis ini. Tetapi pasien akan tetap
menderita klavus ini walaupun mereka tidak pernah memakai kaus kaki
berbahan nilon.
Pemeriksaan pasien harus mencakup penilaian jenis alas kaki dipakai,
kegiatan yang dilakukan, kiprah, dan terapi rumah saat ini atau terapi yang
ditentukan sebelumnya.

(a)

(b)

Gambar 1. (a) Klavus dibawah metatarsal ketiga, tampak radix atau inti sentral
berwarna putih. Radix tersebut harus dikelupas untuk kenyamanan. (b) klavus lunak
(heloma molle) terdapat pada sela jari keempat bagian dalam.
(Sumber : Fitzpatricks Dermatology in General Medicine)

Lesi harus teraba dan dikupas untuk mencari pembuluh darah yang
mendasari (titik-titik hitam atau tepat pendarahan), yang terlihat di kutil, dan
untuk mencari ulcerations mendasari, seperti yang terlihat dalam ulcerations
neurovaskular (terutama pada pasien dengan diabetes).

Pengelupasan dari kalus atau klavus, sebagai lawan kutil plantar, harus
mengungkapkan

Dermatoglyphics

normal.

Kalus

umumnya

lebih

menyakitkan dengan tekanan langsung, sedangkan kutil yang lebih


menyakitkan dengan tekanan lateral. Studi Pedobarographic adalah tekanan
penilaian yang dapat digunakan untuk mendeteksi distribusi tekanan kaki
berubah. MRI mungkin menggambarkan masalah kaki diabetik lebih jelas.
Klavus pada plantar harus dibedakan dari kutil plantar dan pada
sebagian besar kasus hal ini hanya dapat dilakukan dengan mengelupaskan
permukaan keratin sampai papil memanjang pada dermal kutil tersebut dan
pembuluh darah yang khas atau inti bertanduk pada klavus dapat dilihat
dengan jelas. Sebagai tambahan porokeratosis plantaris discreta merupakan
lesi yang berbatas tajam, berbentuk kerucut dengan lesi elastis yang timbul
dibawah puncak metatarsal. Kadang dapat juga timbul lesi yang multipel.
Klavus ini predominan pada wanita 3 : 1, terasa nyeri dan sering tertukar
dengan kutil plantar atau klavus. Keratosis punctata pada lipatan dapat dilihat
pada lipatan jari kaki dimana hal ini dapat disalahartikan sebagai klavus.
Biopsi dari lesi mengungkapkan hiperkeratosis dan, kadang-kadang,
deposisi musin.
D. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan:
1. Mengatasi gejala simtomatik

2.
3.
4.

Mencari sumber stress mekanik yang abnormal


Menyembuhkan penyebab
Mempertimbangkan tindakan bedah bila upaya penatalaksanaan tersebut tidak
berhasil
Secara singkat, penatalaksanaan pada klavus dibagi menjadi 2, yaitu
penatalaksanaan non-bedah dan penatalaksanaan bedah. Penatalaksanaan
non-bedah meliputi mengganti alas kaki, penggunaan bantalan alas kaki dan
injeksi artificial filler seperti silikon, sedangkan penatalaksanaan bedah
berupa pengelupasan klavus dan bedah koreksi jika terdapat deformitas kaki.
Untuk mengatasi gejala simtomatik yang disebabkan oleh klavus, dapat
dilakukan mengelupasan lapisan secara hari-hati dan rutin. Pengelupasan
rutin membantu mengurangi tekanan yang disebabkan oleh klavus tersebut.

Prosedur ini sebaiknya dilakukan dengan menggunakan scalpel dan terapi


lanjutan dengan alat penggosok. Untuk klavus lunak, penggunaan pemisah
jari kaki (lakan, busa atau silikon) yang akan mempercepat kesembuhan.
Asam salisilat (10-20%) sebagai agen keratolitik dapat membantu, tetapi
perawatan dibutuhkan untuk menghindari terjadi iritasi
Mengurangi tekanan atau gesekan dengan sepatu atau alas kaki yang
tepat menjadi sangat penting. Alas kaki yang baik yaitu alas kaki yang
lembut, hak sepatu yang tidak terlalu tinggi (kurang dari 4 cm) dan ujung alas
kaki berbentuk bulat untuk memberi ruang ibu jari kaki. Penggunaan bantalan
alas kaki (insole) juga dapat membantu untuk meratakan tekanan pada telapak
kaki. Walau bagaimanapun langkah ini sendiri saja tidak akan dapat
menyembuhkan lesi. Asam salisil dan asam dikloroasetil merupakan metode
terapi favorit dan akan berhasil bila digunakan dengan seksama dan rutin.
Setelah pengelupasan klavus dengan memberi tekanan saat mengangkat inti
sentral, pasang plester asam salisil 40%. Setelah 48 jam, plester dilepas, kulit
maserasi berwarna putih digosok dan plester baru dipasang. Hal ini dilakukan
terus sampai klavus sudah hilang.
Kadang lebih mudah menggunakan asam salisil-asam laktat dalam
colodion daripada plester. Terapi collodion secara hati-hati dioleskan pada
lokasi klavus yang dikelupas dan dan dikeringkan setiap hari sampai sembuh.
Merendam

kaki

selama

30

menit

sebelum

mengoleskannya

akan

mempercepat efek terapi. Terapi ini khususnya efektif pada klavus lunak di
sela jari.
Merendam kaki di air panas dan pengelupasan permukaan dengan pisau
skalpel atau batu apung dapat memperbaiki dan membantu secara simtomatik.
Aplikasi pada cincin dari gumpalan lunak disekitar lokasi klavus dan sering
memberikan hasil yang lebih baik. Harus ditekankan bahwa pengangkatan
abnormalitas

tulang

dalam

bentuk

apapun,

jika

ditemukan,

akan

mempengaruhi kesembuhan.
Terkadang terapi konvensional dapat tidak efektif dan gagal. melakukan
tindakan bedah koreksi pada deformitas jari kaki dan reseksi condile yang
menonjol yang dapat menyebabkan terbentuknya klavus lunak.

KISTA ATEROMA
A. Definisi
Ateroma adalah kista-retensi dari kelenjar minyak kulit (gl. Sebaseum)
atau akibat penutupan saluran pori rambut. Sesuai dengan etiologinya maka
predileksinya di berbagai tempat/bagian tubuh yang berambut, terutama di
kepala, wajah, leher punggung dan daerah genital. Jenis ini tampak sebagai
tonjolan bulat, letaknya bisa superfisial dapat pula mencapai subkutan.
Konsistensinya lunak, kenyal. Tempat dimana saluran tertutup terdapat di
pusat atau di tengah benjolan tersebut. Ateromanya sendiri terdiri dari kapsula
jaringan ikat padat, membungkus isinya seperti bubur putih, mengandung
banyak lemak. Cenderung untuk mendapat infeksi. Dapat perforasi spontan
dan nanahnya keluar. Mula-mula dapat sembuh spontan, tetapi sering kali
residif atau dapat terjadi fistula, karena sisa kapsula masih bersekresi.
Nama lainnya adalah kista retensi. Kista ini berasal dari jerawat
(akne) yang tersumbat muara kelenjarnya, dan berisi sel-sel atau debris
epidermis dan kristal-kristal kolesterol. Bila massa tumor dibelah, akan
dijumpai massa putih dan berbau. Yang khas pada kista ini adalah kadang
kadang dapat dijumpai suatu bintik pada puncak penonjolan kista pada kulit
(pungta), yang merupakan muara kelenjar yang tersumbat.
Pada ateroma tempat asal muara saluran tampak sebagai lekukan atau
titik hitam, hal ini yang membedakan dengan tumor jaringan lunak lainya.

B. Etiologi
Salah satu penyebab kista sebasea yaitu tersumbatnya kelenjar sebasea
dimana permukaan kulit (epidermis) terdiri dari lapisan sangat tipis yang
melindungi sel-sel tubuh. Kebanyakan kista epidermoid terbentuk ketika selsel permukaan terjadi pengelupasan normal yang tidak normal. Paling sering,
ini terjadi di daerah dimana terdapat folikel rambut kecil dan kelenjar minyak
yang lebih besar (kelenjar sebasea), seperti, leher, wajah atas, dan pangkal
paha.
Sel-sel

epidermis

membentuk

dinding

kista,

dan

kemudian

mengeluarkan keratin protein. Keratin adalah zat kuning kental yang kadangkadang mengalir dari kista.
C. Gejala Klinis
Banyak ditemukan pada bagian tubuh yang banyak mengadung kelenjar keingat,
misalnya muka, kepala, punggung
Bentuk bulat/kubah, berbatas tegas, berdinding tipis, dapat digerakkan, melekat
pada kulit di atasnya.
Berisi cairan kental berwarna putih abu-abu, kadang disertai bau asam.
Jika terjadi peradangan, kista akan memerah dan nyeri

Permukaan kista lembut


Diameter 1-4 cm
Jika kista terinfeksi, maka akan berwarna merah terang
Kista ateroma biasanya memiliki sebuah lekukan atau bercak gelap di
tengah-tengahnya. Kista ini sebenarnya pembengkakan folikel rambut yang
terisi denga substansi-substansi yang berbau busuk, buruk dan pucat termasuk
protein keratin, yang kadang-kadang merembes keluar. Terkadang kista
ateroma muncul pada wajah dan tubuh, namun jangan khawatir sebab kista
ini tidak berbahaya. Dengan ukuran bermacam-macam mulai dari 1 sampai 4
sentimeter, kista ateroma bisa bertambah besar atau menghilang dengan
sendirinya. Dan kista tersebut bisa terinfeksi/atau tumbuh begitu besar, lunak,
dan meradang sehingga harus dikeringkan atau diangkat.
D. Penatalaksanaan
Medika mentosa
1. topikal
a) benzoil peroksida
b) retinoid
c) sulfur dan astrigen
2. sistemik
a) antibiotic
b) siproteron asetat
c) 13-cis-asam retinoat (isotretinoit)

d) Steroid

Teknik Operasi
Pada ateroma tanpa-tanda radang, dilakukan ekstirpasi total dengan eksisi
di daerah bekas muara kelenjar, yang kulitnya tipis. Insisi dan drainase bila
terdapat infeksi disertai pembentukan abses. Ekstirpasi kista harus
teangkat bersih dengan simpai (kapsu) nya. Jika tidak kemungkinan
terjadi kekambuhan atau residif yang sangat besar. Ekstirpasi ulang
(interval) bila terdapat sisa ateroma.

Anda mungkin juga menyukai