DOSEN PEMBIMBING:
Siti Masodah, S.Pd, M.Gizi
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8
Dafiana Niken
Maulina Putri
Saipul Anwar
Sasmita Sari
Tasya Putriyatna
YODIUM
A. Definisi Yodium
Yodium merupakan zat makanan yang tergolong ke dalam mineral mikro.
Dalam keadaan normal, yodium dikonsumsi hewan melalui air dan tumbuhtumbuhan yang menyerap zat tersebut dari tanah. Apabila kandungan yodium
dalam pakan ternak belum tercukupi biasanya peternak memeberikan mineral
yodium dalam bentuk garam dapur pada ransum pakan terak. Yodium ditemui
dalam bentuk inorganik dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium berada dalam
satu siklus di alam. Sebagian yodium ada di laut, sebagian lagi merembes dibawa
hujan, angin dan banjir turun ke tanah dan gunung di sekitarnya. Yodium terdapat
di lapisan bawah tanah, sumur minyak dan gas alam. Air berasal dari sumursumur tersebut merupakan sumber yodium. Daerah pegunungan di seluruh dunia
termasuk di Eropa, Amerika, dan Asia kurang mengandung yodium, terutama
pegunungan yang ditutupi es dan mempunyai curah hujan tinggi yang mengalir ke
sungai. Yodium di dalam tanah dan laut terdapat sebagai iodide. Ion iodide
dioksidasi oleh sinar matahari menjadi unsur yodium yang mudah menguap.
Yodium kemudian dikembalikan ke tanah oleh hujan. Pengembalian yodium ke
tanah berjalan lambat dan sedikit dibandingkan dengan kehilangan semula, dan
banjir berulang kali akan menyebabkan yodium yang tersedia di tanah hanyut
terbawa air
Sumber, garam dapur difortifikasi, makanan laut, air dan sayur didaerah
non gondok dan hewanyang makan makanan tersebut. Zat mineral yodium
biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di pasaran, namun tidak
semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium Sumber Yodium :
Makanan hasil laut, telur, susu, garam beryodium, tiram, dan rumput laut. Untuk
menghindari hal ini, orang dewasa harus mendapatkan antara 120 hingga 150 mcg
yodium sehari. Sumber utama yodium adalah garam. Anda juga bisa
mendapatkannya dari kerang, bawang putih dan biji wijen.
Untuk memenuhi kecukupan yodium sebaiknya di dalam menu sehari-hari
sertakan bahan bahan pangan yang berasal dari laut. Kebutuhan yodium perhari
sekitar 1-2 mikrogram per kg berat badan.
Kebutuhan yodium setiap hari di dalam makanan yang dianjurkan saat ini
adalah:
F. Metabolisme Yodium
Yodium diabsorbsi dalam bentuk iodida. Konsumsi normal sebanyak 100150 g/hari. Ekskresidilakukan melalui ginjal dan jumlahnya berkaitan dengan
yang dikonsumsi. Dalam bentuk ikatan organikdalam makanan hewani hanya
separuh dari yodium yang dikonsumsi dapat diabsorbsi. Di dalam darah, yodium
terdapat dalam bentuk bebas ddan terikat protein. Manusia dewasa sehat
mengandung 15-20 mg yodium, 70-80%diantaranya berada dalam kelenjar tiroid
(Ismail SD, 1993). Di dalam kelenjar ini yodium digunakan untuk mensintesis
hormon-hormon triiodothyronin (T3) dan tiroksin atau tetraiodothyroni (T4) bila
diperlukan. Kelenjar tiroid harus menangkap 60 g yodium sehari untuk
memelihara persediaan tiroksin yang cukup. Penangkapan yodin oleh kelenjar
tiroid dilakukan melalui transfor aktif yang dinamakan pompa yodium.
Mekanisme ini diatur oleh hormon yang merangsang tiroid (Thyroid Stimulating
Hormone/TSH) dan hormon Thyrotropin Releasing Hormonel/ TRH yang
dikeluarkan oleh hipotalamus yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari untuk
mengatur sekresi tiroid. Hormon tiroksin kemudian di bawa darah ke sel-sel
sasaran dan hari, selanjutnya dipecah dan bila diperlukan yodium kembali
digunakan (Greenspan, 2001).
Kelebihan yodium dikeluarkan melalui urine dan sedikitnya melalui fese
yang berasal dari cadangan empedu. Yodium bagian integral dari T3 dan T4
berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tiroid
mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen. Hormon tyroid mengontrol
kecepatan pelepasan energi dari zat gizi yang dihasilkan energi. Tiroksin
merangsang metabolisme sampai 30%. Kedua hormon tersebut mengatur suhu
tubuh, reprodusi, pembentukan sel darah merah, fungsi otot dan syaraf. Yodium
berperan pula dalam perubahan karotin menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesin
kolesterol darah (Almatsier, 2002).
Tiroglobulin disintesis dalam sel folikel, masuk ke koloid dengan proses
eksositosis dari granula. Di dalam granula terdapat enzim tiroid peroksidase.
Tiroglubulin yang telah menjadi hormon tiroid masuk lagi ke dalam sel. Ikatan
peptida dalam tiroglobulin terhidrolisis melepas asam amino, T3 dan T4. Semua
proses dibantu oleh TSH (Ismail SD, 1993).
SULFUR
A. Definisi Sulfur
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin
dan biotin serta asam amino metionin dan sistein.
Rantai samping molekul sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu
sama lain sehingga membentuk jembatan disulfide yang berperan dalam
menstabilkan molekul protein.
Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak
mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.
Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung berprotein.
B. Fungsi Sulfur
Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang
mengandung sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Berperan
dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan hormone insuline
serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga berperan melarutkan sisa metabolisme
sehingga bias dikeluarkan melalui urin, dalam bentuk teroksidasi dan
dihubungkan dengan mukopolisakarida.
C. Dampak Kelebihan dan Kekurangan (AKG)
Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum
diketahui adanya kekurangan sulfur bila makanan yang kita konsumsi cukup
mengandung protein. Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi jika kekurangan
protein.
Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih pada
hewan yang akan menghambat pertumbuhan.
Jadi, AKG untuk orang dewasa dicukupi oleh asam amino esensial yang
mengandung sulfur.
D. Pencernaan dan Metabolisme
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat
anorganik. Sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai
koenzim dan vitamin, termasuk koenzim A. Sebagian besar sulfur dieksresi
melalui urin sebagai ion bebas. Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit
intraseluler yang terdapat dalam plasma berkonsentrasi rendah.
DAFTAR PUSTAKA
http://reninutrisionist.wordpress.com/2009/05/21/makromineral/
http://maraparashigo-maraparapa.blogspot.com/2011/11/mineral-mikro.html
DEPKES RI,Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, Jakarta 1996.
Lisdiana, Ir, Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi, Trubus
Agriwidaya, Bandar Lampung 1998.
Notoatmodjo Soekidjo,Prof.Dr, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta,Jakarta
1996.
Nyoman I Dewa dkk, Penilaian Status Gizi,EGC Jakarta 2002.
Sr.Alfonsine C.B, B.Sc, Pengantar Ilmu Gizi, Intan, Jakarta 1984.