TUGAS
Oleh:
Zulfa Makhatul Ilmi, S. Kep.
NIM 122311101024
2016
TUGAS
Disusun untuk memenuhi laporan akhir Program Profesi Ners
Stase Keperawatan Gerontik
Oleh:
Zulfa Makhatul Ilmi, S. Kep.
NIM 122311101024
2016
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi
Bagi lansia, penurunan fungsi jantung banyak ditemukan salah satunya
yaitu hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005). Hipertensi diartikan
sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas
normal. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan
produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan kardiak output (Wexler, 2002).
Hipertensi primer (esensial) adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri
yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal,
hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup 90% dari kasus
hipertensi (Wibowo, 1999). Hipertensi sekunder adalah hipertensi persisten akibat
kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya
diketahui dan ini menyangkut 10% dari kasus-kasus hipertensi (Sheps, 2005).
WHO memperkirakan sekitar 30% penduduk dunia tidak menyadari
adanya hipertensi (Susilo & Wulandari, 2011). Menurut WHO, dari 50% penderita
hipertensi yang diketahui, 25% mendapat pengobatan dan hanya 12,5% yang
diobati dengan baik. Pengobatan penderita hipertensi belum efektif karena sering
terjadi kekambuhan serta menimbulkan efek samping berbahaya dalam jangka
waktu yang panjang (Dicky, 2011). Terapi nonfarmakologis dapat digunakan
sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan farmakologis (obat anti
hipertensi) yang lebih baik (Dalimartha, 2008). Beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa penatalaksanaan nonfarmakologis merupakan intervensi
yang baik dilakukan pada setiap pengobatan hipertensi (Smeltzer & Bare, 2001).
Pada hipertensi ringan, pengobatan non farmakologis sudah dapat mengontrol
tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis tidak diperlukan atau dapat
ditunda. Selain itu, pengobatan non farmakologis dapat digunakan sebagai
pelengkap pengobatan farmakologis yang digunakan dalam pengobatan hipertensi
derajat 1 atau lebih (Marliani, 2007).
Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin
meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi
kemungkinan besar juga akan bertambah. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan
kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639
juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan
penduduk saat ini(Armilawatiet al, 2007). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% masyarakat di Indonesia menderita
hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Hasil SKRT tahun
1995, 2001 dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit
nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 2035% dari kematian
tersebut disebabkan oleh hipertensi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah
2016
4.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan pendidikan kesehatan tentang
backrub antara lain:
1. Menambah pengetahuan tentang manajemen hipertensi yang tepat;
2. Menambah kemampuan dalam manajemen hipertensi;
3. Meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup.
2016
2016
2016
DAFTAR PUSTAKA
Karyadi, Elvina. 2006. Hidup Bersama Penyakit Hipertensi-Asam Urat
Jantung Koroner. Jakarta: PT Intisari Mediatama.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Profil Data Kesehatan
Indonesia Tahun 2006. Jakarta: Kemenkes RI.
Marliani, L. 2007. 100 Question and Answer Hypertension. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume 1. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Rahajeng et al. 2009. Pengelolaan Prevalensi Hipertensi. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Sheps, Sheldon G. 2005. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah
Tinggi. Jakarta: PT Intisari Mediatama .
Silva, et al. 2010. Physical Exercise, -adrenergic Receptors, and Vascular
Response. [serial online]. http://www.scielo.br.com. [03 Juli 2015].
Smeltzer, Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume
2. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Susilo.T & Wulandari.A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Wexler. 2002. Hipertensi ; Encylopedia of Nursing and Alied Health. [serial
online] http://www.findarticles.com/p/article/mi [diakses 20 September
2016]
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Satuan Operasional Prosedur (SOP) jika ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Leaflet
Pemateri,
2016
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2016/2017
BERITA ACARA
Pada hari ini, tanggal 25 Bulan September tahun 2016 jam 09.00 s/d 10.00 WIB
bertempat di PSLU Puger Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Backrub oleh Mahasiswa
Program Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh .. orang
(daftar hadir terlampir)
2016
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2015/2016
DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Backrub oleh Mahasiswa Program
Profesi Ners Universitas Jember. Pada hari ini, tanggal 25 Bulan September tahun
2016 jam 09.00 s/d 10.00 WIB bertempat di PSLU Puger Kabupaten/Kota
Jember Propinsi Jawa Timur.
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
NAMA
ALAMAT
TANDA
TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2016
Lampiran 3: SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik/Materi
: Manajemen nyeri hipertensi dengan Backrub
Sasaran
: Mbah M
Waktu
: 09.00 s/d 10.00 WIB
Hari/Tanggal
: Minggu, 25 September 2016
Tempat
: UPT PSLU Jember
1.
Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, klien akan dapat mengerti dan
memahami tentang pengertian, penyebab, dan penanganan nyeri akibat
hipertensi.
2.
Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 15 menit
sasaran akan mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian backrub;
b. Menjelaskan tentang manfaat dari backrub;
c. Menjelaskan tentang cara melakukan backrub.
3.
Pokok Bahasan :
Konsep dasar dan cara melakukan backrub.
4.
Subpokok Bahasan
a. Pengertian dari backrub;
b. Manfaat dari backrub;
c. Cara melakukan backrub.
5.
Waktu
1 x 30 Menit
6.
7.
Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran
: Ceramah dan demonstrasi
b. Landasan Teori
: Konstruktivisme
c. Landasan Pokok
:
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut
2016
8.
Persiapan
Mahasiswa P2N menyiapkan materi tentang pelatihan Backrub dan membuat
media pelatihan Backrub..
9.
Penyajian
Penutup
Tindakan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
1. Salam pembuka
Kegiatan peserta
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
1. Menjelaskan materi
Memperhatikan,
tentang :
menanggapi dengan
a. Pengertian dari
pertanyaan
backrub;
b. Manfaat dari
backrub;
c. Cara melakukan
backrub.
2. Memberikan
kesempatan pada Mbah
M untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan
kesempatan kepada
Mbah M untuk
menjelaskan kembali
dan mempraktikan
materi yang sudah
disampaikan.
1. Menyimpulkan materi
Memperhatikan dan
yang telah diberikan
menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan leaflet
tentang cara melakukan
backrub.
4. Salam penutup
Waktu
3 menit
9 menit
3 menit
10. Evaluasi
a. Struktur
1. Mahasiswa mampu menjaga empati dan caring terhadap klien;
2. Mahasiswa mampu berhati-hati dalam menjaga kondisi tubuh klien
saat latihan backrub;
3. Tersedia lingkungan yang nyaman.
b. Proses
2016
2016
Lampiran 4 : SOP
Pengertian
Tujuan
Indikasi
Kontraindikasi
Persiapan pasien
NO
REVISI:
HALAMAN:
DITETAPKAN OLEH:
Persiapan alat
Cara kerja
1.
2.
3.
4.
1.
2016
Selimut mandi.
Olive oil atau lotion.
Handuk.
Sarung tangan bersih.
Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera
dimulai
2. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja
yang nyaman
3. Cek alat yang akan digunakan
4. Dekatkan alat alat ke sisi tempat tidur pasien
5. Posisikan pasien senyaman mungkin
6. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
7. Periksa tanda vital pasien sebelum memulai
backrub (terutama nadi dan tekanan darah)
8. Atur ruangan dengan kehangatan yang cukup
9. Bantu pasien melepas baju
10. Bantu pasien dengan posisi pronasi atau sims
dengan punggung menghadap perawat
11. Buka punggung pasien, bahu lengan atas dan
bokong tutup sisanya dengan selimut mandi
12. Letakkan handuk panjang dibawah punggung
13. Hangatkan lotion di telapak tangan atau tempelkan
lotion pada air hangat
14. Jelaskan bahwa lotion akan terasa dingin
15. Berdiri di dekat pasien
16. Dengan gerakan sirkuler, pijat daerah leher dengan
tiga jari
17. Gunakan gerakan stroking (menggosok) dengan
arah sirkuler keluar dari arah sacrum menuju ke
leher, lakukan dengan gerakan memanjang, tegas
dan lembut pertahankan tangan tetap kontak
dengan pungung pasien
18. Berhentilah pada pusat punggung dan kemudian
gerakan secara sirkuler keluar di kedua skapula,
kemudian kembali ke bokong dengan gerakan
lambat.lanjutkan pijat selama beberapa menit
19. Remas kulit dengan jari jari, remas ke atas
sepanjang satu sisi spina dari bokong dan bahu
sekitar bawah leher. Remas atau usap ke bawah ke
arah sakrum. Ulangi sepanjang sisi punggung yang
lain.
20. Pukul pukul punggung pasien menggunakan sisi
telapak tangan
21. Ulangi kembali gerakan gerakan tersebut diatas
masing masing gerakan 3-5 menit. Tambahkan
lotion jika perlu
22. Sambil melakukan massage periksa adanya
kemerahan pada kulit(terutama pada daerah bony
prominences)
23. Tanya pasien daerah yang perlu dilakukan massage
Evaluasi
2016
khusus
24. Akhiri massage dengan gerakan usapan panjang
dan tegas dari atas ke bawah dan katakan pada
pasien bahwa anda akan mengakhiri massage.
25. Bersihkan sisa lotion pada punggung pasien dengan
handuk
26. Bantu pasien memakai kembali baju
27. Rapikan pasien ke posisi semula
28. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai
29. Bereskan alat alat yang telah digunakan dan lepas
sarung tangan
30. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela
31. Kaji respon pasien (subyektif dan obyektif)
32. Berikan reinforcement positif pada pasien
33. Buat kontrak pertemuan selanjutnya
34. Akhiri kegiatan dengan baik
35. Kembalikan peralatan ke nurse station dan cuci
tangan
1. Evaluasi hasil yang dicapai.
2. Beri reinforcement positif pada klien.
3. Kontrak pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik.
2016
Lampiran 5: Materi
Backrub ( Pijat Punggung )
a. Pengertian Backrub
Backrub merupakan terapi untuk mengatasi nyeri tengkuk akibat
hipertensi perawat dapat melakukan backrub. Backrub (gosokan punggung)
adalah suatu bentuk massage pada punggung yang mempunyai tujuan untuk
merelaksasi dan mengurangi tekanan.Tindakan keperawatan dengan cara
memberikan masase pada klien dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri)
pada daerah superficial atau pada otot atau tulang. Tindakan masase ini hanya
untuk membantu mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya sirkulasi.
Gosokan dari prosedur ini akan menghasilkan panas pada permukaan kulit.
Hal ini menyebabkan dilatasi pembuluh-pembuluh darah sehingga akan
meningkatkan supplay darah kedaerah tersebut. Karena jaringan sering tertekan
pada pasien yang istirahat di tempat tidur dan otot-otot biasanya relaksasi,
stimulasi penting agar jaringan mendapatkan nutrisi dan oksigen. Pemijatan pada
daerah punggung yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan relaksasi otot,
mengurangi ketegangan otot, menstimulasi sirkulasi darah pada kulit. Backrub
baik diberikan untuk meningkatkan suplai darah ke daerah punggung.
b. Manfaat dari Backrub
Penggunaan backrub sangat besar manfaatnya dalam membantu
mengembalikan tubuh dalam keadaan pulih. Backrub membantu menghilangkan
kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri,
atau perasaan lemas. Backrub biasanya dilakukan pada punggung dalam waktu
yang cukup lama. Backrub juga dapat mengurangi kelelahan, kejenuhan dan
meningkatkan kenyamanan. Dapat membantu proses penyembuhan, merawat dan
mengembalikan tubuh maupun perasaan kembali nyaman. Selain itu dengan
dilakukan backrub dapat mengembalikan fungsi-fungsi otot dan persendian yang
biasanya mengalami kekakuan.
c. Cara melakukan Backrub
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit
4. Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan
tekanan halus
5. Teknik masase dengan gerakan tangan selang-seling (tekanan pendek, cepat
dan bergantian tangan)dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan
memberikan tekanan ringan. Dilakukan bila nyeri terjadi di pinggang
(Gambar 8.1)
6. Teknik remasan (mengusap otot bahu). Dapat dilakukan bila nyeri terjadi
pada daerah di sekitar bahu (Gambar 8.2)
2016
8. Teknik eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan bila nyeri terjadi di
daerah punggung dan pinggang (Gambar 8.5)
9. Teknik petrisasi dengan menekan punggung secara horizontal (Gambar 8.6)
2016
10. Teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari, digunakan pada
akhir masase daerah pinggang (Gambar 8.7)
(tampak depan)
(tampak belakang)
2016