4. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya
plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo
pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, preeklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio
Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan
kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan
aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah
defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan,
dan perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada
pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan
insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya
inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah
insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin
yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses
pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka
post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah
risiko infeksi.
5. Pathway Terlampir
6. Komplikasi
a. Infeksi Puerperalis
selama
berturut-turut,
hari
demi
hari,
pasien
Keperawatan
Hasil
Nyeri
akut Setelah
diberikan
berhubungan
keperawatan
Rasional
1. Lakukan
1. Mempengaruhi
pengkajian
pilihan
secara
pengawasan
komprehensi
keefektifan
pelepasan
intervensi.
dengan
asuhan
Intervensi
mediator
tentang
nyeri
(histamin,
Klien melaporkan
meliputi
prostaglandin)
nyeri berkurang /
lokasi,
akibat
terkontrol
karakteristik,
jaringan
trauma
dalam
Wajah
tidak
durasi,
pembedahan
tampak meringis
frekuensi,
(section caesarea)
Klien
tampak
kualitas,
dapat
rileks,
dapat
intensitas
mempengaruhi
berisitirahat,
dan
nyeri
dan
beraktivitas sesuai
faktor
kemampuan
presipitasi.
2. Observasi
respon
2. Tingkat
ansietas
persepsi / reaksi
terhadap nyeri.
nonverbal
dari
ketidaknyam
3. Mengetahui sejauh
anan
mana
pengaruh
(misalnya
nyeri
terhadap
wajah
kualitas
meringis)
pasien.
hidup
terutama
ketidakmam
puan
untuk
berkomunika
si
secara
efektif.
3. Kaji
4. Memfokuskan
kembali perhatian,
efek
meningkatkan
pengalaman
kontrol
nyeri
meningkatkan
terhadap
harga
kualitas
kemampuan
hidup
(ex:
dan
diri
dan
koping
beraktivitas,
tidur,
istirahat,
5. Memberikan
rileks,
ketenangan kepada
kognisi,
pasien
perasaan,
nyeri
dan
bertambah
sehingga
tidak
hubungan
sosial)
4. Ajarkan
menggunaka
n teknik
6. Analgetik
dapat
nonanalgetik
mengurangi
(relaksasi
pengikatan
progresif,
mediator
latihan napas
dalam,
nyeri
imajinasi,
dapat mengurangi
sentuhan
rasa nyeri
kimiawi
sehingga
terapeutik.)
5. Kontrol
faktor
faktor
lingkungan
yang
yang
dapat
mempengaru
hi
respon
pasien
terhadap
ketidaknyam
anan
(ruangan,
suhu,
cahaya, dan
suara)
6. Kolaborasi
untuk
penggunaan
kontrol
analgetik,
Risiko
tinggi Setelah
diberikan
jika perlu.
1. Tinjau ulang
1. Kondisi
dasar
terhadap
infeksi asuhan
berhubungan
dengan
keperawatan
selama x 6 jam
infeksi
kondisi dasar /
seperti diabetes /
faktor
hemoragi
risiko
yang
ada
menimbulkan
sebelumnya.
potensial
Catat
infeksi
waktu
risiko
/
pecah
penyembuhan luka
ketuban.
tanda
infeksi
ketuban
tumor,
terjadi
fungsio
laesea)
Suhu
yang
24
jam
sebelum
dan
nadi
pembedahan dapat
menimbulkan
koriamnionitis
C, frekuensi nadi =
sebelum intervensi
60 - 100x/ menit)
mempengaruhi
normal (4,10-10,9
proses
10^3 / uL)
penyembuhan luka
Hb
dalam
batas
2. Mengetahui secara
normal (13,5-17,5
g/dL)
dini
2. Kaji adanya tanda
(kalor,
terjadinya
infeksi
sehingga
dapat
dilakukan
infeksi
normal (41-53 %)
pemilihan
fungsio laesa)
intervensi
secara
adanya
luka
teknik
kontaminasi
pada
luka
dapat
yang
menimbulkan
infeksi
4. Balutan
4. Inspeksi
balutan
steril
abdominal
melindungi
terhadap eksudat /
dari
rembesan.
kontaminasi.
Lepaskan
balutan
sesuai indikasi
luka
cedera
Rembesan
dapat
menandakan
terjadinya
hematoma
yang
memerlukan
intervensi lanjut
5. Cuci
5. Anjurkan klien dan
keluarga
untuk
mencuci
tangan
tangan
menurunkan resiko
terjadinya
infeksi
nosokomial
sebelum / sesudah
menyentuh luka
6. Pantau
6. Peningkatan suhu,
nadi,
dan
WBC
peningkatan suhu,
merupakan
salah
nadi,
satu
data
pemeriksaan
penunjang
yang
laboratorium
dapat
mengidentifikasi
darah putih
adanya bakteri di
dan
dalam
darah.
bakteri
akan meningkatkan
produksi panas dan
frekuensi nadi. Sel
darah putih akan
meningkat sebagai
kompensasi untuk
melawan
yang
bakteri
menginvasi
tubuh.
7. Risiko
7. Kolaborasi
untuk
pemeriksaan
dan
Hb
Ht.
Catat
perkiraan
pasca
melahirkan
dan
proses
penyembuhan akan
buruk bila kadar
kehilangan
selama
infeksi
darah
prosedur
pembedahan.
Hb
rendah
dan
terjadi kehilangan
darah berlebihan.
8. Mempertahankan
8. Anjurkan
intake
keseimbangan
nutrisi
untuk
mendukung
perpusi
dan
jaringan
memberikan
regenerasi
selular
dan
penyembuhan
jaringan
9. Antibiotik
9. Kolaborasi
menghambat
penggunaan
antibiotik
Ansietas
Setelah
diberikan
berhubungan
asuhan
keperawatan
indikasi
1. Kaji
psikologis
dapat
proses infeksi
sesuai
respon
1. Keberadaan sistem
pendukung
klien
dengan
selama x 6 jam
terhadap kejadian
(misalnya
kurangnya
diharapkan
dan ketersediaan
pasangan)
sistem
memberikan
pendukung
dukungan
secara
ansietas
berkurang
dapat
pembedahan,
psikologis
dan
penyembuhan,
membantu
klien
dan
gelisah
dalam
Klien
mengungkapkan
mengungkapkan
masalahnya
perawatan
post operasi
bahwa ansietasnya
berkurang
2. Tetap
bersama
2. Keberadaan
klien,
bersikap
perawat
tenang
dan
dapat
memberikan
menunjukkan
dukungan
dan
rasa empati
perhatian
pada
klien
sehingga
klien
merasa
nyaman
dan
mengurangi
ansietas
yang
dirasakannya
3. Observasi respon
nonverbal
klien
3. Ansietas seringkali
tidak
dilaporkan
(misalnya:
secara
verbal
gelisah)
namun
tampak
berkaitan dengan
ansietas
klien
yang
dirasakan
4. Dukung
secara
nonverbal
dan
4. Mendukung
arahkan kembali
mekanisme koping
mekanisme
dasar,
koping
meningkatkan rasa
percaya diri klien
sehingga
menurunkan
ansietas
5. Berikan
5. Kurangnya
informasi
benar
yang
mengenai
informasi
dan
misinterpretasi
prosedur
klien
pembedahan,
informasi
penyembuhan,
dimiliki
dan
sebelumnya dapat
perawatan
post operasi
terhadap
yang
mempengaruhi
ansietas
yang
dirasakan
6. Diskusikan
6. Klien
pengalaman
harapan
kelahiran
dapat
mengalami
penyimpangan
anak
memori
dari
melahirkan. Masa
lalu / persepsi yang
tidak realistis dan
abnormalitas
mengenai
proses
persalinan SC akan
meningkatkan
ansietas.
7. Evaluasi
7. Identifikasi
perubahan
keefektifan
ansietas
yang
intervensi
yang
dialami
klien
telah diberikan
Sindrom
perawatan
b/d
fisik
defisit Setelah
diri asuhan
diberikan -
Mobilisasi:
1. Kesiapan klien
klien dalam
dalam melakukan
melakukan
aktivitas
defisit
aktivitas untuk
mempermudah
perawatan diri
akibat diharapkan
secara verbal
Mobilisasi :
tidak
kriteria hasil :
-
Mobilisasi
diberikan
2. Monitor
2. Untuk mengetahui
Pergerakan otot
ketidakmampuan
sejauh mana
( 5 = not
klien saat
aktivitas perawatan
compromised )
Bergerak lebih
melakukan
perawatan diri
mudah ( 5 = not
klien sehingga
compromised )
Perubahan
memudahkan
memberi intervensi
penampilan ( 5 =
selanjutnya
not compromised )
3. Mengetahui
3. Memantau
aktivitas
perkembangan
perawatan diri klien
perawatan diri
klien
4. Bantu klien dalam
4. Membantu
membersihkan tubuh
perawatan diri
mandi dan
dalam keadaan
berpakaian
lumpuh
5. Membantu
5. Berikan
memandirikan kien
kesempatan klien
sejauh kemampuan
berpartisipasi
yang dimiliki
dalam perawatan
diri
6. Membantu
6. Berikan feedback
positif terhadap
perubahan klien
tetap menjaga
dalam perawatan
kebersihan diri
diri
7. Menjelaskan pada
Intoleransi
aktivitas
Setelah
b/d asuhan
meningkatkan
membantu
anggota keluarga
meyakinkan klien
rasional dari
dalam prosedur
prosedur yang
tindakan
akan dilakukan
keperawatan yang
dilakukan
1. Untuk mengetahui
kemampuan klien
seberapa
besar
untuk beraktivitas
keterbatasan
klien
menyeluruh
akibat
anestesi
diharapkan intoleransi
dalam beraktivitas.
tampak
aktivitas terhadap
dilakukan klien
mampu
kondisi
beraktivitas
umum
sendiri
tubuh
klien
memenuhi
memenuhi aktivitas
Klien
kebutuhan
yang
tidak
tampak lemah
aktivitas
sehari-
hari
4. Bantu klien untuk
melakukan
tindakan
sesuai
dengan
kemampuan/
tidak
bisa
dilakukan sendiri
4. Aktivitas
sesuai
kemampuan
lebih
dilakukan
yang
dengan
dapat
mudah
oleh
kondisi klien
5. Evaluasi
perkembangan
kemampuan klien
melakukan
aktivitas
klien.
5. Mengetahui
kebutuhan
perawatan diri yang
dapat
Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi keperawatan yang telah
disusun
5.
Evaluasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin,
prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section
caesarea)
Evaluasi :
Klien melaporkan nyeri berkurang / terkontrol
Wajah tidak tampak meringis
Klien tampak rileks, dapat berisitirahat, dan beraktivitas sesuai
kemampuan
b. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / luka
kering bekas operasi
Evaluasi :
Tidak terjadi tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor,
fungsio laesea)
Suhu dan nadi dalam batas normal ( suhu = 36,5 -37,5 0 C, frekuensi
nadi = 60 - 100x/ menit)
WBC dalam batas normal (4,10-10,9 10^3 / uL)
c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur
pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi
Evaluasi :
tidak
4.
dan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, I.J. 2001. Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta : EGC
Doengoes, Marylinn. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi.
Jakarta : EGC