Oleh:
Dr. Siska Dewi Agustina
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nutrisi yang adekuat pada masa bayi dan anak-anak sangat dibutuhkan
untuk perkembangan setiap anak. Diketahui bahwa periode dari lahir hingga
usia 2 tahun merupakan periode yang penting untuk mendapatkan
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (Ariani, 2008). Untuk
mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and
Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan 4 hal penting yang
harus dilakukan, yaitu memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi segera
dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan ASI secara eksklusif
sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan
meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Depkes
RI, 2006). Pemberian MP-ASI didefinisikan sebagai suatu proses dimana ASI
saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga diperlukan
makanan dan minuman lain yang diberikan bersamaan dengan ASI (Didah,
2004).
ASI merupakan makanan yang baik dan memenuhi semua kebutuhan
nutrisi dari bayi selama 6 bulan pertama. Akan tetapi, setelah usia 6 bulan ASI
tidak cukup untuk membuat bayi tumbuh dengan baik, tambahan makanan
lain juga dibutuhkan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan bayi dan aktivitas dari
bayi yang bertambah. Sehingga nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi akan
meningkat sesuai pertambahan usia. Pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan ke
atas disertai dengan pemberian ASI lanjutan adalah hal yang penting dalam
perkembangan dan pertumbuhan bayi (Bahri, 2010).
Di negara-negara berkembang, angka kejadian gizi buruk masih cukup
tinggi berkisar 6,9-53% (Chintia, 2008). Memburuknya gizi bayi dapat saja
terjadi karena penghentian pemberian ASI dengan alasan ASI tidak keluar dan
ketidaktahuan ibu atas tata cara pemberian ASI kepada bayinya (Husaini,
2001). Data Survei Demografis dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003
menunjukkan konsumsi MP-ASI secara dini cukup besar, yaitu sebanyak 35%
pada bayi kurang dari 2 bulan dan sebanyak 37% pada usia 2-3 bulan.
Cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Temanggung cenderung
meningkat selama 3 tahun terakhir. Pada tahun 2008 mencapai 28,14%, tahun
2009 mencapai 42,55%, tahun 2010 mencapai 63,52% dan tahun 2011
mencapai 67,48%. Capaian ini belum melampaui target nasional maupun
kabupaten yaitu 80%. Padahal pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan
diteruskan sampai usia 2 tahun disamping pemberian Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) secara adekuat terbukti merupakan salah satu intervensi efektif
dapat menurunkan Angka Kematian Bayi (Eko, 2012).
1.2 Permasalahan
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) masih belum
terlaksana dengan baik di masyarakat, termasuk pada masyarakat di Desa
Kupen. Pengetahuan masyarakat mengenai tujuan serta waktu pemberian MPASI masih tergolong rendah. Hal ini terbukti bahwa masih sering dijumpai
ibu-ibu di Desa Kupen yang terlalu dini memberikan MP-ASI dan terlalu
cepat menyerah untuk memberikan ASI eksklusif kepada anak-anaknya.
Bahkan pernah dijumpai di Dusun Karang Lo, seorang bayi berusia 18 bulan
sudah terbiasa makan nasi goreng sejak usia 10 bulan. Tradisi-tradisi yang
salah mengenai MP-ASI pun masih kerap kali ditemui. Masih banyak bayi
yang belum genap berusia 6 bulan, sudah diberi kerokan pisang maupun nasi
lumat. Padahal sosialisasi mengenai pentingnya ASI eksklusif dilanjutkan
dengan MP-ASI sudah sejak lama dilakukan. Namun agaknya masyarakat
masih cenderung memegang teguh tradisi lama yang malah dapat
membahayakan gizi anak-anak mereka.
Kegiatan
Tujuan
1.
Pemberitahuan
kepada kader dan
kepala dusun
akan diadakannya
penyuluhan
mengenai MPASI saat
puskesmas
keliling bulan
Maret
Meningkatkan
pengetahuan warga
tentang pentingnya
MP-ASI
Sasaran
Tempat
Kader
Ruang
posyandu
Sekretariat
Dusun Karang PKK Desa
Lo,
Desa Kupen (Saat
Kupen
Rakor bulan
Februari
2013
Waktu
Biaya
Jumat, 21
Februari
2014
Metode
Indikator
Keberhasilan
D. PELAKSANAAN INTERVENSI
No.
1.
Alternatif
Tujuan
Sasaran
Penyuluhan
Meningkatkan
Seluruh ibu
tentang MP-
pengetahuan
ASI
masyarakat tentang
balita di
dan tanya
MP-ASI
jawab tentang
Lo, Desa
(bersamaan
MP-ASI
Kupen
dengan
Kegiatan
Waktu
Kamis, 13
pukul
acara
puskesmas
keliling)
Tempat
Metode
TPQ Dusun
Penyuluhan
Desa Kupen
Biaya
-
Penanggung
Indikator
Jawab
Dokter
internship
mampu
menjawab
Bidan desa
pertanyaan
Dusun Kupen
mengenai
materi
Sosialisasi
contoh resep
MP-ASI
sederhana
10% peserta
penyuluhan.
10% peserta
mengajukan
pertanyaan
terkait materi
penyuluhan.
balita
dapat
mempraktekkannya
dalam
sehari-hari
serta