Anda di halaman 1dari 28

TUGAS PERAWATAN MESIN

CARA KERJA DAN PERAWATAN PADA MOTOR


BAKAR DIESEL

ESTU PUJIONO

(03051181320045)

FACHRUROZI SAPUTRA

(03051381320023)

MUHAMMAD PANGOLOAN

(03051181320033)

THORIQ AZZIAD

(03051181320050)

TYTO SATRIA

(03051181320064)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

TUGAS PERAWATAN MESIN

CARA KERJA DAN PERAWATAN PADA MOTOR


BAKAR DIESEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Lulus Mata Kuliah Pe rawatan
Mesin Pada Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

ESTU PUJIONO

(03051181320045)

FACHRUROZI SAPUTRA

(03051381320023)

MUHAMMAD PANGOLOAN

(03051181320033)

THORIQ AZZIAD

(03051181320050)

TYTO SATRIA

(03051181320064)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan hanya kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas besar mata kuliah perawatan mesin
dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.
Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah
perawatan mesin yang dilakukan oleh penulis. Penulis dalam kesehariannya telah
mendapat banyak bantuan, informasi dari berbagai referensi.
Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1.

Allah SWT, karena rahmat-Nya, anugerah ilmu, kesempatan dan kesehatan


dari-Nya, penulis mampu menyelesaikan tugas besar yang penulis buat.

2.

Orang tua penulis yang selalu men-support baik dalam hal materiil maupun
doa yang tulus kepada anaknya.

3.

Bapak Ir. Irwin Bizzy, M.T dan Ir. Hj. Marwani, M.T Selaku Dosen
Pengampu mata kuliah perawatan mesin

4.

Rekan-rekan teknik mesin 2013 yang telah membantu dalam informasi.


Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah tugas besar ini

bermanfaat bagi penulis sebagai semangat meraih masa depan dan semoga dapat
bermanfaat bagi masyarakat luas. Penulis sadar dalam proses pembuatan makalah
ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu pesan, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis butuhkan dan harapkan dengan segenap
kerendahan hati.
Palembang, 9 Oktober 2016

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .................................................................................................. i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
Daftar Gambar ..................................................................................................... iv
Daftar Tabel.. v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .... 1
1.2 Rumusan Masalah. .. 2
1.3 Batasan Masalah...... 2
1.4 Tujuan . ....... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motor Bakar Diesel ............................................................... 3
2.2 Cara kerja Motor Bakar Diesel............................ 4
2.3 Perawatan Motor Bakar Diesel.. ............................................. 9
2.3.1 Sistem Start ........................ 10
2.3.2 Sistem Bahan Bakar ................... 11
2.3.3 Sistem Pendingin.................................................... 12
2.3.4 Sistem Pelumasan....................................... 12
2.3.5 Saringan Udara ............................................................................... 12
2.3.6 Komponen Motor Bakar Diesel ..... 13
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................14
3.2 Saran ........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Pembagian Mesin Berdasarkan Sistem Pembakaran ....................................4


2.2 Diagram Siklus Thermodinamikan Pada Motor Bakar Diesel......................5
2.3 Skema Motor Diesel 4 Silinder .....................................................................6
2.4 Skema Motor Diesel 6 Silinder .....................................................................6
2.5 Skema Bahan Bakar Motor Diesel ................................................................7
2.6 Prinsip Kerja Motor Diesel 4 Tak .................................................................8
2.7 Proses Pembakaran Motor Diesel .................................................................9
2.8 Jenis Nozel. ...........................................13
2.9 Posisi Rangkaian Pada Kopling ....................................................................15
2.10 Persneling 5 Kecepatan ...............................................................................16
2.11 Bagan Roda Gigi Diferensial... ...................................................................17
2.12 Prosedur Pelumasan Mobil..........................................................................19

iv

DAFTAR TABEL

2.1 Perbedaan Utama pada Motor Bakar Diesel dan Motor Bakar Bensin ......... 7
4.2 Peralatan dan Waktu Perawatan yang Dianjurkan ........................................11

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan
mesin ini pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Pada waktu itu mesin tersebut
tergantung pada panas yang dihasilkan ketika kompresi untuk menyalakan bahan
bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke silinder oleh tekanan udara pada akhir
kompresi.
Pada tahun 1924, Robert Bosch, seorang insinyur dari Jerman, mencoba
mengembangkan pompa injeksi daripada menggunakan me tode tekanan udara
yang akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Keberhasilan
Robert Bosch dengan mesin dieselnya tersebut sampai saat ini digunakan oleh
masyarakat.
Dalam mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar pada
akhir langkah kompresi. Sebelumnya udara yang diisap telah dikompresi dalam
ruang bakar sampai tekanan dan temperatur menjadi naik. Naiknya tekanan dan
temperatur mengakibatkan bahan bakar menyala dan terbakar sendiri. Untuk
memperoleh tekanan kompresi yang tinggi saat putaran mesin rendah, banyaknya
udara yang masuk ke dalam silinder harus besar tanpa menggunakan throttle valve
untuk membatasi aliran dari udara yang dihisap.
Dengan demikian dalam sebuah mesin diesel, output mesinnya dikontrol oleh
pengontrol banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan. Berbeda dengan mesin
diesel, output mesin bensin dikontrol oleh membuka dan menutupnya throttle
valve dengan cara mengontrol banyaknya campuran udara dan bahan bakar yang
masuk.
Bagian terpenting saat pemeliharaan pada mesin bensin yaitu perbandingan
udara dan bahan bakar dari campuran udara dan bahan bakar, besarnya campuran
yang masuk, apakah tetah memadai kompresinya, apakah ada atau tidak
kemampuan pengapiannya dan juga apakah saat pengapiannya tepa t. Sementara
dalam mesin diesel, kompresi adalah bagian yang paling penting dalam
1

2
pemeliharaan.. Penggunaan perbandingan kompresi yang tinggi dan bahan bakar
dengan titik bakar (ignition point) yang rendah akan memperbaiki kemampuan
terbakarnya bahan bakar.
Banyaknya udara yang masuk ke silinder pada mesin diesel memiliki
pengaruh besar terhadap terjadinya pembakaran sendiri (self-ignition) yang dapat
menentukan output. Efisiensi pengisapan adalah suatu hal yang penting.
Untuk bahan bakar mesin diesel menggunakan minyak diesel (solar). Bahan
bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar, dan dapat terbakar secara spontanitas
oleh adanya temperatur udara yang tinggi. Tingginya temperature udara yang
dikompresikan dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar secara
spontanitas. Nilai kemampuan bahan bakar diesel untuk cepat terbakar adalah
angka cetane (cetane number). Untuk mesin diesel yang berkecepatan tinggi yang
digunakan pada kendaraan truk dan mobil- mobil angka cetane yang umumnya
digunakan sekurang-kurangnya 40-45.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penyelesaian makalah ini, maka dirumuskan beberapa
rumusan masalah yang menjadi acuan dalam makalah ini, adapun rumusan
masalah tersebut antara lain:
1. Apa saja kerusakan yang kemungkinan terjadi akibat kurangnya
perawatan?
2. Apa saja penganggulangan terhadap kerusakan kerusakan tersebut?
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, penulis membatasi masalah hanya pada hal
yang berkaitan dengan Perawatan Pada Motor Bakar Diesel.
1.4 Tujuan
1. Dapat mengetahui apa saja macam- macam kerusakan pada motor bakar
diesel.
2. Dapat mengetahui apa saja tindakan untuk memperbaiki kerusakan motor
bakar diesel.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motor Bakar Diesel.


Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan
menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar, dengan suatu
prinsip bahan bakar tersebut (diinjeksi) kedalam silinder yang didalamnya
terdapat udara dengan tekanan dan suhu yang cukup tinggi sehingga bahan bakar
tersebutsecara spontan terbakar. Motor diesel adalah suatu motor bakar yang pada
langkah pertama menghisap udara murni dari saringan udara, sedangkan
pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir langkah kompresi yang mempunyai
tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu menyalakan bahan bakar.
Salah satu jenis penggerak yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin
yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, atau yang
mengubah energi termal menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat
diperoleh dengan proses Pembakaran. Menurut pembakarannya motor bakar
dibedakan atas dua macam yaitu motor pembakaran dalam (internal combustion
engines) dan motor pembakaran luar (externalcombustion engines). Motor
pembakaran luar adalah suatu pesawat yang energinya vuntuk kerja mekanik yang
diperoleh dengan pembakaran bahan bakar dilakukan diluar motor tersebut,
seperti mesin uap dan turbin uap. Sedangkan motorpembakaran dalam ialah suatu
pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yangdiperoleh dari hasil
pembakaran bahan bakar dilakukan di dalam silinder motor itu sendiri, seperti
motor diesel dan motor bensin.
Contohnya pada mesin sepeda motor. Agar sebuah sepeda motor dapat
berjalan dengan normal, mesinnya memerlukan suatu proses pembakaran untuk
menghasilkan energi yang nantinya akan menggerakkan sepeda motor tersebut.
Suatu sistem pembakaran memerlukan 3 hal agar dapat menghasilkan energi yang
diperlukan oleh mesin, yaitu bahan bakar, media pembakarannya, dan tempat
terjadi pembakarannya. Pada sepeda motor, bahan bakar yang dimaksud adalah
bensin dan udara yang mengandung oksigen. Untuk media pembakarnya berupa
3

4
busi atau sparkplug untuk menghasilkan api dan system piston sebagai alat
kompresinya. Sedangkan tempat terjadinya proses pembakaran ada didalam suatu
ruang bakar atau combustion chamber. Dikarenakan proses pembakarannya
didalam combustion chamber (termasuk ruang tertutup) maka mesin sepeda motor
termasuk system pembakaran dalam. Berikut diagram pembagian mesin secara
sederhana:

Gambar 2.1. pembagian mesin berdasarkan sistem pembakaran.


(Sumber: Septian, 2013)
2.2 Cara Kerja Motor Bakar Diesel
Mesin diesel menggunakan prinsip kerja hukum Charles, yaitu ketika udara
dikompresi maka suhunya akan meningkat. Udara disedot ke dalam ruang bakar
mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat dengan rasio kompresi
antara 15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan tekanan 40-bar (4.0 MPa; 580 psi),
dibandingkan dengan mesin bensin yang hanya 8 to 14 bar (0.80 to 1.40 MPa; 120
to 200 psi). Tekanan tinggi ini akan menaikkan suhu udara sampai 550 C
(1,022 F). Beberapa saat sebelum piston memasuki proses kompresi, bahan bakar
diesel disuntikkan ke ruang bakar langsung dalam tekanan tinggi melalui nozzle
dan injektor supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi.
Injektor memastikan bahwa bahan bakar terpecah menjadi butiran-butiran kecil
dan tersebar merata. Uap bahan bakar kemudian menyala akibat udara yang
terkompresi tinggi di dalam ruang bakar. Awal penguapan bahan bakar ini
menyebabkan sebuah waktu tunggu selagi penyalaan, suara detonasi yang muncul
pada mesin diesel adalah ketika uap mencapai suhu nyala dan menyebabkan

5
naiknya tekanan diatas piston secara mendadak. Oleh karena itu, penyemprotan
bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat)
TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke
ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection)
sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan
langsung dengan ruang bakar utama di mana piston berada dinamakan injeksi
tidak langsung (indirect injection).
Ledakan

tertutup

ini

menyebabkan

gas dalam ruang pembakaran

mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga


linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke
crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar.
Tingginya kompresi

menyebabkan pembakaran dapat terjadi tanpa

dibutuhkan sistem penyala terpisah (pada mesin bensin digunakan busi), sehingga
rasio kompresi yang tinggi meningkatkan efisiensi mesin. Meninggikan rasio
kompresi pada mesin bensin hanya terbatas untuk mencegah kerusakan prapenyalaan.

Gambar 2.2. Diagram Siklus Thermodinamika pada motor bakar diesel.


(Wikipedia, 2016)

Gambar 2.3. Skema Motor Diesel 4 Silinder. (daryanto,2014)

Gambar 2.4. Skema Motor Diesel 6 Silinder. (daryanto,2014)

Gambar 2.5. Skema Bahan Bakar Motor Diesel. (daryanto,2014)


Motor diesel dan motor bensin mempunyai beberapa perbedaan utama, bila
ditinjau dari beberapa item di bawah ini, yaitu (lihat Tabel 1)
Tabel 2.1. Perbedaan utama motor diesel dan motor bensin

(Sumber : Dept.Pendidikan, 2004)

8
Secara singkat prinsip kerja motor diesel 4 tak adalah sebagai berikut:
a) Langkah isap, yaitu waktu torak bergerak dari TMA ke TMB.Udara diisap
melalui katup isap sedangkan katup buang tertutup.
b) Langkah kompresi, yaitu ketika torak bergerak dari TMB ke TMA dengan
memampatkan udara yang diisap, karena kedua katup isap dan katup buang
tertutup, sehingga tekanan dan suhu udara dalam silinder tersebut akan naik.
c) Langkah usaha, ketika katup isap dan katup buang masih tertutup, partikel
bahan bakar yang disemprotkan oleh pengabut bercampur dengan udara
bertekanan dan suhu tinggi, sehingga terjadilah pembakaran. Pada langkah ini
torak mulai bergerak dari TMA ke TMB karena pembakaran berlangsung
bertahap.
d) Langkah buang, ketika torak bergerak terus dari TMA ke TMB dengan katup
isap tertutup dan katup buang terbuka, sehingga gas bekas pembakaran
terdorong keluar.

Gambar 2.6. Prinsip kerja motor diesel 4 tak. (dept.Pendidikan, 2004)

Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode:


a) Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A -B), Pada periode
ini disebut fase persiapan pembakaran, karena partikel-partikel bahan bakar
yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah
terbakar.
b) Periode 2: Perambatan api (B-C), Pada periode 2 ini campuran bahan bakar
dan udara tersebut akan terbakar di beberapa tempat. Nyala api akan
merambat dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar

9
sekaligus, sehingga menyebabkan tekanan dalam silinder naik. Periode ini
sering disebut periode ini sering disebut pembakaran letup.
c) Periode 3: Pembakaran langsung (C-D), Akibat nyala api dalam silinder,
maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar. Pembakaran
langsung ini dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan,
sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol.
d) Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E), Injeksi berakhir di titik D, tetapi bahan
bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah berakhir,
pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama,
temperatur gas buang akan tinggi menyebabkan efisiensi panas turun.

Gambar 2.7. Proses pembakaran motor diesel. (dept.Pendidikan, 2004)

2.3 Perawatan Motor Bakar Diesel


Motor diesel banyak digunakan terutama sebagai tenaga penggerak kapal dan
juga sebagai angkutan umum maupun keperluan perusahaan yan mengutamakan
biaya operasi yang murah dibandingkan dengan motor bensin. Dan juga motor
diesel menghasilkan tenaga gerak yang lebih besar bila dibandingkan dengan
motor bensin. Dalam pemakaian motor diesel ini juga perlu mendapatkan
perhatian lebih terutama untuk perawatan dan pemeliharaan agar motor tidak
cepat mengalami kerusakan.

10
Ada beberapa yang yang perlu kita perhatikan dalam hal perawatannya yaitu :
1. Sistem start
2. Sistem bahan bakar
3. Sistem pendinginan
4. Sistem pelumasan
5. Saringan udara
2.3.1 Sistem Start
Pada umumnya motor diesel distart dengan menggunakan tangan, motor
listrik, udara tekan. Kalau motor diesel distart, maka poros engkolnya harus
diputar oleh alat dari luar sedemikian rupa sehingga udara dalam silinder ditekan
pada titik mati atas sampai suatu tekanan tertentu, yang apabila bahan bakar
diinjeksikan, maka akan menyala dan akan menghasilkan daya. Terdapat dua
persyaratan penting yang harus dipenuhi untuk start yang pasti dan cepat yaitu :
a. Kecepatan Cukup
Kalau motor diputar sangat lambat, kebocoran kecil yang tidak dapat
dihindarkan akan melintasi cincin torak dan mungkin melalui katup masuk dan
katup buang yang akan memungkinkan sebagian dari udara lari dari silinder
selama langkah kompresi. Ini dapat menurunkan tekanan kompresi dan suhu pada
akhir langkah dibawah yang diperlukan untuk penyalakan bahan bakar yang
diinjeksikan.
b. Kompresi Tepat
Apabila perbandingan kompresi tidak cukup tinggi, maka suhu akhir dari
pengisian udara tekan juga akan terlalu rendah untuk penyalaan. Sebenarnya,
sebuah motor baru mempunyai perbandingan kompresi yang tepat. Tetapi, kausan
bantalan dapat sedikit menurunkan kedudukan torak, sehingga perbandingan
kompresi juga menurun. Keterlambatan penutupan katup masuk, yang disebabkan
oleh kesalahan memperbaiki keausan dalam mekanisme katup atau suatu
kesalahan lain dalam pengaturan waktu katup, juga dapat menurunkan
perbandingan kompresi efektif

11
2.3.2. Sistem Bahan Bakar
Sistem bahan bakar didefinisikan sebagai peralatan yang diperlukan untuk
menangani minyak bahan bakar dari titik diserahkannya ke instalasi sampai
mencapai pompa injeksi bahan bakar. Peralatan ini terdiri atas strainer dan
saringan (filter), pompa transfer, tangki penyimpan dan tangki harian, indikator
permukaan tangki bahan bakar, pemipaan dan gelas penduga untuk bahan bakar.
Bahan bakar bersih yang dihasilkan oleh kilang, adalah bersih. Tetapi selama
pemindahan dari tangki penyimpanan ke dalam mobil tangki, kapal tangki, selama
pengangkutan ke instalasi, dan selama pemindahan ke tangki penyimpanan di
instalasi, sering tercemar oleh debu, kerak tangki, air dan hasil oksidasi. Keadaan
yang sangat penting dari operasi yang berhasil ke pompa presisi tekanan tinggi
dan nossel injeksi. Debu dalam bahan bakar berlaku sebagai amplas, kalau
terdapat debu maka pompa dengan plunyer yang masuk dengan rapat ke tong akan
mulai bocor dan tidak mampu lagi untuk bekerja sebagai alat penakar bahan bakar
yang teliti. Sistem bahan bakar dari instalasi mesin diesel didefinisikan sebagai
peralatan yang diperlukan untuk menangani minyak bahan bakar dari titik
diserakannya keinstalasi sampai mencapai pompa injeksi bahan bakar. Peralatan
ini terdiri atas saringan (filter), pompa transfer, tanki penyimpan dan tanki harian.
Tabel 2.2. Peralatan dan waktu perawatan yang dianjurkan

NO

1
2

3
4
5

Peralatan yang harus di anjurkan

Waktu maksimum yang di antara

dan di periksa pada sistem bahan

tiap inspeksi

bakar

Jam operasi

Bulan

Saringan bahan bakar

200

2000

1000

1000

3000

Pompa penggalak dan


perpindahan bahan bakar
Tanki penyimpan/harian bahan
bakar
Saluran penyediaan
Pemanas untuk minyak bahan
bakar

(Sumber :Teguh, 2011)

12
2.3.3 Sistem Pendingin
Sebagian dari panas yang ditimbulkan selama pembakaran mengalir dari
gas ke dinding silinder, sehinggga menaikkan suhunya. Kalau suhu dinding
diperbolehkan meningkat di atas batas tertentu, sekitar 300 F, yaitu dengan torak
yang tidak didinginkan, maka minyak yang melumasi torak mulai menguap
dengan cepat, torak maupun silinder dapat rusak.
Pada saat yang sama, suhu tinggi setempat dalam bagian tertentu dari
mesin, misalnya kepala silinder dan torak, dapat menyebabkan berlebihan dan
retaknya bagian ini. Tambahan panas ditimbulkan melalui gesekan antara
berbagai permukaan yang menggesek, terutama antara torak dan cincin torak
dengan dinding silinder. Dengan torak yang didinginkan minyak, maka batas
untuk suhu dinding silinder yang aman adalah sangat tinggi.
2.3.4 Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan ini sangat penting, tidak peduli bagaimanapun ba iknya
sebuah kendaraan dirancang dari segi efisiensi panas adan kekuataannya, dan
bagaimanapun baiknya pembuatannya dari segi bahan dan pengerjaannya. Kalau
pelumasan dari semua bagian yang bergerak tidak diperhatikan dengan baik, maka
kendaraan tidak akan berjalan sama sekali atau akan menunjukkan keausan berat
dan memiliki umur yang pendek.
Minyak pelumas yang dipergunakan apabila buruk atau jelek maka akan
dapat menyebabkan banyak gangguan yang dialami dalam operasi kendaraan
tersebut. Maka dalam penggunaan minyak pelumas harus yang memiliki mutu
yang bagus, agar dapat melumasi bagian yang bergerak dengan baik dan
komponen kendaraan tidak cepat mengalami kerusakan.
2.3.5 Saringan Udara
Bagian yang berfungsi untuk membersihkan udara dari debu, motor diesel
yang tidak menggunakan saringan udara akan cepat aus bagian-bagian mesinnya.
Saringan udara yang berfungsi baik akan tetapi saringan ini akan cepat kotor dan
segera dibersihkan. Apabila saringan ini sudah lama digunakan maka harus
diganti dengan yang baru. Juga hendaknya saringan ini dipastikan tidak terjadi

13
kebocoran pada pipa saluran udara, khususnya pada bagian setelah saringan udara,
hal ini akan mengakibatkan debu atau air terhisap masuk ke dalam ruang bakar.
2.3.6 Komponen Motor Bakar Diesel
Dalam langkah mendapatkan suatu kinerja mesin yang efektif dan baik
yang perlu diperhatikan perawatannya yaitu :
1. Nozel
Cara perawatan pada nosel yaitu sebagai berikut :
a. Bukalah pipa injeksi dan pipa kebocoran, usahakan benar agar kotoran
tidak masuk ke dalam sistem bahan bakar ketika membuka pipa injeksi.
Bukalah mur dan lepaskan noselnya.

Gambar 2.8. Jenis Nozel (daryanto,2014)


b. Periksalah ruang bakar

atau

lubang

injeksi

nosel (pengabut)

kemungkinan terdapat timbunan karbon jika ada harus di bersihkan.


c. Lakukanlah pembongkaran nosel pada tampat yang bersih
d. Kendurkan mur penahan nosel
e. Pada waktu membongkar nosel untuk berhati- hati agar bagian tersebut
tidak terjadi.

14
f.

Jika badan nosel melekat begitu keras pada mur penahan dikarenakan
adanya karbon. Pergunakan sepotong kayu yang keras lalu badan di
paksa lepas dari mur.

g. Setelah selesai membersihkan bagian

luar nosel dan

lakukan

pembersihan dengan bensin atau minyak cuci


h. Pergunakan pembersih nosel untuk membersihkan nosel dan gunakan
minyak encer untuk membersihkan bagian-bagiannya.
i.

Bersihkan karbon yang melekat pada ujung jarum nosel dengan


menggunakan sepotong kayu.

j.

Bersihkan dudukan nosel dengan menggunakan suatu alat pembersih.

k. Bersihkan lubang nosel dengan menggunakan jarum pembersih.


l.

Bersihkan karbon dari bagian luar dengan menggunakan sikat kuningan.

m. Bersihkan bodi (badan) dan jarum dengan minyak yang encer dan bersih,
tariklah jarum kira-kira setengahnya dari bodi kemudian dilepaskan,
jarum harus masuk ke dalam bodi dengan lembut.
2. Perawatan Pada Pompa injeksi.
a. Kendorkan sekrup pembuat udara pada pompa dan saringan-saringan.
b. Pompakan bahan bakar dengan menggunakan pompa pemindah.
c. Apanila sekrup pembuang udara telah keluar minyak tangan gelembunggelembung yang menandakan bahwa didalam sistem tidak ada udara
lagi, keraskan sekrup pembuang udara dimulai dari sekrup pembuang
udara pada filter (saringan)
d. Kendorkan nipel pemasuk dan pompa transfer (pemindah) kemudian
keraskan kembali nipel apabila telag keluar bahan bakar tanpa
gelembung-gelembung udara dari sekeliling ulir nipel.
e. Kendorkan nipel pipa pada 2 buah pengabut (injector)
f.

Tekan pedal percepatan sepenuhnya dan yakinkan bahwa pengontrol


stop pada kedudukan hidup.

g. Hidupkan starter sampai sampai pipa-pipa injector injector yang


dikendorkan mengeluarkan bahan bakar tanpa gelembung-gelembung
udara.

15
h. Keraskan nipel pipa-pipa injector.
3. Kopling
Gangguan yang sering terjadi pada kopling adalah antara lain :
- Kopling selip yaitu biasanya dikarenakan gerak bebas kopling terlalu
kecil atau tidak ada sama sekali, atau pedal kopling yang tersangkut pada
lantai kendaraan. Perawatannya : Perharikan kinerja kopling, minyak
kopling dan pedal kopling secara berkala.
- Ketika

kopling

dilepaskan,

kopling

menggagap

yaitu

biasanya

dikarenakan plat cakram dari kompling terlampau kasar, gerak bebas dari
pedal kopling tidak ada, penyetelan pada jari penekan tidak ada atau tidak
rata, jari penekan bengkok dan pegas kopling ada yang patah.
Perawatannya :Segera buka komponen kopling dan perhatikan kehalusan
plat cakram, perhatikan kondisi pedal kopling.

Gambar 2.9. posisi rangkaian pada kopling. (Daryanto, 2014)

3. Roda Gigi Percepatan (Transmisi/Persneling)


Gangguan pada roda gigi percepatan yaitu biasanya dikarenakan oleh :
- Sulit memasukkan gigi, biasanya dikarenakan oleh kesalahan pada
kopling, kesalahan tuas kopling/persneling, kurangnya bahan pelumas,
sumbu gigi peluncur pertama yang rusak.Perawatannya : Perhatikan
pergantian bahan pelumas, perhatikan perawatan pada kopling.

16
- Gigi meloncat/lepas-lepas, biasanya dikarenakan oleh Gigi atau sumbu
utama aus, As utama atau kopling sudah longgar, persneling tidak
segaris dengan kepala kopling. Perawatan : perhatikan perawatan secara
berkala setiap kurang lebih 5tahun.

Gambar 2.10. Persenilng 5 kecepatan. (Daryanto, 2014)

4. Poros garden (Propeler)


Gangguan poros garden pada umumnya adalah :
- Bagian yang berputar (poros salib) telah menjadi aus atau bagian dari
poros garden dapat bergerak kedepan dan kebelakang hal ini dapat
diketahui ketika kendaraan berjalan dengan member suara yang
memukul- mukul.
- Bantalan menjadi kering, tidak mendapat pelumas yang mencukup, hal
ini dapat diketahui dengan segera ketika kendaraan berjalan poros
gardan memberi suara mencicit.
5.Roda Diferensial.
Gangguan di dalam diferensial dapat meliputi antara lain :
- Didalam rumah alat diferensial sangat rebut, kerusakan dalah hai ini
disebabkan oleh alat diferensial kekuarangan minyak pelumas, pada
umumnya dalam suasana udara dingin keadaan minyak pelumas
membeku, minyak pelumas semacam ini harus diganti dengan minyak
pelumas yang bermutu baik.

17
- Memberikan Suara ketika kendaraan berjalan di tikungan, Disebabkan
karena roda gigi satelit sudah aus atau pada poros satelitnya, selain itu
terdapat kemungkinan cincin-cincin tembaga dari roda gigi satelit tidak
terpasang atau telah aus.

Gambar 2.11. Bagan roda gigi diferensial. (Daryanto,2014)

6. Poros belakang
Gangguan yang dialami dalam poros belakang dan rumahnya (jembatan
belakang) adalah :
- Pembalik minyak pelumas rusak, hal ini disebabkan oleh bekerjanya rem
yang tidak sempurna.
- Poros belakang selalu patah, Hal ini disebabkan oleh keadaan jembatan
belakang yang bengkok.
7. Kemudi
Gangguan yang kemungkinan terjadi pada bagian kemudi yaitu:
- Berat dikemudikan ketika kendaraan berjalan membelok, disebabkan
oleh ban kempis, poros depan bengkok.
- Banyak gerakan bebas selama kendaraan dikemudikan, hal ini
disebabkan oleh hubungan sendi peluru longgar, ayunan pada pegas
depan patah/aus, bantalan roda depan telah menjadi aus.

18
- Melayang atau bergoyang ketika kendaraan berjalan, diakibatkan oleh
bantalan roda depan telah aus atau terlepas, poros ayunan pegas telah
aus, poros depan terpasang longgar pada pegas depan, rangka kendaraan
telah melengkung.
8. Sistem rem.
Gangguan yang kemungkinan terjadipada sistem pengereman yaitu :
- Pedal rem rendah, kemungkinan penyebabnya kering atau kosongnya
tempat minyak rem, perbaikannya yaitu isi dengan minyak rem yang
sesuai, periksa kebocoran pada pipa-pipa, sambungan dan pada silindersilinder rem di roda. Periksa karet utama pada silinder rem utama adanya
kebocoran atau tidak, jika ada segera diganti.
- Rem membanting ke samping, dikarenakan oleh penyetalan sepatu rem
yang salah, aus atau tidak bulatnya rumah rem roda, perawatannya : setel
sepatu rem dengan seimbang, perbaiki atau ganti rumah rem, periksa
persinggungan antara kanvas dan rumah rem.
- Rem macet pada salah satu roda, dikarenakan oleh penyetelan yang tidak
tepat atau bengkoknya kabel rem parker/tangan.
9. Roda
Gangguan yang terjadi pada roda atau ban yaitu:
-

Ban muka aus secara tidak normal, disebabkan oleh kurang pompa pada
ban, roda muka tidak tepat pada kemiringannya, camberroda terlalu
besar. Penggunaan rem yang kasar atau tidak terlalu diperlukan.

Ban belakang aus secara tidak normal, disebabkan oleh rumah poros
belakang pecah, pegas rumah poros belakng bergeser, daun utama pegas
patah, kurang pompa pada ban. Penggunaan rem yang tidak terlalu
diperlukan, mengendarai dengan kecepatan tinggi terutama di tikungan.

10. Prosedur pelumasan mobil.


- Setiap 750km atau mingguan, periksa permukaan minyak menggunakan
tongkat celup (7) isi melalui lubang pengisi (1).
- Setiap 5000km atau 3 bulan, ganti minyak mesin, isi dengan pelumas
yang baru (1).

19
- Setiap 10.000km atau 6 bulan, periksa permukaan minyak dalam
reservoir kopling dan rem (6), permukaan harus 6mm dibawah lubang
tutup pengisi. Ganti elemen saringan minyak (15) bersihkan saringan
kertas (11).
- Setiap 20.000km atau 12 bulan, Lumasi generator (12). Lumasi
distributor (2) periksa permukaan minyak di dalam bak roda kemudi (5)
Periksa permukaan minyak didalam bak percepatan (1), periksa
permukaan minyak didalam diferensial (9), ganti saringan udara (model
kertas) cuci dan beri minyak (model kawat wol) (11), Bersihkan saringan
udara ventilas lemasi engkol (8).
- Setiap 50.000km atau 30 bulan, Lumasi dengan suspense roda dengan
sambungan peluru (4,13)- 4nipel-dengan piston pelumas yang berisi
gemuk khusus.

Gambar 2.12. Prosedur pelumasan mobil. (daryanto,2014)

BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah mengenai perawatan pada
motor bakar diesel yaitu :
1. Perawatan yang rutin dan secara berkala akan memperpanjang usia kendaraan.
2. Setiap benda atau alat yang bergerak atau berputar pasti mengalami gesekan,
gesekan yang terjadi akan dapat mengikir komponen satu sama lain, sehingga
perlunya diperhatikan pelumasan yang diberikan pada benda atau alat tersebut.
3. Pada motor bakar diesel yaitu menggunakan nosel, nosel ini harus di
perhatikan penyemprotan nosel haruslah lurus dengan baik.
4. Pompa injeksi, selalu perhatikan pompa injeksi karena pompa injeksi berguna
untuk membagi bahan bakar dengan jumlah yang tepat dan menekannya pada
saat yang tepat di bawah tekanan tinggi nosel yang menyemprotkan bahan
bakar ke silinder-silinder.
5. Pengereman, perawatan dan perhatian yang baik pada pengereman sangatlah
penting karena komponen ini berguna untuk dapat mengendalikan suatu
kendaraan, jeleknya suatu sistem pengereman akan berdampak buruk bagi
pengemudi.
6. Kopling dan perseneling, selalu perhatikan kondisi kopling dan perneling agar
dalam kondisi yang baik karena akan berdampak buruk bagi kendaraan dan
pengemudi.
7. Poros gardan, poros gardan berguna pada sistem gerak pada roda belakang,
sehingga kondisi yang baik akan berdampak baik pada dua buah roda
belakang yang berkerja secara stabil.
3.2 Saran
Dari hasil penelitian, dapat diberikan beberapa saran diantaranya :
1. Analisa penggantian komponen dengan perawatan pencegahan yang telah
diuraikan sebelumnya, dapat diterapkan untuk komponen mesin lainnya.
Untuk itu perlu penanganan yang baik dan sistematis pada setiap terjadinya
20

21
kerusakan komponen yang akan dianalisis.
2. Dapat menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi agar mendapatkan laba investasi semaksimal mungkin.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan untuk komponen
pengganti (spare part) harus tersedia setiap saat.
4.

Menjamin keselamatan bagi pekerja serta operator yang mengoperasikan


semua unit dan sarana tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Modul Pemeliharaan/ servis sistem bahan bakar diesel. Jakarta :
Dept.Pendidikan.
Anonim. 2006. Waktu Perawatan yang baik pada mesin diesel. Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Cilegon
Asyari Daryus. 2007. Jurnal Manajemen Pemeliharan mesin. Universitas Teknik
Darma Persada. Jakarta.
Daryanto. 2014. Teknik Servis Mobil. Rineka Cipta.
Firmanto, Teguh. 2010. Perawatan mesin diesel. Universitas Teuku Umar.
Pujo, Ekka dan M. Taufik. 2010. Pengembangan sistem pakar dalam
mendiagnosis kerusakan mesin diesel. Jurnal aplikasi pelayaran dan
kepelabuhan, Volume 1, No. 1.
Prima, Septian. 2013. Perawatan mesin diesel. Universitas Malahayati Bandar
Lampung.
Raharjo, Stefan dan Hasto. 2012. Identifikasi fisis oli mesin kendaraan bermotor
terhadap fungsi suhu dengan menggunakan laser helium neon. ITSSurabaya.

Anda mungkin juga menyukai