Anda di halaman 1dari 2

Project Time-Skip

Tulisan No. 3

5 lapis Hati: Seberapa Dalam Engkau Mempersilahkan Orang Lain Masuk ke Dalam Hatimu

Manusia melakukan pertahanan ketika ada sesuatu yang dianggapnya berpotensi bahaya. Saat
bersih-bersih rumah, adikku rela pakai lap + sapu + sekop + kantong asoy jika ketemu cacing. Aku tak
paham apa yang perlu ditakutkan dengan cacing yang panjangnya kurang dari 5 cm. Tapi bagi adikku,
cacing adalah sesuatu yang dianggapnya berbahaya.

Joe Navarro(orang asing yang kutemukan dibuku) menuliskan, manusia punya 3 macam reaksi
ketika diberi aksi, reaksi ini diatur di sistem otak limbic, yaitu reaksi membeku, menghindar, atau
melawan. Menariknya, Joe mempelajari reaksi sistem otak limbic ini untuk menuntaskan banyak kasus
FBI dengan membaca bahasa tubuh. Ketika bertemu orang asing, otak limbic akan memberikan perintah
antara, apakah kita akan membeku (terpana dahulu), menghindar (pura-pura ga lihat), atau melawan
(frontal ajak kenalan). Pada tulisan ini, kutuliskan tentang Bougyou no Haato (Pertahanan Hati)

Nah, ketika kalian ingin curhat, membagikan informasi pribadimu yang penting tak penting kalian
akan pilih-pilih orang ntuk cerita. Kalian akan lebih memilih orang yang kalian percayai dan ketimbang
orang asing yang tiba-tiba datang. Misalkan gini, lebaran yang lalu, ketika ada sanak famili para sepupu
sepapa datang, kalian akan bertingkah seJaim mungkin. Andaikan mereka ga disana, mungkin aja kalian
maunya guling-gulingan sambil ngemil kue. Andaikan yang datang kawan se-geng, meskipun kali ini
nyaman-nyaman aja guling-gulingan atau salto didepan mereka, ga apa mereka tahu kalian orang yang
nganeh tetap saja ada beberapa hal yang tidak kalian bagikan atau tunjukkan kepada temanmu. tidak hal
yang bersifat pribadi seperti impian, keluarga, password FaceBook. Sadar atau tidak sadar, hati kitapun
membatasi ntuk membiarkan orang lain tahu siapakah aku. Hati kita bagaikan lingkaran yang berlapis 5 ,
kita membagi dan membatasi siapakah aku ini, dan semakin dalam lapis lingkaran, semakin dalam juga
jati diri yang sesungguhnya.

Phase 2 : 5 Lapis Hati

1. Lapis ke-5 : Orang Asing dan Kenalan


Kusebut juga lapisan Jaim . hanya informasi yang orang umumnya boleh tahu, seperti nama,
kuliah dimana, anak keberapa. Biasanya info ini leluasa kita bagikan untuk orang yang baru kita
kenal atau orang asing.

2. Lapis ke-4 : Teman


Masuk lebih dalam. Kalian dengan orang asing tadi sudah berbagi banyak hal. Bisa jadi karena
kesamaan hobi, lingkungan yang sama, sekolah yang sama, nomor sepatu yang sama. intinya ada
kesamaan satu sama lain entah satu atau berapa. Kalian mulai saling tolong-menolong. Namun
belum berbagi hal-hal yang sifatnya lebih pribadi seperti, keluarga, impian, alasan.

3. Lapis ke-3 : Sahabat


Hubungan terus berkembang, dan terbentuk ikatan emosional. Bukan hanya berbagi tugas dan
contekan, tapi juga kesedihan, kebahagiaan. Ada rasa peduli dan kasih yang terbentuk. Tanpa
perlu diminta berinisiatif ntuk menolong. Disini, kalian mulai membuka hati dan berbagi
perasaan. Jumlah sahabat cukup sedikit, karena tidak semua orang dapat kalian percayai dan
merasa nyaman dengannya.

4. Lapis ke-2 : Keluarga


And keep swimming ikatan emosional lebih kuat lagi. Rasionalitas makin pudar. ketika orang
yang berada di lapis kedua ini kesulitan, tak peduli seberapa kere, ga ada uang, belum makan,
nilai kalkulus C dan sebagainya, kalian akan tetap menolongnya. Tentu ketika sahabat sedang
kesusahan kita rela berkorban tapi tidak sebesar ketika orang itu keluarga. Karena kalian mulai
belajar arti pengorbanan yang sesungguhnya. Jumlah orang yang berada dilapis keluarga ini lebih
sedikit lagi. Biasanya diisi oleh keluarga kandung, teman masa kecil yang terus membersamai,
dan orang-orang tertentu. Umumnya, jumlah pengisi lapis kedua selain keluarga kandung bisa
dihitung jari.

5. Lapis ke-1 : Inti


Aku diri, aku egois, aku hina, aku sendiri. Inilah aku yang sesungguhnya. Terkadang ada juga hal
dari diri kita yang bahkan tak kita beri tahu keluarga sendiri. Hal-hal yang biasanya hanya kita
pendam biarlah diri sendiri dan Allah SWT yang mengetahui. Hal-hal paling pribadi yang
merupakan identitas sesungguhnya, jati diri sesungguhnya, inti dari kepribadian. Menyeluruh
termasuk hal yang kita anggap aib pribadi, keinginan paling dalam. Bisa jadi tak ada penghuni
lain selain diri anda di lapis pertama ini. Kalaupun ada, pastilah itu adalah orang yang sangat kw
percayai dan menerimamu meski tahu yang paling buruk dari dirimu.

Kutemukan dalam kehidupan kampus, organisasi mahasiswa menganut sistem KM (Keluarga


Mahasiswa), nyatanya, tidaklah mudah ntuk membuat ikatan emosional keluargaan antar sesama
anggota. Meskipun secara prilaku, kebiasaan mulai sebagaimana seorang keluarga, seorang saudara, ada
penghalang dalam hati kita yang membuat kita tidak benar-benar terbuka. Ikatan emosional perlu
dikuatkan dengan lamanya kebersamaan, banyaknya membagi masalah, membagi rasa sedih, rasa
senang, adanya saling pengertian, kasih sayang, yah pokoknya ndak semudah yang terlihat. Jika kalian
membaca teknik menyentuh hati Abbas As-sisi disana lebih dijelaskan bahwa ntuk bisa menyentuh hati
seseorang dan orang tersebut se-frame dengan kita, perlu waktu yang terus menerus, mendoakannya,
dan berbagi perasaan.

PS: Terima Kasih idenya kepada Dirut Ormawa Tertentu Muhamad Sadam Irawan

Anda mungkin juga menyukai