DHF 202
DHF 202
PENGERTIAN
DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama
menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini
ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne
viruses) atau disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada
anak-anak. Dalam dekade terakhir, terdapat kecenderungan kenaikan proporsi penderita
DHF pada orang dewasa.
TANDA DAN GEJALA
1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai
tujuh hari turun secara cepat.
2. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni)
serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan
dapat terjadi di semua organ yang berupa:
Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki
Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang.
Penurunan kesadaran
PATOFISIOLOGI DHF
Yang menentukan beratnya penyakit adalah :
PATOFISIOLOGI DBD/DSS
DENGUE INFECTION
Thrombocytope
Fever
Hemorhagic
nia
Anorexia
Manifestatio
Hepatomegal
Ag Ab
fomiting
complex +
complement
Incraeased
Vascular
Grade
fermeability
Dehydration
Dengue
Leakge of
Hemokonsentra
plasma
si
fever
Hypoproteinemi
Hypopolemia
I
II
a Pleural
efution
shock
Ascites
III
DIC
Anoxia
GI Bleeding
IV
Death
Acidosis
DHF/DSS
PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
Panas
Lemah
Nyeri ulu hati
Mual dan tidak nafsu makan
Sakit menelan
Pegal seluruh tubuh
Nyeri otot, persendian, punggung dan kepala
Haus
b. Data Obyektif
Hematokrit
Trombositopenia
Masa perdarahan dan protombin memanjang
Prioritas masalah Keperawatan :
1. Mencegah terjadinya hipopolemik syok
2. Intik nutrisi yang adekuat.
3. Mencegah komplikasi, perdarahan dan infeksi.
4. Imformasi tentang proses penyakit
5. Cemas
Diagnosa Keperawatan :
NO
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
HASIL YANG
RENCANA
DIHARAPKAN
TINDAKAN
Peningkatan suhu tubuh (hiper- -Suhu tubuh normal (36- 1. Mengkaji saat timbulnya determia) sehubungan dengan pro- 37oC).
mam.
ses penyakit (viremia).
-Pasien bebas dari demam.
2. Mengobservasi tanda-tanda vital: suhu, nadi, tensi, pernapasan setiap 3 jam atau lebih sering.
RASIONAL
Untuk mengidentifikasi pola
demam pasien.
Tanda-tanda vital merupakan
acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
suhu
tubuh
penguapan
nyak minum 2,5 l/24 jam & mengakibatkan
tubuh
meningkat
sehingga
jelaskan manfaatnya bagi pasiperlu diimbangi dengan asupen.
an cairan yang banyak.
7. Memberikan kompres dingin Kompres dingin akan mem(pada daerah axila & lipat pa- bantu menurunkan suhu tubuh
ha).
8. Menganjurkan untuk tidak me- Pakaian yang tipis akan memmakai selimut & pakaian yang bantu mengurangi penguapan
tubuh.
tebal.
2.
4.
Potensial terjadinya perdarahan -Tidak terjadi tanda-tanda per- 1. Memonitor tanda-tanda penulebih lanjut sehubungan dengan darahan lebih lanjut (secara
runan trombosit yang disertai
trombositopenia.
klinis).
dengan tanda-tanda klinis.
-Jumlah trombosit meningkat.
2. Memberikan penjelasan tentang Agar pasien/keluarga mengepengaruh trombositopenia pada tahui hal-hal yang mungkin
pasien.
terjadi pada pasien & dapat
membantu
mengantisipasi
terjadinya perdarahan karena
trombositopenia.
6. Menjelaskan obat-obat yang di Dengan mengetahui obatberikan & manfaatnya serta a- obatan yang diminum & mankibatnya bagi pasien.
faatnya, maka pasien akan termotivasi untuk mau minum obat sesuai dosis atau jumlah
yang diberikan.
7. Mengantisipasi/mencegah terjadinya perlukaan atau perdarahan:
- menggunakan sikat gigi
lunak.
5.
Gangguan aktifitas sehari-hari se- -Kebutuhan aktifitas sehari- 1. Mengkaji keluhan pasien.
hubungan dengan kondisi tubuh hari terpenuhi.
yang lemah.
-Pasien mampu mandiri setelah bebas demam.
2. Mengkaji hal-hal yang mampu/
tidak mampu dilakukan oleh
pasien sehubungan dengan kelemahan fisiknya.
diri sesuai dengan perkembang- pasien maka pasien tidak mean kemajuan fisiknya.
ngalami ketergantungan pada
perawat.
5. Memberi penjelasan tentang
hal-hal yang dapat membantu
& meningkatkan kekuatan fisik
pasien.
6.
6.
Dengan penjelasan yang diberikan kepada pasien, maka pasien termotivasi untuk kooperatif selama perawatan terutama terhadap tindakan yang
dapat meningkatkan kekuatan
fisiknya seperti pasien mau
menghabiskan porsi makannya.
Gangguan rasa nyaman: nyeri -Rasa nyaman pasien terpenu- 1. Mengkaji tingkat nyeri yang di Untuk mengetahui berapa besehubungan dengan mekanisme hi.
alami pasien dengan memberi rat nyeri yang dialami pasien.
patologis (proses penyakit).
-Nyeri berkurang atau hilang.
rentang nyeri (0-10), biarkan
pasien menentukan tingkat nyeri yang dialaminya, tetapkan tipe nyeri yang dialami pasien,
respons pasien terhadap nyeri
yang dialami.
Potensial terjadi syok hipovole-Tidak terjadi syok hipovole- 1. Monitor keadaan umum pasien.
mik sehubungan dengan perda- mik.
rahan hebat.
-Tanda-tanda vital dalam batas normal.
-Keadaan umum baik.
2. Observasi tanda-tanda vital tiap Tanda vital dalam batas nor2-3 jam.
mal menandakan keadaan umum pasien baik, perawat
perlu terus mengobservasi tanda-tanda vital selama pasien
mengalami perdarahan untuk
memastikan tidak terjadi pre
syok/syok.
3. Monitor tanda-tanda perdarahan Perdarahan yang cepat diketahui dapat segera diatasi, sehingga pasien tidak sampai ke
tahap syok hipovolemik akibat
perdarahan hebat.
4. Jelaskan pada pasien/keluarga Dengan memberi penjelasan
tentang tanda-tanda perdarahan & melibatkan keluarga dihayang mungkin dialami pasien.
rapkan tanda-tanda perdarahan dapat diketahui lebih cepat
& pasien/keluarga menjadi
kooperatif selalma pasien di
rawat.
5. Anjurkan pasien/keluarga untuk Keterlibatan keluarga untuk
segera melapor jika ada tanda- segera melaporkan jika terjadi
tanda perdarahan.
perdarahan terhadap pasien
sangat membantu tim perawatan untuk segera melakukan tindakan yang tepat.
6. Pasang infus, beri terapi cairan Pemberian cairan intravena
intravena jika terjadi perdarah- sangat diperlukan untuk mean (kolaborasi dengan dokter). ngatasi kehilangan cairan tubuh yang hebat yaitu untuk
mengatasi syok hipovolemik.
Pemberian infus dilakukan
dengan kolaborasi dokter.
7. Segera puasakan jika terjadi Puasa membantu mengistiraperdarahan saluran pencernaan. hatkan saluran pencernaan untuk sementara selama perdarahan berasal dari saluran cerna.
8. Cek Hb, Ht, trombosit (sito).
Dengan mengetahui kondisinya, pasien akan dapat mengantisipasi hal-hal yang akan di
alaminya.
1. Pesan darah/komponen darah Golongan darah yang tidak sesesuai dengan instruksi medis.
suai akan membahayakan pasien bahkan dapat mengakibat
kan hal yang fatal.
2. Cek ulang formulir permintaan Pengecekkan ulang amat di
darah sebelum dikirim.
perlukan untuk meyakinkan
bahwa permintaan darah sesuai dengan yang ditulis pada
formulir permintaan.
3. Sebelum pemberian tranfusi ya- Untuk meyakinkan bahwa
kinkan bahwa daerah tusukan tranfusi dapat diberikan denginfus tidak tampak tanda-tanda an lancar.
plebitis & aliran infus lancar.
4. Gunakan Blood Set untuk pem- Agar darah dapat menetes deberian tranfusi.
ngan lancar & tidak membeku
(infus set biasanya tidak dapat
dipaksa untuk pemberian tranfusi.
PENGKAJIAN DATA
Tanggal
I. Identitas Klien
Nama
: Tn. R.
Umur
: 24 tahun
TTL
: 15 Desember 1974
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Alamat
: Islam
Suku
: Sunda
Pendidikan
: SLTP
Pekerjaan
: Swasta
Lama bekerja
: 2 tahun
MRS
: 15 April 2001
: SMU
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
Terdengar bising usus. Terdapat nyeri tekan pada ulu hati dan teraba pembesaran
hati. BAB 2x/hari (pagi & sore).
6. Sistem integumen dan muskuloskeletal (B 6):
Test RL: terdapat bintik merah pada kedua lengan, dada dan sedikit di paha. Akral
teraba hangat. Nyeri otot dan persendian. Kulit terasa panas dan wajah tampak
merah.
V. Pengkajian Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi:
Kesulitan yang dialami: Klien merasa penyakitnya ini timbul setelah ia membezuk
temannya yang sakit demam berdarah di rumah sakit.
2. Persepsi diri: saat ini selain memikirkan penyakitnya, klien juga memikirkan
pekerjaannya.
3. Suasana hati: gelisah dan khawatir.
4. Hubungan/komunikasi: bicara jelas, mampu mengekspresikan.
Klien tinggal
Keuangan: memadai.
Hb 14,0 gr%
Trombosit 106x1000/UL
PCV 42 %
Leukosit 2,9x1000/UL
Hb 13,5 gr%
Trombosit 81x1000/UL
PCV 40,5 %
VII. Pengobatan
Infus RL 20 tetes/mnt.
Multivit 3x1
Parasetamol kalau panas.
Analisa Data :
TGL
16/4/01
KELOMPOK DATA
DS: Klien mengatakan
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
tubuhnya Kondisi tubuh yang lemah.
MASALAH
DIAGNOSA
an diri.
diri berhubungan
PCV: 40,5 %
le-mah.
Trombosit: 106x1000/UL
DS: Klien mengatakan bintik merah pada
lengan & badannya masih banyak.
DO: Bintik merah pa-da ekstremitas atas Trombositopenia.
16/4/01
Resiko
terjadi
berlan-jut
berhubungan
dengan trombo-sitopenia.
-Trombosit: 106x1000/UL.
- PCV: 40,5 %
16/4/01
- Nadi: 64x/mt.
- Temp: 36,5oC
bocoran
intravasku-
plasma
di
daerah
travaskular.
lar.
DS: Klien mengatakan infusnya sering
macet & terasa
nyeri.
DO: -Infus sudah 2 hari terpasang.
bungan dengan
pemasangan in-
an/botol infus.
Pemasangan infus.
fus.
RASIONAL
Untuk mengidentifikasi masalah klien.
Pemberian bantuan
sangat diperlukan oleh klien saat kondisi fisiknya lemah.
Penurunan jumlah
trombosit merupakan tanda adanya
kebocoran pembuluh darah.
2.
Untuk mengetahui
tingkat ketergantung
an klien dalam memenuhi kebutuhannya.
3.
Tidak
terjadi
renjatan selalama 5 hari
bebas panas
2. Berikan penjelasan
tentang pengaruh penurunan trombosit
pada klien & keluarga.
Agar klien mengetahui hal yang mungkin terjadi sehingga dapat membantu
mengantisipasi perdarahan karena penurunan trombosit.
4. Berikan penjelasan
pada klien & keluarga untuk melapor jika ada tanda perdarahan seperti: hematemesis, melena &
mimisan.
-an.
3. Cek Hb, Ht, Throm- Untuk mengetahui
bosit.
tingkat
kebocoran
pembuluh
darah
yang dialami klien &
untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut terhadap
perdarahan tersebut.
4. Segera hubungi
dokter jika tampak
tanda-tanda renjatan
& ob-servasi ketat
klien.
4.
Untuk mendapatkan
penanganan
lebih
lanjut sesegera mung
kin.
NO
1.
IMPLEMENTASI/TINDAKAN
EVALUASI
TINDAKAN
17-4-2001:
07.30 WIB
Tanggal, 17-4-2001.
-
08.00 WIB
08.15 WIB
Mengkaji
kemampuan
dan
berpakaian
sendiri.
klien
untuk
duduk,
09.20 WIB
11.00 WIB
12.00 WIB
12.15 WIB
12.45 WIB
bila kotor
an berwarna hitam.
13.45 WIB
2.
18-4-2001
07.20 WIB
09.20 WIB
11.00 WIB
12.00 WIB
- Melepas infus.
12.25 WIB
12.45 WIB
13.20 WIB
DAFTAR PUSTAKA
Catatan Perkembangan :
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal, 17 April 2001.
Diagnosa I:
S: Klien mengatakan kondisinya jauh lebih baik dari kemarin.
O: Klien mampu duduk, makan/minum sendiri, berpakaian & BAK.
A: Rencana intervensi teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Klien mampu melakukan perawatan diri, tetapi perlu pengawasan dan pembatasan.
Diagnosa II:
S: Klien mengatakan bintik merah pada lengan & dadanya berkurang, mimisan tidak
ada, nyeri ulu hati tidak ada & gusi berdarah tidak ada.
O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.
Diagnosa III:
S: O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.
Diagnosa IV:
S: O: - Infus masih terpasang.
- Suhu= 36,8oC.
- Tidak ada tanda plebitis.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak tampak tanda-tanda infeksi/plebitis.