adalah
sacrum.
Berdasarkan
posisi
janin,
1) Vakum ekstrasi
Vakum ekstrasi adalah suatu tindakan bantuan persalinan, janin
dilahirkan dengan ekstrasi menggunakan tekanan negative dengan
alat vacum yang dipasang di kepalanya (Mansjoer, 2002).
2) Ekstrasi Cunam/Forsep
Ekstrasi Cunam/Forsep adalah suatu persalinan buatan, janin
dilahirkan dengan cunam yang dipasang di kepala janin (Mansjoer,
2002). Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu karena tindakan
ekstrasi forsep antara lain ruptur uteri, robekan portio, vagina,
ruptur perineum, syok, perdarahan, post partum, pecahnya varices
vagina (Oxorn, 2003)
3) Embriotomi
Adalah prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan melakukan
pengurangan volume atau merubah struktur organ tertentu pada
bayi dengan tujuan untuk memberi peluang yang lebih besar untuk
melahirkan keseluruhan tubuh bayi tersebut (Syaifudin, 2002).
4) Persalinan Presipitatus
Persalinan presipitatus adalah persalinan yang berlangsung sangat
cepat berlangsung kurang dari 3 jam, dapat disebabkan oleh
abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlau kuat,
atau pada keadaan yang sangat jarang dijumpai, tidak adanya
rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya
proses persalinan yang sangat kuat (Cunningham, 2005)
C. Patofisiologi
1. Adaptasi Fisiologi
a. Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan,
uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilicus
dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam
waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas
umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam Pada
hari pasca partum keenam fundus normal akan berada di
pertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis.
Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum
hamil, berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah
E. Manifestasi klinis
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organorgan reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini
kadang-kadang disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan (Bobak,
2004).
1. Sistem reproduksi
a. Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Uterus, pada waktu hamil penuh
baratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi kira-kira
500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr dua minggu setelah
lahir. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul.
Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50- 60gr. Pada masa pasca
partum penurunan kadar hormone menyebapkan terjadinya autolisis,
perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel
tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap
ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera
setelah bayi lahir, hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi pembuluh
darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak
teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang tidak
menyusui. Pada jaringan payudara beberapa wanita, saat palpasi
dailakukan pada hari kedua dan ketiga. Pada hari ketiga atau keempat
pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudara teregang keras,
nyeri bila ditekan, dan hangat jika di raba.
b. Ibu yang menyusui
Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan
kekuningan, yakni kolostrum. Setelah laktasi dimula, payudara teraba
hangat dan keras ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama
sekitar 48 jam. Susu putih kebiruan dapat dikeluarkan dari puting susu.
7. Sistem Perkemihan
a. Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali diserti
daerah-daerah kecil hemoragi.
8. Sistem Integumentasi
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan
panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.
F. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perdarahan adalah penyebab kematian terbanyak pada wanita selama
periode post partum. Perdarahan post partum adalah : kehilangan darah
lebih dari 500 cc setelah kelahiran kriteria perdarahan didasarkan pada
satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut:
a. Kehilangan darah lebih dai 500 cc
b. Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg
c. Hb turun sampai 3 gram % (novak, 1998).
Perdarahan post partum dapat diklasifikasi menurut kapan terjadinya
perdarahan dini terjadi 24 jam setelah melahirkan. Perdarahan lanjut lebih
dari 24 jam setelah melahirkan, syok hemoragik dapat berkembang cepat
dan menadi kasus lainnya, tiga penyebap utama perdarahan antara lain :
a. Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi
dengan baik dan ini merupakan sebap utama dari perdarahan post
partum. Uterus yang sangat teregang (hidramnion, kehamilan ganda,
Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor koagulasi dan
meningkatnya status vena menyebapkan relaksasi sistem vaskuler,
akibatnya terjadi tromboplebitis (pembentukan trombus di pembuluh darah
dihasilkan dari dinding pembuluh darah) dan thrombosis (pembentukan
trombus) tromboplebitis superficial terjadi 1 kasus dari 500 750
kelahiran pada 3 hari pertama post partum.
7. Emboli
Yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah kecil
menyebapkan kematian terbanyak di Amerika (Novak. 1999).
8. Post partum depresi
Kasus ini kejadinya berangsur-angsur, berkembang lambat sampai
beberapa minggu, terjadi pada tahun pertama. Ibu bingung dan merasa
takut pada dirinya. Tandanya antara lain, kurang konsentrasi, kesepian
tidak aman, perasaan obsepsi cemas, kehilangan kontrol, dan lainnya.
Wanita juga mengeluh bingung, nyeri kepala, ganguan makan, dysmenor,
kesulitan menyusui, tidak tertarik pada sex, kehilanagan semangat (Novak,
1999)
G. Tanda Tanda Bahaya Post Partum
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi
rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan
jalan lahir (Depkes RI, 2004). Tanda-tanda yang mengancam terjadinya
robekan perineum antara lain :
1. Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
2. Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
3. Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan
pada mukosa vagina
H. Pemeriksaan penunjang
1. Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
2. Urine lengkap
I. Penatalaksanaan Medis
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
behubungan
dengan
penurunan
tonus
otot,
efek
Diagnosa
Nyeri
Noc
akut NOC:
berhubungan dengan
trauma
mekanis,
1. Pain Level
2. Pain Control
Nic
NIC:
Pain Mangement:
1. Lakukan pengkajian
nyeri
edema
atau
3. Comfort level
efek hormonal.
penyebab
nyeri,mampu menggunakan
teknik
untuk
non
farmakologi
mengurangi
nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporakn
nyeri
dengan
manajemen
nyeri
3. Mampu
(Farmakologi
Analgesic Administration
1. Tentukan PQRST
non
mengenali
nyeri
sebelum
pemberian obat
2. Tentukan
(PQRST)
pilihan
analgesic
4. Merasakan
rasa
nyaman
bahwa
berkurang
menggunaka
Ketidakefektifan
NOC
NIC
1. Breastfeding ineffective
Breastfeding Assistence
pemberian
ASI
2. Bretahing
pattern
1. Evaluasi pola menghisap/
berhubungan dengan
ineffective
menelan bayi
tingkat pengetahuan,
3. Breasfeeding interrupted
2. Tentukan keinginan dan
pengalaman
sebelumnya, tingkat
Kriteria hasil:
motivasi
1. Kementapan
pemberian
dukungan,
karakteristik
payudara.
proses
menghisap
payudara
memperoleh
ibu
dari
untuk
nutrisi
ibu
untuk
mrnyusui
3. Kaji kemampuan bayi untuk
latch on dan menghisap
secara efektif
4. Pantau
integritas
kulit
putting ibu
5. Pantau berat badan dan pola
eliminasi bayi
pemberian ASI
Breast
examination
Lactation
2. Kemantapan pemberian
suppression
ASI:IBU: kemantapan ibu
1. Sediakan informasi tentang
untuk membuat bayi
laktasi
dan
teknik
melekat dengan tepat dan
memompa ASI (secara
menyusui dari payudara
manual atau dengan pompa
ibu
untuk
memperoleh
keberlangsungan
pemberian
ASI
untuk
pemberian
Diskontinuitas
cara
mengumpulkan
dan
menyimpan ASI
2. Ajarkan
orang
tua
mempersiapkan,
menyimpan,
menghangatkan
kemungkinan
laktasi
elektrik)
dan
pemberian
bayi
melalui
dan
pemberian
latihan
pemberian
makan bayi
mengindikasikan
terhadap
pemberian ASI
8. Ibu tidak mengalami nyeri
tekan pada putting
9. Mengenali
tanda-tanda
penurunan suplai ASI
3
Risiko
cedera NOC
NIC
1. Risiko Kontrol
Manajemen lingkungan
berhubungan dengan
1. Sediakan lingkungan yang
Kriteria Hasil
biokimia
efek
aman untuk pasien
1. Klien terbebas dari cedera
anastesi, profil darah
2. Identifikasi
kebutuhan
2. Klien mampu menjelaskan
abnormal
keamanan
pasien,
sesuai
cara/metode untuk mencegah
dengan kondisi fisik dan fungsi
injury/cedera
3. Klien mampu menjelaskan
kognitif pasien dan riwayat
factor risiko dari lingkungan
personal
4. Mampu memodifikasi gaya
hidup untuk mencegah injury
5. Menggunakan
fasilitas
kesehatan yang ada
6. Mampu
mengenali
perubahan status kesehatan
3. Menghindarkan
lingkungan
yang berbahaya
4. Memasang side rail tempat
tidur
5. Menyediakan
tempat
tidur
Risiko
tinggi NOC
1. Immune Status
terhadap
infeksi
2. Knowledge:
berhubungan dengan
control
trauma
jaringan,
3. Risk control
penurunan
Hb,
prosedur
infasive,
pecah
ketuban,
malnutrisi.
perubahan
dan
status
penyebab
penyakit.
NIC
Infection control (control infeksi)
Infection
1. Bersihkan
lingkungan
setelah dipakai pasien lain
2. Pertahankan teknik isolasi
3. Gunakan
baju,
sarung
tangan sebagai lat pelindung
4. Pertahankan
lingkungan
aseptic selama pemsangan
alat
5. Monitor tanda gejala infeksi
sistemik dan local
6. Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
7. Pertahankan teknik asepsis
pada pasien yang berisiko
8. Ajarkan pasien dan keluarga
jaringan,
efek
anastesi
ditandai
dengan
distensi
kantong
kemih,
perubahanperubahan
jumlah/
secara penuh
2. Tidak ada residu urine
>100-200 cc
3. Intake
cairan
dalam
rentang normal
4. Bebas dari ISK
5. Tidak ada spasme bladder
6. Balance cairan seimbang
frekuensi berkemih.
masalah
kencing
raeksisten)
2. Merangsang reflex kandung
kemih
kemih
dengan
pengosongan
Risiko
kekurangan NOC:
volume
cairan
berhubunag dengan
penurunan masukan
atau
penggantian
tidak
kehil;angan
adekuat,
cairan
1. Fluid Balance
2. Hydration
3. Nutrisional Status: Food
and Fluid intake
1. Mempertahankan urine
output sesuai dengan usia
dan BB, BJ, urine normal,
HT normal.
2. Tekanan darah, nadi, suhu
tubuh dalam batas normal.
3. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, elastisitas
kemih
dengan
membrane
mukosa,
nadi
adekuat,
tekanan
darah
ortostatik)
jika diperlukan
3. Monitor vital sign
4. Monitor
masukan
makanan/cairan dan hitung
intake kalori harian
5. Monitor status nutrisi
Hypopolemia Management :
1. Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan.
2. Monitor BB
membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
Konstipasi
NOC
NIC
1. Bowel Elimination
Constipation/Impaction
behubungan dengan
2. Hydration
Management
penurunan
tonus
Kriteria Hasil:
1. Monitor tanda dan gejala
otot,
efek
1. Mempertahankan bentuk
konstipasi
progesterone,
2. Monitor bising usus
feses lunak setiap 1-3 hari
3. Monitor feses : frekuensi,
dehidrasi,
nyeri
2. Bebas
dari
konsistensi dan volume
perineal
ditandai
ketidaknyamanan
dan
4. Identifikasi factor penyebab
dengan perubahan
konstipasi
dan knstribusi konstipasi
3. Mengidentifikasi indicator
bising usus, veses
5. Dukung intake cairan
untuk
mencegah
6. Kolaborasi
pemberian
kurang
dari
konstipasi
laksatif
biasanya.
4. Feses lunak dan berbentuk
7. Pantau tanda-tanda dan
gejala konstipasi
8. Anjurkan pasien/keluarga
mencatat warna, volume,
ferkuensi, dan konstipasi
tinja
9. Ajarkan pasien/ keluarga
tentang
Defisiensi
NOC
1. Knowledge:
pengetahuan
(kebutuhan belajar)
mengenai perawatan
diri
dan
bayi
berhubungan dengan
kurang pemahaman,
salah
interpretasi
process
2. Konowledge:
health
Kriteria hasil:
dan
menyatakan
waktu
behavior
1. Pasien
kerangka
keluarga
pemahaman
proses
penyakit
yang spesifik
2. Gambarkan tanda dan gejala
yang biasa muncul dengan
cara tepat
3. Hindari
sumber.
kosong
4. Sediakan bagi keluarga atau
pengobatan
2. Pasien
dan
mampu
keluarga
SO
jaminan
informasi
yang
tentang
menjelaskan
yang tepat
5. Diskusikan pilihan terapi
secara benar
3. Pasien
dan
mampu
kembali
keluarga
menjelaskan
apa
yang
atau penanganan
6. Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi
mendapatkan
atau
second
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Impementasi yang dilakukan sesuai dengan masalah yan ada berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat ( Doenges, 2001)
E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan dua cara yaitu evaluasi formatif dsan sumatif:
1. Evaluasi formatif : evaluasi yang dilakukan berdasarkan respon pasien
terhadap tidakakan yang dilakukan.
2. Evaluasi sumatif: evaluasi yang dilakukan dengan mengetahui secara
keseluruhan apakah tujuan tercapai atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Adaptasi maternal pada periode. Available at:
http://kesehatanbyteguh.blogspot.com/2012/01/adaptasi-maternal-padaperiode.html. Opened at: 20 maret 2014, 18.21 wita.
Anonim. 2012. Asuhan keperawatan Post partum. Available at:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-norhimawat-6281-2babii.pdf. Opened at: 20 Maret 2014, 18.00 wita.
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000),
Rencana
AsuhanKeperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.Buku Panduan Praktis
Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yoga. 2013. Askep post partum. Available at:
http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-post-partum-nifas.html. opened
at: 20 maret 2014, 18.05 wita