Anda di halaman 1dari 4

AKHLAK TELADAN DOKTER MUSLIM

Oleh : Syaikh Muhammad Shalih Al Munajid hafidzahullah


Seorang dokter diberi amanah untuk menjaga kesehatan pasien, serta menjaga rahasia dan
kehormatan mereka. Jika dia mengetahui betapa tingginya kedudukan dan kemuliaan
profesinya, maka dia pasti berusaha melakukan sesuatu yang sejalan dengan profesi dan
kedudukannya tersebut. Dia akan berusaha mendapatkan semua sifat yang baik yang sesuai
dengan kedudukannya yang tinggi yang telah Allah karuniakan untuknya. Dia juga wajib
untuk menjaga kehormatan dirinya dengan meninggalkan semua sikap jelek yang tidak sesuai
dengan profesinya seperti berdusta, menyelisihi janji, sombong, mengaku mengetahui apa
yang tidak dia ketahui, serta mengambil harta dengan cara yang tidak benar.
Jika Islam mengajarkan pemeluknya untuk berakhlak yang mulia serta untuk melakukan
pekerjaan apapun dengan baik, maka hal ini lebih ditekankan lagi bagi mereka yang berasal
dari profesi medis. Oleh karena itu dokter muslim harus berusaha untuk memiliki akhlak-
akhlak yang terpuji sebagai berikut :
1). Ikhlas
Perkara paling penting yang wajib dimiliki oleh seorang dokter muslim adalah sifat ikhlas.
Ikhlas kepada Allah dengan melaksanakan peribadatan hanya kepad-Nya. Allah Azza wa
Jalla berfirman,


Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-
Ku (Adz Dzariyat:56)
Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Setiap amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya
(Muttafaqun alaih)
Maka wajib bagi dokter muslim untuk ikhlas dalam beramal dan melaksanakan tugasnya
karena Allah dan senantiasa ingat bahwa Allah selalu mengawasinya. Keikhlasan akan
memotivasi seorang dokter untuk mendapatkan balasan pahala sebelum dia mendapatkan
keuntungan duniawi. Dengan adanya rasa ikhlas pula , seorang dokter dapat bekerja di luar
jam reguler tanpa balas jasa ketika kondisi darurat maupun dalam kondisi perang dan
bencana.
2). Takwa
Di antara hal yang paling penting yang harus dimiliki seorang dokter muslim adalah
ketakwaan. Takwa menjadikan dirinya melakukan seluruh pekerjaan dengan baik, serta tidak
kehilangan semangat ketika banyak orang datang meminta bantuannya. Bahkan tetap
memelihara kehormatan, dan menjaga kemuliaan sesama kaum muslimin. Di antaranya,
seorang dokter muslim tidak diperkenankan melihat wanita kecuali dalam kondisi darurat
yang dibutuhkan, sebagai bentuk pengamalan terhadap perintah Allah dalam Al Quran,

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandanganya (An Nur:30)
Termasuk takwa kepada Allah adalah adanya rasa takut kepada-Nya. Hendaknya menghindari
untuk berada dalam situasi sendirian dengan lawan jenis. Jika memang dibutuhkan, maka
hendaknya menghadirkan orang ketiga, atau duduk di tempat yang terbuka yang dilihat
banyak manusia. Diriwayatkan dari Umar bin Khatthab, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Tidaklah seorang laki-laki berduaan bersama dengan seorang
perempuan, kecuali yang ketiga adalah syetan (H.R. Tirmidzi, shahih).
3). Akhlak yang Baik
Setiap orang yang bertugas memberikan pelayanan kepada orang lain harus memiliki akhlak
yang bagus, terlebih lagi bagi para dokter. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma ,
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya
(Muttafaqun alaih).
Manusia akan menjauhi orang yang memikili sikap kasar dan sombong, dan akan mencintai
orang yang lemah lembut dan rendah hati. Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Masud
radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaiahi wa sallam bersabda,

Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya terdapat kesombongan meskipun
hanya seberat biji sawi (H.R Muslim 91).
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

Cukuplah seseorang dikatakan berbuatkejelekan jika ia menghina dan merendahkan
saudaranya sesama muslim (H.R. Muslim 2564)
Dokter muslim selayaknya bersikap tawadhu terhadap rekan-rekan kerjanya, baik sesama
dokter maupun rekan kerja yang lain. Dia juga harus menghargai peran rekan kerja yang lain
dalam mengobatai pasien dan merawat mereka. Dan dia harus membangun hubungan atas
dasar saling percaya, dan bekerja sama dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
4). Jujur
Jujur merupakan salah satu sifat seorang mukmin. Allah Taala berfirman,


Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama
orang-orang yang jujur (At Taubah:119).
Kejujuran tidak hanya dalam perkataan saja, namun juga dalam niat dan perbuatan. Seorang
dokter muslim harus jujur dalam menunaikan tuganya, serta jujur dalam memberikan
pengobatan dan menasehati pasiennya, juga dalam penelitian ilmiah yang dia lakukan, serta
dalam segala sesuatu. Dan tidak pantas bagi orang yang merupakan teladan bagi orang lain
yang memiliki sifat kebaikan dan hikmah, melakukan hal-hal yang mengarah kepada
perbuatan tidak jujur. Tidak diragukan lagi bahwa dokter muslim akan menjadi rujukan bagi
orang yang memerlukan bantuan, dan orang tersebut mempercayai perkataan dan perbuatan
dari dokter. Maka hendaknya seorang dokter berusaha jujur sehingga sesuai dengan
perasangka baik yang dimiliki oleh orang-orang yang datang kepadanya.
5). Amanah
Dokter diberi amanah terhadap kehidupan dan kehormatan seseorang, sehingga dia harus
menunaikan amanah tersebut dengan cara yang benar. Allah Taala berfiman menggambarkan
sifat orang-orang yang beriman,

Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya (Al
Mukminun:8).
Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

Tunaikanlah amanah pada orang yang memberikan amanah kepadamu dan janganlah
mengkhianati orang yang mengkhianatimu (H.R. Tirmidzi, shahih)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang berkhianat terhadap orang yag
mengkhianati kita, maka bagaimana lagi terhadap orang yang mempercayakan jiwa dan
kehormatannya kepada kita?
Termasuk bagian dari amanah adalah menasehati orang yang berkonsultasi kepada Anda,
berlaku jujur kepada orang-orang yang mempercayai Anda, dan melakukan yang terbaik
dalam pekerjaan Anda.
Termasuk bagian dari amanah adalah memberikan obat yang paling bagus efektiftasnya dan
paling sedikit efek sampingnya. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, Para dokter
telah sepakat bahwa jika dimungkinkan untuk mengobati penyakit dengan pemberian
makanan terterntu maka tidak perlu menggantinya dengan pemberian obat. Jika
dimungkinkan dengan pemberian obat yang sederhana dan aman, maka tidak boleh
menggantinya dengan obat yang memiliki efek samping lebih berat
6). Paham Ilmu Agama
Seorang dokter muslim harus memamahi ilmu agama, khusunya yang terkait dengan hal-hal
yang berhubungan dengan profesinya. Dari Muawiyah radhiyallahu anhu, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memahamkan
baginya ilmu agama (Muttafaqun alaihi)
Seorang dokter muslim harus memepelajari ilmu gama yang akan membantunya untuk
menunaikan tugasnya mengobati orang sakit. Dia harus memahami hukum tentang thaharah
(bersuci) , hukum tentang perkara-perkara yang najis, serta bagaiaman cara menghilangkan
najis, hukum menyentuh alat kelamin, hukum menjamak sholat jika ada kebutuhan, dan
hukum-hukum syariat yang lainnya yang berkaitan dengan tugasnya.
Termasuk hal-hal yang harus dipahami dokter muslim bahwa dilarang memberikan
pengobatan dengan sesuatu yang tidak dibolehkan dalam Islam, seperti dengan benda-benda
najis dan khamr (minuman yang memabukkan).

7). Bersikap Adil dan Pertengahan


Bersikap adil merupakan salah satu pokok ajaran agama Islam. Tidak terlalu bersikap
meremehkan, namun juga tidak boleh berlebih-lebihan. Allah Taala berfirman,

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan
pertengahan (Al Baqarah:143).
Seorang dokter harus bersikap adil dalam bermuamalah dengan pasiennya. Kebanyakan
pasien mempercayakan urusan mereka dan menaruh kepercayaaan kepada para dokter agar
memberikan pelayanan kesehatan untuk mereka. Maka tidak boleh mengkhianati
kepercayaan tersebut dan tidak menunaikan hak mereka. Baik itu terkait dengan pemberian
pelayanan pengobatan, atau terkait biaya keuangan yang mungkin memberatkan pasien dan
keluarganya. Tidak selayakanya seorang dokter membeda-bedakan dalam memberikan
pelayanan, atau mendahulukan dan mengakhirkan pemeriksaan pasien tanpa indikasi yang
tepat, kecuali untuk kasus darurat yang harus didahulukan. Dia harus memberikan pelayanan
kepada seluruh pasien dengan pelayanan yang sama tanpa membedakan-bedakan mereka
karena status sosialnya.
Ini sebagian akhlak teladan yang hendaknya dimiliki oleh setiap dokter muslim.
Diambil dari kitab Risalah ilaa at Thabib al Muslim

Anda mungkin juga menyukai