Anda di halaman 1dari 13

22

pembelajaran penemuan (discovery learning) pada amateri persamaan garis lurus.

Hasil belajar digunakan untuk menganalisis ketuntasan belajar peserta didik.

B. KEHADIRAN PENELITI

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan sangat penting dan diperlukan

secara optimal. Peneliti berperan sebagai instrumen kunci dan sekaligus sebagai

pengumpul data. Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti terlibat langsung secara

penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi di SMP Negeri

27 Malang. Selain itu, kehadiran peneliti juga diketahui oleh lembaga pendidikan

yang dijadikan obyek penelitian secara formal, yaitu melalui ijin tertulis lembaga

pendidikan peneliti (Universitas Kanjuruhan Malang) dan lembaga pendidikan

obyek penelitian (SMP Negeri 27 Malang). Jika di dalam penelitian ini, peneliti

melibatkan pihak lain, maka peranannya sangat kecil dalam proses penelitian itu.

C. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian berada di SMP Negeri 27 Malang dengan fokus

penelitian yaitu bagaimana penerapan model pembelajaran penemuan (discovery

learning) pada materi persamaan garis lurus untuk mengetahui ketuntasan belajar,

aktivitas, dan respon peserta didik kelas VIII-4 SMPN 27 Malang.

Lokasi ini dipilih karena sekolah ini baru saja menjadi sekolah negeri

sehingga terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran yang bisa diperbaiki

melalui penelitian tindakan kelas.


23

D. SUMBER DATA

Data dalam penelitian ini adalah semua data dan informasi yang

diperoleh dari nara sumber yang dianggap paling mengetahui secara rinci dan

jelas mengenai fokus penelitian yang diteliti, yaitu bagaimana penerapan model

pembelajaran penemuan (discovery learning) pada materi persamaan garis lurus

untuk mengetahui ketuntasan belajar, aktivitas, dan respon peserta didik kelas

VIII-4 SMPN 27 Malang. Selain itu diperoleh dari hasil dokumentasi yang

menunjang terhadap data yang berbentuk kata-kata tertulis maupun tindakan.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengeksplorasikan jenis data

kualitatif yang berkaitan dengan masing-masing fokus penelitian yang sedang

diamati. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan

sekunder. Sumber data adalah nara sumber yang memberikan informasi yang

dibutuhkan peneliti.

1. Data Primer

Data tentang hasil belajar peserta didik setelah dilaksanakan model

pembelajaran penemuan (discovery learning) pada materi persamaan garis lurus

merupakan sumber data utama dalam penelitian ini. Jenis penelitian ini diambil

dari data tertulis, rekaman, atau pengambilan foto. Pencatatan sumber data ini

melalui wawancara dan pengamatan serta merupakan hasil gabungan dari melihat,

mendengarkan dan bertanya. Jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan pada

subjek penelitian dicatat sebagai data utama ditambah dengan hasil pengamatan

dari tindakan subjek penelitian di SMP Negeri 27 Malang.


24

Diantara data primer yang dicari adalah:

a. Tes Hasil Belajar

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes

diberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung untuk mengetahui

keberhasilan menerapkan model pembelajaran penemuan (discovery

learning) pada materi persamaan garis lurus. Soal tes dibuat dalam bentuk

essay yang berjumlah 4 butir soal yang disesuaikan dengan indikator

pembelajaran. Setiap langkah akan dinilai berdasarkan indikator yang telah

ditetapkan dan mengikuti rubrik penilaian. Waktu yang diperlukan untuk

melaksanakan tes adalah selama 80 menit. Peneliti akan mengolah data

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

b. Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran digunakan

untuk memperoleh data tentang kemampuan guru dalam mengelola model

pembelajaran penemuan (discovery learning). Lembar observasi diberikan

kepada pengamat ketika guru sedang melaksanakan model pembelajaran

untuk diisi dengan cara menuliskan tanda centang () sesuai dengan keadaan

yang diamati.

c. Aktivitas Peserta Didik

Data proses aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung

diperoleh melalui pengamatan oleh pengamat dengan menggunakan lembar

aktivitas peserta didik yang diadaptasi dari Mukhlis (2005:70). Lembar

pengamatan ini digunakan selama pembelajaran berlangsung.


25

d. Lembar Respon Peserta Didik

Lembar refleksi peserta didik diberikan setelah pembelajaran

berlangsung yang diisi oleh peserta didik. Lembar refleksi peserta didik

digunakan untuk memperoleh respon peserta didik terhadap pelaksanaan

pembelajaran. Data hasil lembar refleksi dianalisis secara deskriptif.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak yang tidak

berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. Data sekunder dalam

penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang terkait dengan SMP Negeri 27

Malang.

Sumber data tertulis atau dokumen diperoleh dari bagian

keadministrasian SMP Negeri 27 Malang. Adapun data tertulis tersebut di

antaranya adalah data tentang kondisi obyektif SMP Negeri 27 Malang.

E. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Metode observasi

Metode observasi yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan secara

sistematis dan sengaja, diawali dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan

atas gejala yang sudah diteliti dengan melibatkan diri dalam latar yang sedang

diteliti. Marshall (1995) menyatakan bahwa Melalui observasi, peneliti belajar

tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.


26

Peneliti menggunakan metode observasi untuk mengetahui secara

langsung apa yang terdapat di lapangan tentang bagaimana penerapan model

pembelajaran penemuan (discovery learning) pada materi persamaan garis lurus

untuk mengetahui ketuntasan belajar, aktivitas, dan respon peserta didik kelas

VIII-4 SMPN 27 Malang.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud

mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985:266),

antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksikebulatan-

kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-

kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang;

memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang

lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan menverifikasi,

mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai

pengecekan anggota.

Metode ini mencakup cara yang dipergunakan seseorang untuk suatu

tujuan tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendapat secara lisan

langsung dari seseorang atau narasumber. Sesuai dengan rencana yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, maka pedoman wawancara

tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang
27

diwawancarai. Dengan wawancara ini kreatifitas pewawancara sangat diperlukan.

Hasil wawancara banyak bergantung pada pewawancara.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen, dan

rekaman seperti surat kabar, buku harian, naskah pribadi, foto-foto, catatan kasus,

dan lain sebagainya.

Melalui teknik dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-data yang

diperlukan yang ada di tempat atau lokasi penelitian.

F. ANALISIS DATA

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis stastistik

deskriptif. Analisis data hasil belajar peserta didik bertujuan untuk

mendeskripsikan ketuntasan belajar peserta didik. Data yang dianalisis adalah

sebagai berikut:

1. Tes Hasil Belajar

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal di SMP Negeri 27 Malang,

seorang peserta didik dikatakan tuntas belajar jika ia mampu mencapai tujuan

pembelajaran minimal 75% dari seluruh tujuan pembelajaran atau

memperoleh skor minimal 75 dari skor maksimal 100. Sedangkan ketuntasan

secara klasikal dicapai bila terdapat 85% peserta telah mencapai ketuntasan

belajar individu.

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik selama pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning),


28

maka dianalisis ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal dengan rumus

persentase menurut Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) adalah:

jumlah peserta didik yang tuntas


P= x 100
jumlah peserta didik seluruhnya

2. Analisis Data Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Data kemampuan guru mengelola pembelajaran dianalisis dengan

menggunakan statistik deskriptif dengan skor rata-rata sebagai berikut:

1,00 TKG< 1,50tidak baik

1,50 TKG< 2,50 kurang baik

2,50 TKG <3,50 cukup baik

3,50 TKG <4,50 baik

4,50 TKG<5,00 sangat baik

Keterangan: TKG = Tingkat Kemampuan Guru

Kemampuan guru mengelola pembelajaran dikatakan efektif jika skor

dari setiap aspek yang dinilai berada pada kategori baik atau sangat baik.

3. Data Aktivitas Peserta Didik

Data aktivitas peserta didik selama pembelajaran dianalisis dengan

menggunakan rumus persentase. Adapun rumus persentase menurut Sudijono

(2005:42) adalah:

f
P= x 100
N

Keterangan:

P= angka persentase
29

f = frekuensi aktivitas peserta didik

N= jumlah aktivitas keseluruhan peserta didik

Tabel 3.1 Kriteria Waktu Ideal Aktivitas Pesera Didik Dalam Pembelajaran

Persentase Kesesuaian (P)


Aspek Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Waktu
Toleransi
Ideal
Mendengarkan, memperhatikan penjelasan 7 P 18
13%
guru atau teman kelompok
Membaca, memahami soal di LKPD 10% 5 P 15

Mendiskusikan LKPD dengan teman 22 P 32


27%
kelompok
Membandingkan jawaban dalam diskusi 25 P 35
30%
kelompok
Bertanya atau menyampaikan pendapat/ide 5 P 15
10%
kepada guru dan teman
Menarik kesimpulan suatu konsep atau 5 P 15
10%
prosedur
Perilaku yang tidak relevan dengan Kegiatan 0 P 5
0%
Belajar Mengajar (KBM)

4. Analisis Respon Peserta Didik

Data tentang respon peserta didik yang diperoleh melalui lembar refleksi

peserta didik dan dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu

data yang diperoleh akan dibahas secara deskriptif.

G. PENGECEKAN KEABSAHAN TEMUAN

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan). Kredibilitas dimaksudkan untuk

membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan

yang ada dalam latar penelitian. Dalam buku karangan Lexy J. Moleong dituliskan
30

beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu a) perpanjangan

keikutsertaan, ketekunan pengamat, c) trianggulasi, d) pengecekan sejawat, e)

kecukupan referensial, f) kajian kasus negatif, dan g) pengecekan anggota. Untuk

memenuhi keabsahan temuan tentang bagaimana penerapan model pembelajaran

penemuan (discovery learning) pada materi persamaan garis lurus untuk

mengetahui ketuntasan belajar, aktivitas, dan respon peserta didik kelas VIII-4

SMPN 27 Malang, digunakan teknik pemeriksaan sebagai berikut: (a)

perpanjangan keikutsertaan pengamat; (b) ketekunan pengamat; (c) trianggulasi,

maksudnya data yang diperoleh dibandingkan, diuji dan diseleksi keabsahannya.

Teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua cara,

yaitu pertama menggunakan trianggulasi dengan sumber, yaitu membandingkan

perolehan data pada teknik yang berbeda dalam fenomena yang sama. Kedua

menggunakan trianggulasi dengan metode, yaitu membandingkan perolehan data

dari teknik pengumpulan data yang sama dengan sumber yang berbeda

H. TAHAP-TAHAP PENELITIAN

Tahap-tahap kerja yang ditempuh dalam penelitian ini mengikuti alur

tindakan sesuai dengan jenis penelitian tindakan yang telah disebutkan di atas

yaitu dengan menggunakan siklus spiral yang meliputi kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan ini dilakukan

hingga 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setelah 2 kali

pembelajaran diberikan tes untuk mengetahui peningkatan pemahaman peserta

didik dengan model pembelajaran penemuan (discovery learning) pada materi

persamaan garis lurus.


31

Siklus I

1) Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian ini dilakukan dengan kegiatan sebagai

berikut:

a. Mengembangkan RPP

RPP dikembangkan dengan tujuan melalui model pembelajaran

penemuan (discovery learning), diskusi, dan pemberian tugas peserta didik

dapat:

Memahami grafik garis lurus


Menggambar grafik persamaan garis lurus
Menentukan kemiringan persamaan garis lurus
Menentukan kemiringan garis yang saling sejajar atau yang saling

tegak lurus
Menentukan persamaan garis lurus

b. Mengembangkan LKPD

c. Mengembangkan tes hasil belajar

d. Mempersiapkan sumber dan bahan yang dibutuhkan pada saat penelitian

2) Pelaksanaan Tindakan

Menurut Arikunto (2006:99), Pelekasanaan tindakan merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan. Pelaksanaan tindakan dalam

penelitian ini dengan mengadakan model pembelajaran penemuan (discovery


32

learning) pada materi persamaan garis lurus. Tindakan yang akan dilakukan

dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan model pembelajaran penemuan (discovery learning)

dengan tujuan peserta didik dapat: memahami grafik garis lurus;

menggambar grafik persamaan garis lurus; menentukan kemiringan

persamaan garis lurus; menentukan kemiringan garis yang saling sejjar

atau yang saling tegak lurus; dan menentukan persamaan garis lurus.

b. Memberikan tes hasil belajar, yaitu setelah dua kali pembelajaran

berlangsung dan hasilnya dinilai berdasarkan KKM.

3) Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengamati segala sesuatu yang

berkaitan dengan pemberian tindakan kelas. Dalam hal ini yang diamati

adalah aktivitas guru dan peserta didik selama berlangsungnya pembelajaran.

Apabila terdapat kekurangan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan,

maka perbaikan pembelajaranakan dilakukan pada pertemuan selanjutnya.

4) Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami, menjelaskan, dan

menyimpulkan hasil pengamatan. Kegiatan ini sebagai upaya untuk

memahami proses dari hasil yang dicapai sebagai akibat dari tindakan yang

dilakukan. Hasil kegiatan yang diperoleh pada kegiatan refleksi ini

merupakan informasi tentang apa yang perlu dilakukan selanjutnya yang

dapat dijadikan dasar dalam melakukan perencanaan berikutnya.


33

Siklus II

Tahapan kerja pada siklus II sama dengan tahapan kerja pada siklus I.

Siklus II hanya memperkuat pembelajaran pada siklus I. Apabila pada siklus I

belum berhasil maka pada siklus II akan diperbaiki kekurangan-kekurangan yang

terdapat pada siklus I, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Secara

umum gambaran tahapan penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian ini dilakukan dengan kegiatan sebagai

berikut:

a. Mengembangkan RPP

RPP dikembangkan dengan tujuan melalui model pembelajaran

penemuan (discovery learning), diskusi, dan pemberian tugas peserta didik

dapat:

Memahami grafik garis lurus


Menggambar grafik persamaan garis lurus
Menentukan kemiringan persamaan garis lurus
Menentukan kemiringan garis yang saling sejajar atau yang saling

tegak lurus
Menentukan persamaan garis lurus

b. Mengembangkan LKPD

c. Mengembangkan tes hasil belajar

d. Mempersiapkan sumber dan bahan yang dibutuhkan pada saat penelitian


34

2) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Melaksanakan model pembelajaran penemuan (discovery learning)

dengan tujuan peserta didik dapat: memahami grafik garis lurus;

menggambar grafik persamaan garis lurus; menentukan kemiringan

persamaan garis lurus; menentukan kemiringan garis yang saling sejjar

atau yang saling tegak lurus; dan menentukan persamaan garis lurus.

b. Memberikan tes hasil belajar, yaitu setelah dua kali pembelajaran

berlangsung dan hasilnya dinilai berdasarkan KKM.

3) Pengamatan

4) Refleksi

Anda mungkin juga menyukai