Budidaya Pisang Ambon
Budidaya Pisang Ambon
Makalah
Saturday, 12 March 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada di wilayah
khatulistiwa yang terbentang antara 23o 17 lintang utara dan 23o17lintang selatan. Daerah
ini memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dengan subur. Berbagai macam
buah-buahan, seperti durian, rambutan, lengkeng, pisang dan yang lainnya. Namun, masih
terlalu sedikit yang dibudidayakan, padahal buah-buahan tersebut merupakan harta alam yang
sangat berharga.
Keanekaragaman jenis buah-buahan merupakan sumber genetik yang sulit ditemukan
di daerah lain. Plasma nutfah ini dapat menjadi bahan utama dalam penyusunan jenis baru
dan varietas unggul buah-buahan dimasa dating. Pisang berasal dari asia tenggara. Kini
tanaman pisang telah menyebar keseluruhan dunia, termasuk Indonesia. Buah pisang sangat
popular dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Banyak jenis buah-buahan trofis
dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia. Namun, buah-buahan tersebut kebanyakan
membanjiri pasar local hanya pada saat panen raya. Baru sedikit buah pisang khususnya yang
menempati pasar swalayan atau pasar dunia.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya pengkajian mengenaibudidaya tanaman
pisang yang berorientasi pada pasar. Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal
dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke
Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan
Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan Gedhang.
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan
juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang.
Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan
asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional
Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang
yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia
(domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia.
B. TUJUAN
1. Apakah syarat tumbuh tanaman pisang?
2. Bagaimana taksonomi tanaman pisang?
3. Bagaimana morfologi tanaman pisang?
4. Bagaimana perbanyakan tanaman secara generative?
5. Bagaimana perbanyakan tanaman secara vegetative?
6. Bagaimana pemeliharaan tanaman pisang?
7. Bagaimana pengendalian hama dan penyakit tanaman pisang?
8. Bagaimana panen dan pasca panen tanaman pisang?
9.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SYARAT TUMBUH
Iklim
1. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun
demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air,
pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi
produksinya tidak dapat diharapkan.
2. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3. Curah hujan optimal adalah 1.520?3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi
curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
Media Tanam
1. Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat.
Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus
dengan pemupukan.
2. Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang
harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 200 cm, di
daerah setengah basah 100 200 cm dan di daerah kering 50 150 cm. Tanah yang
telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus
mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat
tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon,
nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
B. TAKSONOMI TANAMAN PISANG
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), buah pisang diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotiledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa paradisiaca
2. Batang
Batang psaing dibedakan menjadi dua macam yaitu batang asli yang disebut bongo dan
batang semu atau juga batang palsu. Bongol berada di pangkal batang semu dan berada di
bawah permukaan tanah serta memiliki banyak mata tunas yang merupakan calon anakan
tanaman pisang dan merupakan tempat tumbuhnya akar. Batang semu tersusun atas pelepah-
pelapah daun yang saling menutupi, tumbuh tegak dan kokoh, serta berada di atas permukaan
tanah.
3. Daun
Bentuk daun pisang pada umumnya panjang, lonjong, dengan lebar yang tidak sama, bagian
ujung daun tumpul, dan tepinya tersusun rata. Letak daun terpencar dan tersusun dalam
tangkai yang berukuran relatif panjang dengan helai daun yang mudah robek.
4. Bunga
Bunga pisang atau yang sering disebut dengan jantung pisang keluar dari ujung batang.
Susunan bunga tersusun atas daun-daun pelindung yang saling menutupi dan bunga-
bunganya terletak pada tiap ketiak di antara daun pelindng dan membentuk sisir. Bunga
pisang termasuk bunga berumah satu . letak bunga betina di bagian pangkal, sedangkan letak
bunga jantan berada di tengah. Bunga sempurnya yang terdiri atas bunga jantan dan bunga
betina berada di bagian ujung.
5. Buah
Buah pisang tersusun dalam tandan tiap tandan terdiri atas beberapa sisir dan tiap sisir
terdapat 6-22 buah pisang tergantung varietasnya. Buah pisang umumnya tidak berbiji dan
bersifat triploid. Kecuali pada pisang kluthuk yang bersifat diploid dan memiliki biji. Proses
pembuahan tanpa adanya biji disebut dengan partenokarpi. Ukuran buah pisang bervariasi
tergantung pada varietasnya. Panjang antara 10-18 cm dengan ukuran diameter sekitar 2,5-4,5
cm. Buah berlinggir 3-5 alur, bengkok dengan ujung meruncing atau membentuk leher botol.
Daging buah tebal dan lunak, kulit buah yang masih muda berwarna hijau dan ketika tua
berubah menjadi kuning dan strukturnya bisa tebal dan tipis juga tergantung dari varietas
pisangnya.
Penyakit
1. Penyakit darah
Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yg diserang adalah jaringan tanaman
bagian dalam.
Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.
Pengendalian: dengan membongkar & membakar tanaman yg sakit.
2. Panama
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yg diserang adalah daun.
Gejala: daun layu & putus, mula-mula daun luar lalu daun di bagian dalam, pelepah daun
membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam.
Pengendalian: membongkar & membakar tanaman yg sakit.
3. Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yg diserang adalah daun dengan gejala bintik
sawo matang yg makin meluas.
Pengendalian: dengan menggunakan fungisida yg mengandung Copper oksida atau Bubur
Bordeaux (BB).
4. Layu
Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian yg diserang adalah akar.
Gejala: tanaman layu & mati.
Pengendalian: membongkar & membakar tanaman yg sakit.
5. Daun pucuk
Penyebab: virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yg diserang
adalah daun pucuk.
Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok.
Pengendalian: cara membongkar & membakar tanaman yg sakit.
Gulma
Tidak lama setelah tanam & setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi
persoalan yg harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
1. Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Roundup & dalapon.
2. Menanam tanaman penutup tanah yg dapat menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah
diserang hama-penyakit, tidak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3. Menutup tanah dengan plastik polietilen.
Cara Panen
Dalam budidaya buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang
tandan yg diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yg tajam &
bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dlm posisi terbalik supaya getah
dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang
terhindar dari luka yg dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu
batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga
kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan
batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
Periode Panen
Pada perkebunan pisang yg cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali
tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28
ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil
(10-30 ha) & perkebunan besar (> 30 ha), produksi yg ekonomis harus mencapai sedikitnya
46 ton/ha/tahun.
PASCAPANEN PANEN
Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk
mengurangi penguapan & diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan
terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya
kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan
wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dlm beberapa
lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk
menghindari pembusukan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika
Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa
Timur dinamakan Gedhang.
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan
juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang.
Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan
asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional
Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang
yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia
(domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon
kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Arintadisatra, S. 1997. Kebijakan dan Kendala Pengembangan Produksi buah-buahan Makalah
disajikan pada lokakarya Pengembangan Agribisnis Buah-buahan di Indonesia, tanggal 5
Pebruari 1997.
Dalam Majalah Trubus No. 329. Tahun XXVIII-April 1997. Yayasan sosial Tani Membangun,
Jakarta.
Posted by Riki Bokrip at 09:59
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
2 comments:
1.
2.
2016 (67)
o April (2)
o March (37)
Makalah Peserta Didik
Makalah Hukum Sebagai Alat Untuk Mengubah Masyarak...
Makalah Distorsi Pasar
Makalah Energi Dan Daya Listrik
Makalah Faktor Pergaulan Bebas, Narkoba dan Dangka...
Makalah Faktor Premanis
Makalah Filsafat Hukum Menurut Azhar Ba'asyir Dan ...
Makalah Filsafat Patristik
Makalah Flaying Car
Makalah Hukum Archimedes
Makalah Hukum Dan Peradilan
Makalah Sejarah Masuknya Islam Ke Aceh
Makalah Pengantar Ilmu Hukum
Makalah Pengantar Sejarah Islam
Makalah Pentingnya Kesadaran Berbangsa Dan Bernega...
Makalah Peran Pelajar Dalam Menciptakan Lingkungan...
Makalah Rasm Al-Qur'an
Makalah Sejarah Arab Sebelum Islam
Makalah Budidaya Bunga Kamboja
Makalah Budidaya Tanaman Anggrek
Makalah Budidaya Bunga Baugenville
Makalah Budidaya Kelapa Genjah
Makalah Budidaya Kelapa Sawit
Makalah Budidaya Tanaman Pisang
Makalah Budidaya Tanaman Salak
Makalah Budidaya Tanaman Jabon
Makalah Budidaya Tanaman Melon
Makalah Budidaya Tanaman Tebu
MAkalah Budidaya Tanaman Teh
Makalah Terbentuknya Alam Semesta
MAkalah Tawuran Anak Zaman Sekarang
Makalah Nikah
Makalah Ilmu Kebudayaan Dasar
Makalah Hadist Tentang Poligami
Hadist Tentang Hak Kewajiban Suami Istri
Makalah Harta Dan Hak Milik
Makalah Barbara Dossey
o February (26)
o January (2)
Tentang Saya
Riki Bokrip
View my complete profile