1. Bagaimana cara melakukan rujukan dan fungsinya ?
2. Bagaimana cara dokter memberikan bad news kepada pasien ? 3. Persyaratan apa yang harus ada untuk melakukan informed consent ? 4. Apa hak dan kewajiban pasien dan dokter ?
Jawaban :
1. Caranya :
a. Persiapan. Persiapan tempat untuk menyampaikan berita buruk
hendaknya dapat menjaga provasi pasien. Dokter harus menanyakan terlebih dahulu apakah pasien ingin didampingi oleh orang lain (suami/ istri/ anak/ saudara, dll). b. Memulai diskusi. Dokter disarankan untuk mengarahkan pembicaraan ke inti pesan dengan menanyakan apakah pasien sudah mengetahui kondisi yang sebenarnya mengenai penyakitnya, sehingga respon dari pasien dapat mengukur pemahaman, harapan dan keadaan emosional pasien. Respon yang diberikan juga akan menunjukkan bagaimana pasien memahami situasinya saat ini melalui makna yang umum maupun lebih mendetail c. Melibatkan pasien. Dokter hendaknya menanyakan kepada pasien seberapa banyak mereka ingin mengetahui tentang kondisinya. d. Mengungkapkan Informasi. Dalam mengungkapkan informasi yang berisi berita buruk, dokter hendaknya berencana untuk mendiskusikan diagnosis, prognosis, perawatan serta mekanisme untuk mendapatkan dukungan dan cara mengatasinya. Perencanaan yang membutuhkan persiapan paling sedikit, dokter hendaknya dapat memberikan pengetahuan awal mengenai bagaimana dokter tersebut harus mengungkapkan atau memberikan berita buruk kepada pasien tertentu. Hal inimemerlukan lebih dari satu waktu diskusi. Dokter harus memiliki informasi yang relevan terlebih dahulu, focus dan memiliki satu atau dia topic pada waktu yang bersamaan. Dokter hendaknya mengatur kesempatan untuk Tanya jawab dalam proses diskusi. Terminologi medis harus dihindari kecuali jika pasien dapat memahaminya. e. Pengakuan terhadap Perasaan Pasien. Salah satu dari aspek terpenting dalam interaksi yang manusiawi adalah pengakuan terhadap reaksi pasien. Jika tidak ada reaksi yang jelas dari penyampaian berita buruk, dokter dapat meminta pasien untuk dapat mengekspresikan perasaan mereka. Secara umum, jika pasien mulai menangis, dokter harus menunggu sampai tangisannya berhenti. Dokter dapat menawarkan agar prosesnya diperlambat contoh: bapak/ibu silakan minum dulu, kita lanjutkan setelah bapak/ibu siap. Emosi pasien tidak boleh diabaikan pada proses pembicaraan, namun tidak boleh mengganggu proses pemberian informasi yang harus diketahui oleh pasien. Hal ini berkaitan dengan kondisi psikologis pasien ketika menerima berita buruk. Adakalanya pasien lupa terhadap hal-hal yang spesifik pada diagnosis maupun prognosis penyakitnya. Dokter hendaknya siap untuk menawarkan kesempatan untuk melakukan follow up untuk diskusi lebih lanjut dengan profesi lain yang dapat membantu kondisi pasien (psikolog, perawat, support group, dll). f. Perencanaan dan Tindakan Selanjutnya. Pada suatu titik tertentu, dokter hendaknya mendiskusikan rencana pengobatan yang spesifik dengan pasien. Contohnya dokter dapat mengatakan bahwa beberapa tes diperlukan, kapan tes ini harus dilakukan dan dimana tes ini harus dilakukan. Dokter juga harus menjanjikan waktu untuk kunjungan pasien selanjutnya dan memastikan agar pasien dapat dengan mudah dan pantas dapat menghubungi dokter.
Referensi : Garg, A. 2013. Breaking Bad News. University of Illinois
at Chicago College of Medicine.
2. Persetujuan tindakan kedokteran (Informed concent):
Sebelum tindakan medis dilakukan
Tertulis (tindakan berat: operasi, dll) / tidak tertulis
Proses komunikasi info tentang penyakit dan tindakan medik pasien
paham pasien setuju
Dokter terlebih dahulu harus memberi informasi antara lin tentang: -
prosedur yang akan dilakukan
- risiko yang mungkin timbul
- manfaat dari tindakan yang akan dilakukan
- akibat yang timbul bila tindakan tidak dilakukan
- biaya
Yang berhak memberi persetujuan: Pasien atau keluarga pasien (anak-
anak, gangguan jiwa, tidak sadar)
Gawat darurat / tidak sadar tidak perlu persetujuan (Pasal 1354 KUH Perdata: zaakwaarneming)
Setiap tindakan harus mendapat persetujuan pasien
Pasien harus mendapat penjelasan terlebih dahulu yang meliputi: Diagnosis dan tata cara tindakan medis Tujuan tindakan medis Alternatif tindakan lain dan risikonya Risiko / komplikasi yang mungkin terjadi Prognosis Tertulis / lisan Tindakan besar tertulis Tindakan kecil lisan Referensi : Kuliah Pakar : drg. Tri Setyawati M.Sc , Judul : Patient Referall
3. Hak dan Kewajiban Dokter :
a. Hak Dokter : 1. Melakukan praktek dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter (SID) dan Surat Izin Prakter (SIP) 2. Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga tentang penyakitnya 3. Bekerja sesuai standar profesi. 4. Menolak melakukan tindakan medic yang bertentangan dengan etika, hukum, agama, dan hati nuraninya. 5. Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien, jika menurut penilaiannya kerjasama pasien dengannya tidak ada gunanya lagi, kecuali dalam keadaan gawat darurat. 6. Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya, kecuali dalam keadaan darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu mananganinya. 7. Hak atas privacy dokter 8. Ketentraman bekerja 9. Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter 10. Menerima imbalan jasa 11. Menjadi anggota himpunan profesi 12. Hak membela diri b. Kewajiban dokter 1. Memberikan Pelayanan Medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien 2. Merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan 3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia 4. Melakukan pertolongan darurat medis atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya, dan 5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran Hak dan Kewajiban Pasien : a. Hak Pasien : 1. Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri, dan hak untuk mati secara wajar. 2. Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengan standar profesi kedokteran 3. Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang mengobatinya 4. Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan, bahkan dapat menarik diri dari kontrak terapeutik 5. Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya 6. Menolak atau menerima keikutsertaannya dalam riset kedokteran 7. Dirujuk kepada dokter spesialis kalau diperlukan, dan dikembalikan kepada dokter yang merujuknya setelah selesai konsultasi atau pengobatan untuk memperoleh perawatan atau tindaklanjut 8. Kerahasiaan dan rekam medicnya atas hal pribadi 9. Memperoleh penjelasan tentang peraturan-peraturan rumah sakit. 10. Berhubungan dengan keluarga, penasihat, dan lain-lainnyayang diperlukan selama perawatan rumah sakit. 11. Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat inap, obat, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan rontgent, ultrasonografi (USG), CT-scan, MRI, dan sebagainy, (kalau dilakukan) dikamar bedah, kamar bersalin, imbalan jasa dokter dan lain-lainnya. b. Kewajiban Pasien : 1. memeriksakan diri sedini mungkin pada dokter 2. memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya 3. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter 4. menandatangani surat-surat PTM, surat jaminan dirawat dirumah sakit dan lain-lainnya 5. melunasi biaya perawatan dirumah sakit, biaya pemeriksaan, dan pengobatan serta honorarium dokter 6. yakin pada dokternya, dan yakin akan sembuh Referensi : Hanafiah, J. 2008. Buku Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan. EGC : Jakarta.