Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR KHUSUS ANALISA GAS DARAH

DI IGD RSUD DR MOEWARDI

Oleh :
ARFIANA NURANI
P17420613047

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKKES KEMENKES SEMARANG
2016
PROSEDUR KHUSUS ANALISA GAS DARAH

A. Definisi Prosedur
Analisa Gas Darah (AGD) merupakan pemeriksaan untuk mengukur
keasaman (pH), jumlah oksigen, dan karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan ini
digunakan untuk menilai fungsi kerja paru-paru dalam menghantarkan oksigen ke
dalam sirkulasi darah dan mengambil karbondioksida dalam darah. Analisa gas darah
meliputi PO2, PCO3, pH, HCO3, dan saturasi O2.

B. Indikasi Prosedur
Pasien mengalami penurunan kesadaran dan dicurigai mengalami ganguan metabolik
dan pernafasan

C. Alat dan Bahan Prosedur


1. Disposible Spuit khusus BGA yang terdapat penutup spuit dan gabus untuk jarum
2. Bengkok
3. Alcohol swabs ( kapas Alkohol )
4. Plester
5. Kain pengalas
6. Tempat sampah khusus needle

D. Sistematika Prosedur
1. Baca status dan data klien untuk memastikan indikasi pengambilan AGD
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
4. Perkenalkan nama perawat
5. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
6. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
7. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
8. Tanyakan keluhan klien saat ini
9. Jaga privasi klien
10. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
11. Posisikan klien dengan nyaman
12. Cuci tangan dan pakai sarung tangan sekali pakai
13. Palpasi arteri radialis
14. Lakukan allens tes
Tujuan uji allen tes adalah untuk menilai sistem kolateral arteri radialis. Penderita
diminta mengepalkan tangan dengan kencang. Pengambil darah dengan jari
menekan kedua arteri radialis dan ulnaris. Penderita diminta membuka dan
mengepalkan beberapa kali hingga jari-jari pucat, kemudian biarkan telapak
tangan terbuka. Pengambil darah melepaskan tekanan jarinya dari arteri ulnaris,
telapak tangan akan pulih warnanya dalam 15 detik bila darah dari arteri ulnaris
mengisi pembuluh kapiler tangan. Bila terdapat gangguan kolateralisasi pada
arteri ulnaris (uji Allen negative), arteri radialis tidak boleh digunakan untuk
pengambilan darah arteri. Bila tidak terdapat kolateralisasi arteri radialis dan
arteri ulnaris (uji Allen negative), arteri radialis tidak boleh digunakan. Minta
klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung pada
arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan
tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan
tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allens
positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allens
negatif. Jika pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan
yang lain.
15. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
16. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
17. Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan alkohol swab
18. Tarik plunger top spuit hinga berukuran 2,2 cc
19. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 sambil
menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain
20. Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah
tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena) bila darah naik
tunggu hingga darah mengisi spuit hingga 2,5 cc
21. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan alkohol swab
hingga darah berhenti
22. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
23. Buang needle dan tutup spuit dengan tutup yang telah disediakan
24. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang
digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
25. Kirim segera darah ke laboratorium
26. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan darah
(untuk klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu
yang lama)
27. Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
28. Cuci tangan
29. Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
30. Berikan reinforcement positif pada klien
31. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
32. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
33. Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD, dari
sebelah mana darah diambil dan respon klien

E. Hasil Pelaksanaan Prosedur


Pasien Tn. Tomo datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan dilakukan
pmeriksaan BGA untuk mengatahui PO2, PCO3, pH, HCO3, dan saturasi O2. Tidak ada
komplikasi yang terjadi setelah dilakukan prosedur analisa gas darah.

F. Hal yang Perlu Diperhatikan


1. Pasien menerima oksigen, pastikan terapi oksigen telah berjalan sekurang-
kurangnya 15 menit sebelum mengambil gas darah. Indikasikan pada slip lab,
jumlah dan tipe terapi oksigen yang diterima pasien. Catat suhu pasien, level Hb,
dan RR terbaru. JIka pasien memakai ventilator mekanik, catat fraksi inspirasi
oksigen dan tidal volume.
2. Pasien tidak memakai O2, indikasikan jika pasien bernafas dengan udara ruangan.
3. Pasien baru saja memakai nebulizer, tunggu hingga 20 menit sebelum mengambil
sampel. Konsentrasi oksigen harus tetap konstan selama 20 menit sebelum
pengambilan sampel.
4. Jika order secara spesifik tanpa oksigen, maka matikan gas selama 20 menit
sebelum pengambilan sampel agar hasilnya akurat.
5. Saat menarik spuit untuk mengambil sampel, jika ada tahanan. Ubah posisi
ekstremitas yang dilakukan tindakan dan cek area tusukan. Lanjutkan
pengambilan darah, jika masih ada tahanan, beritahukan dokter.
6. Jika spesimen yang diambil gelap, darah yang gelap artinya mungkin vena telah
terakses, atau darah sangat kurang oksigen. Pastikan dari mana specimen diambil
apakah dari arterial line. Juga cek level saturasi oksigen untuk mengevaluasi
hipoksemia. Pastikan bahwa arterilah yang telah ditusuk sebelum membawa
sampel ke lab.
7. Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih
8. Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk
mencegah darah membeku
9. Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan
anestesi lokal
10. Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui kepatenan
arteri
11. Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat darah
yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri
12. Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur
rata dan tidak membeku
13. Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras
daripada vena).
14. Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung
jarum dengan karet atau gabus.
15. Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil
16. Sampel tidak akan diterima oleh laboratorium kecuali jarum suntik diberi label,
kantong es diberi label, dan permintaan selesai. Untuk dianggap lengkap,
permintaan harus berisi nama pasien, nomor pendaftaran, tanggal lahir atau usia,
pemesanan dokter, waktu ditarik, F1O2 dan suhu pasien.
G. Gambar

Anda mungkin juga menyukai