DEFINISI
II. EPIDEMIOLOGI
III. ETIOLOGI
IV. PATOFISIOLOGI
Secara normal cedera jaringan atau adanya bahan asing mnejadi pemicu
kejadian yang mengikut sertakan enzim, mediator, cairan ekstravasasi, migrasi sel,
kerusakan jaringan dan mekanisme penyembuhan. Hal tersebut menimbulkan
1
tanda inflamasi berupa kemerahan, pembengkakan, panas, nyeri dan hilangnya
fungsi.18
Terjadi 3 proses utama selama reaksi inflamasi ini yaitu, aliran darah
kedaerah itu meningkat, permeabilitas kapiler meningkat, leukosit mula-mula
neutrophil dan makrofag, lalu limfosit keluar dari kapiler menuju ke jaringan.
Selanjutnya bergerak ketempat cedera dibawah pengaruh stimulus stimulus
kemotaktik. Bila ada antigen tersebut, mulu-mula respon imun non spesifik
bekerja untuk mengeliminasi antigen tersebut. Bila ini berhasil, inflamasi akut
berhenti. Apabila respon imun non spsifik tidak berhasil, maka respon imun
spesifik diaktivasi untuk menangkis antigen tersebut. Inflamasi berhenti apabila
usaha ini berhasil. Bila tidak maka inflamasi ini menjadi kronik dan sering kali
menyebabkan destruksi yang irreversible pada jaringan. 18
V. MANIFESTASI KLINIS
2
kebiru-biruan yang biasanya dapat mengenai seluruh daun telinga, meskipun
kadangkadang terbatas hanya pada setengah bagian atas saja.11
Tidak dijumpai nyeri pada daun telinga, namun bila ada nyeri tidak begitu
nyata, daun telinga terasa panas dan adanya rasa tidak nyaman.11
Bila tidak segera diobati, darah ini akan terkumpul menjadi jaringan ikat
yang menyebabkan nekrosis tulang rawan, karena adanya gangguan nutria. Massa
jaringan parut yang berlekuk-lekuk ini, terutama dari tyrauma yang berulang, akan
menimbulkan deformitas yang disebut cauliflower ear. Bila dijumpai oklusi total
liang telinga akan menyebabkan kehilangan pendengaran.13
VI. DIAGNOSIS
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
3
Pada pemeriksaan fisik, dari inspeksi dijumpai benjolan kemerahan pada
daun telinga. Pada palpasi terdapat fluktuasi tanpa adanya nyeri tekan atau nyeri
tekan yang ringan. Pada kasus yang telah lama dan berulang dapat timbul
pengerutan pada daun telinga (cauliflower ear). Kemudian dilakukan aspirasi dan
dijumpai cairan serohemoragis.13
Radang pada tulang rawan yang menjadi kerangka daun telinga. Biasnya
terjadi karena trauma akibat kecelakaan, operasi daun telinga yang terinfeksi.2
Pseudokista
VIII. PENATALAKSANAAN
Indikasi :
4
Kontra indikasi
Hal yang perlu diperhatikan pada penanganan hematoma daun telinga antara lain5
Aspirasi dilakukan dalam kondisi yang steril dan setelah aspirasi penting
diberikan antibiotic yang adekuat.
Pemantauan yang ketat diperlukan untuk memastikan hematom tidak
berulang kembali dan dapat berkembang terbentuknya deposit fibrous
ataupun infeksi.
Untuk mencegah reakumulasi maka setelah aspirasi atau insisi perlu
dilakukan penekanan.
Anestesi
5
Dilakukan anestesi local dengan lidokain 1% dengan 1:100.000 epinefrin
atau tanpa epinefrin, dan diinfiltrasi secara langsung pada daerah yang
akan diinsisi dan drainase.
Banyak penulis mendukung penggunaan lidokain tanpa disertai pemberian
agen vasokontriktif seperti epinefrin. Namun demikian, beberapa literature
menyetujui keamanan penggunaan agen vasokonstriktor pada lokasi
seperti hidung dan daun telinga.
Dengan persiapan : bersihkan kulit dengan betadine dan alcohol, dapat juga
digunakan betadine scrub, dengan anestesi local lidokain 1%.2,5
Aspirasi Jarum
o Walaupun secara luas masih sering digunakan, metode ini tidak
lagi direkomendasikan karena dapt menyebabkan reakumulasi
hematoma. Aspirasi sering kali tidak ade kuat dan hematoma
memerlukan penanganan yang lebih lanjut. Beberapa sumber
merekomendasikan aspirasi terlebih dahulu yang diikuti dengan
metode insisi jika terjadi reakumulasi.
o Gunakan jarum ukuran 18 atau 20 G untuk aspirasi darah dari
daerah yang paling berfluktiasi atau daerah yang paling bengkak.15
6
o Perlahan-lahan dipisahkan kulit dengan perikondrium dari
hematoma dan tulang rawan, kemudian lakukan pengeluaran
hematoma. Perlu kehati-hatian karena dapat merusak
perikondrium.
o Bila kumpulan bekuan darah telah terjadi karena keterlambatan
tindakan, dapat digunakan kuret tajam untuk mengeluarkan bekuan
darah.
o Dilakukan irigasi dengan normal salin.
o Pemasangan drain dilakukan pada kasus kasus dengan hematoma
yang sangat luas. Namun hal ini dapat menyebabkan luka pada
drain dan dapat pula menjadi predisposisi infeksi. Jika dilakukan
pemasangan drain, pasien harus diberikan antibiotic adekuat. Drain
harus dilepas dalam 24 jam jika tidak terdapat perdarahan yang
signifikan.2,5
7
Gambar 10 : Kompresi dengan kapas kering yang diletakkan dikanal eksternal5
2. Isi celah aurikuler eksternal dengan kassa yang lembab (yang telah
direndam dengan salin atau vasselin)
3.
Dengan menambahkan 3-4 lapis kassa dibelakang telinga sebagai tampon
pada bagian posterior, potong kassa menjadi bentuk V, sehingga pas untuk
diletakkan dibelakang telinga.5
8
Gambar 12 : Kompresi dengan meletakkan kasa pada belakang telinga
9
Pemasangan balut tekan khusus pada konka, seperti silicon splint atau dental rolls,
ke bagian anterior dan posterior telinga12,13
XI. KOMPLIKASI
10
Daftar Pustaka
1. Boies R.L in Effendi H, Santoso K. Penyakit Telinga Luar iin Boies Buku
Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamental Of Otolaringology) , Ed
6.Penerbit Buku Kedokteran, Hal: 75- 84
2. Othematoma dan Pengelolaannya, available from :
http://www.kalbe.co.id/files/15othematomdanpengelolaanya120pdf/15othe
matomdanpengelolaannya120.html (diakses tanggal : 20 januari 2017)
3. Sosialisman and Helmi inSoepardi A.E Iskandar N edt. Kelainan Telinga
luar in Buku Ajar Ilmu Keshatan Telinga Hidung dan Tenggorok Kepala
Leher, Ed 5, FKUI 2001, hal : 9-11,45
4. Buckingham R.A, Hematoma Of Auricular in Ear, Nose and Throat
Disease A Pocket Reference, Ed 2nd , New York:1994, P:76
5. Auricular Hematoma Drainage available from :
http://emedicine.medscape.com/article/82793-overview (diakses tanggal :
20 januari 2017)
6. Primrose W.J, Auricular Hematoma in A New Short Textbook of
Otolaringology, Ed 3rd, British, ELBS, 1992, P: 24-25
7. Hematom Daun Telinga Available from:
http://ghoyareb.com/auricularhematoma.html (diakses tanggal : 20 januari
2017)
8. Maran A.G.D, Disease Of External Ear in in Disease Of Ear, Nose, and
Throat, Ed 10th, PG Asian Economy, Singapore:1994.P:263-264
9. Auricular Hematom Available from :
www.medic8.com/healthguide/sports-medicine/auriclar-hematom.html.
(diakses tanggal : 20 januari 2017)
10. Auricular Hematom Available from : www.nje.com/healthguide/auriclar-
hematom.html (diakses tanggal : 20 januari 2017)
11. T.K Timothy Jinn Hoon, Disease of The auricular externa in Ballengers
Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery,London.2002.P: 230-235
11
12. Treatment Of Auricular Hematoma Using Dental Rolls Splint available
from: www.journaloftheroyalmedicalservice.com. (diakses tanggal : 20
januari 2017)
13. Kelainan pada telinga luar , available from :
http://www.indonesiaindonesia.com/f/13256-kelainan-telinga-luar.com,
(diakses tanggal : 20 januari 2017)
14. Auricular Hematom Available from :
http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/PathwayAurHemat.htm
15. Algorithm Auricular Hematom Available from :
http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/PathwayAurHemat.htm
16. Inflamasi Auricula Available from : http://medic8.inlamasi-auricula.com
(diakses tanggal : 20 januari 2017)
17. Cauliflower Ear Available from :
http://wikipedia.org/wiki/cauliflower_ear.com
(diakses tanggal : 20 januari 2017)
18. Snell S.R in Tambayong J Anatomi Klinik, Bagian 3, Ed 3, EGC,
Jakarta.2006, Hal 128-139.
12