Anda di halaman 1dari 12

I.

DEFINISI

Othematom merupakan hematoma daun telinga akibat suatu ruda paksa


yang menyebabkan tertimbunnya darah dalam ruangan antara perikondriom dan
kartilago. Keadaan ini biasanya terdapat pada remaja atau orang dewasa yang
mempunyai kegiatan memerlukan kekerasan namun bisa saja dijumpai pada usia
lanjut dan anak-anak.1,2,3

II. EPIDEMIOLOGI

Penderita othematom di RSU Ulin Banjaramasin berasarkan usia sekitar


22 laki-laki (100%) diantaranya anak 1 orang (5%) dan dewasa 20 orang (90%)
sedang penderita diatas 50 hanya tahun 1 orang (5%).2
Othematom berdasarkan lokasi anatomis 12 orang (60%) murni pada
daerah konka. Sedang Priyono dkk (1983) mendapatkan 80 % pada konka. Lima
orang (25%) menderita perluasan dan daerah konka kearah bagian superior
aurikula (1983), mendapatkan hanya 16%. Perluasan ke arah lateral ada 2 orang
(10%).2

III. ETIOLOGI

Othematom umunya terjadi akibat trauma secara langsung ke daerah


telinga seperti yang ditemui pada petinju, pegulat dan seni bela diri, sehingga
terdapat penumpukan bekuan darah diantara perikondrium dan tulang rawan
menerima pasokan darah dari perichondrium atasnya. Luka geser menyebabkan
gangguan hubungan anatomi normal dari perichondrium ke tulang rawan, dengan
nekrosis tulang rawan yang dihasilkan. 4,7,9

IV. PATOFISIOLOGI

Secara normal cedera jaringan atau adanya bahan asing mnejadi pemicu
kejadian yang mengikut sertakan enzim, mediator, cairan ekstravasasi, migrasi sel,
kerusakan jaringan dan mekanisme penyembuhan. Hal tersebut menimbulkan

1
tanda inflamasi berupa kemerahan, pembengkakan, panas, nyeri dan hilangnya
fungsi.18

Terjadi 3 proses utama selama reaksi inflamasi ini yaitu, aliran darah
kedaerah itu meningkat, permeabilitas kapiler meningkat, leukosit mula-mula
neutrophil dan makrofag, lalu limfosit keluar dari kapiler menuju ke jaringan.
Selanjutnya bergerak ketempat cedera dibawah pengaruh stimulus stimulus
kemotaktik. Bila ada antigen tersebut, mulu-mula respon imun non spesifik
bekerja untuk mengeliminasi antigen tersebut. Bila ini berhasil, inflamasi akut
berhenti. Apabila respon imun non spsifik tidak berhasil, maka respon imun
spesifik diaktivasi untuk menangkis antigen tersebut. Inflamasi berhenti apabila
usaha ini berhasil. Bila tidak maka inflamasi ini menjadi kronik dan sering kali
menyebabkan destruksi yang irreversible pada jaringan. 18

Gambar 7 : Akumulasi darah antara perikondrium dan tulang rawan11

V. MANIFESTASI KLINIS

Pada othematom aurikula dapat terbentuk penumpukan bekuan darah


diantara prikondrium dan tulang rawan. Bila bekuan darah ini tidak segera
dikeluarkan maka dapat terjadi organisasi dari hematoma, sehingga tonjolan
menjadi padat dan permanen serta dapat berakibat terbentuknya telinga bunga kol.
Penampilan karakteristik telinga kembang kol adalah konsekuensi dari fibrosis
berikutnya, kontraktur dan pembentukan neokartilage.3,4,5,11
Hematoma daun telinga ditandai dengan daun telinga yang terlihat
membengkak, garis lipatan konka menghilang, terjadi pembengkakan besar

2
kebiru-biruan yang biasanya dapat mengenai seluruh daun telinga, meskipun
kadangkadang terbatas hanya pada setengah bagian atas saja.11

Tidak dijumpai nyeri pada daun telinga, namun bila ada nyeri tidak begitu
nyata, daun telinga terasa panas dan adanya rasa tidak nyaman.11

Bila tidak segera diobati, darah ini akan terkumpul menjadi jaringan ikat
yang menyebabkan nekrosis tulang rawan, karena adanya gangguan nutria. Massa
jaringan parut yang berlekuk-lekuk ini, terutama dari tyrauma yang berulang, akan
menimbulkan deformitas yang disebut cauliflower ear. Bila dijumpai oklusi total
liang telinga akan menyebabkan kehilangan pendengaran.13

Gambar 8: Hematoma Auricular11

VI. DIAGNOSIS

1. Anamnesa

Dari anamnesa dijumpai adanya riwayat trauma. Misalnya karena


hantaman atau pukulan saat berolahraga seperti gulat dan lainnya. Telinga dapat
terasa nyeri dan bengkak. Jika pembengkakan berlanjut, pasien sering kali
mengeluhkan pendengarannya terganggu.4,6,7

2. Pemeriksaan Fisik

3
Pada pemeriksaan fisik, dari inspeksi dijumpai benjolan kemerahan pada
daun telinga. Pada palpasi terdapat fluktuasi tanpa adanya nyeri tekan atau nyeri
tekan yang ringan. Pada kasus yang telah lama dan berulang dapat timbul
pengerutan pada daun telinga (cauliflower ear). Kemudian dilakukan aspirasi dan
dijumpai cairan serohemoragis.13

VII. DIAGNOSA BANDING


Perikondritis

Radang pada tulang rawan yang menjadi kerangka daun telinga. Biasnya
terjadi karena trauma akibat kecelakaan, operasi daun telinga yang terinfeksi.2

Pseudokista

Terdapat benjolan didaun telinga yang disebabkan oleh adanya kumpulan


cairan kekuningan diantara lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga.2

VIII. PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan adalah sepenuhnya untuk mengevakuasi darah


subperikondrial dan untuk mencegah reakumulasi. Dahulu dilakukan aspirasi
sederhana pada hematoma, namu kini kebanyakan dokter menganjurkan terapi
yang lebih ekstensif dengan insisi dan drainase kumpulan darah dalam kondisi
steril, diikuti dengan pemasangan balutan tekan khusunya pada konka. Tekanan
setempat akan lebih baik bila membuat jahitan menembus diatas dental roll atau
materi serupa. Terapi paling baik dilakukan setelah cedera, sebelum terjadi
organisasi hematoma. Para pegulat perlu diingatkan untuk memakai pelindung
kepala, juga pada saat berlatih.4,5,6

Indikasi :

Anterior aurikularis bengkak setelah trauma, yang mrusak bentuk anatomi


normal dari pinna.
Presentasi dalam waktu 7 hari setelah trauma (setelah 7 hari ,
pembentukan jaringan granulasi dapat menyulitkan prosedur. Pada saat itu
pasien harus dirujuk kespesialis).5

4
Kontra indikasi

Hematoma yang lebih dari 7 hari


Hematoma berulang atau hematoma kronis (dalam kasus ini, buja
debridement bedah oleh dokter spesialis diindikasikan karena hematom,
granulasi jaringan atau keduanya dapat ditemukan didalam tulang rawan
dan bukan di subperichondrial).5

Hal yang perlu diperhatikan pada penanganan hematoma daun telinga antara lain5

Aspirasi dilakukan dalam kondisi yang steril dan setelah aspirasi penting
diberikan antibiotic yang adekuat.
Pemantauan yang ketat diperlukan untuk memastikan hematom tidak
berulang kembali dan dapat berkembang terbentuknya deposit fibrous
ataupun infeksi.
Untuk mencegah reakumulasi maka setelah aspirasi atau insisi perlu
dilakukan penekanan.

Instrumren dan bahan yang disediakan :

Spuilt 5 ml dengan jarum ukuran 20 G


Scalpel No. 11 dan No. 15 dengan pemegangnya
Curved hemostat (mosquito)
Penrose drain
Salep betadine
Betadin scrub
Kain kassa steril
2-0 nylon atau prolene
Lidokain 1 % (dengan atau tanpa epinefrin)
Peralatan irigasi (spuilt, normal salin)
Bahan untuk penekanan
o Balut tekan sederhana : kapas kering, kass dengan vasselin, kassa
dengan elastic bandage
o Balut tekan khusus : dental rolls (cotton bolsters, slicon slint,
plaster mold), balut tekan dengan kancing banjo yang difiksasi
dengan nilon atau benang prolen dan penekanan dengan gips.5,13

Anestesi

5
Dilakukan anestesi local dengan lidokain 1% dengan 1:100.000 epinefrin
atau tanpa epinefrin, dan diinfiltrasi secara langsung pada daerah yang
akan diinsisi dan drainase.
Banyak penulis mendukung penggunaan lidokain tanpa disertai pemberian
agen vasokontriktif seperti epinefrin. Namun demikian, beberapa literature
menyetujui keamanan penggunaan agen vasokonstriktor pada lokasi
seperti hidung dan daun telinga.

Dengan persiapan : bersihkan kulit dengan betadine dan alcohol, dapat juga
digunakan betadine scrub, dengan anestesi local lidokain 1%.2,5

Teknik yang digunakan

Aspirasi Jarum
o Walaupun secara luas masih sering digunakan, metode ini tidak
lagi direkomendasikan karena dapt menyebabkan reakumulasi
hematoma. Aspirasi sering kali tidak ade kuat dan hematoma
memerlukan penanganan yang lebih lanjut. Beberapa sumber
merekomendasikan aspirasi terlebih dahulu yang diikuti dengan
metode insisi jika terjadi reakumulasi.
o Gunakan jarum ukuran 18 atau 20 G untuk aspirasi darah dari
daerah yang paling berfluktiasi atau daerah yang paling bengkak.15

Gambar 9 : Aspirasi Othematoma15


Insisi dan drainase
o Insisi pada tepi hematom harus dibuat pada skafa sejajar dengan
heliks. Pembukaan harus cukup luas untuk mengeluarkan seluruh
hematoma.

6
o Perlahan-lahan dipisahkan kulit dengan perikondrium dari
hematoma dan tulang rawan, kemudian lakukan pengeluaran
hematoma. Perlu kehati-hatian karena dapat merusak
perikondrium.
o Bila kumpulan bekuan darah telah terjadi karena keterlambatan
tindakan, dapat digunakan kuret tajam untuk mengeluarkan bekuan
darah.
o Dilakukan irigasi dengan normal salin.
o Pemasangan drain dilakukan pada kasus kasus dengan hematoma
yang sangat luas. Namun hal ini dapat menyebabkan luka pada
drain dan dapat pula menjadi predisposisi infeksi. Jika dilakukan
pemasangan drain, pasien harus diberikan antibiotic adekuat. Drain
harus dilepas dalam 24 jam jika tidak terdapat perdarahan yang
signifikan.2,5

Gambar 9 : Insisi dan drainase hematoma auricular15

Kompresi dan balut tekan

Lakukan penekanan 5-10 menit, lalu lakukan kompresi dengan balut


tekan. Teknik yang sederhana biasanya tidak adekuat, dan dapat
menyebabkan reakumulasi hematoma.
Kompresi balut tekan dapat dibuat dengan berbagai cara metode
sederhana, diantaranya :5
1. Letakkan kapas kering pada kanal eksternal

7
Gambar 10 : Kompresi dengan kapas kering yang diletakkan dikanal eksternal5

2. Isi celah aurikuler eksternal dengan kassa yang lembab (yang telah
direndam dengan salin atau vasselin)

Gambar 11 : Kompresi dengan kassa vaselin pada pina anterior

3.
Dengan menambahkan 3-4 lapis kassa dibelakang telinga sebagai tampon
pada bagian posterior, potong kassa menjadi bentuk V, sehingga pas untuk
diletakkan dibelakang telinga.5

8
Gambar 12 : Kompresi dengan meletakkan kasa pada belakang telinga

4. Tutup telinga dengan kassa berlapis

Gambar 13 : Kompresi kasa pada telinga anterior15

5. Balut dengan perban elastic

Gambar 14 : Kompresi kasa dengan perban elastic.

9
Pemasangan balut tekan khusus pada konka, seperti silicon splint atau dental rolls,
ke bagian anterior dan posterior telinga12,13

Gambar 15 : Balut tekan khusus dengan dental rolls15

XI. KOMPLIKASI

Bila tindakan tidak steril, bisa timbul komplikasi yaitu perikondritis.


Perikondritis adalah radang pada tulang rawan daun telinga, yang terjadi akibat
trauma, pasca operasi telinga, serta sebagai komplikasi hematoma daun telinga,
otitis eksterna kronik, otitis media kronik, pseudokista. Pengobatan dengan
antibiotika sering gagal. Dapat terjadi komplikasi, yaitu tulang rawan hancur dan
menciut serta keriput, sehingga terjadi telinga lingsut. Selain itu bisa juga terjadi
reakumulasi dari hematom, luka parut dan site infeksi. 5,12,18

10
Daftar Pustaka

1. Boies R.L in Effendi H, Santoso K. Penyakit Telinga Luar iin Boies Buku
Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamental Of Otolaringology) , Ed
6.Penerbit Buku Kedokteran, Hal: 75- 84
2. Othematoma dan Pengelolaannya, available from :
http://www.kalbe.co.id/files/15othematomdanpengelolaanya120pdf/15othe
matomdanpengelolaannya120.html (diakses tanggal : 20 januari 2017)
3. Sosialisman and Helmi inSoepardi A.E Iskandar N edt. Kelainan Telinga
luar in Buku Ajar Ilmu Keshatan Telinga Hidung dan Tenggorok Kepala
Leher, Ed 5, FKUI 2001, hal : 9-11,45
4. Buckingham R.A, Hematoma Of Auricular in Ear, Nose and Throat
Disease A Pocket Reference, Ed 2nd , New York:1994, P:76
5. Auricular Hematoma Drainage available from :
http://emedicine.medscape.com/article/82793-overview (diakses tanggal :
20 januari 2017)
6. Primrose W.J, Auricular Hematoma in A New Short Textbook of
Otolaringology, Ed 3rd, British, ELBS, 1992, P: 24-25
7. Hematom Daun Telinga Available from:
http://ghoyareb.com/auricularhematoma.html (diakses tanggal : 20 januari
2017)
8. Maran A.G.D, Disease Of External Ear in in Disease Of Ear, Nose, and
Throat, Ed 10th, PG Asian Economy, Singapore:1994.P:263-264
9. Auricular Hematom Available from :
www.medic8.com/healthguide/sports-medicine/auriclar-hematom.html.
(diakses tanggal : 20 januari 2017)
10. Auricular Hematom Available from : www.nje.com/healthguide/auriclar-
hematom.html (diakses tanggal : 20 januari 2017)
11. T.K Timothy Jinn Hoon, Disease of The auricular externa in Ballengers
Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery,London.2002.P: 230-235

11
12. Treatment Of Auricular Hematoma Using Dental Rolls Splint available
from: www.journaloftheroyalmedicalservice.com. (diakses tanggal : 20
januari 2017)
13. Kelainan pada telinga luar , available from :
http://www.indonesiaindonesia.com/f/13256-kelainan-telinga-luar.com,
(diakses tanggal : 20 januari 2017)
14. Auricular Hematom Available from :
http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/PathwayAurHemat.htm
15. Algorithm Auricular Hematom Available from :
http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/PathwayAurHemat.htm
16. Inflamasi Auricula Available from : http://medic8.inlamasi-auricula.com
(diakses tanggal : 20 januari 2017)
17. Cauliflower Ear Available from :
http://wikipedia.org/wiki/cauliflower_ear.com
(diakses tanggal : 20 januari 2017)
18. Snell S.R in Tambayong J Anatomi Klinik, Bagian 3, Ed 3, EGC,
Jakarta.2006, Hal 128-139.

12

Anda mungkin juga menyukai