Anda di halaman 1dari 10

tuberkulosis

Minggu, 04 November 2012

Makalah Tuberkulosis (TBC)


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteriMikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini
merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan
waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade
terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis
/ TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian
(mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis
dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan
China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan
masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit
kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan
penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC
baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira
130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis /
TBC diperkirakanmenimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah
penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus
meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru
TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru
yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu
orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit
TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus
waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang
penyakit TBC .
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa penyakit TB Paru itu?
2. Bagaimana Etiologi penyakit TB Paru?
3. Bagaimana cara Penularan TB Paru?
4. Apa gejala-gejala seseorang menderita TB Paru?
5. Bagaimana cara penanggulangan/pencegahan TB Paru?
6. Bagaimana cara pengobatan kepada penderita TB Paru?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penyakit TB Paru
2. Untuk mengetahui Etiologi penyakit TB Paru
3. Untuk mengetahui cara Penularan TB Paru
4. Untuk mengetahui gejala-gejala TB Paru
5. Untuk mengetahui cara penanggulangan/pencegahan TB Paru
6. Untuk mengetahui cara pengobatan kepada pendderita TB Paru

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteriMikobakterium tuberkulosa. Bakteri
ini merupakan bakteri basil yang sangat kuatsehingga memerlukan
waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC
dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di
seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC
merupakan masalah kesehatan,baik dari sisi angka kematian
(mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis
dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
orang,Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan
China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah
TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit
kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan
penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC
baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira
130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis /
TBC diperkirakanmenimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus
meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru
TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru
yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orangmeninggal
akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia
begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini &
mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC.
1. PENYAKIT TBC
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,
perempuan,miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya,
Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC
dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh
TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC
di dunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada
tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia
berkisar antara 0,2 0,65%. Sedangkan menurut laporan
Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004,
angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai555.000 kasus
(256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan
merupakan kasus baru.
2. PENYEBAB PENYAKIT TBC
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang
dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan
Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada
tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri
tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru
kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP). Bakteri
Mikobakterium tuberkulosa.
a) KUMAN TBC
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman
TBC (Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain.
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut
pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati
dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup
beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam
jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama
beberapa tahun.
b) TERJADINYA TBC
Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali
dengan kuman TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil
ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan
mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di
alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC
berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru,
yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe
akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe disekitar
hilus paru dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu
antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks
primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya
perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya
kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh
(imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh
tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC.
Meskipun demikian ada beberapa kuman akan menetap
sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang
daya tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman,
akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan
menjadi penderita TBC.
Tuberkulosis Pasca Primer
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa
bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya
tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi
buruk. Cirikhas dari tuberkulosis pasca primer adalah
kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi
pleura.
3. CARA PENULARAN TBC
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar
dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat
penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya
berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk
dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembangbiak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang
rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh
organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan,
tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh
yang paling sering terkena yaitu paru-
paru. SaatMikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru,
maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang
berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian
reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui
pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya
menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai
tuberkel pada pemeriksaan fotorontgen.
4. FAKTOR ORANG TERKENA TBCDaya Tahan Tubuh yang kurang
Kemampuan untuk melawan infeksi adalah kemampuan
pertahanan tubuh untuk mengatasi organisme yang menyerang.
Kemampuan tersebut tergantung pada usia yang terinfeksi. Namun
kekebalan tubuh tidak mampu bekerja baik pada setiap usia. Sistem
kekebalan tubuh lemah pada saat kelahiran dan perlahan-lahan menjadi
semakin baik menjelang usia 10 tahun. Hingga usia pubertas seorang
anak kurang mampu mencegah penyebaran melalui darah, sekalipun
lambat laun kemampuan tersebut akan meningkat sejalan dengan usia.
Tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi aktif Pekerjaan
kesehatan yang merawat Pasien TB. Pasien-pasien dengan dahak yang
positif pada hapusan langsung (TB tampak di bawah mikroskop) jauh
lebih menular, karena mereka memproduksi lebih banyak
TB dibandingkan dengan mereka yang hanya positif positif pada
pembiakan. Makin dekat seseorang berada dengan pasien, makin
banyak dosis TB yang mungkin akan dihirupnya.
Gizi Buruk
Terdapat bukti sangat jelas bahwa kelaparan atau gizi buruk
mengurangi daya tahan terhadap penyakit ini. Faktor ini sangat penting
pada masyarakat miskin, baik pada orang dewasa maupun pada anak.
Kompleks kemiskinan seluruhnya ini lebih memudahkan TB berkembang
menjadi penyakit. Namun anak dengan status gizi yang baik tampaknya
mampu mencegah penyebaran penyakit tersebut di dalam paru itu
sendiri.
Orang Berusia Lanjut atau Bayi Pengidap Infeksi HIV/AIDS
Pengaruh infeksi HIV/AIDS mengakibatkan kerusakan luas system
daya tahan tubuh, sehingga jika terjadi infeksi seperti tuberculosis maka
yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa
mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat,
maka jumlah penderita TBC akan meningkat, dengan demikian
penularan TBC di masyarakat akan meningkat pula.
B. GEJALA TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala
khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran
secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga
cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
1. GEJALA SISTEMIK/UTAMA
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam.
a) Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
b) Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah).
d) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2. GEJALA KHUSUS
a) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke
paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas
melemah yang disertai sesak.
b) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru),
dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
c) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti
infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran
dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar
cairan nanah.
d) Pada anak
anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya
adalah demam tinggi, adanyapenurunan kesadaran dan
kejang - kejang.
C. DIAGNOSIS TBC
1. DIAGNOSIS PADA DEWASA
Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa. Diagnosis TB paru
pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada
pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan
positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif. Bila
hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut
yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang. Kalau
hasil rontgen mendukung TB, maka penderita diidagnosis sebagai
penderita TB BTA positif. Kalau hasil rontgen tidak mendukung TB, maka
pemeriksaan lain, misalnya biakan.
Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan
pemeriksaan lain, misalnya biakan.Bila tiga spesimen dahak negatif,
diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya kotrimoksasol atau
Amoksisilin) selama 1 - 2 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun
gejala klinis tetap mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS :
Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif.
Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada,
untukmendukung diagnosis TB.
a) Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai
penderita TB BTA negatif rontgen positif.
b) Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita
tersebut bukan TB.UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen,
penderita dapat dirujuk untuk difotorontgen dada.
2. DIAGNOSIS MELALUI TEST KULIT
Test kulit TBC dilakukan dilengan. Dalam waktu dua atau
tigahari,pada lengan anda apakah ada reaksi. Bila reaksinya positif, ini
berartianda mungkin sudah terinfeksi TBC. Kadang kala, bila
seseorangsudah terinfeksi kuman HIV dan TBC, bisa saja terjadi
reaksinegatifdalam tes kulit TBC. Hal ini disebabkan sistim kekebalan
tubuhandatidak berfungsi benar. Petugas Kesehatan akan
menyampaikanpada seseorang tersebut tentang risiko terinfeksi TBC
ataupenyakit TBC.dan mungkin perlu tes medis atau perawatan.
D. TBC PADA ANAK
Penyakit TB ini mudah sekali menyerang pada anak-anak kecil
yangbelum diimunisasi dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-
Guerin), karena kurangnya gizi dan karena lingkungan yang kurang
sehat. Tidak cukup untuk sekedar memahami cara bagaimana anak-
anak terinfeksi tuberkulosis atau bagaimana penyakit tersebut dapat
menyebar. Kemungkinan adanya tuberkulosis pada anak yang
kurusatau bila ditemukan:
1. Berat badan tidak naik atau turun selama lebih dari 14 minggu
(adanya grafik kenaikan berat badan akan sangat berguna).
2. Kehilangan gairah dan mungkin juga berat badan selama 2 sampai 3
bulan.
3. Salah satu dari (1) atau (2) yang dijelaskan di atas disertai dengan
menggigil atau batuk yang sesekali dapat menyerupai batuk rejan.
4. Demam atau meriang selama lebih dari satu minggu tanpa penyebab
yang jelas.
5. Salah satu diantara (1), (2), (3) serta tanda adanya cairan
pekak, pada salah satu sisi dada.
6. Perut membuncit, terutama bila teraba benjolan dan yang
tetap bertahan setelah pemberian obat cacing.
7. Diare kronis dengan buang air besar tinja keputihan yang tidak
sembuh setelah diberi obat cacing atau obat untuk giardiasis (dengan
metronidazole).
8. Jalan timpang, punggung kaku sukar membungkuk.
9. Tulang belakang membungkuk, tidak atau kaku saat berjalan.
10. Pembengkakan lutut atau pergelangan kaki, tangan, siku atau bahkan
iga atau tulang atau sendi yang manapun yang tidak disebabkan
cedera.
11. Pembengkakan kelenjar getah bening yang keras atau lembut, tidak
nyeri, terkadang dengan beberapa kelenjar getah bening kecil
didekatnya dan terkadang melekat tak teratur
E. RIWAYAT TBC
10 Fakta Penting Mengenai Tbc
Tiap tahun selalu terdapat peningkatan jumlah penderita TBC
yang tinggi dibandingkantahun sebelumnya. TBC membunuh lebih
banyak kaum muda dan wanita dibandingkan penyakit
menular lainnya. Terdapat sekitar 2 sampai 3 juta orang meninggal
akibat TBC setiap tahun. Sesungguhnya setiap kematian akibat TBC
itu bisa dihindari. Setiap detik, ada 1 orang yang meninggal akibat
tertular TBC. Setiap 4 detik, ada yang sakit akibat tertular TBC.
Setiap tahun. 1 % dari seluruh populasi di seluruh dunia terjangkit
oleh penyakit TBC. Sepertiga dari jumlah penduduk di dunia ini sudah
tertular oleh kuman TBC (walaupun) belum terjangkit
oleh penyakitnya.
Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakit
kepada sekitar 10/15 orang dalam jangka waktu 1 tahun. Seperti halnya
flu, kuman TBC menyebar di udara pada saat seseorang yang
menderita TBC batuk dan bersin, meludah atau berbicara. Kuman
TBC biasanya menyerang paru-paru.
F. PENCEGAHAN TBC
1. TUJUAN PENCEGAHAN
a) Menyembuhkan penderita
b) Mencegah kematian
c) Mencegah kekambuhan
d) Menurunkan tingkat penularan
2. PENCEGAHAN TBC
a) Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan
apabila batuk lebih dari 3 minggu, merasa sakit di dada dan
kesukaran bernafas segera dibawa kepuskesmas atau ke
rumah sakit.
b) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai
orang lain.
c) Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila
ludahnya bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau
ke rumah sakit.
d) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah
digunakan oleh penderita.
e) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi
dengan vaksin BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan
perlindungan yang amat bagus.
G. PEMBERANTASAN
1. TUJUAN PEMBERANTASAN
Pemberantasan penyakit TBC didasarkan untuk memutusmata
rantai virulenci penularan penyakit TBC supaya tidak terjadi prevalenci
penyakit TB yang lebih besar.
2. PEMBERANTASAN PENYAKIT TBC
a) Pengobatan pada penderita hingga sembuh
b) Perlakuan pada rumah penderita untuk lebih memperhatikan
factor kesehatan lingkungan dengan menambah ventilator
sebagai pengganti udara, genteng kaca supaya sinar
matahari dapat masuk, dan faktor higiene lingkungan yang lain
yang lebih baik.
c) Sterilisasi Rumah pasca Penderita.
H. PENGOBATAN
1. JENIS OBAT
a) Isoniasid
b) Rifampicin
c) Pirasinamid
d) Streptomicin
2. PRINSIP OBAT
Obat TB iberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis,
dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua
kuman dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan
ditelan dalam dosis tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong.
Apabila paduan obat yangdigunakan tidak adekuat, kuman TB akan
berkembangmenjadi kuman kebal. Pengobatan TB diberikan
dalan 2 Tahap yaitu:
a) Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minumobat)
setiap hari selama 2 - 3 bulan.
b) Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minumobat)
tiga kali seminggu selama 4 5 bulan.
3. EFEK SAMPING OBAT
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi
obatTB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat
berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan
olehrifampisin. Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada
nafsu makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan
kemerahan dikulit gangguan keseimbangan hingga kekuningan
(ikterus). Jika pasien merasakan hal-hal tersebut, pasien harus
segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih
lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga
delapan bulan.
I. KASUS TBC
Untuk menegakkan diagnosa TBC Paru adalah dengan memeriksa
dahak seseorang yang di duga mengidap TBC. Pemeriksan dahak di
lakukan secara SPS (Sewaktu saat kontak pertama, Pagi hari ke 2 dan
Sewaktu juga saat hari ke2) dibawah pemeriksaan mikroskopis. Hasil
pemeriksaan mikroskopis ini sangat dijaga kualitas dengan
melakukan cros cek/ uji silang lagi juga menjaga hasil pemeriksaan
sedian dahak BTA.
Metode Penemuan Kasus TBC paru
Dengan cara passive promotive case finding artinya penjaringan
tersangka penderita yang dating berkunjung ke unit pelayanan
kesehatan dengan meningkatkan penyuluhan TBC
kepada masyarakat. Bila ditemukan penderita tuberculosis paru
dengan sputum dahat BTA +,maka semua orang yang
kontak serumah dengan penderita harus diperiksa. Apabila ada
gejala-gejala suspek (Kecurigaan) TBC maka harus diperiksa
dahaknya.
Pengobatan Penderita TBC adalah dengan kombinasi beberapa
jenis obat dalam jumlah cukup dan dosis yang tepat selama 6 8
bulan. Pengobatan penderita TBC terdiri atas 3 fase, yaitu:
1. Fase Intensif yaiut Obat diminum setiap hari selama 2 bulan
2. Fase Lanjutan yaitu Obat diminum seminggu 3 kali.
3. Paduan OAT (OBat Anti Tuberkulosa) FDC.
Saat ini di Provinsi Kalimantan Selatan sudah menggunakan OAT
FDC. Kemasan Obat FDC (Fixed Dose Combination) 1 tablet obat
mengandung 150 mg Rifamfisin, 75 mg INH, 400 mg Pyrazinamid
dan 275 mg Ethambutol, (Dikutip dari : Buku Saku Petugas Program
TBC. Depkes RI Diagram diagnosa TB)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kasu TBC pada NYS adalah
lingkungan yang lembab, kurangnya ventilasi dan sinar matahari,
Kemudian perilaku adalah tidak ada tempat khusus untuk dahak dan
kalau batuk tidak menutup mulut. Penyakit campak disebabkan oleh
virus morbilli. Tanda khasnya berupa Koplik spot di selaput lendir pipi,
dan rash kulit yang muncul pada hari ke 14 setelah terpapar virus
campak. Imunisasi campak efektif untuk memberi kekebalan
terhadap penyakit campak sampai seumur hidup.
Penyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat
dicegah jika seseorang mendapatkan imunisasi campak. Jumlah
pemberian imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali; 1 kali di usia
9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1
sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia
9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika
sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada
usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump
Rubella). Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan
secara Subkutan, lebih baik pada lengan atas. Pada setiap
penyuntikan harus menggunakan jarum dan syringe yang steril.
B. Saran
1. Perbaikan lingkungan (Pembuatan jendela, genting kaca dan
kebersihan rumah/lantai).
2. Menutup mulut waktu batuk dan tempat khusus untuk dahak dan
pembuangan dahak tidak sembarangan.

REFERENSI
1. http://id.scribd.com/doc/32087430/makalah-TBC
2. Buku Saku Petugas Program TBC. Depkes RI Diagram diagnosa TB
Diposkan oleh agnes bili di 03.51
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis! Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:
1.

beni doank2 Maret 2016 07.31

Artikelnya keren dan bermanfaat bagi banyak orang,,,di klik juga ya Artikel kesehatan terbaru
Balas

2.

Paramidaherlina@gmail.com25 Januari 2017 03.26

Hai kk , itu kesimpulannya kok beda ya ? Yg dibahas kan TBC , kena ada campak nya ?
Thx
Balas
Tambahkan komentar
Posting Lebih BaruBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
2013 (3)
2012 (1)
o November (1)
Makalah Tuberkulosis (TBC)

Mengenai Saya
agnes bili
Lihat profil lengkapku

Template Tanda Air. Gambar template oleh Sookhee Lee. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai