ANTI LEPRA I. Pengertian Lepra atau kusta adalah suatu penyakit infeksi kronis yang merusak terutama jarinngan saraf dan kulit yang disebabkan olah Mycobacterium Leprae Mycobakterium Leprae ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen, maka lepra disebut juga penyakit Hansen. Basil Lepra sangat ulat karena mengandung lilin yang sukar di tembus obat, tahan asam dan pertumbuhannya juga lambat sekali. II. Pencegahan 1. Test Lepromin Digunakan untuk menetapkan apakah seseorang memiliki daya tangkis yang cukup terhadap bentuk Lepra Lepromateus (LL). Hasil positif berarti orang tersebut memiliki system imun lemah dan sangat peka untuk infeksi dengan basil lepra. 2. Vaksinasi Vaksinasi dengan vaksin BCG memberikan perlindungan yag cukup baik terhadap infeksi bentuk LL (Lepra Lepromatous) III. Gejala-gejala Lepra 1) Stadium pertama Demam tinggi, menggigil Anemia Sakit kepala Malaise Muntah Rasa nyeri otot betis dan punggung Konjungtivitas (radang mata) Gejala-gejala diatas akan tampak antara 4-9 hari 2) Stadium ke dua Terbentuk anti body di dalam tubuh penderita Gejala yang timbul lebih bervariasi Kemungkinan akan terjadi meningitis Stadium ini terjadi biasanya pada minggu ke-2 dan ke-4 IV. Penularan Melalui kontak dengan air, tanah atau tannaman yang telah dikotori oleh air seni hewan penderita leptospirosis. Bakteri masuk melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet.masa inkubasi selama 4-19 hari Penularan pada umumnya terjadi dalam bentuk Lepra Leptomatrus, pada usia kanak-kanak melalui infeksi tetes disaluran pernafasan (batuk, bersin, ingus) dan terutama melalui kontak yang erat dan lama. V. Komplikasi pada penderita lepra Hati :kekuningan pada hari ke-4 dan ke-6 Pada ginjal : gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian Pada jantung : berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung menyebabkan kematian mendadak Pada paru-paru : batuk darah, nyeri dada, sesak nafas Pada kehamilan : keguguran, premature, bayi lahir cacat dan lahir mati VI. Bentuk-bentuk Lepra Lepra di bagi dalam 3 bentuk klinis dengan sifat-sifat khusus, yaitu : a. Lepra tuberkuloid (LT) disebut juga Lepra paucibacillair Adalah bentuk terlokalisasi dengan 1-5 luka, tidak bersifat menular dan agak mudah disembuhkan. Gejala pertama berupa noda-noda pucat di kulit yang hilang rasa dan penebalan saraf-saraf yang nyeri diberbagai tempat ditubuh, biasanya di cuping telinga, muka dan kaki-tagan. Bila tidak di obati saraf-saraf tersebut akan rusak,menjadi hilang rasa dan terluka. b. Lepra Leprumateus (LL) disebut juga lepra multibacillair Adalah bentuk tersebar yang bersifat sangat menular, lebih sukar dan lebih lama disembuhkan. Bentuk ini bercirikan benjol kemerah-merahan kecil (noduli) yang penuh dengan hamper semua saraf perifer terkena infeksi.Gejala berupa demam, anemia dan turunnya berat badan. c. Lepra borderline (LB) Adalah kombinasi dari lepra tuberkuloid dan lepra lepromateus yang dapat dibagi lagi dalam 3 bentuk peralihan,tergantung dari cirinya masing-masing, yaitu : Tuberculoid borderline (LTB) Lepromateus borderline (LLB) Lepra tak tentu VII. Diagnose Perkiraan terjangkitnya penyakit lepra harus diwaspadai bila : Timbul bercak-bercak pada kulit yang hilang warna pigmennya dan hilang perasaan terhadap misalnya tekanan dan suhu Penebalan atau pekany urat saraf Terdapatnya basil tahan asam dari apus kulit atau selaput lendir hidung yang tidak dapat dibiakkan secara biasa. Diagnose definitive dicapai dengan membiakkan secara khas basil-basil ini pada telapak kaki tikus dengan hasil positif. Pada semua bentuk lepra DNA kuman dideteksi melalui reaksi polimerse berantai. Prosedur ini adalah untuk menentukan efektivitas pengibatan. VIII. Reaksi-reaksi Lepra Reaksi lepra adalah reaksi imunologi serius terhadap M.Leprae yag terjadi selama pegobatan, jadi bukan disebabka oleh obat lepra. Reaksi-reaksi lepra dibedakan mejadi 2 tipe, yaitu : Tipe I (Reaksi kebalikan=reversal) Meimbulkan exacerbasi mendadak dari luka-luka kulit dan saraf yag meradang dan membengkak. Penyebabnya reaksi imun seluler (oleh Limfo-T) terhadap antigen basil lepra. Tipe II (Erythema rodosum leprosum,ENL) Reaksi imun humoral (dari antibody) terhadap antigen basil lepra. Gejala berupa : demam tinggi,nodule dengan ruam merah dan radang saraf. IX. Pegobatan Sejak dahulu obat satu-satunya terhadap lepra atau kusta adalah minyak kaulmogra yang sering kali untuk meredakan gejala tanpa menyembuhkan penyakit. Dapson / diaminodifenilsufon Obat ini mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra walaupun lama dapat dimusnahkan oleh system tangkis tubuh sendiri. Pasien dapat di obati secara ambulan artinya tidak usah dirawat durumah sakit secara murah dan efektif dirumahnya sendiri. Obat-obat lepra lain Obat yang bekerja bakterisid antara lain rifampisin klofazimin. Penyembuhan berlangsug lebih cepat dan efektif. Dapson dan rifampisin dapat dengan cepat menimbulkan resistensi, untuk mengurangi resiko resistensi obat-obat tersebut,kini tidak dipergunakan lagi sebagai monoterpi, melainkan dalan kombinasi dari 3 obat (MDT) Multidrug therapy yang dianjurkan WHO sebagai terapi pilihan pertama adalah Lepra tuberkuloid : Dapson 100mg 1 kali sehari dan rifampisin 600mg 1 kali sebulan selama 6 bulan Lepra leptomatosus : Dapson 100mg 1 kali sehari, rifampisin 600mg 1 kali sebulan dan klofazimin 500mg 1 kali sehari + 300mg 1 kali selama minimal 2 tahun dan maksimal 3 tahun. WHO menganggap penderita yang telah menyelesaikan kur dan tidak usah minum obat lagi di anggap sembuh,tetapi perlu dipantau selama 8-10 tahun untuk mewaspadai timbulnya residif. X. Zat-zat tersendiri a) Dapson : diaminodifenilsulfon,DDS,suatu inhibitor folat sintese Daya kerja leprostatisnya kuat berdasarkan persaingan substrat dengan PABA serta inhibisi enzim folat sintetase. Penggunaan selalu dalam kombinasi dengan obat-obat lain karena monoterpi dengan cepat menimbulkan resisten. Resorbsi : dari usus hamper lengkap dengan kadar darah puncak dalam 1-3 jam Efek samping : sakit kepala, mual, muntah, sukar tidur dan tachycardia,pada dosis tinggi dapat terjadi kelainan darah. Dosis : bersama obat-obat lain permulaan 1 x 50mg, kemudian 1 x 100mg maksimal 200ng, anak-anak 1 x sehari 1-1, 5mg/kg. b) Klofazimin Derivat fenazin memiliki khasiat bakterisid dan juga berkhasiat antiradang Resorbsi : dari usus lambat dan kurang baik (50%), kadar puncak darah baru dicapai setelah 8-12 jam. Zat ini bersifat lipofil kuat. Efek samping : berupa pewarnaan merah yang reversible dari kemih, keringat, air mata dan selaput mata, ludah da tinja. Dosis : lepra lepromateus bersama dapson dan rifampin = 3x seminggu 100mg + 1x sebulan 300mg d.c selama minimal 2 tahun. c) Rifampisi : rifampin,rifadin,rimactane Antibiotikum dari kelompok rifampisin berkhasiat leprosid Efek samping : kemih berwarna merah muda Interaksi : akibat induksi enzim, rifampisin dapat mengurangi efek estrogen (pil anti hamil), fenitonin,siklosporin dan turunan kumarin.