Gambar 2. Defleksi retakan oleh partikel terdispersi akibat adanya tegangan pada matriks
akibat perbedaan pemuaian termal[3].
Pada Gambar 2, ditunjukan resultan tegangan tarik yang terjadi pada matriks
menyebabkan terjadinya defleksi retakan disekitar partikel yang membuat pengingkatan pada
kekuatan dan ketangguhan patahan.
Tegangan sisa pada partikel terdispersi akibat koefisien muai termal yang berbeda
terjadi saat pendinginan pada proses termal. Tegangan sisa secara spontan menyebabkan
retakan mikro. Bila tegangan sisa lebih rendah dari kekuatan lokal pada material, tegangan
internal akan tetap berada di dalam material. Dalam kondisi tersebut, pemberian tegangan
akan menyebabkan retakan mikro pada ujung retakan dimana terbentuk tegangan lokal yang
besar, hal ini terjadi karena tegangan yang diberikan akan mengurangi ukuran kritis retakan
miko dari retakan mikro spontan. Mekanisme dari retakan mikro diawali dari munculnya
retakan mikro pada ujung retakan. Terjadi perluasan area retakan mikro menuju retakan
sehingga membentuk lapisan retakan yang megakibatkan tegangan kompresi pada permukaan
retakan dan menyebabkan peningkatan ketangguhan perpatahan.
Mekanisme lainnya adalah ketangguhan akibat dari perubahan fasa material.
Mekanisme peningkatan ketangguhannya akibat transformasi fasa adalah serupa dengan
retakan mikro dimana tegangan kompresi terbentuk pada antarmuka retakan akibat perluasan
volume. Perubahan fasa mengakibatkan perubahan volume dan morfologi partikel diujung
retakan, dan mengubah distribusi tegangan. Peningkatan ketangguhan perpatahan dihasilkan
oleh tegangan sisa kompresi pada ujung retakan.
Komposit dengan susunan fiber sepanjang tegangan tarik, akan memperoleh kekuatan
perpatahan dan energi perpetahan yang tinggi. Energi perpatahan yang tinggi umumnya
diperoleh ketika fiber yang panjang menjulur sepanjang permukaan perpatahan, karena
tegangan geek antara fiber dengan matriks menghambat rambatan retakan selama proses
penarikan. Antramuka yang lemah akan mengakibatkan lepasnya fiber dari matriks yang
menjadi penting untuk menghasilkan komposit yang tangguh. Perpindahan tegangan yang
serupa antara permukaan retakan juga terjadi pada keramik polikristalin. Hal ini
mengakibatkan peningkatan dalam ketangguhan perpatahan karena jembatan butir
memindahkan tegangan yang menghambat pentumbuhan retakan. Tegangan yang
dijembatani dihasilkan oleh berbagai proses mikro, seperti interlocking gesekan, jembatan
fiber dan tarikan geser.
Gambar 3. Grafik hubungan stress-strain untuk CMC yang diperkuat dengan fiber kontinu.[1]
Tabel 1. Aplikasi performa tinggi CMC yang diperkuat dengan fiber kontinu. [1]
Kondisi mekanisme patahan CMC seperti di atas, menunjukkan perlunya
memperhitungkan siklus pemakaian CMC bila menggunakan kekuatannya. Pada Tabel 1,
disajikan penggunaan CMC yang dierkuat fiber kontinu pada aplikasi tertentu yang
memerlukan performa yang tinggi dari satu sifat komposit atau lebih.
Gambar 4. Grafik hubungan stress-strain untuk CMC yang diperkuat dengan partikulat. [1]
Tabel 2. Aplikasi potensial untuk CMC yang diperkuat dengan partikulat. [1]
Pada Tabel 2, disajikan aplikasi potensial CMC yang diperkuat partikulat pada bidang
tertentu. Pada CMC diperkuat partikulat sangat menjanjikan untuk pengembangan komposit
dengan biaya yang rendah. Produk yang dihasilkanpun menarik secara komersil karena biaya
yang efektif dan secara teknis mempunyai kehandalan yang tinggi. CMC inipun sangat luas
penggunaannya baik untuk industri ataupun domestik.
Ket :
HAP (hot atmospheric pressure processing) : proses panas dengan tekanan atmosfer
HUP (hot uniaxial pressure processing) : proses panas dengan tekanan uniaxial
HIP (hot isostatic pressure processing) : proses panas dengan tekanan isostatik
Pembuatan komposit yang mengandung partikulat sering menggunakan tekanan
atmosfer. Material inklusi yang terarah akan meningkatkan densifikasi pada komposit yang
diperlukan dalam optimasi sifat-sifat mekanik. Sedangkan untuk meminimalisasi porositas
komposit dengan inklusi whisker dan fiber kontinu dengan matriks yang dibuat dari serbuk,
sangat diperlukan prosedur penekanan panas. Sintering dengan tekanan atmosfer seringkali
digunakan dalam prembuatan komposit yang mengandung platelet yang jumlahnya rendah,
sedangkan untuk memperoleh komposit dengan porositas yang rendah pada platelet dengan
jumlah yang tinggi, pembuatannya dapat menggunakan prosedur dengan penekanan panas.
Matriks dari serbuk dengan inklusi fiber kontinu dapat dibuat dengan berbagai teknik seperti
penekanan, slip-casting, ekstrusi dan tape-casting. Pembuatan berbagai bentuk mulai dari
bentuk pelat hingga bentuk yang kompleks dapat diperoleh melalui prosedur sintering dengan
tekanan atmosfer pada komposit dengan inklusi partikulat. Bentuk produk kompleks yang
dapat dipenuhi sangat terbatas pada komposit dengan inklusi whisker dan fiber dengan
matriks dari serbuk dengan penekanan panas unidirectional. Pembuatan produk dengan
bentuk yang kompleks dari serbuk sangat memerlukan penggunaan penekantan panas
isostatik. Tingginya biaya proses penekanan panas dalam pembuatan CMC, membuat proses
pada tekanan atmosfer lebih disukai
Metal Matrix composites adalah salah satu jenis komposit yang memiliki matrik logam. Material
MMC mulai dikembangkan sejak tahun 1996. Pada mulanya yang diteliti adalah Continous
Filamen MMC yang digunakan dalam aplikasi aerospace. Kelebihan MMC dibandingkan dengan
PMC :
1. Transfer tegangan dan regangan yang baik.
2. Ketahanan terhadap temperature tinggi
3. Tidak menyerap kelembapan.
4. Tidak mudah terbakar.
5. Kekuatan tekan dan geser yang baik.
6. Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik
Kekurangan MMC :
1. Biayanya mahal
2. Standarisasi material dan proses yang sedikit
Matrik pada MMC :
1. Mempunyai keuletan yang tinggi
2. Mempunyai titik lebur yang rendah
3. Mempunyai densitas yang rendah
Contoh : Almunium beserta paduannya, Titanium beserta paduannya, Magnesium beserta
paduannya. Proses pembuatan MMC :
1. Powder metallurgy
2. Casting/liquid ilfiltration
3. Compocasting
4. Squeeze casting
Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :
1. Komponen automotive (blok-silinder-mesin,pully,poros gardan,dll)
2. Peralatan militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll)
3. Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang)
4. Peralatan Elektronik