Anda di halaman 1dari 31

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari mata rantai
kelancaran muatan angkutan laut dan darat dalam menunjang dan menggerakkan
perekonomian, yang selanjutnya berfungsi sebagai kegiatan peralihan antar modal transport.
Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi, mengharuskan setiap pelabuhan
memiliki kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhan. Sejalan
dengan semakin berkembangnya suatu wilayah, maka salah satu yang dapat diamati adalah
meningkatnya arus penumpang, barang dan kendaraan dengan meningkatnya mobilitas ini
pada akhirnya akan menuntut pelayanan jasa transportasi yang efisien dengan tingkat
keselamatan, keamanan, kelancaran arus.penumpang dan kenyamanan. Pelabuhan merupakan
suatu pintu gerbang dan memperlancar hubungan antar daerah, pulau, atau bahkan antar
benua dan bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya (hinterland). Daerah belakang
ini adalah daerah yang memiliki kepentingan hubungan ekonomi, sosial, dan lain-lain dengan
pelabuhan tersebut
Pelabuhan Bitung adalah pelabuhan alam di kota Bitung, yang
merupakan pelabuhan terbesar dan satu-satunya pelabuhan di Sulawesi Utara
yang disinggahi kapal-kapal penumpang antar kota besar di Indonesia.
Adanya Pelabuhan Bitungmerupakan salah satu faktor penting yang mendorong
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan kota Bitung, selain dari kegiatan
perkebunan, pertanian dan perikanan.
Berdasarkan kondisi di atas, maka prasarana transportasi menjadi perlu dan penting
untuk dikembangkan bagi wilayah Sulawesi Utara dan sekitarnya, karena sebagai daerah
terbuka membutuhkan mobilitas manusia dan distribusi barang yang relatif tinggi. Adanya
peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan transportasi Iaut yang memadai seiring dengan
meningkatnya intensitas pembangunan di Kota Bitung dan sekitarnya.

1.2 Tujuan dan Manfaat.

Tujuan dan manfaat pembuatan laporan ini antara lain :


Tujuan :
Pada perencanaan ini akan direncanakan analisa kelayakan dermaga,
lapangan penumpukan, gudang berdasarkan kondisi eksisting untuk
lokasi pelabuhan Bitung
Merencanakan Daerah Kepentingan Lingkungan Pelabuhan (DLKP)
dan Daerah Kepentingan Lingkungan Daratan (DLKR) pelabuhan
Bitung.
Mendesain layout pelabuhan Bitung untuk 2033 berdasarkan layout
eksisting.
Manfaat :
Memberikan wawasan dan pengalaman tentang bagaimana
menrencanakan suatu pelabuhan
Laporan hasil perencanaan pelabuhan ini diharapkan bisa menjadi
referensi alternatif bagi mahasiswa yang akan mengerjakan tugas
perencanaan pelabuhan di masa-masa mendatang.

1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pengerjaan tugas perencanaan pelabuhan ini adalah:

1. Proyeksi data call kapal, bongkar muat, arus peti kemas, dan penumpang pada
pelabuhan Bitung.
2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pelabuhan

Dalam Bahasa Indonesia dikenal dua istilah yang berhubungan dengan arti pelabuhan
yaitu Bandar dan pelabuhan. Bandar (harbour) adalah daerah perairan yang terlindung
terhadap gelombang dan angina untuk berlabuhnya kapal-kapal. Pelabuhan (port) adalah
daerah parairan yang terlindung terhadap gelombang, yang di lengkapi dengan fasilitas
terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat untuk melakukan bongkar
muat barang, kran-kran, gudang laut dan tempat penyimpanan di mana kapal dapat
membongkar muat barangnya.
Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang/arus, sehingga
kapal dapat berputar (turning basin), bersandar/membuang sauh, demikian rupa hingga
bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan; guna mendukung
fungsi-fungsi tersebut dibangun dermaga, jalan, gudang, fasilitas penerangan,
telekomunikasi,dan sebagainya, sehingga fungsi pemindahan muatan dari/ke kapal yang
bersandar di pelabuhan menuju tujuan selanjutnya dapat dilakukan.
Adapun pengertian pelabuhan yaitu merupakan suatu pintu gerbang dan memperlancar
hubungan antar daerah, pulau, atau bahkan antar benua dan bangsa yang dapat memajukan
daerah belakangnya (hinterland). Daerah belakang ini adalah daerah yang memiliki
kepentingan hubungan ekonomi, sosial, dan lain-lain dengan pelabuhan tersebut.
Dari uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa pelabuhan merupakan Bandar yang
di lengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang seperti
dermaga, tambatan, dengan segala perlengkapan.Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi ini
dua per tiganya terdiri atas perairan. Daerah yang begitu luasnya membutuhkan suatu sarana
dan prasarana yang akan menghubungkan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.
Peranan pelayaran adalah sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan,
pertahanan dan keamanan serta hal-hal yang lainnya. Pelayaran dapat di bedakan menjadi
dua bagian yaitu pelayaran niaga dan bukan niaga. Di mana pelayaran niaga yaitu usaha
pengangkutan barang, terutama barang dagangan, melalui laut antar tempat atau pelabuhan
sedangkan yang bukan niaga yaitu meliputi pelayaran patroli, survey kelautan dan lainnya.
Kapal sebagai sarana pelayaran yang menghubungkan antar daerah mempunyai peran yang
sangat penting dalam sistem angkutan laut. Untuk mendukung kegiatan dari kapal dalam
melakukan kegiatan pelayaran dibutuhkan prasarana berupa pelabuhan. Pelabuhan
merupakan tempat pemberhentian (terminal) kapal setelah melakukan pelayaran. Di
pelabuhan ini kapal melakukan berbagai kegiatan seperti menaik-turunkan penumpang,
bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, mengadakan
perbekalan dan sebagainya.

Pelabuhan merupakan pintu gerbang yang menghubungkan dan memperlancar


komunikasi antar daerah yang satu dengan yang lainnya. Selain untuk kepentingan sosial dan
ekonomi, ada pula pelabuhan yang dibangun untuk kepentingan pertahanan dan keamanan
suatu daerah atau negara. Dalam hal ini pelabuhan tersebut dinamakan pangkalan angkatan
laut atau pelabuhan militer.

2.2 Syarat Pembangunan Pelabuhan

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan suatu pelabuhan antara lain
adalah kebutuhan akan pelabuhan dan pertimbangan ekonomi volume perdagangan melalui
laut dan adanya hubungan dengan daerah pedalaman baik melalui darat maupun dari laut. Di
rencanakannya suatu pelabuhan di akibatkan karena :
1. Adanya pertimbangan politik.
2. Adanya keperluan untuk melayani dan meningkatkan kegiatan ekonomi daerah di
belakangnya dan untuk menunjang kelancaran perdagangannya.
3. Untuk mendukung kelancaran produksi suatu perusahaan ataukah suatu pabrik
Oleh karena itu pelabuhan harus memenuhi beberapa persyaratan berikut :
1. Pelabuhan berada dalam suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang
(hinterland) yang subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
2. Adanya hubungan yang mudah antara transportasi darat dan pelabuhan seperti
jalan raya, truk, kereta, dan lain-lain.
3. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang sesuai.
4. Kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama
menunggu untuk merapat ke dermaga untuk mengadakan bongkar muat serta
pengisian bahan bakar.
5. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang (crane, dll) serta
gudang-gudang penyimpanan barang dan fasilitas reparasi kapal.
2.3 Pemilihan Lokasi Pelabuhan

Pemilihan lokasi untuk membangun pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan.
Pemilihan lokasi tergantung dari beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi,
kedalaman dan luas perairan, perlindungan pelabuhan terhadap gelombang, arus dan
sedimentasi, daerah daratan yang cukup luas untuk menampung barang yang akan dibongkar
muat, jalan-jalan untuk transportasi, dan daerah industri di belakangnya. Berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi pelabuhan adalah sebagai berikut :

1. Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan, termasuk


pengerukan pertama yang harus dilakukan.

2. Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan kolam
pelabuhan.

3. Tinjauan topografi dan geologi. Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus
memungkinkan untuk membangun suatu pelabuhan dan kemungkinan untuk
pengembangan di masa mendatang. Daerah daratan harus cukup luas untuk
membangun suatu fasilitas pelabuhan seperti dermaga, jalan, gudang, dan juga daerah
industri. Kondisi geologi juga perlu diteliti mengenai sulit tidaknya melakukan
pengerukan daerah perairan dan kemungkinan menggunakan hasil pengerukan
tersebut untuk menimbun tempat lain.

4. Tinjauan sedimentasi. Pelabuhan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sedimentasi


yang terjadi harus sesedikit mungkin. Proses erosi dan sedimentasi tergantung pada
sedimen dasar dan pengaruh hidrodinamika gelombang dan arus. Proses sedimentasi
ini sulit ditanggulangi, oleh karena itu masalah ini harus diteliti dengan baik untuk
dapat memprediksi resiko pengendapan.

5. Tinjauan gelombang dan arus. Gelombang menimbulkan gaya-gaya yang bekerja


pada kapal dan bangunan pelabuhan. Untuk menghindari gangguan gelombang
tersebut maka perlu dibuat bangunan pelindung pantai. Tinggi gelombang dan
kecepatan arus yang masuk di perairan pelabuhan nilainya harus sekecil mungkin
agar tidak mengganggu bongkar muat kapal di pelabuhan.

6. Tinjauan pelayaran. Pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang
akan menggunakannya. Diharapkan bahwa kapal-kapal yang sedang memasuki
pelabuhan tidak mengalami dorongan arus pada arah tegak lurus sisi kapal. Demikian
juga, sedapat mungkin kapal-kapal harus memasuki pelabuhan pada arah sejajar
dengan arah angin dominan. Gelombang yang mempunyai amplitudo besar akan
menyebabkan diperlukannya kedalaman saluran pengantar yang lebih besar, karena
pada keadaan tersebut kapal-kapal bergoyang naik turun sesuai dengan fluktuasi
muka air.

2.4 Fasilitas Pelabuhan

Oleh karena kegiatan di pelabuhan harus dilakukan secepat mungkin, maka pelabuhan
harus bisa memenuhi sejumlah fasilitas yang dapat menunjang seluruh pekerjaan di
pelabuhan.
Fasilitas yang terdapat pada pelabuhan yang direncanakan dapat dikelompokkan dalam
dua bagian, yaitu:

2.5 Fasilitas Utama

Adalah segala sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh sebuah pelabuhan untuk
penyelenggaraan operasional di pelabuhan.

2.5.1 Dermaga
Dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya kapal untuk
melakukan proses bongkar muat barang, yang dilengkapi dengan tambatan dan peralatan
bongkar muat untuk mengangkut barang dari dan ke kapal. Dermaga dapat dibedakan
atas dua tipe, yaitu wharf (sejajar garis pantai) dan Pier (menjorok ke laut). Apron adalah
halaman dermaga yang dapat digunakan untuk menempatkan barang-barang selama
menunggu pengapalan atau angkutan ke darat.

2.5.2 Sistem Fender dan Alat Penambat


Pada waktu kapal merapat ke dermaga akan terjadi benturan antara kapal dengan
dermaga. Walaupun kecepatan kapal kecil, namun karena massanya besar maka energi
yang terjadi karena benturan sangat besar. Untuk menghindari kerusakan pada kapal dan
dermaga karena benturan tersebut, maka di depan dermaga diberikan bantalan yang
berfungsi sebagai penyerap energi benturan, yang disebut dengan fender. Adapun
beberapa jenis fender yaitu fender kayu, fender karet dan fender gravitasi. Kapal yang
berlabuh pada dermaga ditambatkan dengan tali-tali penambat ke bagian haluan, buritan
dan badan kapal. Tali penambat tersebut diikatkan pada alat penambat yang dikenal
dengan nama BITT yang dipasang sepanjang dermaga. Bitt dengan ukuran yang lebih
besar disebut dengan BOLLARD, yang dipasang pada kedua ujung dermaga. Bitt biasanya
digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Sedang bollard selain
digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi normal dan pada kondisi badai, juga dapat
digunakan untuk mengarahkan kapal merapat ke dermaga, atau untuk memutarkan kapal.
Alat penambat biasanya terbuat dari besi cor berbentuk silinder yang pada ujung
diatasnya dibuat tertutup dan lebih besar. Tinggi tambatan dibuat tidak lebih dari 50 cm di
atas lantai dermaga.

2.5.3 Alur Pelayaran


Alur pelayaran adalah suatu daerah/jalur yang dilalui oleh kapal untuk masuk ke
dalam wilayah palabuhan. Alur pelayaran dibuat untuk memudahkan kapal memasuki
wilayah pelabuhan dengan aman, juga untuk menghilangkan kesulitan yang akan timbul
karena gerakan kapal ke atas (minimum ship manuver activity) dan gangguan alam.
Perencanaan alur pelayaran juga memperhatikan dimensi kapal yang akan dilayani,
jumlah jalur, dan bentuk lengkung alur.

2.5.4 Kolam Pelabuhan


Kolam pelabuhan yang direncanakan harus mempunyai luas dan kedalaman yang
cukup, sehingga memungkinkan kapal berlabuh dengan aman dan memudahkan bongkar
muat, selain itu suasana kolam pelabuhan juga harus tenang untuk menunjang proses
bongkar muat barang. Untuk luas kolam dengan tambatan pelampung,luas kolam putar
yang digunakan untuk mengubah arah kapal minimum adalah luasan lingkaran dengan
jari-jari 1,5 kali panjang kapal total (Loa). Apabila perputaran kapal dilakukan dengan
bantuan jangkar atau kapal tunda, luas kolam minimum adalah luas lingkaran dengan jari-
jari sama dengan panjang total kapal (Loa). Dengan memperhitungkan gerak osilasi kapal
karena pengaruh alam seperti gelombang, angin, arus, dan pasang surut, kedalaman
kolam pelabuhan adalah 1,1 kali draft kapal di bawah elevasi muka air rencana.

2.5.5 Penahan/Pemecah Gelombang


Pemecah gelombang adalah sebuah bangunan pada pelabuhan yang berfungsi untuk
menahan atau meredam energi gelombang sehingga dapat melindungi kolam pelabuhan
dari gangguan gelombang yang besar. Biasanya pemecah gelombang dibangun dengan
batuan alam maupun batuan buatan seperti tetrapod, quadrypods, hexapod maupun dari
bahan caisson.
2.6 Fasilitas Penunjang

Pelabuhan juga membutuhkan beberapa fasilitas pendukung lainnya seperti menara


pengawasan yang digunakan untuk mengawasi semua tempat dan mengatur serta
mengarahkan semua kegiatan di pelabuhan, suplay bahan bakar dan air tawar, penerangan
untuk pengerjaan malam hari dan keamanan, peralatan untuk membersihkan alat-alat bongkar
muat, fasilitas pandu, tunda, dan lain sebagainya.

2.6.1 Gudang
Gudang yang terletak di belakang dermaga untuk menyimpan barang-barang yang
berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Gudang dalam pelabuhan dapat
diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan kegunaannya.

Jenis-jenis gudang adalah sebagai berikut:

a. Gudang Lini I : disebut sebagai daerah pabean (customs area) dan dapat disebut
juga sebagai transit shed.
b. Gudang Lini II : gudang ini letaknya pada daerah belakang lini I. Barang dalam
gudang ini biasanya menunggu untuk dikeluarkan dari pelabuhan atau barang
yang ditimbun lebih lama.
c. Gudang Pendingin: Diperlukan bila muatan dingin dari kapal perlu dijaga
suhunya sebelum dididtribusikan.

2.6.2 Lapangan Penumpukan


Lapangan penumpukan adalah suatu tempat yang berada di daerah terbuka dan
terletak dekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang yang akan dimuat ke
kapal atau yang telah dibongkar dari kapal. Fungsi lapangan penumpukan adalah untuk
menyimpan barang-barang yang berat dan besar serta tahan terhadap panas dan hujan,
seperti kendaraan berat, barang yang terbuat dari baja seperti tiang listrik, pelat baja, baja
beton dan sebagainya.

2.6.3 Peralatan bongkar muat


Ada beberapa macam alat yang digunakan untuk melakukan bongkar muat barang
potongan, seperti :

Derek kapal
Alat ini digunakan untuk mengangkat muatan yang tidak terlalu berat dan
pengangkatan berlaku untuk radius kecil, yaitu sekitar 6 meter dari lambung kapal.

Kran darat
Kran darat merupakan pesawat bongkar muat dengan lengan cukup panjang yang
ditempatkan di atas dermaga pelabuhan, dipinggir permukaan perairan pelabuhan. Kran
mempunyai roda dan dapat berpindah sepanjang rel kerta api. Jarak jangkauan lengan
sampai radius 20 meter dari lambung kapal.

Alat pengangkat di atas dermaga


Ada beberapa macam alat untuk mengangkat dan mengangkut barang di atas
dermaga di antaranya adalah fork lift, kran mobil, gerobag yang ditarik tractor,dsb.

Bengkel pemeliharaan

Adalah fasilitas yang disediakan untuk memelihara dan merawat peralatan bongkar
muat dan peralatan lainnya yang berkaitan dengan operasional pelabuhan.

2.6.4 Fasilitas penunjang lain


Fasilitas penunjang lainnya yang harus dimiliki oleh pelabuhan adalah : terminal,
gedung pemadam kebakaran, instalasi pembangkit listrik, perkantoran, jalan, penerangan,
serta tangki-tangki untuk bahan bakar dan air. Ada pula fasilitas seperti kantor ADPEL
atau pos palayanan kapal.
3 BAB III
KONDISI EKSISTING PELABUHAN BITUNG

3.1 Kondisi Umum Lokasi Studi

Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Dua
Saudara[3] dan sebuah pulau yang bernama Lembeh. Banyak penduduk Kota Bitung yang
berasal dari suku Sangir, sehingga kebudayaan yang ada di Bitung tidak terlepas dari
kebudayaan yang ada di wilayah Nusa Utara tersebut. Kota Bitung merupakan kota industri,
khususnya industri perikanan. Kota Bitung terletak pada posisi geografis di antara 1 23' 23"
- 1 35' 39" LU dan 125 1' 43" -1 25 18' 13" BT dan luas wilayah daratan 304 km.

Batas wilayah Kota Bitung adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Minahasa Utara

Selatan Laut Maluku

Barat Kabupaten Minahasa Utara

Timur Laut Maluku

3.2 Topografi

Dari aspek topografis, sebagian besar daratan Kota Bitung berombak berbukit 45,06%,
bergunung 32,73%, daratan landai 4,18% dan berombak 18,03%. Di bagian timur mulai dari
pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan daratan
yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik dapat dikembangkan
sebagai wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan jasa.

Di bagian utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit yang


merupakan kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindung, taman margasatwa dan cagar
alam. Di bagian selatan terdapat Pulau Lembeh yang keadaan tanahnya pada umumnya kasar
ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura dan palawija. Disamping itu memiliki pesisir
pantai yang indah sebagai potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah wisata bahari.
3.3 Informasi Umum Pelabuhan Bitung

Nama Pelabuhan : Pelabuhan Bitung

Alamat Pelabuhan : Jl. D.S Sumolang

Kelurahan : Pateten
Kecamatan : Bitung Timur
Kabupaten/Kotamady
: Kodya Bitung
a
Propinsi : : Sulawesi Utara
Status Pelabuhan : Pelabuhan Diusahakan
Jenis Pelabuhan : Pelabuhan Umum
Kode Pos : 95522
Telepon : (0438) 21196,21310,21313
Faximile : (0438) 21380
Telex / VHF :-
Kelas Pelabuhan : I (satu)
Kepanduan
Status Pemanduan : Pelabuhan Wajib Pandu
Koordinat Perairan
: 01 25'00 N / 12511 '00 E
Pandu
Sarana Pemanduan : 2(dua) unit Kapal Tunda, 4 (empat) unit Kapal
Pandu, 4(empat) orang pandu

3.4 Peta Lokasi Pelabuhan Bitung

Pelabuhan Bitung adalah pelabuhan, Kota Bitung, Sulawesi Utara merupakan pelabuhan
terbesar di Sulawesi Utara yang disinggahi kapal-kapal penumpang antar kota besar di
Indonesia. Adanya Pelabuhan Bitung merupakan salah satu faktor penting yang mendorong
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan di Sulawesi Utara, selain dari kegiatan
perkebunan, pertanian dan perikanan.
HIDRO OCEANOGRAPHY PELABUHAN BITUNG
1. Panjang Alur Pelayaran / Length of Channel : 9 Mil
2. Lebar Alur Pelayaran / Width of Channel : 800 M~
3. Kedalaman Alur Minimum / Min Depth in Channel : 16 M
4. Luas Kolam Pelabuhan / Basin Area : 4,32 Ha
5. Kedalaman Kolam Minimum / Min Depth in Basin : 12 M
6. Kecepatan Angin / Wind Velocity : 3 Knot
7. Kecepatan Arus / Current Velocity : 3 Knot
8. Tinggi Gelombang / Wave Height :1M
9. Pasang Surut / Tidal Height
10. High Water Spring : 1,8 M
11. Low Water Spring : 1,2 M
3.5 Master plan

3.6 Fasilitas dan Sarana Pelabuhan Bitung

Pelabuhan Bitung memiliki 4 dermaga :

Dermaga Samudra, panjang 607 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter.

Dermaga Nusantara, panjang 652 meter dengan kedalaman sekitar 6 meter.

Dermaga Kontainer

1. Dermaga VIII panjang 182 m , kedalaman 20 m

2. Dermaga IX, panjang 60 m , kedalaman 10 m

3.7 Fasilitas Alur Pelayaran dan Kolam Pelabuhan Kota Bitung

Tabel 3.1 Kondisi Alur Pelayaran di Pelabuhan Bitung


ALUR PELAYARAN
Panjang (Mil) 9
Lebar (M) 600
Kedalaman (MLWS) 12
Pasang Tertinggi (MLWS) 1.8
Pasang Terendah (MLWS) 1.2

3.2 Kondisi Kolam Pelabuhan di Pelabuhan Bitung


KOLAM PELABUHAN
Luas (Ha) 4.2
Kedalaman (MLWS) 7
Pasang Tertinggi (MLWS) 1.8
Pasang Terendah (MLWS) 1.2

3.8 Fasilitas Gudang Pelabuhan Bitung

Terdapat 4 fasilitas gudang pada Pelabuhan Bitung. Kondisi setiap fasilitas gudang pada
Pelabuhan Bitung disajikan pada Tabel 3.3 berikut:

A C D BUTLER
Luas (M2) 4320 4320 4320 4320
Kapasitas (T/M2) 2592 2592 2592 2592
Tahun Pembuatan 1957 1957 1957 1968
Pemilik PT. Pelabuhan Indonesia IV
Konstruksi Lantai beton, dinding tembok, rangka baja, dan atap
aluminium
Kondisi (%) 50 50 50 50

3.9 Fasilitas Lapangan Penumpukan Pelabuhan Bitung

Tabel 3.4 Lapangan Penumpukan


Lapangan Penumpukan
A B C D E F
Luas (M2) 7319 1687 12326 6866 2999 30280
Kapasitas (T/M2) 4391 1012 7395 4120 1799 18168
Tahun Pembuatan 1997 1997 1991- 1995 1978 2004
1994
Pemilik PT. Pelabuhan Indonesia IV
Konstruksi Lapisan dasar sirtu, paving block
Kondisi (%) 50 60 50 50 60 100

3.10 Fasilitas Terminal Penumpang Pelabuhan Bitung

Kondisi setiap fasilitas terminal penumpang pada Pelabuhan Bitung.


Tabel 3.5 Kondisi Terminal Penumpang di Pelabuhan Bitung

TERMINAL PENUMPANG
Luas (M2) 2145
Pemilik PT. Pelindo IV

3.11 Fasilitas Peralatan Bongkar Muat Pelabuhan Bitung

Kondisi fasilitas peralatan bongkar muat pada Pelabuhan Bitung adalah sebagai berikut
(Pelindo IV) :

1. Container Crane (CC) 26.5 ton : (1 unit)

2. Transtainer 36.5 tons : (2 unit)

3. Reach Staker 42 tons : (1 unit)

4. Reach Staker 45 tons : (1 unit)

5. Head Truck 24 tons : (5 unit)

6. Chassis 40 feet, 36 tons : (4 unit)

7. Chassis 20 feet, 24 tons : (4 unit)

8. Forklift 5 tons : (1 unit)

9. Forklift 2 tons : (2 unit)

10.Forklift Battery 2 tons : (2 unit)

11.Tronton 10 tons : (2 unit)

12. Mobile Crane 35 tons : (1 unit)


3.12 Fasilitas Penunjang

Selain itu juga terdapat fasilitas-fasilitas lain yang menunjang pengoperasian Pelabuhan
yaitu :

Sarana Pemaduan (untuk membantu dalam berlabuh)

Air Bersih (Kapasitas pasokan sekitar 100 hingga 150 ton/jam) .

Pengisian Bahan bakar (hanya diesel dan bahan bakar laut, yang disediakan
oleh PERTAMINA) .

Dermaga Kering untuk perbaikan (dermaga helling dibawah 100 ton)

Gudang Penyimpanan

Imigrasi

Fasilitas Medis (Dokter Pelabuhan)


3.13 Daerah Hinterland
4 BAB IV

ANALISIS DATA

4.1 Analisa kebutuhan Fasilitas Pelabuhan

4.1.1 Simulasi Lalu Lintas Kapal dan Bongkar Muat


Simulasi dilakukan untu k menentukan kebutuhan jumlah tambatan dan untuk mengestimasi
volume bongkar muat barang dan kondisi operasi pelabuhan setelah dibangunnya fasilitas
pelabuhan yang baru.
Tabel 4.1 Data Kunjungan Kapal

No Tahun Call kapal


1 2005 4013
2 2006 4143
3 2007 4353
4 2008 4597
5 2009 4810
6 2010 5143
7 2011 5312
8 2012 5594
9 2013 5982
10 2014 6317

4.2 Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk memperoleh gambaran perkembangan kegiatan lalu lintas
barang, penumpang,curah dan peti kemas serta kunjungan kapal di pelabuhan pada masa
yang lampau baik dari segi karakteristik serta kecenderungannya. Termasuk mempersiapkan
analisa terhadap data dan atas jasa-jasa pelabuhan bagi lalu lintas barang, penumpang dan
ternak pada masa lampau maupun kemungkinannya pada masa yang akan datang.

Termasuk dalam pekerjaan analisa data adalah melakukan klarifikasi terhadap


kelengkapan dan kualitas data dan informasi yang diperoleh di lapangan sehingga dapat
diperoleh data-data informasi yang cukup dengan tingkat kebenaran dan akurasi yang
memadai, yang dapat memberikan gambaran keadaan dan perkembangan kegiatan pelabuhan
yang real pada masa lampau dan kedaannya saat ini. Dengan demikian pada saat data-data
tersebut dipergunakan dalam modeling peramalan (proyeksi) pada masa yang akan datang
tidak akan menimbulkan distorsi yang akan mengurangi tingkat kepercayaan terhadap hasil-
hasil proyeksinya

4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk

beberapa model proyeksi (forecasting) yang digunakan dalam melakukan proyeksi


permintaan (barang dan kunjungan kapal), secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Model regresi linier berganda yaitu fungsi linier yang melibatkan lebih dari satu variable
bebas dan dapat diformulasikan sebagai berikut.
y x1 , x 2 ax1 bx 2 c

Proyeksi : Menggunakan trend data dengan mengkorelasikan antara waktu


sebagai variabel yang menentukan (independent variable) dan
jumlah penduduk sebagai variabel yang ditentukan (dependent
variable) sebagai (proyeksi rendah).

Tabel 4.2 Proyeksi jumlah penduduk Kota Bitung

Rata-rata Proyeksi
Pertumbuha
No Tahun Penduduk Pertumbuhan Metode
n
(A) Pertumbuhan

1 2005 2862805
2 2006 2962275 3%
3 2007 3021908 2%
4 2008 3075739 2%
5 2009 3116331 1%
3%
6 2010 3422932 10%
7 2011 3510053 3%
8 2012 3617551 3%
9 2013 3685614 2%
10 2014 3762515 2%
3879583.
11 2015 78
4000295.
12 2016 09
4124762.
13 2017 28
4253102.
14 2018 19
4385435.
15 2019 35
4521885.
16 2020 98
4662582.
17 2021 21
4807656.
18 2022 12
4957243.
19 2023 94
5111486.
20 2024 12
5270527.
21 2025 46
5434517.
22 2026 29
5603609.
23 2027 58
5777963.
24 2028 1
5957741.
25 2029 54
6143113.
26 2030 69
6334253.
27 2031 61
6531340.
28 2032 75
6734560.
29 2033 15
6944102.
30 2034 63
7160164.
31 2035 92
7382949.
32 2036 88
7612666.
33 2037 68
7849531.
34 2038 01
8093765.
35 2039 25
8345598.
36 2040 71

Gambar 4.1 Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Bitung


GRAFIK PROYEKSI PENDUDUK METODE PERTUMBUHAN
10000000

8000000

6000000
AKTUAL
JUMLAH PENDUDUK
4000000 PROYEKSI

2000000

0
20102020203020402050

TAHUN

Hasil proyeksi dengan menggunakan trend data serta tingkat pertumbuhan rata-rata dari
jumlah penduduk di Bitung selama 10 tahun (2005 2014) menghasilkan tingkat korelasi
yang signifikan dengan menggunakan trend data dengan mengkorelasikan antara waktu
sebagai variabel yang menentukan (independent variable) dan jumlah penduduk sebagai
variabel yang ditentukan (dependent variable) sebagai (proyeksi rendah). Hasilnya adalah
fungsi linier dengan formula sebagai berikut:

Y = 107567x + 3000000

R2 = 0.9651

4.4 Proyeksi PDRB

Tabel 4.4 Proyeksi PDRB

PDRB Rata-rata Proyeksi


No Tahun (dalam Pertumbuhan Pertumbuha Metode
milyar) n (A) Pertumbuhan

2268 7%
1 2005 1
2454
2 2006 2 8%
2598
3 2007 9 6%
2789
4 2008 0 7%
3031
5 2009 0 9%
6 2010 3263 8%
3
3630
7 2011 0 11%
3852
8 2012 6 6%
4090
9 2013 0 6%
4323
10 2014 3 6%
11 2015 46451.09
12 2016 49908.72
13 2017 53623.73
14 2018 57615.26
15 2019 61903.91
16 2020 66511.79
17 2021 71462.66
18 2022 76782.06
19 2023 82497.4
20 2024 88638.18
21 2025 95236.05
22 2026 102325
23 2027 109941.7
24 2028 118125.3
25 2029 126918.1
26 2030 136365.4
27 2031 146515.9
28 2032 157421.9
29 2033 169139.8
30 2034 181729.9
31 2035 195257.1
32 2036 209791.3
33 2037 225407.3
34 2038 242185.7
35 2039 260213
36 2040 279582.2

Gambar 4.2 Grafik Proyeksi PDRB Kota Bitung


GRAFIK PROYEKSI PDRB METODE PERTUMBUHAN
350000
300000
250000
200000
proyeksi
PDRB (MILYAR RUPIAH) 150000
aktual
100000
50000
0
2000 2020 2040 2060
TAHUN

Hasil proyeksi dengan menggunakan trend data serta tingkat pertumbuhan rata-rata dari
pertumbuhan PDRB di Bitung selama 10 tahun (2005 2014) menghasilkan tingkat korelasi
yang signifikan dengan formula fungsi regresi linier sebagai berikut:

Proyeksi: Menggunakan trend data dengan mengkorelasikan antara waktu sebagai


variabel yang menentukan (independent variable) dan jumlah PDRB sebagai
variabel yang ditentukan (dependent variable) sebagai (proyeksi rendah).
Hasilnya adalah fungsi linier dengan formula sebagai berikut:
Y = 2336.6x + 19403
R2 = 0.9881

4.5 Proyeksi Bongkar Muat General Cargo


4.5.1 Proyeksi dengan metode pertumbuhan dan trenline
Tabel 4.5 Proyeksi metode pertumbuhan dan trenline (regresi)

Rata-
Per Proyeksi Regresi e Regresi Regresi e
rata Regresi
CALL tum Metode Eksponensia Logaritma Polinomial
No Tahun Pertu Linier (R
KAPAL buh Pertumbu l (R = (R = (R =
mbuh = 0.9876)
an han 0.9965) 0.8396) 0.998)
an (A)
200 5% 3873.0 3953.47 3997.6
1 5 4013 4013 2 2 3552 74
200 3 4129.3 4160.32 4228.6 4170.8
2 6 4143 % 4143 4 9 29 36
200 5 4385.6 4378.00 4624.4 4364.7
3 7 4353 % 4353 6 9 32 86
200 6 4641.9 4905.2 4579.5
4 8 4597 % 4597 8 4607.08 59 24
200 5 4848.13 5123.0 4815.0
5 9 4810 % 4810 4898.3 5 85 5
6 201 5143 7 5143 5154.6 5101.80 5301.0 5071.3
0 % 2 4 62 64
201 3 5410.9 5368.74 5451.5 5348.4
7 1 5312 % 5312 4 5 39 66
201 5 5667.2 5649.65 5581.8 5646.3
8 2 5594 % 5594 6 3 88 56
201 7 5923.5 5945.25 5696.8 5965.0
9 3 5982 % 5982 8 9 65 34
1 201 6 6256.33 5799.7
0 4 6317 % 6317 6179.9 2 14 6304.5
1 201 6644.0 6436.2 6583.68 5892.7 6664.7
1 5 8736 2 2 53 54
1 201 6988.1 6692.5 6928.15 5977.6 7045.7
2 6 10947 4 9 91 96
1 201 7349.9 6948.8 7290.66 6055.8 7447.6
3 7 47699 6 1 27 26
1 201 7730.5 7205.1 7672.12 6128.1 7870.2
4 8 19963 8 9 69 44
1 201 8130.7 8073.55 6195.5 8313.6
5 9 97844 7461.5 7 17 5
1 202 8551.8 7717.8 8495.98 6258.5 8777.8
6 0 01675 2 9 18 44
1 202 8994.6 7974.1 8940.52 6317.6 9262.8
7 1 04626 4 4 98 26
1 202 9460.3 8230.4 9408.31 6373.4 9768.5
8 2 35429 6 8 94 96
1 202 9950.1 8486.7 9900.58 6426.2 10295.
9 3 81265 8 8 73 15
2 202 10465. 10418.6 6476.3 10842.
0 4 39078 8743.1 2 44 5
2 202 11007. 8999.4 10963.7 6523.9 11410.
1 5 27729 2 5 71 63
2 202 11577. 9255.7 6569.3 11999.
2 6 22208 4 11537.4 83 56
2 202 12176. 9512.0 12141.0 6612.7 12609.
3 7 678 6 7 75 27
2 202 12807. 9768.3 12776.3 6654.3 13239.
4 8 17308 8 3 21 76
2 202 13470. 10024. 13444.8 6694.1 13891.
5 9 31452 7 2 7 05
2 203 14167. 10281. 6732.4 14563.
6 0 79269 02 14148.3 56 12
2 203 14901. 10537. 14888.5 6769.2 15255.
7 1 38552 34 8 97 99
2 203 15672. 10793. 15667.5 6804.7 15969.
8 2 96299 66 9 98 64
2 203 16484. 11049. 16487.3 6839.0 16704.
9 3 49189 98 6 53 07
3 203 17338. 11306. 17350.0 6872.1 17459.
0 4 04088 3 3 47 3
3 203 18235. 11562. 18257.8 6904.1 18235.
1 5 7857 62 3 55 31
3 203 19180. 11818. 19213.1 6935.1 19032.
2 6 01477 94 3 47 12
3 203 20173. 12075. 20218.4 6965.1 19849.
3 7 13498 26 2 86 71
3 203 21217. 12331. 21276.3 6994.3 20688.
4 8 67788 58 1 27 08
3 203 22316. 12587. 22389.5 7022.6 21547.
5 9 30606 9 5 24 25
3 204 23471. 12844. 23561.0 7050.1 22427.
6 0 82002 22 3 24 2

Grafik pertumbuhan call kapal


30000
25000
20000
proyeksi
call 15000 aktual
10000
5000
0
2000 2010 2020 2030 2040 2050

tahun

Grafik 4.3
Proyeksi call kapal metode pertumbuhan

4.5.2 Dengan metode regresi berganda ( call vs penduduk dan pdrb)


Tabel 4.6 regresi berganda dan moderat
PERTUMBU CALL
HAN PDRB KAPAL REGRESI REGRESI
N TAHU PENDUDUK (METODE (metode POLINOMI BERGAND
MODERAT
O N (METODE PERTUMB pertumbu AL (call A
PERTUMBU UHAN) han kapal) (optimis)
HAN) (Pesimis)
3879583.7 46451.090 6644.0873 6566.103 6605.095
1 2015 77 99 6 3541.194 42 39
4000295.0 49908.723 6988.1109 6946.926 6967.518
2 2016 9 76 47 3638.276 082 515
4124762.2 53623.728 7349.9476 7357.089 7353.518
3 2017 75 84 99 3756.146 239 469
4253102.1 57615.263 7730.5199 7798.807 7764.663
4 2018 95 98 63 3894.804 795 879
4385435.3 61903.912 8130.7978 8274.462 8202.630
5 2019 47 98 44 4054.25 484 164
4521885.9 66511.791 8551.8016 8786.612 8669.206
6 2020 8 8 75 4234.484 243 959
4662582.2 71462.662 8994.6046 9338.007 9166.306
7 2021 05 62 26 4435.506 512 069
4807656.1 76782.056 9460.3354 9931.604 9695.969
8 2022 24 39 29 4657.316 513 971
4957243.9 82497.404 9950.1812 10570.58 10260.38
9 2023 45 49 65 4899.914 061 094
5111486.1 88638.180 10465.390 11258.35 10861.87
10 2024 16 15 78 5163.3 079 079
5270527.4 95236.050 11007.277 11998.58 11502.93
11 2025 56 51 29 5447.474 54 134
5434517.2 102325.03 11577.222 12795.22 12186.22
12 2026 88 99 08 5752.436 919 564
5603609.5 109941.70 13652.52 12914.59
13 2027 81 51 12176.678 6078.186 176 988
5777963.0 118125.32 12807.173 14575.01 13691.09
14 2028 97 44 08 6424.724 955 632
5957741.5 126918.09 13470.314 15567.61 14518.96
15 2029 35 94 52 6792.05 95 701
6143113.6 136365.37 14167.792 16635.58 15401.68
16 2030 9 33 69 7180.164 438 854
6334253.6 146515.86 14901.385 17784.57 16342.97
17 2031 07 43 52 7589.066 009 781
6531340.7 157421.91 15672.962 19020.65 17346.80
18 2032 47 72 99 8018.756 497 898
6734560.1 169139.77 16484.491 20350.37 18417.43
19 2033 55 29 89 8469.234 129 159
6944102.6 181729.85 17338.040 21780.73 19559.38
20 2034 33 87 88 8940.5 907 998
7160164.9 18235.785 23319.30 20777.54
21 2035 21 195257.1 7 9432.554 245 407
7382949.8 209791.25 19180.014 24974.16 22077.09
22 2036 79 48 77 9945.396 874 175
7612666.6 225407.27 20173.134 10479.02 26754.05 23463.59
23 2037 81 37 98 6 039 269
7849531.0 242185.68 21217.677 11033.44 28668.31 24942.99
24 2038 05 65 88 4 011 399
8093765.2 260213.01 22316.306 30727.00 26521.65
25 2039 45 69 06 11608.65 929 767
8345598.7 279582.22 23471.820 12204.64 32940.96 28206.39
26 2040 12 94 02 4 008 005

Hasil proyeksi dengan menggunakan regresi berganda. Menghasilkan tingkat korelasi yang
signifikan dengan menggunakan trend data dengan mengkorelasikan antara bongkar muat
sebagai variabel yang ditentukan (defendent variable) dengan penduduk & pdrb sebagai
variabel yang menentukan (independent variable). Dengan formula sebagai berikut:

Y = A+Bx1+Cx2
Y = 1878.996 0.00019x1 + 0.116773x1

Dimana:

X1 = Penduduk

X2 = PDRB

4.5.3 Grafik optimis, moderat, dan pesimis


Grafik 4.4

35000

30000

25000

20000 optimis
moderat
15000 pesimis
data awal
10000

5000

0
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045

4.6 Proyeksi Bongkar Muat Barang

4.6.1 Proyeksi dengan metode pertumbuhan dan trenline


Tabel 4.7 Proyeksi metode pertumbuhan dan trenline (regresi)
Rata-
Per Regresi Regresi e
rata Proyeksi Regresi Regresi e
tum Logaritm Polinomial
No Tahun bm kapal Pertum Metode Linier (R Eksponensial
buh a (R = (R =
buhan Pertumbuhan = 0.9926) (R = 0.9914)
an 0.8826) 0.9928)
(A)
35037 4% 31534 30000 314425
1 2005 12 06 3113764 00 4
200 35782 2 33068 34140 290338
2 6 44 % 12 3231842 54 .7
200 36917 3 34602 36562 438253
3 7 71 % 18 3354398 60 .6
200 39314 6 36136 38281 587998
4 8 52 % 24 3481601 08 .9
5 200 40764 4 37670 3613628 39614 739574
9 25 % 30 04 .5
201 42416 4 39204 40703 892980
6 0 82 % 36 3750662 15 .5
201 44047 4 40738 41623 104821
7 1 78 % 42 3892892 97 7
201 44628 1 42272 42421 120528
8 2 76 % 48 4040516 63 4
201 46761 5 43806 43125 136418
9 3 23 % 54 4193737 21 1
1 201 48577 4 45340 43754 152490
0 4 28 % 60 4352769 58 8
1 201 46874 44323 168746
1 5 5037786 66 4517832 92 6
1 201 48408 44843 185185
2 6 5224518 72 4689154 69 4
1 201 49942 45321 201807
3 7 5418172 78 4866974 83 2
1 201 51476 45764 218612
4 8 5619003 84 5051536 51 1
1 201 53010 46176 235600
5 9 5827279 90 5243097 65 1
1 202 54544 46562 252771
6 0 6043275 96 5441922 17 0
1 202 56079 46924 270125
7 1 6267277 02 5648287 31 0
1 202 57613 47265 287662
8 2 6499582 08 5862477 75 0
1 202 59147 47588 305382
9 3 6740497 14 6084790 72 1
2 202 60681 47895 323285
0 4 6990342 20 6315534 13 2
2 202 62215 48186 341371
1 5 7249449 26 6555027 58 3
2 202 63749 48464 359640
2 6 7518159 32 6803603 47 5
2 202 65283 48730 378092
3 7 7796829 38 7061604 00 7
2 202 66817 48984 396728
4 8 8085829 44 7329390 23 0
2 202 68351 49228 415546
5 9 8385541 50 7607330 08 3
2 203 69885 49462 434547
6 0 8696362 56 7895810 37 6
2 203 71419 49687 453731
7 1 9018704 62 8195230 81 9
2 203 72953 49905 473099
8 2 9352994 68 8506004 06 3
2 203 74487 50114 492649
9 3 9699675 74 8828563 68 7
3 203 1005920 76021 50317 512383
0 4 7 80 9163354 19 2
3 203 1043206 77555 50513 532299
1 5 4 86 9510841 06 7
3 203 1081874 79089 9871505 50702 552399
2 6 2 92 71 2
3 203 1121975 80623 1024584 50886 572681
3 7 3 98 5 53 8
3 203 1163562 82158 1063438 51064 593147
4 8 8 04 1 86 4
3 203 1206691 83692 1103765 51238 613796
5 9 8 10 1 01 1
3 204 1251419 85226 1145621 51406 634627
6 0 4 16 4 29 7

Grafik 4.4 Proyeksi call kapal metode pertumbuhan

Grafik proyeksi bongkar muat kapal


14000000
12000000
10000000
8000000 proyeksi
6000000 aktual
4000000
2000000
0
2000 2010 2020 2030 2040 2050

Tahun

4.6.2 Proyeksi dengan metode regresi berganda dan moderat ( call vs penduduk dan pdrb)
Tabel 4.8 regresi berganda dan moderat
PERTUMBU
HAN BM BM
PDRB REGRESI
PENDUDU METODE KAPAL
N TAHU (METODE BERGAN MODER
K PERTUMB REGRESI
O N PERTUMB DA AT
(METODE UHAN POLINOM
UHAN) (optimis)
PERTUMBU (pesimis) IAL
HAN)
3879583.7 46451.090 5037785. 1687465. 505087
1 2015 77 99 9 8 5063958 2
4000295.0 49908.723 5224518. 1851853. 525822
2 2016 9 76 1 9 5291940 9
4124762.2 53623.728 5418171. 2018072. 547790
3 2017 75 84 7 4 5537633 2
4253102.1 57615.263 5619003. 2186121. 571068
4 2018 95 98 3 3 5802376 9
4385435.3 61903.912 5827279. 2356000. 595744
5 2019 47 98 1 5 6087611 5
4521885.9 66511.791 6043274. 2527710. 621908
6 2020 8 8 8 1 6394888 2
4662582.2 71462.662 6267276. 649657
7 2021 05 62 7 2701250 6725874 5
4807656.1 76782.056 6499581. 2876620. 679097
8 2022 24 39 6 3 7082359 0
4957243.9 82497.404 6740497. 710338
9 2023 45 49 1 3053821 7466268 2
5111486.1 88638.180 6990342. 743500
10 2024 16 15 5 3232852 7879669 6
5270527.4 95236.050 7249448. 3413713. 778711
11 2025 56 51 7 4 8324787 8
5434517.2 102325.03 3596405. 816108
12 2026 88 99 7518159 1 8804011 5
5603609.5 109941.70 7796829. 3780927. 855837
13 2027 81 51 4 2 9319912 1
5777963.0 118125.32 8085829. 3967279. 898054
14 2028 97 44 2 7 9875250 0
5957741.5 126918.09 4155462. 1047299 942926
15 2029 35 94 8385541 5 3 7
6143113.6 136365.37 8696362. 4345475. 1111633 990634
16 2030 9 33 1 7 0 6
6334253.6 146515.86 9018704. 4537319. 1180869 104136
17 2031 07 43 2 2 0 97
6531340.7 157421.91 9352994. 4730993. 1255375 109533
18 2032 47 72 3 1 8 76
6734560.1 169139.77 9699675. 4926497. 1335549 115275
19 2033 55 29 3 4 2 84
6944102.6 181729.85 1005920 1421814 121386
20 2034 33 87 7 5123832 9 78
7160164.9 1043206 1514630 127891
21 2035 21 195257.1 4 5322997 2 83
7382949.8 209791.25 1081874 5523992. 1614486 134818
22 2036 79 48 2 3 6 04
7612666.6 225407.27 1121975 1721912 142194
23 2037 81 37 3 5726818 3 38
7849531.0 242185.68 1163562 5931474. 1837475 150051
24 2038 05 65 8 1 1 90
8093765.2 260213.01 1206691 6137960. 1961785 158423
25 2039 45 69 8 5 0 84
8345598.7 279582.22 1251419 6346277. 2095497 167345
26 2040 12 94 4 3 6 85

Hasil proyeksi dengan menggunakan regresi berganda. Menghasilkan tingkat korelasi yang
signifikan dengan menggunakan trend data dengan mengkorelasikan antara bongkar muat
sebagai variabel yang ditentukan (defendent variable) dengan penduduk & pdrb sebagai
variabel yang menentukan (independent variable). Dengan formula sebagai berikut:

Y = A+Bx1+Cx2

Y = 2320363 0.14137x1 + 70.87169x1


Dimana:

X1 = Penduduk

X2 = PDRB

4.6.3 Grafik optimis, moderat, dan pesimis

25000000

20000000

15000000
pesimis
bongkar muat
optimis
10000000
moderat
data sebelumnya
5000000

0
2000 2010 2020 2030 2040 2050

tahun

Anda mungkin juga menyukai