PENDAHULUAN
Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari mata rantai
kelancaran muatan angkutan laut dan darat dalam menunjang dan menggerakkan
perekonomian, yang selanjutnya berfungsi sebagai kegiatan peralihan antar modal transport.
Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi, mengharuskan setiap pelabuhan
memiliki kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhan. Sejalan
dengan semakin berkembangnya suatu wilayah, maka salah satu yang dapat diamati adalah
meningkatnya arus penumpang, barang dan kendaraan dengan meningkatnya mobilitas ini
pada akhirnya akan menuntut pelayanan jasa transportasi yang efisien dengan tingkat
keselamatan, keamanan, kelancaran arus.penumpang dan kenyamanan. Pelabuhan merupakan
suatu pintu gerbang dan memperlancar hubungan antar daerah, pulau, atau bahkan antar
benua dan bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya (hinterland). Daerah belakang
ini adalah daerah yang memiliki kepentingan hubungan ekonomi, sosial, dan lain-lain dengan
pelabuhan tersebut
Pelabuhan Bitung adalah pelabuhan alam di kota Bitung, yang
merupakan pelabuhan terbesar dan satu-satunya pelabuhan di Sulawesi Utara
yang disinggahi kapal-kapal penumpang antar kota besar di Indonesia.
Adanya Pelabuhan Bitungmerupakan salah satu faktor penting yang mendorong
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan kota Bitung, selain dari kegiatan
perkebunan, pertanian dan perikanan.
Berdasarkan kondisi di atas, maka prasarana transportasi menjadi perlu dan penting
untuk dikembangkan bagi wilayah Sulawesi Utara dan sekitarnya, karena sebagai daerah
terbuka membutuhkan mobilitas manusia dan distribusi barang yang relatif tinggi. Adanya
peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan transportasi Iaut yang memadai seiring dengan
meningkatnya intensitas pembangunan di Kota Bitung dan sekitarnya.
1. Proyeksi data call kapal, bongkar muat, arus peti kemas, dan penumpang pada
pelabuhan Bitung.
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Bahasa Indonesia dikenal dua istilah yang berhubungan dengan arti pelabuhan
yaitu Bandar dan pelabuhan. Bandar (harbour) adalah daerah perairan yang terlindung
terhadap gelombang dan angina untuk berlabuhnya kapal-kapal. Pelabuhan (port) adalah
daerah parairan yang terlindung terhadap gelombang, yang di lengkapi dengan fasilitas
terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat untuk melakukan bongkar
muat barang, kran-kran, gudang laut dan tempat penyimpanan di mana kapal dapat
membongkar muat barangnya.
Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang/arus, sehingga
kapal dapat berputar (turning basin), bersandar/membuang sauh, demikian rupa hingga
bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan; guna mendukung
fungsi-fungsi tersebut dibangun dermaga, jalan, gudang, fasilitas penerangan,
telekomunikasi,dan sebagainya, sehingga fungsi pemindahan muatan dari/ke kapal yang
bersandar di pelabuhan menuju tujuan selanjutnya dapat dilakukan.
Adapun pengertian pelabuhan yaitu merupakan suatu pintu gerbang dan memperlancar
hubungan antar daerah, pulau, atau bahkan antar benua dan bangsa yang dapat memajukan
daerah belakangnya (hinterland). Daerah belakang ini adalah daerah yang memiliki
kepentingan hubungan ekonomi, sosial, dan lain-lain dengan pelabuhan tersebut.
Dari uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa pelabuhan merupakan Bandar yang
di lengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang seperti
dermaga, tambatan, dengan segala perlengkapan.Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi ini
dua per tiganya terdiri atas perairan. Daerah yang begitu luasnya membutuhkan suatu sarana
dan prasarana yang akan menghubungkan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.
Peranan pelayaran adalah sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan,
pertahanan dan keamanan serta hal-hal yang lainnya. Pelayaran dapat di bedakan menjadi
dua bagian yaitu pelayaran niaga dan bukan niaga. Di mana pelayaran niaga yaitu usaha
pengangkutan barang, terutama barang dagangan, melalui laut antar tempat atau pelabuhan
sedangkan yang bukan niaga yaitu meliputi pelayaran patroli, survey kelautan dan lainnya.
Kapal sebagai sarana pelayaran yang menghubungkan antar daerah mempunyai peran yang
sangat penting dalam sistem angkutan laut. Untuk mendukung kegiatan dari kapal dalam
melakukan kegiatan pelayaran dibutuhkan prasarana berupa pelabuhan. Pelabuhan
merupakan tempat pemberhentian (terminal) kapal setelah melakukan pelayaran. Di
pelabuhan ini kapal melakukan berbagai kegiatan seperti menaik-turunkan penumpang,
bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, mengadakan
perbekalan dan sebagainya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan suatu pelabuhan antara lain
adalah kebutuhan akan pelabuhan dan pertimbangan ekonomi volume perdagangan melalui
laut dan adanya hubungan dengan daerah pedalaman baik melalui darat maupun dari laut. Di
rencanakannya suatu pelabuhan di akibatkan karena :
1. Adanya pertimbangan politik.
2. Adanya keperluan untuk melayani dan meningkatkan kegiatan ekonomi daerah di
belakangnya dan untuk menunjang kelancaran perdagangannya.
3. Untuk mendukung kelancaran produksi suatu perusahaan ataukah suatu pabrik
Oleh karena itu pelabuhan harus memenuhi beberapa persyaratan berikut :
1. Pelabuhan berada dalam suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang
(hinterland) yang subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
2. Adanya hubungan yang mudah antara transportasi darat dan pelabuhan seperti
jalan raya, truk, kereta, dan lain-lain.
3. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang sesuai.
4. Kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama
menunggu untuk merapat ke dermaga untuk mengadakan bongkar muat serta
pengisian bahan bakar.
5. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang (crane, dll) serta
gudang-gudang penyimpanan barang dan fasilitas reparasi kapal.
2.3 Pemilihan Lokasi Pelabuhan
Pemilihan lokasi untuk membangun pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan.
Pemilihan lokasi tergantung dari beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi,
kedalaman dan luas perairan, perlindungan pelabuhan terhadap gelombang, arus dan
sedimentasi, daerah daratan yang cukup luas untuk menampung barang yang akan dibongkar
muat, jalan-jalan untuk transportasi, dan daerah industri di belakangnya. Berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi pelabuhan adalah sebagai berikut :
2. Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan kolam
pelabuhan.
3. Tinjauan topografi dan geologi. Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus
memungkinkan untuk membangun suatu pelabuhan dan kemungkinan untuk
pengembangan di masa mendatang. Daerah daratan harus cukup luas untuk
membangun suatu fasilitas pelabuhan seperti dermaga, jalan, gudang, dan juga daerah
industri. Kondisi geologi juga perlu diteliti mengenai sulit tidaknya melakukan
pengerukan daerah perairan dan kemungkinan menggunakan hasil pengerukan
tersebut untuk menimbun tempat lain.
6. Tinjauan pelayaran. Pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang
akan menggunakannya. Diharapkan bahwa kapal-kapal yang sedang memasuki
pelabuhan tidak mengalami dorongan arus pada arah tegak lurus sisi kapal. Demikian
juga, sedapat mungkin kapal-kapal harus memasuki pelabuhan pada arah sejajar
dengan arah angin dominan. Gelombang yang mempunyai amplitudo besar akan
menyebabkan diperlukannya kedalaman saluran pengantar yang lebih besar, karena
pada keadaan tersebut kapal-kapal bergoyang naik turun sesuai dengan fluktuasi
muka air.
Oleh karena kegiatan di pelabuhan harus dilakukan secepat mungkin, maka pelabuhan
harus bisa memenuhi sejumlah fasilitas yang dapat menunjang seluruh pekerjaan di
pelabuhan.
Fasilitas yang terdapat pada pelabuhan yang direncanakan dapat dikelompokkan dalam
dua bagian, yaitu:
Adalah segala sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh sebuah pelabuhan untuk
penyelenggaraan operasional di pelabuhan.
2.5.1 Dermaga
Dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya kapal untuk
melakukan proses bongkar muat barang, yang dilengkapi dengan tambatan dan peralatan
bongkar muat untuk mengangkut barang dari dan ke kapal. Dermaga dapat dibedakan
atas dua tipe, yaitu wharf (sejajar garis pantai) dan Pier (menjorok ke laut). Apron adalah
halaman dermaga yang dapat digunakan untuk menempatkan barang-barang selama
menunggu pengapalan atau angkutan ke darat.
2.6.1 Gudang
Gudang yang terletak di belakang dermaga untuk menyimpan barang-barang yang
berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Gudang dalam pelabuhan dapat
diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan kegunaannya.
a. Gudang Lini I : disebut sebagai daerah pabean (customs area) dan dapat disebut
juga sebagai transit shed.
b. Gudang Lini II : gudang ini letaknya pada daerah belakang lini I. Barang dalam
gudang ini biasanya menunggu untuk dikeluarkan dari pelabuhan atau barang
yang ditimbun lebih lama.
c. Gudang Pendingin: Diperlukan bila muatan dingin dari kapal perlu dijaga
suhunya sebelum dididtribusikan.
Derek kapal
Alat ini digunakan untuk mengangkat muatan yang tidak terlalu berat dan
pengangkatan berlaku untuk radius kecil, yaitu sekitar 6 meter dari lambung kapal.
Kran darat
Kran darat merupakan pesawat bongkar muat dengan lengan cukup panjang yang
ditempatkan di atas dermaga pelabuhan, dipinggir permukaan perairan pelabuhan. Kran
mempunyai roda dan dapat berpindah sepanjang rel kerta api. Jarak jangkauan lengan
sampai radius 20 meter dari lambung kapal.
Bengkel pemeliharaan
Adalah fasilitas yang disediakan untuk memelihara dan merawat peralatan bongkar
muat dan peralatan lainnya yang berkaitan dengan operasional pelabuhan.
Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Dua
Saudara[3] dan sebuah pulau yang bernama Lembeh. Banyak penduduk Kota Bitung yang
berasal dari suku Sangir, sehingga kebudayaan yang ada di Bitung tidak terlepas dari
kebudayaan yang ada di wilayah Nusa Utara tersebut. Kota Bitung merupakan kota industri,
khususnya industri perikanan. Kota Bitung terletak pada posisi geografis di antara 1 23' 23"
- 1 35' 39" LU dan 125 1' 43" -1 25 18' 13" BT dan luas wilayah daratan 304 km.
3.2 Topografi
Dari aspek topografis, sebagian besar daratan Kota Bitung berombak berbukit 45,06%,
bergunung 32,73%, daratan landai 4,18% dan berombak 18,03%. Di bagian timur mulai dari
pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan daratan
yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik dapat dikembangkan
sebagai wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan jasa.
Kelurahan : Pateten
Kecamatan : Bitung Timur
Kabupaten/Kotamady
: Kodya Bitung
a
Propinsi : : Sulawesi Utara
Status Pelabuhan : Pelabuhan Diusahakan
Jenis Pelabuhan : Pelabuhan Umum
Kode Pos : 95522
Telepon : (0438) 21196,21310,21313
Faximile : (0438) 21380
Telex / VHF :-
Kelas Pelabuhan : I (satu)
Kepanduan
Status Pemanduan : Pelabuhan Wajib Pandu
Koordinat Perairan
: 01 25'00 N / 12511 '00 E
Pandu
Sarana Pemanduan : 2(dua) unit Kapal Tunda, 4 (empat) unit Kapal
Pandu, 4(empat) orang pandu
Pelabuhan Bitung adalah pelabuhan, Kota Bitung, Sulawesi Utara merupakan pelabuhan
terbesar di Sulawesi Utara yang disinggahi kapal-kapal penumpang antar kota besar di
Indonesia. Adanya Pelabuhan Bitung merupakan salah satu faktor penting yang mendorong
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan di Sulawesi Utara, selain dari kegiatan
perkebunan, pertanian dan perikanan.
HIDRO OCEANOGRAPHY PELABUHAN BITUNG
1. Panjang Alur Pelayaran / Length of Channel : 9 Mil
2. Lebar Alur Pelayaran / Width of Channel : 800 M~
3. Kedalaman Alur Minimum / Min Depth in Channel : 16 M
4. Luas Kolam Pelabuhan / Basin Area : 4,32 Ha
5. Kedalaman Kolam Minimum / Min Depth in Basin : 12 M
6. Kecepatan Angin / Wind Velocity : 3 Knot
7. Kecepatan Arus / Current Velocity : 3 Knot
8. Tinggi Gelombang / Wave Height :1M
9. Pasang Surut / Tidal Height
10. High Water Spring : 1,8 M
11. Low Water Spring : 1,2 M
3.5 Master plan
Dermaga Kontainer
Terdapat 4 fasilitas gudang pada Pelabuhan Bitung. Kondisi setiap fasilitas gudang pada
Pelabuhan Bitung disajikan pada Tabel 3.3 berikut:
A C D BUTLER
Luas (M2) 4320 4320 4320 4320
Kapasitas (T/M2) 2592 2592 2592 2592
Tahun Pembuatan 1957 1957 1957 1968
Pemilik PT. Pelabuhan Indonesia IV
Konstruksi Lantai beton, dinding tembok, rangka baja, dan atap
aluminium
Kondisi (%) 50 50 50 50
TERMINAL PENUMPANG
Luas (M2) 2145
Pemilik PT. Pelindo IV
Kondisi fasilitas peralatan bongkar muat pada Pelabuhan Bitung adalah sebagai berikut
(Pelindo IV) :
Selain itu juga terdapat fasilitas-fasilitas lain yang menunjang pengoperasian Pelabuhan
yaitu :
Pengisian Bahan bakar (hanya diesel dan bahan bakar laut, yang disediakan
oleh PERTAMINA) .
Gudang Penyimpanan
Imigrasi
ANALISIS DATA
Analisa data dilakukan untuk memperoleh gambaran perkembangan kegiatan lalu lintas
barang, penumpang,curah dan peti kemas serta kunjungan kapal di pelabuhan pada masa
yang lampau baik dari segi karakteristik serta kecenderungannya. Termasuk mempersiapkan
analisa terhadap data dan atas jasa-jasa pelabuhan bagi lalu lintas barang, penumpang dan
ternak pada masa lampau maupun kemungkinannya pada masa yang akan datang.
a) Model regresi linier berganda yaitu fungsi linier yang melibatkan lebih dari satu variable
bebas dan dapat diformulasikan sebagai berikut.
y x1 , x 2 ax1 bx 2 c
Rata-rata Proyeksi
Pertumbuha
No Tahun Penduduk Pertumbuhan Metode
n
(A) Pertumbuhan
1 2005 2862805
2 2006 2962275 3%
3 2007 3021908 2%
4 2008 3075739 2%
5 2009 3116331 1%
3%
6 2010 3422932 10%
7 2011 3510053 3%
8 2012 3617551 3%
9 2013 3685614 2%
10 2014 3762515 2%
3879583.
11 2015 78
4000295.
12 2016 09
4124762.
13 2017 28
4253102.
14 2018 19
4385435.
15 2019 35
4521885.
16 2020 98
4662582.
17 2021 21
4807656.
18 2022 12
4957243.
19 2023 94
5111486.
20 2024 12
5270527.
21 2025 46
5434517.
22 2026 29
5603609.
23 2027 58
5777963.
24 2028 1
5957741.
25 2029 54
6143113.
26 2030 69
6334253.
27 2031 61
6531340.
28 2032 75
6734560.
29 2033 15
6944102.
30 2034 63
7160164.
31 2035 92
7382949.
32 2036 88
7612666.
33 2037 68
7849531.
34 2038 01
8093765.
35 2039 25
8345598.
36 2040 71
8000000
6000000
AKTUAL
JUMLAH PENDUDUK
4000000 PROYEKSI
2000000
0
20102020203020402050
TAHUN
Hasil proyeksi dengan menggunakan trend data serta tingkat pertumbuhan rata-rata dari
jumlah penduduk di Bitung selama 10 tahun (2005 2014) menghasilkan tingkat korelasi
yang signifikan dengan menggunakan trend data dengan mengkorelasikan antara waktu
sebagai variabel yang menentukan (independent variable) dan jumlah penduduk sebagai
variabel yang ditentukan (dependent variable) sebagai (proyeksi rendah). Hasilnya adalah
fungsi linier dengan formula sebagai berikut:
Y = 107567x + 3000000
R2 = 0.9651
2268 7%
1 2005 1
2454
2 2006 2 8%
2598
3 2007 9 6%
2789
4 2008 0 7%
3031
5 2009 0 9%
6 2010 3263 8%
3
3630
7 2011 0 11%
3852
8 2012 6 6%
4090
9 2013 0 6%
4323
10 2014 3 6%
11 2015 46451.09
12 2016 49908.72
13 2017 53623.73
14 2018 57615.26
15 2019 61903.91
16 2020 66511.79
17 2021 71462.66
18 2022 76782.06
19 2023 82497.4
20 2024 88638.18
21 2025 95236.05
22 2026 102325
23 2027 109941.7
24 2028 118125.3
25 2029 126918.1
26 2030 136365.4
27 2031 146515.9
28 2032 157421.9
29 2033 169139.8
30 2034 181729.9
31 2035 195257.1
32 2036 209791.3
33 2037 225407.3
34 2038 242185.7
35 2039 260213
36 2040 279582.2
Hasil proyeksi dengan menggunakan trend data serta tingkat pertumbuhan rata-rata dari
pertumbuhan PDRB di Bitung selama 10 tahun (2005 2014) menghasilkan tingkat korelasi
yang signifikan dengan formula fungsi regresi linier sebagai berikut:
Rata-
Per Proyeksi Regresi e Regresi Regresi e
rata Regresi
CALL tum Metode Eksponensia Logaritma Polinomial
No Tahun Pertu Linier (R
KAPAL buh Pertumbu l (R = (R = (R =
mbuh = 0.9876)
an han 0.9965) 0.8396) 0.998)
an (A)
200 5% 3873.0 3953.47 3997.6
1 5 4013 4013 2 2 3552 74
200 3 4129.3 4160.32 4228.6 4170.8
2 6 4143 % 4143 4 9 29 36
200 5 4385.6 4378.00 4624.4 4364.7
3 7 4353 % 4353 6 9 32 86
200 6 4641.9 4905.2 4579.5
4 8 4597 % 4597 8 4607.08 59 24
200 5 4848.13 5123.0 4815.0
5 9 4810 % 4810 4898.3 5 85 5
6 201 5143 7 5143 5154.6 5101.80 5301.0 5071.3
0 % 2 4 62 64
201 3 5410.9 5368.74 5451.5 5348.4
7 1 5312 % 5312 4 5 39 66
201 5 5667.2 5649.65 5581.8 5646.3
8 2 5594 % 5594 6 3 88 56
201 7 5923.5 5945.25 5696.8 5965.0
9 3 5982 % 5982 8 9 65 34
1 201 6 6256.33 5799.7
0 4 6317 % 6317 6179.9 2 14 6304.5
1 201 6644.0 6436.2 6583.68 5892.7 6664.7
1 5 8736 2 2 53 54
1 201 6988.1 6692.5 6928.15 5977.6 7045.7
2 6 10947 4 9 91 96
1 201 7349.9 6948.8 7290.66 6055.8 7447.6
3 7 47699 6 1 27 26
1 201 7730.5 7205.1 7672.12 6128.1 7870.2
4 8 19963 8 9 69 44
1 201 8130.7 8073.55 6195.5 8313.6
5 9 97844 7461.5 7 17 5
1 202 8551.8 7717.8 8495.98 6258.5 8777.8
6 0 01675 2 9 18 44
1 202 8994.6 7974.1 8940.52 6317.6 9262.8
7 1 04626 4 4 98 26
1 202 9460.3 8230.4 9408.31 6373.4 9768.5
8 2 35429 6 8 94 96
1 202 9950.1 8486.7 9900.58 6426.2 10295.
9 3 81265 8 8 73 15
2 202 10465. 10418.6 6476.3 10842.
0 4 39078 8743.1 2 44 5
2 202 11007. 8999.4 10963.7 6523.9 11410.
1 5 27729 2 5 71 63
2 202 11577. 9255.7 6569.3 11999.
2 6 22208 4 11537.4 83 56
2 202 12176. 9512.0 12141.0 6612.7 12609.
3 7 678 6 7 75 27
2 202 12807. 9768.3 12776.3 6654.3 13239.
4 8 17308 8 3 21 76
2 202 13470. 10024. 13444.8 6694.1 13891.
5 9 31452 7 2 7 05
2 203 14167. 10281. 6732.4 14563.
6 0 79269 02 14148.3 56 12
2 203 14901. 10537. 14888.5 6769.2 15255.
7 1 38552 34 8 97 99
2 203 15672. 10793. 15667.5 6804.7 15969.
8 2 96299 66 9 98 64
2 203 16484. 11049. 16487.3 6839.0 16704.
9 3 49189 98 6 53 07
3 203 17338. 11306. 17350.0 6872.1 17459.
0 4 04088 3 3 47 3
3 203 18235. 11562. 18257.8 6904.1 18235.
1 5 7857 62 3 55 31
3 203 19180. 11818. 19213.1 6935.1 19032.
2 6 01477 94 3 47 12
3 203 20173. 12075. 20218.4 6965.1 19849.
3 7 13498 26 2 86 71
3 203 21217. 12331. 21276.3 6994.3 20688.
4 8 67788 58 1 27 08
3 203 22316. 12587. 22389.5 7022.6 21547.
5 9 30606 9 5 24 25
3 204 23471. 12844. 23561.0 7050.1 22427.
6 0 82002 22 3 24 2
tahun
Grafik 4.3
Proyeksi call kapal metode pertumbuhan
Hasil proyeksi dengan menggunakan regresi berganda. Menghasilkan tingkat korelasi yang
signifikan dengan menggunakan trend data dengan mengkorelasikan antara bongkar muat
sebagai variabel yang ditentukan (defendent variable) dengan penduduk & pdrb sebagai
variabel yang menentukan (independent variable). Dengan formula sebagai berikut:
Y = A+Bx1+Cx2
Y = 1878.996 0.00019x1 + 0.116773x1
Dimana:
X1 = Penduduk
X2 = PDRB
35000
30000
25000
20000 optimis
moderat
15000 pesimis
data awal
10000
5000
0
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
Tahun
4.6.2 Proyeksi dengan metode regresi berganda dan moderat ( call vs penduduk dan pdrb)
Tabel 4.8 regresi berganda dan moderat
PERTUMBU
HAN BM BM
PDRB REGRESI
PENDUDU METODE KAPAL
N TAHU (METODE BERGAN MODER
K PERTUMB REGRESI
O N PERTUMB DA AT
(METODE UHAN POLINOM
UHAN) (optimis)
PERTUMBU (pesimis) IAL
HAN)
3879583.7 46451.090 5037785. 1687465. 505087
1 2015 77 99 9 8 5063958 2
4000295.0 49908.723 5224518. 1851853. 525822
2 2016 9 76 1 9 5291940 9
4124762.2 53623.728 5418171. 2018072. 547790
3 2017 75 84 7 4 5537633 2
4253102.1 57615.263 5619003. 2186121. 571068
4 2018 95 98 3 3 5802376 9
4385435.3 61903.912 5827279. 2356000. 595744
5 2019 47 98 1 5 6087611 5
4521885.9 66511.791 6043274. 2527710. 621908
6 2020 8 8 8 1 6394888 2
4662582.2 71462.662 6267276. 649657
7 2021 05 62 7 2701250 6725874 5
4807656.1 76782.056 6499581. 2876620. 679097
8 2022 24 39 6 3 7082359 0
4957243.9 82497.404 6740497. 710338
9 2023 45 49 1 3053821 7466268 2
5111486.1 88638.180 6990342. 743500
10 2024 16 15 5 3232852 7879669 6
5270527.4 95236.050 7249448. 3413713. 778711
11 2025 56 51 7 4 8324787 8
5434517.2 102325.03 3596405. 816108
12 2026 88 99 7518159 1 8804011 5
5603609.5 109941.70 7796829. 3780927. 855837
13 2027 81 51 4 2 9319912 1
5777963.0 118125.32 8085829. 3967279. 898054
14 2028 97 44 2 7 9875250 0
5957741.5 126918.09 4155462. 1047299 942926
15 2029 35 94 8385541 5 3 7
6143113.6 136365.37 8696362. 4345475. 1111633 990634
16 2030 9 33 1 7 0 6
6334253.6 146515.86 9018704. 4537319. 1180869 104136
17 2031 07 43 2 2 0 97
6531340.7 157421.91 9352994. 4730993. 1255375 109533
18 2032 47 72 3 1 8 76
6734560.1 169139.77 9699675. 4926497. 1335549 115275
19 2033 55 29 3 4 2 84
6944102.6 181729.85 1005920 1421814 121386
20 2034 33 87 7 5123832 9 78
7160164.9 1043206 1514630 127891
21 2035 21 195257.1 4 5322997 2 83
7382949.8 209791.25 1081874 5523992. 1614486 134818
22 2036 79 48 2 3 6 04
7612666.6 225407.27 1121975 1721912 142194
23 2037 81 37 3 5726818 3 38
7849531.0 242185.68 1163562 5931474. 1837475 150051
24 2038 05 65 8 1 1 90
8093765.2 260213.01 1206691 6137960. 1961785 158423
25 2039 45 69 8 5 0 84
8345598.7 279582.22 1251419 6346277. 2095497 167345
26 2040 12 94 4 3 6 85
Hasil proyeksi dengan menggunakan regresi berganda. Menghasilkan tingkat korelasi yang
signifikan dengan menggunakan trend data dengan mengkorelasikan antara bongkar muat
sebagai variabel yang ditentukan (defendent variable) dengan penduduk & pdrb sebagai
variabel yang menentukan (independent variable). Dengan formula sebagai berikut:
Y = A+Bx1+Cx2
X1 = Penduduk
X2 = PDRB
25000000
20000000
15000000
pesimis
bongkar muat
optimis
10000000
moderat
data sebelumnya
5000000
0
2000 2010 2020 2030 2040 2050
tahun