PERSALINAN / PARTUS
Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam
uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa
memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali
episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi /
ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per
abdominam dengan sectio cesarea.
Beberapa istilah
Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
Passage
Keadaan jalan lahir
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik
mayor)
(faktor2 P lainnya : psychology, physician, position)
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor P tersebut,
persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
Kala 1
Kala 2
Kala 3
Kala 4
HIS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai
dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal
gelombang tersebut didapat dari pacemaker yang terdapat di dinding uterus
daerah tersebut.
1. iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus
hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks
terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-
4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Kala 2
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga
akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu
kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu,
dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk
mengeluarkan bayi.
Kala 3
PERSALINAN KALA 1 :
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur,
makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran
darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Berakhir pada waktu
pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak
dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
2. ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan
ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida
berbeda dengan pada multipara :
PERSALINAN KALA 2 :
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap.Berakhir pada saat bayi telah
lahir lengkap.His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat.Selaput
ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam. Gerakan utama
pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala.
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus
dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut
dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his
dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3)
kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin
terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah
dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter
suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan
sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi
anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan
dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul /
trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
PERSALINAN KALA 3 :
KALA 4 :
OBSERVASI PASCAPERSALINAN
PERENCANAAN KALA I
DIAGNOSA
KEPERAWATA TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
N
-Observasi DJJ.
PERENCANAAN KALA II
DIAGNOSA
KEPERAWATA TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
N
1. Nyeri Tujuan jangka Kaji tingkat nyeri & Dapat ditentukan
berhubungan panjang : ketidaknyaman intervensi selanjutnya.
dengan Rasa nyeri dapat an pasien
kontraksi dikontrol. melalui repon
dan dilatasi verbal dan non
serviks. Tujuan jangka verbal.
pendek : Menambah pemahaman
Beritahu penyebab pasien sehingga nyeri
rasa nyeri. dapat dikontrol.
Kriteria:
- Raut wajah tidak Memudahkan proses
tampak kesakitan. Atur posisi baring persalinan.
- Ibu mengatakan terlentang
nyeri berkurang. dengan kedua
- Ibu tenang kaki ditekuk. Mengetahui kemajuan
menghadapi persalinan kesejahtetraan
persalinan. Observasi DJJ, his, janin dan ibu sehingga
dan kemajuan dapat mengambil
persalinan dan tindakan yang tepat.
vital sign.
Menghambat impuls nyeri
yang berdiameter kecil
sehingga tidak
Massage painful dipersepsikan ke cortex
area pinggang cerebri.
dan bokong.
Penurunan kepala yang
menekan perineum
(Perineum menonjol
Pantau penonjolan merupakan tanda siap
perineal dan melahirkan)
rectal dan
pembukaan Meningkatkan
muara vagina. pengetahuan dan
kerjasasama untuk
tindakan selanjutnya.
Ajarkan klien
melakukan Mempercepat kelahiran
teknik bayi.
relaksasi.
Lakukan
pertolongan
persalinan.
DIAGNOSA
TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
Ajarkan pasien
menggunak Menghampat hantaran
an teknik impuls nyeri.
rerlaksasi.
Bantu tindakan
rasa nyaman Indikator kesejahteraan
dengan ibu.
usapan
lembut pada
perut psien.
Observasi
tanda-tanda
vital
Lahirkan
plasenta
PERENCANAAN KALA IV
DIAGNOSA
KEPERAWAT TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
AN
1. Gangguan Tujuan jangka panjang 1.1. Kaji tingkat Mengetahui tingkat nyeri
rasa : nyeri & sehingga dapat
nyama Rasa nyaman ketidaknyamanan memberikan intervensi
nyeri pasien terpenuhi. yang dirasakan selanjutnya.
berhubung oleh pasien.
an dengan Tujuan jangka Meningkatkan pemahaman
trauma pendek : 1.2. Beritahu pasien tentang rasa nyeri.
jalan lahir Ibu beradaptasi penyebab rasa
dan dengan nyeri nyeri. Memperbaiki luka pada
perineum. perineum.
Kriteria:
2. Resiko - Raut wajah tidak 1.3. Jahit Memberi rasa nyaman.
tinggi tampak kesakitan luka/ruptur
terhadap dan meringis. perineum.
kekuranga - Ibu mengatakan
n volume nyeri berkurang. 1.4. Bersihkan
cairan - Ibu tenang. daerah perineum
tubuh dan sekitarnya, Mengetahui keadaan
berhubung Tujuan jangka panjang ganti pakaian pasien.
an dengan : pasien dengan
ruptur Tidak terjadi yang bersih.
jalan lahir. kekurangan cairan Mengetahui jumlah
tubuh. 1.5. Observasi perdarahan
tanda-tanda vital.